Cintaku Pada Presdir - Bab 52 Rela Menunggu

Bab 52 Rela Menunggu

Alisnya berkerut, langkahnya yang tergesa-gesa memasuki rumah sakit, berjalan menuju ke arah ruang gawat darurat.

Semalam Su Shanshan baru saja memperingatkan aku dengan penuh semangat, mengapa tiba-tiba jadi begini, aku sangat penasaran, jadi mengikuti mereka dari belakang.

Dia mengendong Su Shanshan masuk ke ruang gawat darurat, aku mempercepat langkahku mendekati, pintu ruang gawat darurat tidak tutup, aku juga tidak berpikir untuk bersembunyi, langsung berdiri di luar pintu.

Punggung Cheng jinshi menghadapku, dan Su Shanshan berwajah pucat duduk di kursi, kedua tangannya memegang di bagian bawah perutnya, sepertinya sangat menyakitkan.

Di dalamnya ada seorang dokter wanita berusia sekitar 40 tahun, dia bercanda menatap pada Cheng Jinshi, “kamu benar-benar suami yang baik, dia hanya karena dismenore, kamu langsung tergesa-tergesa mengantarnya ke rumah sakit.”

***dismenore adalah rasa kram pada saat menstruasi

Aku tertegun di tempat, telingaku berdenging, bagian dadaku terasa sesak, aku merasa diriku sangatlah konyol.

Terpikir dulu ketika diriku mengalami sakit maag hingga berkeringat dingin, dia hanya cuek dan membiarkanku mencari Chen Lin.

Dan sekarang Su Shanshan hanya karena kram menstruasi, dia langsung begitu panik dan segera mengantarnya ke rumah sakit.

Sudah terlihat sangat jelas, semalam aku masih dengan polos dan bersikap kekanak-kanakan mempercayai bahwa dia dan Su Shanshan tidak memiliki hubungan.

Terpikir ini, sudut bibirku terangkat dan penuh rasa pahit, aku berjalan dengan buru-buru ke departemen rawat inap.

Tetapi bagian jantungku terasa sakit, membuatku mengetahuinya dengan jelas, aku belum melupakannya, meskipun mulutku selalu berkata ingin putus hubungan dengannya, tetapi dalam hatiku tetap memiliki ilusi tentang dia.

Ningxi, ini semuanya hanya khayalan, kamu harus menyerah, Diam-diam aku berkata pada diriku sendiri.

——------

Keesokan paginya, kakek bangun dan seperti yang dokter katakan, menderita stroke, dan kondisinya agak serius.

Selain tidak bisa berkata dengan jelas, ada gejala-gejala tubuhnya tidak bisa bergerak, dan belum bisa membedakan orang-orang dan lainnya......

Aku semalam masih berpikir, ketika kakek bangun, bagaimana membujuknya tentang kematian ibuku, dan sekarang dia malah tidak mengingat lagi.....

Aku duduk di samping tempat tidur memegang tangan kakek, aku menahan air mataku untuk tidak keluar, tetapi tiba di kamar mandi, aku menangis tak tertahankan, seluruh tubuhku terasa tak berdaya.

Selama beberapa hari berturut-turut, aku tinggal di rumah sakit. Zhou Ziyun menyuruhku untuk tidak khawatir tentang pekerjaanku dan tenang merawat kakekku. Dan kalau Dongchen, aku hanya meminta cuti dengan Chen Lin.

Chen Lin mendengar aku ingin meminta izin, dia tidak menanyakan alasan langsung setuju.

Cheng Jinshi sepertinya tidak mengetahui apa-apa, dan tidak ada kontak denganku, mungkin masih belum mengetahui beberapa hari ini aku tidak masuk kerja.

Tetapi aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan ini, aku tinggal dirumah sakit sepanjang hari untuk merawat kakek, aku merasa sangat bersalah.

Kadang merasa diriku sendiri adalah orang yang sial, orang yang benar-benar baik padaku, sepertinya tidak memiliki akhir yang baik.

Bibi memiliki pekerjaan dan keluarga, jadi tidak dapat datang setiap hari, Lin Yuelan sudah tiga empat hari tidak kelihatan, tetapi Zhou Ziyun sudah datang beberapa kali.

Setelah kondisi kakek stabil, aku melihat saldo di kartu bank dan memutuskan untuk mencarikan seorang pembantu yang bisa merawat kakek sepanjang hari.

Aku juga memastikan bahwa ada cukup uang untuk biaya medis, barulah aku meninggalkan rumah sakit dan memutuskan besok pergi bekerja.

Aku telah membuat rencana untuk hal terburuk tentang penyakit kakekku, jadi sekarang aku harus memiliki penghasilan.

Hari sudah mulai gelap, aku baru saja keluar dari rumah sakit, dan sebuah mobil Audi berhenti di depanku. Itu adalah mobil Zhou Ziyun.

Dia menurunkan jendela, “Ayo masuk ke dalam mobil, aku mengantarmu pulang.”

Akhir-akhir ini berada di rumah sakit, aku sangat lelah dan tidak menolak, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

Aku tersenyum, “Terima kasih, beberapa hari ini selalu saja datang menjenguk kakekku di rumah sakit.”

Dia tersenyum lembut, “Jangan berterima kasih, aku adalah seorang pemimpin menjenguk anggota keluarga staf, memang seharusnya aku lakukan.”

Aku hanya senyum padanya, tidak mengatakan apa-apa lagi.

Dia tidak langsung mengantarku pulang kerumah, tetapi pergi ke supermarket untuk membeli makanan segar, baru menuju ke arah rumahku.

Aku menyangka bahwa dia membeli barang-barang sekalian membawa pulang ke rumahnya. Siapa sangka, dia turun mobil dengan membawa sayuran-sayuran segar. “Terakhir kali kamu memasak mie untukku, hari ini gantian coba makanan yang kumasak. Tetapi harus meminjam dapurmu, bolehkah?”

Aku tertegun, belum menunggu aku merespon, dia sudah menutup pintu mobil, aku tidak bisa mengatakan apa pun untuk menolaknya, dengan sopan aku berkata: “Tentu boleh, tetapi biar aku yang masak?”

Lagipula, tidak ada alasan bagi seorang pemimpin memasak untuk asistennya.

Dia menatapku, aku tidak tahu apakah itu ilusiku, matanya penuh belas kasihan, “Lihatlah pada dirimu, seberapa lelahnya dirimu, kamu cukup duduk menunggu makanan siap saja.”

Beberapa hari ini berada di rumah sakit, selalu kurang tidur, wajahku memang terlihat pucat.

Aku tidak segan-segan lagi, aku membantu mengangkat sayuran itu, dan berkata: “Baik, kalau begitu terima kasih ya Direktur Zhou.”

Membalikkan badan dan masuk ke gedung apartemen, tatapanku melirik sebuah mobil yang berhenti di tempat tidak jauh, dan untuk sesaat aku kaget, sepertinya itu adalah mobil Cheng Jinshi.

Sekali lagi aku menggelengkan kepala, dan masuk ke dalam lift, aku pasti salah melihat, bagaimana dia bisa datang kesini.

Awalnya aku berpikir bahwa Zhou Ziyun tidak terlalu mahir memasak, dan aku bersedia untuk membantunya kapan saja, tetapi ternyata, keahliannya jauh lebih baik daripadaku.

Aku terlalu banyak makan makanan di luar, tiba-tiba makan makanan yang dimasak di rumah, dan selera makanku bangkit. Tiga lauk dan semangkok sup dimakan habis.

Selesai makan dan mencuci, waktu sudah malam, aku mengantarnya turun ke bawah.

Mengantarnya kebawah, aku baru saja mau membalikkan badan, dia tiba-tiba memanggilku, “Ningxi.”

“Ya?” Aku menghentikan gerakanku, dan menjawabnya.

Dia berkata dengan nada suaranya yang serius dan berhati-hati, “Kalau...kata yang aku katakan kemarin benar, apakah kamu akan menerimaku?”

Aku belum mengerti maksudnya, mengangkat kepala dengan bingung, “Kata yang mana?”

Dia tiba-tiba memegang pergelangan tanganku, Jarinya yang lembut menyentuh di bagian nadiku, “Aku menyukaimu.”

Aku benar-benar tertegun, menatapnya dengan pandangan kaku, dan tidak dapat mengatakan apapun.

Dia benar-benar sangat baik, dan sangat luar biasa di segala bidang, tetapi mendengar dia mengatakan kata ini, aku sama sekali tidak merasa senang.

Mengapa, mungkin karena hatiku sudah dipenuhi oleh seseorang, selain orang itu, siapapun tidak dapat membangkitkan perasaan di hatiku.

Aku bersiap-siap untuk berkata, “Direktur Zhou, kamu sangat baik.........”

Dia tiba-tiba tersenyum tak berdaya, menghentikan perkataanku, suaranya yang ramah dan lembut berkata: “Ningxi, Jangan buru-buru menyebutku terlalu baik, oke? Aku memiliki banyak waktu untuk menunggumu, aku menunggumu memberiku kesempatan untuk menjagamu.”

Dia tidak mengatakan menungguku mencintai dia, dia hanya berkata, memberinya kesempatan untuk menjagaku.

Aku mengerti, dia sedang menjaga perasaanku, tidak ingin terlalu memaksaku.

Melihat seorang pria yang luar biasa mengatakan kata-kata ini di depanku, kalau aku bilang aku tidak terharu, itu sungguh keterlaluan.

Hatiku terasa hangat, dan tidak rela memboroskan waktunya, dengan penuh permintaan maaf aku berkata, “Aku sepertinya sangat sulit untuk memiliki hubungan baru.........”

“Aku tahu apa yang ingin kamu katakan, tetapi aku tidak peduli betapa sulit, dan akan menghabiskn berapa waktu, aku rela menunggu.” Sekali lagi dia memotong perkataanku, dengan sikapnya yang tegas, bagaikan sedang bersumpah.

Melihat dirinya yang begitu rendah hati, aku menggerakkan bibirku, aku tidak tahu apa yang seharusnya kukatakan.

“Aku menyangka aku bisa selalu begitu diam-diam baik padamu, tetapi akhir-akhir ini melihatmu di rumah sakit, aku benar-benar tidak tahan. Aku ingin menjagamu, tidak ingin melihatmu begitu lelah.”

Dia pelan-pelan membungkukkan tubuhnya, sebuah ciuman hangat jatuh di dahiku, “Aku tidak memaksamu, kamu cepat naik keatas, aku akan pergi.”

Aku kaget dan mundur selangkah, tertegun melihatnya pergi mengendarai mobilnya.

Aku bukan tidak pernah menebak kata “suka padaku” yang Zhou Ziyun katakan kemarin itu benar, wanita selalu lebih sensitif terhadap perasaan.

Namun, aku tidak menduga dia akan mengatakan denganku pada saat ini, sangat tidak terduga.

Dengan pikiranku yang berantakan, aku membalikkan badan berjalan dan menekan pada tombol lift.

“Beberapa hari ini kamu tidak masuk kerja, karena bersama dia?” Dari belakang terdengar suara yang pernah kurindukan, dengan samar merasakan kemarahan di dalamnya.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu