Cintaku Pada Presdir - Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
Aku menggigit bibirku, berpikir apa yang akan kutanyakan pada Song Jing, lagi-lagi aku tidak bisa mengatakannya.
Siapakah aku untuk bertanya?
Raut waja Xueke sedikit menghangat, dengan dingin berkata pada Song Jing: “Apa yang kamu khawatirkan?”
Song Jing tidak bisa melakukan apa-apa, tidak kuasa menahan kesedihannya, “Nyonya Besar, bebaskanlah aku! Aku benar-benar ada urusan, harus pergi terlebih dahulu.”
“Baiklah baiklah, pergilah.” Xueke berkata dengan kesal.
Dengan cepat Song Jing pergi dan bayang-bayangnya segera menghilang.
Aku dan Xueke bersama-sama kembali ke rumah, hari kedua, kami mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Aku mengantarnya dia terlebih dahulu ke tempat kerjanya, baru kembali ke tempat toko online.
Karena ijin selama beberapa hari, begitu aku tiba di tempat kerja, rekan kerjaku di resepsionis, Xiao Yuan, berlari mendatangiku dengan penuh perhatian, “Xiao Xi, tiba-tiba kamu ijin cukup lama, tidak ada apa-apa, kan?”
Saat aku ijin, tidak menjelaskan kalau aku libur berduka, semua rekan kerjaku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sekarang kakek sudah tenang di dalam kuburnya, aku juga tidak ingin membicarakannya lagi, lekas tersenyum, “Tidak apa-apa.”
“Selamat pagi! Apakah semua sudah sarapan?” Suara seorang wanita yang ceria terdengar dari pintu masuk.
Rekan kerja yang masih belum mulai serius bekerja, secara tidak sengaja semua wajah secara bersamaan menoleh dan tersenyum, termasuk aku dan Xiao Yuan.
Seorang wanita yang berbusana manis datang masuk, kedua tangannya menjinjing dua bungkusan plastik penuh, “Aku membawakan kalian sarapan, datanglah berbagi.”
“Oh Nonaku, kamu sungguh cantik dan baik hati!”
“Pas sekali aku belum makan sarapan, sungguh lapar……”
“Xi Ya, kapan kamu kembali ke tanah air?”
Para rekan kerja satu persatu datang menghampiri, bisa terlihat, mereka cukup akrab dengan wanita yang disapa Xi Ya ini.
Aku sudah makan sarapan, jadi aku tidak pergi menghampiri.
Aku mengeluarkan USB dari dalam tasku, memindahkan data revisi desain yang didesain ulang berdasarkan masukan dari Fu Songhe, bersiap meyakinkan sekali lagi adakah detail yang harus diubah, jika tidak aku akan mengirimkannya pada Fu Songhe.
“Sayang!”
Ketika aku menundukkan kepalaku pada pekerjaan, tiba-tiba Xi Ya berlari menghampiri, memanggil di sisi telingaku.
Aku sangat terkejut, memelototi dia, sedikit terpaku, “Kamu, kamu memanggilku?”
Sepertinya aku tidak mengenalnya.
Ia cemberut dengan kecewa, “Kamu tidak mengingatku?”
Aku terbatuk, benar-benar tidak teringat, tapi melihat dirinya yang begitu kasihan, aku pun sungkan untuk berbicara, hanya bisa berusaha mengingat-ingat ……
“Baiklah, sepertinya kamu benar-benar lupa, tapi tidak apa! Aku bisa mengingatkanmu, belum lama ini di acara pertemuan bisnis, aku tidak sengaja tersandung, menumpahkan anggur pada tubuhmu ……” ia mengingatkan.
“A, aku ingat! Itu kamu?”
Aku langsung teringat kembali!
Saat itu ketika sedang menemani Zhou Ziyun menghadiri pertemuan, ia menumpahkan anggur di tubuhku, lalu membawaku ke kamar dan menganti pakaianku dengan sebuah gaun mewah bermerek.
Ia mengangguk dengan semangat, matanya bersinar, tanpa keraguan, “Betul betul betul, akhirnya kamu mengingatnya.”
Aku sedikit merasa bersalah, “Maaf, akhir-akhir ini cukup banyak urusan, jadi otakku tidak bisa bekerja dengan cepat.”
“Tidak apa tidak apa, seharusnya aku yang meminta maaf ……” Ucapnya sambil menundukkan kepala merasa bersalah.
“Tidak apa-apa, cuma tersiram sedikit anggur saja, masalah kecil, tidak usah dimasukan ke hati.”
Kupikir ia masih meminta maaf atas masalah itu.
Ia mengibaskan tangannya, “Bukan tentang masalah ini ……”
“Kalau begitu?” aku bertanya.
Seperti sedikit sulit untuk dibicarakan, tapi mau tidak mau tetap harus disampaikan: “Dulu aku melihat sketsa desain untuk perlombaan yang kamu berikan pada perusahaan, karena disertakan CV di dalam emailmu …… Jadi aku melihat fotomu, lalu berkata pada Fu Songhe, menyuruhnya mempekerjakanmu.”
Aku menatapnya dengan terkejut.
Ia terbata-bata, “ Siapa sangka ia salah sangka karena masalah ini, mendiamkanmu selama ini …… Tapi tenanglah, aku sudah menjelaskan ini padanya!”
Aku terdiam, berusaha memahami perkataannya.
Kalau begitu, ketika Fu Songhe mengulik tentang diriku, ada alasannya.
Ia kira di luar aku tampak mengikuti cara-cara yang legal untuk berpartisipasi dalam lomba, tapi melakukan kecurangan di belakang.
Lalu akhirnya sifatnya padaku berubah, karena Xi Ya sudah menjelaskan ini padanya.
“Apakah kamu marah? Kamu jangan marah …… hari ini aku sengaja datang meminta maaf padamu.” Wajah Xi Ya yang dipenuhi dengan ketulusan sedang memandangku.
Aku tidak kuasa menahan tawaku, "Bukan begitu, mengapa aku harus marah? Jika bukan karenamu, sepertinya aku tidak akan mendapatkan kesempatan bekerja di sini."
Aku benar-benar merasa begitu.
Jika sikap dingin Fu Songhe digantikan dengan mendapatkan kesempatan di tempat kerja, cukup adil.
Berbicara tentang itu, seharusnya aku berterima kasih pada Xi Ya.
"Baguslah kalau begitu."
Ia menarik kursi dari sebelah, bersiap-siap mengobrol denganku.
"Xi Ya, sudah waktunya bekerja, tidak boleh berisik di dalam kantor, masuklah." Tiba-tiba muncul Fu Songhe, berbicara kepada Xi Ya.
Suaranya jauh lebih lembut daripada biasanya.
"Aku datang, aku datang."
Xi Ya sibuk mengangguk, lalu berbicara padaku, "Mari makan siang bersama nanti!"
"Baiklah," jawabku.
Baru saja ia pergi, Xiao Yuan bertanya, "Rupanya kamu mengenal adik dari Direktur Fu?"
Aku terkejut, menyadari bahwa Xiao Yuan menyampaikan jika Xi Ya adalah adik dari Fu Songhe.
Pantas saja Fu Songhe mengabulkan permintaannya, merekrutku ke kantor.
Orang yang tampak sangat dingin, rupanya begitu memanjakan adiknya.
Kurasa tidak ada yang harus ditutup-tutupi, "Hm, kebetulan ada kesempatan untuk mengenalnya."
Aku mengirimkan desain yang sudah kuperbaiki pada Fu Songhe, tidak sampai dua menit, ia membalas emailku.
Bukan mengenai sketsa desain tadi, tapi memberitahu bahwa berdasarkan tema "Malam Musim Panas" aku harus mendesain sebuah kalung wanita, diserahkan dalam waktu seminggu.
Ketika aku sedang berusaha mencari inspirasi, tidak terasa, satu hari berlalu begitu saja.
Selain makan siang dengan Xi Ya, sisanya, aku terdiam di depan meja kantor.
"Seperti mimpi di luar jangkauan, hancur jika tersentuh ......"
Dering ponselku berbunyi.
Aku menunduk dan melihat, Cheng Jinshi lah yang menelepon.
Ruang kosong di dalam hatiku, segera saja terasa tidak begitu hampa.
Aku mengangkatnya, membuka pembicaraan dengan dingin, "Ada sesuatu kah?"
Suaranya yang rendah mengalir dari balik ponsel, "Sudah selesai bekerja? Aku memesan tempat, makan bersama."
"Tidak ada waktu."
Tanpa berpikir, aku langsung menolaknya. "Jalan Xunbei nomor 109, pukul tujuh, aku menunggumu." Nada bicara tidak bisa aku sangkal, begitu tegas.
Aku pun marah, "Kamu ......"
Alhasil, aku tidak mengatakan apapun, dan ia menutup telepon.
Seperti apa yang biasa ia lakukan.
Begitu egois.
Aku sama sekali tidak ingin pergi, tapi takut jika aku tidak pergi, ia akan terus menungguku di sana, setelah berpikir, aku mengambil tasku, dan memasukan absensi barulah pulang.
Berdasarkan alamat yang diberikannya, aku menemukan sebuah restoran, atmosfernya sangat elegan.
Aku berjalan masuk, setelah menyebutkan nama Jinshi, datanglah seorang pelayan yang membawaku pada satu tempat duduk.
Cheng Jinshi sudah datang.
"Tuan, apakah makanan disajikan sekarang?"
Aku duduk ketika pelayan sedang menanyai Cheng Jinshi.
Ia tampak santai dan menjawab, "Masih menunggu orang, setelah semuanya tiba baru dihidangkan."
Pelayan menjawab: "Baiklah."
Setelah pelayan pergi, aku tidak kuasa memandang Cheng Jinshi, tidak tahu apakah hanya perasaanku saja, tapi hari ini ia terlihat sedikit berbeda.
Lain dari biasanya hari ini ia tidak memakai kemeja, malahan mengenakan sebuah baju santai, sisi dominannya berkurang, tapi kelembutannya bertambah.
Seakan-akan Cheng Jinshi yang ada di pikiranku, adalah orang yang berbeda.
Hatiku mau tidak mau menjadi sedikit tegang, "Kamu memanggilku kemari, ada masalah apa?"
Tidak mungkin karena pertengkaran dua hari yang lalu, lalu bersiap meminta maaf padaku, bukan?
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Yang Tak Biasa
WennieAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMata Superman
BrickPenyucian Pernikahan
Glen ValoraPredestined
CarlyCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu