Cintaku Pada Presdir - Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
Aku mengira dia sudah pergi, tidak berpikir banyak, bangun dan turun dari tempat tidur, pergi ke sebelah untuk melihat Anan dan Beibei, baru turun ke bawah.
Tidak terpikir, pria sedang sarapan di ruang makan, melihat aku turun, ada sentuhan lembut di wajah, “Ayo, sarapan, hari ini aku antar kamu ke perusahaan.”
Seketika aku merasa terkejut, lalu menggeleng, “Tidak perlu, aku ada urusan lain mau keluar sebentar, aku akan menyetir sendiri.”
Hari ini aku mau pergi kunjungi beberapa investor, tidak berencana pergi ke perusahaan.
Dia mengerutkan kening, “Pergi ke mana?”
“Kamu sudah katakan, tidak akan ikut campur masalahku.”
Aku tidak ingin dia mengetahui masalah perusahaan.
Tidak peduli dia membantuku atau tidak, bagiku, itu tidak akan terlalu nyaman.
Dia dengan lembut melengkungkan bibir bawahnya, melihat ke arahku, “Bukannya aku ingin mencampuri urusanmu, hanya khawatir terjadi sesuatu denganmu.”
“Baguslah jika tidak apa-apa.”
Dia tidak mengatakan apa-apa lagi.
Dia selesai sarapan, sambil membaca koran sambil menungguku.
Setelah aku selesai makan, dia baru berdiri dan pergi bersamaku, sampai di halaman, masing-masing pergi secara terpisah.
Hanya jalan bersama selama dua menit, aku juga tidak tahu apa artinya dia menungguku.
Dalam benakku memikirkan perusahaan yang sudah aku telepon semalam, singkirkan mereka dulu, singkirkan mereka terlebih dahulu, langsung pergi ke perusahaan yang belum pernah dihubungi.
Sepanjang pagi sudah pergi ke lima perusahaan, dua di antaranya bahkan tidak bertemu dengan penanggung jawabnya.
Sisa tiga perusahaan, dua diantaranya langsung tolak, satu lagi bilang akan mempertimbangkannya.
Tapi aku paham, pada dasarnya juga tidak ada harapan.
Aku mengendarai mobil ke perusahaan berikutnya, dada terasa sesak dan tidak nyaman, jika perusahaan sampai tutup hanya karena masalah ini, maka aku benar-benar tidak rela.
“Seperti sebuah mimpi yang sulit digapai, begitu disentuh akan hancur……”
Ponsel yang aku letakkan di jok samping pengemudi tiba-tiba berdering.
Aku langsung terhubung ke bluetooth, terdengar suara Ning Zhenfeng yang penuh semangat, “Xiao Xi, aku telah mendapatkan seorang investor, dia bersedia menginvestasikan uang untuk kita!”
“Benarkah?” Aku sangat terkejut.
“Benar, kapan kamu kembali ke perusahaan? Aku bawa kamu pergi menemuinya, rundingkan masalah investasi.”
Aku bergegas berbelok arah di persimpangan lampu lalu lintas, “Sekarang juga aku kembali ke perusahaan, sekitar sepuluh menit sudah tiba.”
Saat aku mobilku tiba di bawah gedung perusahaan, Ning Zhenfeng sedang menunggu, begitu mobilku berhenti stabil, dia langsung membuka pintu samping pengemudi dan duduk ke dalam, masuk ke dalam mobil dengan penuh semangat, menunjukkan jalan untukku.
Aku melihat dia seperti ini, tidak bisa menahan senyum, “Kamu sudah kenal berapa lama dengan investor ini?”
“Aku tidak kenal dengannya, seorang teman yang memperkenalkannya.” Ning Zhenfeng menjelaskan.
Tanpa sadar aku mengerutkan kening, “Apakah orang ini bisa diandalkan?’
“Katanya, dia sudah berinvestasi di banyak perusahaan, berinvestasi pada perusahaan baru seperti perusahaan kita adalah hal biasa baginya.”
Aku baru merasa agak tenang, “Baguslah kalau begitu.”
Dia membawaku ke sebuah kedai teh, merupakan kedai teh terkenal di pusat kota, tapi harganya sangat tinggi, juga karena hal ini, tidak peduli betapa bagus lokasinya, orang yang datang tidak akan terlalu banyak, lingkungannya sangat sepi.
Saat kami tiba, ada seorang pelayan yang membawa kami ke sebuah ruang pribadi, bukan ruang pribadi biasa, melainkan yang ada pemisah ruangannya.
Polanya sangat indah.
Cocok digunakan untuk membicarakan bisnis, tetapi tidak terasa terlalu formal.
Aku berpikir investor harusnya seumurnya dengan Ning Zhenfeng, tapi begitu masuk ruang pribadi, malah melihat seorang pria tua yang bijak, kelihatannya berumur 60 atau 70 tahun.
Masih ada seorang pria muda yang berdiri di sampingnya, seharusnya itu bawahannya.
Ning Zhenfeng sambil tersenyum maju ke depan, “Tuan Cheng, sudah lama mendengar nama besarmu, hari ini bisa bertemu denganmu, sungguh sebuah kehormatan.”
Selanjutnya, dia memperkenalkan identitas dia dan aku, Tuan Cheng hanya mengangguk sejenak, berkata: “Silahkan duduk.”
Kami duduk, Ning Zhenfeng menggosok tangannya: “Sebelum datang ke sini, sudah menghubungimu melalui telepon, bagaimana pertimbanganmu?”
Tuan Cheng memberi isyarat tangan, pria muda di sampingnya langsung membuka tas kerjanya, mengeluarkan dua dokumen, “Kalian lihat surat kontrak ini, maksud Tuan Cheng adalah, investasi seratus miliar, mendapatkan kepemilikan saham perusahaan sebesar 30%.”
Dengan keadaan perusahaan kami saat ini, meminta kepemilikan saham sebesar itu tidaklah keterlaluan, tapi aku tetap merasa tercengang.
Karena pihak itu terlalu lugas.
Ning Zhenfeng melihat aku termenung, memanggilku dengan suara pelan, “Xiao Xi?”
Tatapan Tuan Cheng membuat orang sulit menebaknya, “Jika kalian setuju, sekarang juga tanda tangan surat kontraknya, besok lusa dana investasi sudah bisa masuk ke rekening kalian. Jika tidak bersedia, masih ada perusahaan lain yang sedang menunggu kami untuk tanda tangan kontrak.”
Maksudnya jelas sekali, kalau mau sekarang juga tanda tangan, kalau tidak maka jangan tanda tangan.
Aku tersadar, menekan keraguan dalam hati, “Tanda tangan, sekarang juga tanda tangan.”
Ning Zhenfeng melihat aku setuju, langsung merasa lega.
Selesai tanda tangan kontrak dan keluar dari kedai teh, Ning Zhenfeng bertanya: “Barusan kamu tidak terlalu ingin menandatanganinya ya?”
“Tidak juga.”
Aku berkata jujur, “Hanya merasa sejumlah investasi ini datang terlalu tiba-tiba, hati merasa sedikit tidak aman.”
Dia tersenyum, membuka pintu mobil dan masuk, “Berbisnis seperti di medan perang, mana mungkin bisa selalu aman.”
Benar juga.
Investasi Tuan Cheng adalah satu-satunya kayu apung yang bisa kami pegang.
Jika tidak memegangnya, waktu kelangsungan hidup perusahaan, tidak tahu bisa melebihi minggu ini atau tidak.
Tidak peduli bagaimana pun, pegang dulu baru dibicarakan lagi.
Tuan Cheng memang menepati janji, sore keesok harinya, uang investasi sebesar seratus miliar sudah masuk ke rekening perusahaan.
Aku langsung melanjutkan proyek ini, adanya dana investasi ini, kami bisa sendirian meluncurkan produk ini ke pasaran.
Beberapa hari berikutnya, aku sibuk tidak karuan.
Masalah terbesar adalah, pabrik Klein tidak lagi berproduksi, kami perlu mencari pabrik yang bisa menghasilkan produk dengan kualitas yang sama.
Oleh karena itu, aku membawa Chen Xuan berkeliling mencari semua pabrik yang ada di kota Nan dan kota-kota sekitarnya.
Model yang dihasilkan tidak terlalu memuaskan.
“Presdir Ning, sebenarnya aku merasa perbedaan kecil itu hanya kamu yang bisa melihatnya, bagi konsumen, itu serupa.”
Hari ini, dalam perjalanan dari kota tetangga kembali ke kota Nan, Chen Xuan sambil mengemudi sambil mengatakannya.
Aku memegang kepala sambil melihat keluar jendela, “Cari lagi saja, jika benar-benar tidak bisa baru dibicarakan lagi.”
Aku tetap berharap produk yang dijual ke konsumen itu sempurna.
Terlebih lagi, keenam produk ini adalah proyek pertama yang aku operasikan secara mandiri, aku tidak ingin ada kekurangan sekecil apa pun pada produk.
Walaupun, itu hanya kekurangan yang tidak bisa dilihat orang lain secara langsung.
Saat tiba di kota Nan sudah malam sekali, aku menyuruh Chen Xuan langsung mengendarai mobil ke rumahnya, kemudian aku baru mengendarai mobil pulang ke rumah.
“Beberapa hari ini sudah bekerja keras, baik-baik istirahat sejenak, besok siang baru kembali bekerja.” Setelah dia keluar dari mobil, aku berkata.
Rasa lelah di wajahnya langsung menghilang, sambil tersenyum mengatakan: “Terima kasih bos.”
Aku tersenyum sejenak, mengendarai mobil pulang ke rumah, saat tiba di kediaman tua keluarga Cheng, sudah jam satu dini hari.
Aku juga sudah lelah, mandi, langsung berbaring di ranjang dan tertidur lelap.
Keesok harinya, aku bangun dan mandi, setelah turun ke lantai bawah, melihat ruang makan yang kosong, lalu bertanya pada kepala pelayan, “Kapan Cheng Jinshi pergi?”
Kepala pelayan menghela nafas, “Semalam tuan muda tidak pulang.”
Beberapa malam ini, setiap malam jika dia pulang akan pergi ke kamarku, tidak melakukan apa pun, hanya tidur sambil memelukku.
Aku mengira semalam aku tidur terlalu pulas, sehingga tidak merasakan dia pulang.
Ternyata dia sama sekali tidak pulang.
Aku tidak berpikir banyak, makan sarapanku sendiri, kemudian pergi bekerja.
Begitu aku masuk ke dalam perusahaan, sudah mendengar suara berselisih, “Kamu termasuk apa, berdasarkan apa mengusirku? Aku adalah bawahan Presdir Ning, hanya mendengar perintahnya!”
“Hmm, aku termasuk apa? Aku adalah kepala eksekutif yang baru menjabat, Ning Xi saja harus menghormatiku.”
Novel Terkait
That Night
Star AngelPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeLove at First Sight
Laura VanessaMi Amor
TakashiIstri Yang Sombong
JessicaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu