Cintaku Pada Presdir - Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
Dia membalikkan badan lalu pergi, sewaktu dia berjalan di depan tangga, lalu berkata dengan nada dingin: “Jika kamu ingin pergi ke rumah sakit teleponlah Chen Lin, biarkan dia mengantar kamu kesana.”
Aku memegang bagian perutku yang sakit, bersandar di dinding, melihat bayangan tubuhnya, tertawa dengan dingin.
Jika Song Jiamin mengalami masalah dia bergegas untuk pergi melihatnya, sedangkan aku, jika mengalami masalah hanya bisa mencari sekretarisnya.
Aku mencari obat sakit lambung di rumah, lambungku sudah tidak begitu sakit, tetapi aku masih tidak bisa tidur, hatiku terasa seperti telah dirobek sehingga dinginnya angin memenuhi hatiku.
Apa yang sedang dia lakukan dengan Song Jiamin?
Seorang pria dan wanita lajang, semalaman…..
Semalaman, aku tidak bisa merasa tenang, dadaku terasa sesak sehingga membuatku sulit untuk bernapas.
Keesokan harinya, lambungku lagi-lagi terasa sakit, mengakibatkan aku muntah lagi. Setelah aku menelepon untuk minta cuti, aku bergegas mengemudi mobil untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Untung saja bukanlah hal besar, hanya saja gastritis yang kambuh, dokter mengatakan kondisi aku akan membaik setelah makan dua hari obat.
“Jinshi, dokter sudah mengatakan penyakit Xiao Bao sudah kembali stabil, kamu dapat segera pergi ke perusahaan dengan tenang. Setelah hasil pemeriksaan keluar, aku akan kembali menghubungi kamu.”
Segera setelah aku selesai mengambil obat, aku mendengar suara wanita yang lembut datang dari belakang aku.”
Setelah empat tahun lamanya aku tidak berjumpa dengannya, hanya dalam seketika aku bisa mengenal bahwa suara itu adalah suara Song Jiamin, aku tidak hanya memegang erat-erat surat hasil pemeriksaan, di dalam hatiku dipenuhi keraguan.
Xiao Bao? Hasil pemeriksaan apa?
Berikutnya, aku mendengar suara Cheng Jinshi yang berkata: “Ya.”
Suara rendah yang familiar memasuki hatiku, sakit bagaikan digigiti sekelompok semut, bahkan aku tidak mempunyai keberanian untuk melihat ke belakang.
Tidak seharusnya begitu.
Aku adalah istrinya, dalam adegan ini, orang yang seharusnya takut adalah mereka.
“Xiao Xi. Xiao Xi…… itu benaran adalah kamu!”
Sewaktu aku ingin pergi, Song Jiamin tiba-tiba menarik tanganku karena terkejut, perlakuannya sangat akrab.
Dengan dingin aku membuang tangannya, berkata dengan ringan: “Apakah ada masalah?”
Tangan Song Jiamin membeku di udara, lalu di letakkan di siku Cheng Jinshi, dia menggigit bawah bibirnya, “Empat tahun ini kamu tidak pernah pulang ke rumah, kami sangat mencemaskan kamu… apakah kamu baik-baik saja?”
Heh, perilakunya seperti dibuat-buat.
Adegan yang dulunya pernah diperankan kepada ayahku, sekarang sedang dia perankan kepada Cheng Jinshi.
Empat tahun yang lalu, setelah aku menikah dengan Cheng Jinshi, aku sudah tidak pernah pulang ke rumah Ning, berita mengenai pernikahan kita, juga hanya diketahui oleh keluarga Cheng.
Tampaknya, Song Jiamin juga tidak mengetahui hal ini.
Aku melihat bahu mereka yang berdampingan, menelan semua rasa kepahitan ini, sengaja berkata: “Aku melewati hidupku dengan baik, omong-omong, aku lupa memberitahu kalian, aku sudah menikah.”
Song Jiamin sangatlah terkejut, “Menikah? Dengan siapa?”
Di saat aku ingin menjawabnya, terdapat pandangan dingin yang menuju pada tubuhku, yang tanpa diucapkan namun memiliki makna yang memperingati dan mengancamku.
Dengan sedikit sarkastik aku menyambut pandangan Cheng Jinshi, hatiku menjadi dingin, hanya bisa menanyakan, “Apakah ada kaitannya dengan kamu?”
Omong-omong, penyakit lambungku kambuh lagi, aku mengangkat tanganku untuk menutup mulutku, dengan terpaksa menahannya.
Dia tertawa dengan canggung, dan melihat aku merasa mual, dan melihat surat hasil pemeriksaan di tangan aku, dengan sangat terkejut bertanya, “Mengapa kamu berada di rumah sakit, apakah kamu telah hamil?”
Secara tidak sengaja pandangan aku mengarah pada Cheng Jinshi, dengan tergesa-gesa aku segera memasukkan surat hasil pemeriksaan ke dalam tas, dengan tersenyum berkata: “Aku masih memiliki urusan lainnya, aku akan pulang dulu.”
Tanpa menunggu dia berbicara, aku meninggalkan rumah sakit dengan langkah cepat, terasa gelisah dan menegangkan.
Benar, aku sengaja melakukannya, membuat dia mengira bahwa aku telah hamil.
Aku ingin tahu, jika aku telah benar benar hamil…. Apakah Cheng Jinshi bisa menerimanya, apakah dia akan membiarkan aku untuk melahirkan anak.
Aku telah meminta cuti seharian, tetapi aku masih menyetir ke arah kantor, baru saja memasuki jalan umum ke kantor, Cheng Jinshi meneleponku, “Kamu sedang berada dimana?”
Aku menekan setiran mobil dan menjawab, “Sedang berada dalam perjalanan menuju kantor.”
Dia terdiam sejenak, aku juga tidak mengetahui apa yang dipikirkannya, sesaat kemudian, dengan jelas dia berkata, “Pulanglah, aku menunggumu di rumah.”
Sebelum aku menjawabnya, dia sudah mematikan teleponnya.
Dia sedang menunggu aku pulang ke rumah? Ini adalah pertama kalinya.
Aku mengambil napas yang dalam, di arah persimpangan lampu merah memutar balik, mataku terasa memudar.
Setelah pernikahan selama empat tahun, jika tidak kembali ke rumah atau jika tidak tengah larut baru pulang ke rumah.
Aku selalu pulang ke rumah kosong itu sendiri, terasa sangat dingin dan kesepian. Harapan aku yang sebelumnya, membuka pintu kamar, aku bisa melihat bayangan tubuhnya.
Sekarang aku jelas bahwa dia sedang menunggu aku di rumah, tetapi sewaktu aku membuka pintu rumah, aku merasa sedikit tegang, karena takut bahwa dia tidak pulang.
Tetapi saat aku melihat bayangan tubuhnya yang dingin di sofa, keraguanku akhirnya hilang.
Aku berjalan ke sana, aku mengepalkan tanganku karena merasa tegang, dengan tidak tenang aku bertanya: “Kamu benar-benar menunggu aku di rumah……”
Hal sepele semacam ini antar suami istri, dapat membuat hatiku merasa sedikit puas.
Akhirnya, membuat aku lupa, mengenai hal dia mencampakkan aku pada kemarin malam demi mencari Song Jiamin.
“Berikan tas kamu padaku.” Dia melihat aku, lalu mengulurkan tangannya.
Aku terbengong, tidak dapat merespon apa yang dia inginkan, tetapi juga tanpa ragu-ragu aku segera memberikan tas aku kepadanya, “Kenapa?”
Dia tidak menjawab aku, jari tangannya yang lentik segera membuka tas aku, mengeluarkan surat hasil pemeriksaan, kedua matanya yang hitam berubah menjadi dingin dan serius.
Dengan cepat aku tersadar kembali, aku ingin merebutnya kembali tetapi sudah terlambat.
Dia tertawa dingin, dengan nada rendah berkata, “Hamil dan penyakit gastritis, kedua hal ini apakah kamu tidak bisa membedakannya dengan jelas?”
Aku menundukkan kepala, menjilat bibirku, dan berkata dengan serius: “JinShi, aku hanya ingin tahu, jika aku telah hamil, apakah kamu akan menyetujuiku untuk melahirkan anak ini?”
Ekspresi wajahnya menjadi semakin mendung, tanpa keraguan dia menjawab: “Kamu tidak akan hamil.”
Benar, jika semuanya berjalan sesuai dengan rancangannya, maka aku tidak akan bisa hamil.
Setiap kali kita berhubungan badan, dia selalu mengenakan kondom, setiap kali dia melakukannya, sewaktu aku sedang berada dalam periode aman, contohnya kemarin.
Aku tertawa, dan menjawab dengan relaks, “Tetapi, jika hal itu terjadi?”
Dia berdiri, postur tubuhnya yang tinggi berdiri di hadapan aku, dengan sedikit membungkukkan badannya, dia mengangkat daguku, membuat aku terpaksa harus bertatapan mata dengannya.
Sepasang matanya yang bulat bagaikan pusaran air, dengan kedengkiannya dia ingin menelan aku, dengan nada dingin dia berkata: “Ningxi, apakah kamu ingin melahirkan anak untukku?”
Kata “iya” tersangkut di dalam tenggorokkan aku, membuat aku tidak bisa mengatakannya.
Aku tidak bisa melupakan, bahwa perkataan yang telah dia ucapkan, dia berkata, hubungan di antara kita, hanya membicarkan mengenai uang dan seks.
Di saat aku terdiam, ekspresi matanya menjadi mendalam, dengan nada ringan dia berkata: “Apakah kamu tiba-tiba telah menyukai aku?”
Suaranya membuat orang menjadi bingung dan salah beranggapan, jantungku berdetak dengan cepat, udara juga berubah menjadi tipis.
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohHalf a Heart
Romansa UniverseMy Charming Lady Boss
AndikaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineHei Gadis jangan Lari
SandrakoIstri ke-7
Sweety GirlMenunggumu Kembali
NovanCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu