Cintaku Pada Presdir - Bab 75 Berbalik Memfitnahku

Setelah itu polisi menunjukkan ID nya, berkata : “Tolong Anda tenang, kami perlu investigasi terlebih dahulu, semua harus ada buktinya.”

Ibu Bai Yiyi masih ingin meneruskannya Polisi mengeluarkan hukuman jika menghalangi tugas resmi, membuatnya menutup mulutnya.

Setelah dia pergi, kedua polisi masuk ke dalam bangsalku, membuatku bekerja sama dengan investigasi, untuk dijadikan rekam catatan.

Masalah ini tidak ada hubungannya denganku, aku juga tidak ada yang perlu ditakutkan, hanya perlu menceritakan kejadian sebenarnya dari awal sampai akhir.

Polisi tentu saja juga tidak sepenuhnya percaya, karena Bai Yiyi adalah korban, dia masih belum sadarkan diri.

Mereka tidak yakin apa aku berbohong.

Aku tidak terburu-buru menjelaskan, kalau tidak malah membuat aku terlihat bersalah.

Bai Yiyi sebelum dijatuhi dengan vas bunga, sudah hampir mengatakan kebenarannya, tunggu dia sadarkan diri, semuanya akan sangat jelas.

Hanya saja, aku tidak mengira, masalah ini berkembang berkebalikan dengan perkiraanku.

Dua hari kemudian, akhirnya Bai Yiyi sadarkan diri, tetapi bagiku terjadi hal yang sangat mengagetkan.

Saat Polisi bertanya dengannya tentang apa yang terjadi, dia malah berbalik memfitnahku, bilang aku hari itu mengancam dia, memaksanya untuk mengakui masalah membocorkan desain gambar, dia yang memfitnahku. Tetapi dia tidak mau berkompromi, lalu dipukul dengan pot bunga, karena aku ingin membunuhnya, menyebabkan tidak ada bukti jika dia mati, mengambil kesempatan agar bisa membersihkan masalah desain gambar ini.

Kata-katanya penuh celah.

Jika dia mati, baru aku yang tidak bisa membuktikannya! Pasti menjadi kambing hitam membocorkan desain gambar!

Saat Polisi mencariku lagi untuk memastikannya, aku juga berusaha menjelaskan, kata-kata Bai Yiyi, ada masalah di dasar logikanya.

Kematiannya untukku, sama sekali tidak ada untungnya.

Polisi melihat video CCTV di daerah mereka, tidak bisa menemukan apapun, hanya satu yang pasti, akulah yang menelepon Bai Yiyi untuk turun ke bawah.

Bisa juga dikatakan, sampai ditemukan pelaku sebenarnya, masalah ini jelas ada hubungannya denganku, aku harus sewaktu-waktu bekerja sama dengan investigasi polisi.

Aku hanya merasa terlalu stress. Tidak bisa memikirkan siapa yang begitu tega mencelakakanku.

Sepotong demi sepotong, seperti naskah drama yang sudah ditulis sebelumnya.

Mungkin, sejak aku membantu Bai Yiyi mengirimkan dokumen itu, sudah masuk kedalam perangkap ini.

Mengirimkan dokumen, desain gambar bocor, Bai Yiyi menodaiku, Bai Yiyi terluka… … mungkin rencana orang itu adalah Bai Yiyi meninggal? Jika begini, aku benar-benar hancur.

Aku sebenarnya menyinggung siapa, layak untuk diperlakukan sekejam ini.

Aku ingin pergi ke bangsal Bai Yiyi, menanyakan kejelasannya kepada dia, hasilnya masuk ke dalam bangsal pun tidak jadi, dihalangi oleh Ibu Bai Yiyi di depan pintu.

Lagi-lagi serangkaian caci maki.

Kondisinya cukup bagus, sangat bersemangat, malah sebaliknya Ayah Bai Yiyi, dalam 2 hari ini sepertinya dalam sekejap seperti menua sepuluh tahun.

Setelah dia selesai mencaci makiku, membanting pintu bangsal.

Aku berdiri sebentar di depan pintu, lalu pergi ke pintu rumah sakit membeli beberapa produk perawatan kulit, lalu berjalan kembali lagi.

Bagaimanapun juga, aku perlu bertemu dengan Bai Yiyi sekali lagi.

Saat melewati hall rumah sakit, aku tidak sengaja melihat punggung seorang pria yang tidak asing, berjalan keluar dari bangsal Bai Yiyi.

Aku tertegun sebentar, ketika mau memastikannya, dia sudah menghilang.

Bagaimana dia bisa di rumah sakit?

Aku mengkerutkan alis, berjalan ke arah bangsal Bai Yiyi.

Saat mau mengetukkan pintu, terdengar suara Ayah Bai Yiyi yang tertekan “Apa kamu tidak bisa berhenti? Saat Yiyi bilang mau melakukan hal itu, aku mati hidup tidak menyetujuinya, semua salahmu, serakah dengan uang! Lihat sekarang, menyebabkan Yiyi terlibat!”

Terdengar jelas sedang berbicara dengan Ibu Bai Yiyi.

“Kamu sekarang menyalahkanku? Saat aku membawa uang membelikan mobil untuk putramu, kenapa kamu sama sekali tidak berkata apa-apa?” Ibu Bai Yiyi marah merasa tidak adil.

Ayah Bai Yiyi tidak berbicara lagi.

Aku menunggu semenit, masih tidak ada orang yang berbicara, jadi langsung mendorong pintu masuk ke dalam, ”Aduh, Tante, uang dari jualan putri, dihamburkan dengan senang ya?”

Jika sebelumnya aku hanya menerka-nerka saja, sekarang aku sudah 100% yakin.

Alasan Bai Yiyi memfitnahku adalah karena menerima sogokan.

Raut wajah Ibu Bai Yiyi tiba-tiba berubah, “Omong kosong apa kamu, ini adalah bangsal putriku, keluar kamu!

“Omong kosong? Sayangnya, tadi aku sudah merekam semuanya.”

Aku benar-benar ada merekamnya, hanya saja percakapan mereka tadi, tidak jelas, rekaman ini jika dibawa ke kantor polisi juga tidak ada gunanya.

Jadi, aku langsung berkata padanya, berharap ada pengakuan dari mulutnya.

Ibu Bai Yiyi tidak termakan jebakan ini, hanya mendorongku keluar dari bangsal, membanting pintu.

Aku menyerah dan kembali ke bangsalku, saat siang hari, bibi menelepon kemari, mendesakku membantu paman membayar utang.

Waktu itu aku baru ingat, hampir saja melupakan masalah ini.

Jarak mengembalikan utang ke rentenir hanya tinggal 2 hari.

Aku berjalan ke arah sebelah jendela bangsal, menelepon Zhou Xueke.

Tahun ini dia mulai berjualan di Taobao, menjual baju.

Karena dulu dia blogger di forum internet yang ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, mengumpulkan banyak fans, jualan di toko Taobao laris dan berkembang pesat.

Ketika menerima teleponku, dia marah dan berkata : “Aku sendiri sangat sibuk sekali, kamu juga tidak datang melihatku?”

Aku menirukan nada dan aksennya, “Aku di rumah sakit hampir mati, kamu juga tidak datang menjengukku?”

“Apa? Kamu kenapa!” nadanya tiba-tiba meninggi.

Aku tahu dia sangat sibuk, jadi tidak ada rencana untuk menceritakan hal-hal buruk ini kepadanya, daripada dia nanti juga ikut kepikiran.

Tetapi sekarang, aku terjebak masalah kebocoran desain gambar membuatku sangat sibuk, tetapi masalah uang yang diminta bibi sangat mendesak, jika ini diundur-undur juga tidak bisa.

Aku juga tak berdaya, menceritakan semua masalah yang terjadi baru-baru ini kepadanya.

“Kenapa kamu suka semua masalah diatasi sendiri? Masalah yang begitu besar, kamu sudah masuk rumah sakit 2-3 hari, sekarang baru mengatakannya kepadaku?”

Dia memarahiku bertubi-tubi, tetapi setiap kalimat yang dikatakannya, semuanya dari dalam hati karena sayang padaku.

Aku tertawa, saat mau bilang ingin meminjam uang, dia berinisiatif berkata, “Toko Taobao ku 2 hari yang lalu baru diperbarui, lumayan laris jualannya, tetapi selain harus membayar tagihan barang ke produsen, seharusnya masih ada sisa 400 juta lebih, aku segera memberikannya kepadamu.”

Aku tidak tahu kenapa ingin menangis, “Baik.”

Aku tidak mengucapkan terima kasih, karena terima kasih hanya untuk orang lain, dan dia bukan orang lain.

“Masih kurang 100 juta lebih, kamu coba cari kakakku, dia pasti ada, dan dia pasti mau meminjamkannya padamu.” Saran dia.

Jika tidak benar-benar terpaksa, aku tidak ingin hutang apapun kepada Zhou Ziyun.

Perasaan dia terhadapku, aku sudah tidak bisa membalasnya.

Xueke bisa menebak isi hatiku, lalu mengalihkan topik pembicaraan, “Kamu tunggu di rumah sakit, kamu ingin makan apa? Sekarang aku pergi melihatmu.”

“Tidak perlu tidak perlu, kamu lanjutkan saja kesibukkanmu, aku baik-baik saja, besok sudah boleh keluar rumah sakit.”

Hari ini saat dokter memeriksaku bilang aku baik-baik saja, hanya Cheng Jinshi bersikeras agar aku tinggal semalam lagi, katanya untuk diperiksa lagi.

Xueke tidak setuju, tidak sampai 2 jam, menggunakan rantang berisi sup ayam, dengan cepat datang ke rumah sakit.

Memaksaku meminum sup ayam, memastikan aku baik-baik saja, baru akhirnya merasa tenang.

Setelah dia memberikan uangnya kepadaku, mengomeliku beberapa kalimat, baru mau pulang ke rumah.

420 juta, ditambah uang yang ada ditanganku, kira-kira ada 460 atau 480 juta rupiah.

Aku sedikit sakit kepala, tidak tahu sisa uangnya mau dikumpulkan dari mana, tapi, dikembalikan dulu sebagian kepada rentenir, sisa uangnya, seharusnya bisa dinegosiasi lagi, dikembalikan terlambat.

Sudah memutuskan, aku merasa lega.

Keesokan paginya, ketika aku bersiap-siap untuk mengurus prosedur keluar rumah sakit, baru saja keluar dari pintu bangsalku, bertatap muka dengan Zhou Ziyun.

Dia membentangkan tangannya, aku tertangkap dalam pelukannya, dia penuh rasa bersalah, “Maaf ya, aku datang terlambat. Tiba-tiba ada perjalanan bisnis keluar negeri, setelah kembali baru tahu kabar kamu kecelakaan.”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu