Cintaku Pada Presdir - Bab 52 Rela Menunggu
Bab 52 Rela Menunggu
Alisnya berkerut, langkahnya yang tergesa-gesa memasuki rumah sakit, berjalan menuju ke arah ruang gawat darurat.
Semalam Su Shanshan baru saja memperingatkan aku dengan penuh semangat, mengapa tiba-tiba jadi begini, aku sangat penasaran, jadi mengikuti mereka dari belakang.
Dia mengendong Su Shanshan masuk ke ruang gawat darurat, aku mempercepat langkahku mendekati, pintu ruang gawat darurat tidak tutup, aku juga tidak berpikir untuk bersembunyi, langsung berdiri di luar pintu.
Punggung Cheng jinshi menghadapku, dan Su Shanshan berwajah pucat duduk di kursi, kedua tangannya memegang di bagian bawah perutnya, sepertinya sangat menyakitkan.
Di dalamnya ada seorang dokter wanita berusia sekitar 40 tahun, dia bercanda menatap pada Cheng Jinshi, “kamu benar-benar suami yang baik, dia hanya karena dismenore, kamu langsung tergesa-tergesa mengantarnya ke rumah sakit.”
***dismenore adalah rasa kram pada saat menstruasi
Aku tertegun di tempat, telingaku berdenging, bagian dadaku terasa sesak, aku merasa diriku sangatlah konyol.
Terpikir dulu ketika diriku mengalami sakit maag hingga berkeringat dingin, dia hanya cuek dan membiarkanku mencari Chen Lin.
Dan sekarang Su Shanshan hanya karena kram menstruasi, dia langsung begitu panik dan segera mengantarnya ke rumah sakit.
Sudah terlihat sangat jelas, semalam aku masih dengan polos dan bersikap kekanak-kanakan mempercayai bahwa dia dan Su Shanshan tidak memiliki hubungan.
Terpikir ini, sudut bibirku terangkat dan penuh rasa pahit, aku berjalan dengan buru-buru ke departemen rawat inap.
Tetapi bagian jantungku terasa sakit, membuatku mengetahuinya dengan jelas, aku belum melupakannya, meskipun mulutku selalu berkata ingin putus hubungan dengannya, tetapi dalam hatiku tetap memiliki ilusi tentang dia.
Ningxi, ini semuanya hanya khayalan, kamu harus menyerah, Diam-diam aku berkata pada diriku sendiri.
——------
Keesokan paginya, kakek bangun dan seperti yang dokter katakan, menderita stroke, dan kondisinya agak serius.
Selain tidak bisa berkata dengan jelas, ada gejala-gejala tubuhnya tidak bisa bergerak, dan belum bisa membedakan orang-orang dan lainnya......
Aku semalam masih berpikir, ketika kakek bangun, bagaimana membujuknya tentang kematian ibuku, dan sekarang dia malah tidak mengingat lagi.....
Aku duduk di samping tempat tidur memegang tangan kakek, aku menahan air mataku untuk tidak keluar, tetapi tiba di kamar mandi, aku menangis tak tertahankan, seluruh tubuhku terasa tak berdaya.
Selama beberapa hari berturut-turut, aku tinggal di rumah sakit. Zhou Ziyun menyuruhku untuk tidak khawatir tentang pekerjaanku dan tenang merawat kakekku. Dan kalau Dongchen, aku hanya meminta cuti dengan Chen Lin.
Chen Lin mendengar aku ingin meminta izin, dia tidak menanyakan alasan langsung setuju.
Cheng Jinshi sepertinya tidak mengetahui apa-apa, dan tidak ada kontak denganku, mungkin masih belum mengetahui beberapa hari ini aku tidak masuk kerja.
Tetapi aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan ini, aku tinggal dirumah sakit sepanjang hari untuk merawat kakek, aku merasa sangat bersalah.
Kadang merasa diriku sendiri adalah orang yang sial, orang yang benar-benar baik padaku, sepertinya tidak memiliki akhir yang baik.
Bibi memiliki pekerjaan dan keluarga, jadi tidak dapat datang setiap hari, Lin Yuelan sudah tiga empat hari tidak kelihatan, tetapi Zhou Ziyun sudah datang beberapa kali.
Setelah kondisi kakek stabil, aku melihat saldo di kartu bank dan memutuskan untuk mencarikan seorang pembantu yang bisa merawat kakek sepanjang hari.
Aku juga memastikan bahwa ada cukup uang untuk biaya medis, barulah aku meninggalkan rumah sakit dan memutuskan besok pergi bekerja.
Aku telah membuat rencana untuk hal terburuk tentang penyakit kakekku, jadi sekarang aku harus memiliki penghasilan.
Hari sudah mulai gelap, aku baru saja keluar dari rumah sakit, dan sebuah mobil Audi berhenti di depanku. Itu adalah mobil Zhou Ziyun.
Dia menurunkan jendela, “Ayo masuk ke dalam mobil, aku mengantarmu pulang.”
Akhir-akhir ini berada di rumah sakit, aku sangat lelah dan tidak menolak, membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.
Aku tersenyum, “Terima kasih, beberapa hari ini selalu saja datang menjenguk kakekku di rumah sakit.”
Dia tersenyum lembut, “Jangan berterima kasih, aku adalah seorang pemimpin menjenguk anggota keluarga staf, memang seharusnya aku lakukan.”
Aku hanya senyum padanya, tidak mengatakan apa-apa lagi.
Dia tidak langsung mengantarku pulang kerumah, tetapi pergi ke supermarket untuk membeli makanan segar, baru menuju ke arah rumahku.
Aku menyangka bahwa dia membeli barang-barang sekalian membawa pulang ke rumahnya. Siapa sangka, dia turun mobil dengan membawa sayuran-sayuran segar. “Terakhir kali kamu memasak mie untukku, hari ini gantian coba makanan yang kumasak. Tetapi harus meminjam dapurmu, bolehkah?”
Aku tertegun, belum menunggu aku merespon, dia sudah menutup pintu mobil, aku tidak bisa mengatakan apa pun untuk menolaknya, dengan sopan aku berkata: “Tentu boleh, tetapi biar aku yang masak?”
Lagipula, tidak ada alasan bagi seorang pemimpin memasak untuk asistennya.
Dia menatapku, aku tidak tahu apakah itu ilusiku, matanya penuh belas kasihan, “Lihatlah pada dirimu, seberapa lelahnya dirimu, kamu cukup duduk menunggu makanan siap saja.”
Beberapa hari ini berada di rumah sakit, selalu kurang tidur, wajahku memang terlihat pucat.
Aku tidak segan-segan lagi, aku membantu mengangkat sayuran itu, dan berkata: “Baik, kalau begitu terima kasih ya Direktur Zhou.”
Membalikkan badan dan masuk ke gedung apartemen, tatapanku melirik sebuah mobil yang berhenti di tempat tidak jauh, dan untuk sesaat aku kaget, sepertinya itu adalah mobil Cheng Jinshi.
Sekali lagi aku menggelengkan kepala, dan masuk ke dalam lift, aku pasti salah melihat, bagaimana dia bisa datang kesini.
Awalnya aku berpikir bahwa Zhou Ziyun tidak terlalu mahir memasak, dan aku bersedia untuk membantunya kapan saja, tetapi ternyata, keahliannya jauh lebih baik daripadaku.
Aku terlalu banyak makan makanan di luar, tiba-tiba makan makanan yang dimasak di rumah, dan selera makanku bangkit. Tiga lauk dan semangkok sup dimakan habis.
Selesai makan dan mencuci, waktu sudah malam, aku mengantarnya turun ke bawah.
Mengantarnya kebawah, aku baru saja mau membalikkan badan, dia tiba-tiba memanggilku, “Ningxi.”
“Ya?” Aku menghentikan gerakanku, dan menjawabnya.
Dia berkata dengan nada suaranya yang serius dan berhati-hati, “Kalau...kata yang aku katakan kemarin benar, apakah kamu akan menerimaku?”
Aku belum mengerti maksudnya, mengangkat kepala dengan bingung, “Kata yang mana?”
Dia tiba-tiba memegang pergelangan tanganku, Jarinya yang lembut menyentuh di bagian nadiku, “Aku menyukaimu.”
Aku benar-benar tertegun, menatapnya dengan pandangan kaku, dan tidak dapat mengatakan apapun.
Dia benar-benar sangat baik, dan sangat luar biasa di segala bidang, tetapi mendengar dia mengatakan kata ini, aku sama sekali tidak merasa senang.
Mengapa, mungkin karena hatiku sudah dipenuhi oleh seseorang, selain orang itu, siapapun tidak dapat membangkitkan perasaan di hatiku.
Aku bersiap-siap untuk berkata, “Direktur Zhou, kamu sangat baik.........”
Dia tiba-tiba tersenyum tak berdaya, menghentikan perkataanku, suaranya yang ramah dan lembut berkata: “Ningxi, Jangan buru-buru menyebutku terlalu baik, oke? Aku memiliki banyak waktu untuk menunggumu, aku menunggumu memberiku kesempatan untuk menjagamu.”
Dia tidak mengatakan menungguku mencintai dia, dia hanya berkata, memberinya kesempatan untuk menjagaku.
Aku mengerti, dia sedang menjaga perasaanku, tidak ingin terlalu memaksaku.
Melihat seorang pria yang luar biasa mengatakan kata-kata ini di depanku, kalau aku bilang aku tidak terharu, itu sungguh keterlaluan.
Hatiku terasa hangat, dan tidak rela memboroskan waktunya, dengan penuh permintaan maaf aku berkata, “Aku sepertinya sangat sulit untuk memiliki hubungan baru.........”
“Aku tahu apa yang ingin kamu katakan, tetapi aku tidak peduli betapa sulit, dan akan menghabiskn berapa waktu, aku rela menunggu.” Sekali lagi dia memotong perkataanku, dengan sikapnya yang tegas, bagaikan sedang bersumpah.
Melihat dirinya yang begitu rendah hati, aku menggerakkan bibirku, aku tidak tahu apa yang seharusnya kukatakan.
“Aku menyangka aku bisa selalu begitu diam-diam baik padamu, tetapi akhir-akhir ini melihatmu di rumah sakit, aku benar-benar tidak tahan. Aku ingin menjagamu, tidak ingin melihatmu begitu lelah.”
Dia pelan-pelan membungkukkan tubuhnya, sebuah ciuman hangat jatuh di dahiku, “Aku tidak memaksamu, kamu cepat naik keatas, aku akan pergi.”
Aku kaget dan mundur selangkah, tertegun melihatnya pergi mengendarai mobilnya.
Aku bukan tidak pernah menebak kata “suka padaku” yang Zhou Ziyun katakan kemarin itu benar, wanita selalu lebih sensitif terhadap perasaan.
Namun, aku tidak menduga dia akan mengatakan denganku pada saat ini, sangat tidak terduga.
Dengan pikiranku yang berantakan, aku membalikkan badan berjalan dan menekan pada tombol lift.
“Beberapa hari ini kamu tidak masuk kerja, karena bersama dia?” Dari belakang terdengar suara yang pernah kurindukan, dengan samar merasakan kemarahan di dalamnya.
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyThe Great Guy
Vivi HuangMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Tough Bodyguard
Crystal SongLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaSang Pendosa
DoniCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu