Cintaku Pada Presdir - Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
Aku dan Xiao Yuan berbicara, mungkin agak malam baru kembali, kemudian bergegas pergi ke kantor polisi.
Jam kerja dapat dibilang bebas, asalkan dapat menyelesaikan pekerjaan, sesekali bebas menggunakan waktu untuk pribadi, tidak ada yang akan mengatakan sesuatu.
Sesampainya di kantor polisi, Song Yang mendapat pertanyaan dari ketua polisi Lin.
Aku segera masuk, dan bertanya: "Dimana bibiku?!"
"Haha, mereka sedang berlibur."
Song Yang bersandar pada kursi, dengan posisi santai menjawab aku.
Rasa kesal kepadanya sudah sampai titik kritis, "Uang itu? Keluarkan uang itu!"
Dia mengerutkan alis, dengan sengaja bertanya, "Uang apa?"
"Kamu jangan pura-pura, uang apa kamu tidak tahu?!"
Aku terus merasa marah kepadanya.
Uang kompensasi 8 miliar, kalau bibi yang membawanya, aku tidak ingin melawan.
Tetapi, aku tidak bisa membiarkan uang 8 miliar ini ke tangan Song Yang!
Dia meninggikan bahu, tidak peduli dan berkata, "Maaf, aku tidak tahu. Aku hanya tahu, bibi kamu yang secara sukarela memberikan kepada perusahaan aku, bukan kamu yang bisa menarik uangnya, tapi aku."
"Kamu tidak tahu malu!!"
Aku tidak tahan menarik kerahnya bajunya, lalu mengumpat.
Bibi bahkan tidak mengerti apa itu investasi, bagaimana bisa dengan sukarela melakukan itu, sudah jelas Song Yang membawa kabur uang itu.
"Ning Xi, kamu tenang sedikit." Ketua Lin menarik aku.
Song Yang berdiri seakan tidak terjadi sesuatu, "Polisi, sudah selesai bertanya? aku masih ada urusan, aku duluan."
Ketua Lin menangkapnya juga tidak berguna, hanya dapat mengangguk.
Song Yang menatapku, seperti memprovokasi, lalu pergi keluar.
Aku sangat emosi, mengejarnya, "Song Yang!"
Dia berjalan ke mobil, lalu menghentikan langkahnya, bersandar pada badan mobil, menunjukkan pada aku senyum yang mengerikan, "Kamu tahu tidak? bibi kamu, paman, sepupu.... semua orang bodoh, dipermainkan olehku dan masih senang-senang di luar negeri, sepupumu juga sangat bodoh masih menunggu aku untuk menikahinya, menurutmu apa tidak lucu?"
"Apa?"
Dia mengeluarkan perkataan itu, aku sedikit bingung.
"8 miliar rupiah! termasuk kartu bank yang Lin Yuelan ambil dari rumahmu, di dalamnya masih ada 2 miliar lebih, totalnya 10 miliar, semua aku ambil semua! Mereka masih bersenang-senang di luar sana, dengan cepat, waktu tanda tangan kontrak akan segera datang, mereka tidak tahu juga bukan masalah, mereka masih mengira aku membantu mereka mengurus izin tinggal di Amerika! Hahahaha....."
Aku terbengong, tanpa basa basi aku langsung menamparnya, dengan marah: "Kamu sebenarnya ingin apa?! kenapa harus ikut campur dengan bibi dan keluarga aku?"
Pipinya nampak bekas tamparan, tetapi dia sama sekali tidak kesal, sebagai gantinya, mengambil pergelangan tanganku dan melemparnya, dengan mengejek berkata, "Kenapa? Apakah kamu tidak kesal dengan mereka? Mereka yang membunuh kakekmu..... apapun juga, aku membantu kamu untuk balas dendam."
"Lepaskan aku!"
Aku tidak berhenti gemetar, dia benar-benar gila!
Benar, aku kesal dengan mereka, bahkan benci.
Mereka karena uang, membunuh kakek.
Tetapi, melihat mata Song Yang, aku sangat mengerti!
Karena dia, dia dibalik semua ini.
"Tidak aku lepaskan, kamu mau apa? Jangan karena kamu meminta Su Shanshan memaksaku untuk menghapus foto itu, sehabis itu aku tidak ada cara lain."
Nadanya sangat provokatif, dengan sangat berbicara dalam telingaku, "Lagipula kamu dan Cheng Jinshi sudah bercerai, tidak mau mempertimbangkan aku? walaupun hartaku tidak sebanyak Cheng Jinshi, tetapi cukup untuk pakaian dan tempat tinggalmu, kamu hanya perlu menurut kepadaku...."
"Peng..."
Aku belum sempat bereaksi, seseorang datang dari belakang, langsung mengarahkan pukulan ke tubuh Song Yang.
Song Yang tidak sempat menghindar langsung terpukul sejauh 2 meter, tergeletak di atas tanah, dia melihat yang memukulnya adalah Zhou Ziyun, tanpa rasa takut, menggertakkan gigi, "Bro, ini adalah kantor polisi."
"Tutup mulutmu!"
Zhou Ziyun menggertakan gigi, memukul lagi di bagian perut.
Aku baru pertama kali melihat emosi yang meluap dari Zhou Ziyun, lalu aku menariknya dan dengan tergesa-gesa berkata: "Zhou Ziyun! jangan bertengkar lagi!"
Song Yang tersadar, ini adalah kantor polisi.
"Xiao Xi, kamu tenang."
Saat Zhou Ziyun dan aku berbicara, Song Yang membalikkan tubuh lalu berdiri, pukulan terbang ke pelipis Zhou Ziyun.
Dua orang berkelahi.
Tidak tahu apakah Zhou Ziyun sudah terlatih sebelumnya, Song Yang memukulnya kembali.
Song Yang ditahan di atas tanah, dipukul sampai tidak ada bentuk lagi.
Sampai akhirnya, pelan-pelan sudah tidak ada tenaga lagi.
"Zhou Ziyun! Cepat berhenti, polisi datang." Aku khawatir dan menangis, takut dia memukul Song Yang sampai sekarat.
"Hentikan!"
Dua orang polisi melihat mereka dan bergegas menghentikan mereka.
Song Yang sangat kesakitan dan tidak bisa bergerak, Zhou Ziyun jauh lebih baik, melihat lukanya, hanya ada luka di pelipisnya.
Di tengah-tengah ada polisi yang menelepon rumah sakit.
"Ada apa?! di depan kantor polisi berkelahi? siapa yang duluan?"
Polisi sangat marah.
Aku dengan sibuk menjelaskan, "Pak polisi....."
"Aku."
Zhou Ziyun mengakui, nada marahnya tidak berkurang.
Aku tidak ragu, kalau bukan karena ada polisi, dia masih akan memukul Song Yang.
Song Yang tiduran di lantai, suaranya melembut, "Benar, dia, aku tidak melakukan apa-apa, dia duluan memukul aku."
"Diam! kamu yang tidak melepaskan aku, lalu membully aku dengan perkataanmu, maka dia memukul kamu."
Aku tidak dapat diam saja.
Aku sangat yakin, karena hal itu Zhou Ziyun memukulnya.
"Cukup cukup, semua bicara ada alasannya, tidak perlu berkelahi lagi, kalian berdua, masuk dahulu beri aku penjelasan."
Satu orang polisi menunjuk aku dan Zhou Ziyun, satu orang polisi menunggu Song Yang untuk dibawa ke rumah sakit.
Aku memegang tangan Zhou Ziyun, menunjuk luka di pelipisnya, "Sakit tidak?"
"Tidak." dia tersenyum.
Saat kami memberi penjelasan, polisi mengecek CCTV, bahwa semua salah Zhou Ziyun.
Ditambah luka Song Yang sangat parah, Zhou Ziyun di tahan.
"Pulanglah, aku sudah menelepon pengacara, bentar lagi juga sampai. Kamu masih hamil, tidak cocok menunggu disini."
Jelas-jelas dia yang ditahan, tetapi dia masih sangat tenang.
Hatiku sangat merasa bersalah.
Dia melakukan banyak hal untuk aku, hasilnya aku tidak dapat berbuat banyak untuknya.
"Kamu begini, aku lebih khawatir. Kamu pulanglah, aku tahu kamu tidak apa-apa, semoga kamu dapat menyelesaikan masalahmu dengan baik, mengerti?"
Dia melihat aku tidak bergerak, lalu berbicara lagi dengan lembut.
Mataku mulai buram, "Mengerti, kamu harus keluar dengan selamat."
"Baik, aku berjanji."
Dia berkata.
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyHanya Kamu Hidupku
RenataPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Love at First Sight
Laura VanessaIstri Yang Sombong
JessicaAwesome Guy
RobinCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu