Cintaku Pada Presdir - Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
Sesaat aku merasa bersalah dan tidak bisa membantah.
“Baiklah, kembalilah bekerja.” Setelah berkata itu dia pun langsung kembali menuju ke ruanganya.
Aku meregangkan ototku kemudian melihat jam, sudah jam 2 lebih, aku pun segera kembali ke meja kerjaku dan mulai mendesain.
Aku membuat janji dengan agen properti untuk pindah pada hari sabtu nanti, jadi dua hari ini setelah pulang kantor aku akan mulai mengemas-ngemasi barang.
Hari sabtu aku bangun pagi-pagi,sembari pelan-pelan menurunkan koper satu per satu ke bawah aku memesan mobil dari aplikasi.
Zhou Xueke awalnya akan datang membantuku, tapi karena kopernya tidak begitu banyak, aku menyuruhnya tak perlu datang membantuku dan menyuruhnya langsung ke rumah baru ku untuk makan malam.
Dalam perjalanan menuju rumah baru, aku memandangi jalan seiring dengan itu ada sedikit rasa kehilangan yang terasa.
Tak disangka aku dalam waktu yang sangat singkat telah pindah rumah 2 sampai 3 kali, membuatku merasa tidak tenang.
Kelihatan seperti orang yang hidupnya tidak pasti.
Dibawah matahari musim panas yang sedang terik-teriknya, aku sudah merasa sangat gerah, tapi tidak ada pilihan lain mau tidak mau juga harus memindahkan semua koper bawaanku.
Siapa sangka, baru saja mengangkat satu kardus ada satu tangan yang menyambut dan membantuku mengangkatnya.
Aku mendangak dan kaget.
“Fu, Direktur Fu kenapa bisa disini?”
Direktur Fu ternyata ada disini.
Direktur Fu dengan ekspresi datar mengangkat kardus sambil berjalan menuju ke elevator, “Membantumu pindahan.”
Aku pun membuka mulut terkagum, “Terima kasih Direktur Fu.”
Dia kelihatan seperti pria yang sangat lembut, tetapi tenaganya sungguh tak usah diragukan, dia membantu memindahkan semua barangku tanpa sedikitpun mengeluh lelah.
Ketika aku sedang ragu untuk mengajaknya makan malam atau sesuatu, tiba tiba dia menyela: “Sekarang kamu sudah pindah, aku harap kamu bisa lebih konsen dalam bekerja dan melakukan sesuatu bisa lebih fokus.”
Terpikir kinerja kerjaku belakangan ini memang tidak terlalu konsen dan merasa bersalah karenanya. Aku pun berjanji, “Baiklah, belakangan ini memang aku sedang banyak masalah, sehingga mempengaruhi kinerjaku. Tenang saja, aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh.”
Mendengar kataku dia pun mengangguk pelan dan bersiap untuk pergi, menyempatkan diri berkata: “Desain kalung Summer Night harus kamu kerjakan sungguh-sungguh, aku mungkin akan mengajukan desainmu untuk bersaing untuk memenangkan proyek besar.”
“Benarkah?!”
Aku tak percaya dia berani begitu cepat mengikut sertakan aku dalam suatu proyek.
Lebih-lebih dia mau menggunakan desainku untuk disaingkan.
Pandangan matanya terselip sedikit rasa humor, “Iya, aku pergi dulu ya.”
Setelah mengatakan itu dia pun berbalik pergi.
Seluruh tubuh ku dipenuhi rasa bahagia.
Ini artinya, dia sudah mengakui aku!
Aku saat ini mirip pengantin baru,aku pun melangkah memasuki rumah baruku dan mulai merapihkanya.
Setelah selesai berberes, karena tidak membeli sayur, aku pun memesan makanan online, lalu membuka komputer dan mulai mendesain dengan sepenuh hati.
Mendapat pengakuan Fu Songhe tak mudah, aku tidak boleh mengecewakannya.
Terlebih lagi, dia siap bersaing untuk sebuah proyek besar. Aku harus mencoba sebaik mungkin untuk membuat rancangan desain yang dapat mencuri perhatian dari sisanya, sehingga aku bisa membanggakan dirinya.
Karena sibuk sehingga lupa waktu, sampai aku lupa telah membuat janji dengan Zhou Xueke.
“Dingdong------”
Ketika mendegar suara bel aku pun baru teringat hal ini.
Aku memakai sandal rumah dan segera membuka pintu, “Kamu sudah sampai!”
“Ayo cepat bantu aku, ini aku tenteng dari Supermarket, berat sekali.”
Zhou Xueke mennenteng dua plastik besar yang penuh dengan sayur dan daging segar, bumbu masak, susu dan beberapa makanan ringan.
Aku mengambil satu dari 2 kantung belanja yang sedang di tentengnya, sembari bersyukur, “Untung kamu sudah beli sayur, aku lupa kita ada janji makan malam, bahkan aku lupa membeli sayur.”
“Sudah kuduga, seharian ini kamu sibuk sampai telepon dariku pun tak diangkat. Jangan-jangan kamu juga lupa ada orang bernama Zhou Xueke?”
Mulutnya yang penuh dengan omelan bertolak belakang dengan wajahnya yang penuh dengan tawa, kelihatan dia sama sekali tidak ambil hati masalah aku melupakan janji kali ini.
Aku tertawa pelan, “Siapa yang berani?”
Dia melepaskan sepatu hak tingginya, dengan kaki telanjang berjalan masuk sambil melihat sekitar dengan tatapan penuh penilaian: “Rumah ini lumayan, rasanya lumayan nyaman dan hangat.”
“Benarkan, aku juga merasa lumayan pada pandangan pertama, makanya aku menyewanya.”
Sembari berbicara aku menenteng plastik belanjaan tersebut ke dapur, dan mulai memasukan belanjaan ke dalam lemari es, setelah melihat-lihat sayur yang dia beli, aku bertanya, “Malam ini kita makan daging ayam tumis kentang, tumis sayur, dan kuah labu dengan daging, okay tidak?”
“Okay kok.”
Dia tidak pemilih dalam hal makanan.
Lauk hari ini semua adalah handalanku, sehingga hanya dalam waktu satu jam semua lauknya sudah tertata rapi di meja dan sudah siap disantap.
Saat makan malam, tingkah laku Zhou Xueke lebih diam dari biasanya, seperti ada sesuatu yang ingin dia ungkapkan, tetapi tidak tahu bagaimana untuk memulainya.
Aku kira-kira sudah bisa menebak apa yang akan dia katakan, aku pun membuka mulut, “Kamu ingin ngomong apa, langsung ngomong aja, diantara kita berdua tidak usah ada yang dikhawatirkan.”
Dia tidak menghabiskan sup yang tersisa di mangkoknya, kemudian menghela napas, “Sebenarnya tidak ada apa-apa, aku mengerti mengapa kamu melakukan ini.”
Aku awalnya mengira dia akan mengatakan beberapa alasan, karena bagaimanapun Zhou Ziyun itu kakaknya.
Tapi katanya, dia mengerti aku.
Sebagian hatiku yang masih tak merasa tenang, perlahan pun kembali tenang, “Aku awalnya khawatir tidak tahu bagaimana bisa menjelaskanya padamu.”
“Tak perlu dijelaskan, aku juga tidak mungkin hanya karena Zhou Ziyun adalah kakakku, aku tidak bisa mempengaruhi keputusanmu.” Ungkap dia dengan ekspresi ragu.
Setelah makan pun, dia langsung bangkit dan menyuci piring. Karena takut aku tidak kerasan dia pun menginap.
Aku tentu setuju, seorang diri tinggal di rumah baru tentu ada sedikit ketakutan.
Aku memang dari dulu bukanlah orang pemberani.
Mungkin karena telah pindah ke rumah baru, hatiku sudah tidak setertekan dulu, kinerja kerjaku pun telah kembali.
Selasa depan, aku dengan lancar mengumpulkan hasil desainku.
Hari itu juga, Fu Songhe memanggilku ke ruanganya.
“Direktur Fu.”
Aku berdiri dengan sopan didepan meja kerjanya, ini kali pertama aku masuk ke ruangannya.
Di mendongak dari layar computer dan menatapku dengan alis mengkerut dan melambaikan tangan. “Sini.”
Aku tercengang sejenak, berjalan mengelilingi meja, hanya untuk mengetahui apa yang dia ingin tunjukan.
“Bagian ini sebenarnya bisa dihapus, walaupun bagian ini sangat inovatif, tapi juga membuatnya kelihatan lebih rumit, lagi pula tema musim panas seharusnya konsepnya lebih segar dan enerjik.” Katanya sambil menunjuk kearah gambar rancanganku, dan menunjukan kekuranganya.
“Baik, aku akan segera merevisinya.”
Sebenarnya bagian ini aku juga sudah sangat lama mempertimbangkannya.
“Ada lagi, setelah menghilangkan bagian ini, seluruh desain dari kalung ini akan menjadi terlalu sederhana, kamu harus memikirkan cara tanpa menambahkan apapun tapi bisa mengindahkan desain ini.”
Setelah beberapa saat terdiam, dia kembali berkata, “Paling lambat besok sore sudah dikumpulkan kepadaku.”
Hanya ada sehari.
Aku sebenarnya agak ragu, tetapi tetap saja mengiyakannya, “Baik.”
Sudah seharian aku duduk di mejaku, di otakku sama sekali tidak terlintas ide apapun, sungguh kacau.
Semakin aku panik, aku semakin bingung.
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoMata Superman
BrickYou're My Savior
Shella NaviHanya Kamu Hidupku
RenataMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniThat Night
Star AngelIstri Yang Sombong
JessicaRahasia Istriku
MahardikaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu