Cintaku Pada Presdir - Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
“Informasi apa?”
Aku mengangkat kepala dengan curiga, merasa kalau itu seharusnya ada kaitannya dengan Zhou Ziyun.
Benar saja, Xue Ke minum seteguk teh, mulai berkata: “Aku sudah menemukan Zhou Ziyun.”
Aku memandangnya dengan gembira, “Kapan, sekarang dia ada di mana?”
Ekspresi wajahnya tidak terlalu santai, mengatupkan bibir, “Beberapa hari yang lalu.”
“Kenapa sekarang baru beritahu aku?”
Samar-samar aku merasa, kemungkinan masalah tidak semudah ini.
Terpikir perkelahian Zhou Ziyun di bar setelah mabuk, jantungku berdegup kencang, bertanya lagi: “Apakah telah terjadi sesuatu padanya?”
Dia bergegas menggeleng kepala, “Kamu jangan panik, dia baik-baik saja, tidak terjadi masalah apa-apa, aku juga sudah memberitahu situasimu padanya dengan jelas.”
Aku baru merasa tenang, saat mau bertanya lagi, Xue Ke menatapku dengan ragu-ragu, “Masih, masih ada satu hal lagi……”
“Masalah apa?” Aku bertanya.
Dia sangat bimbang, aku memiliki sebuah firasat buruk, semakin merasa cemas, “Sebenarnya apa yang telah terjadi?”
Seharusnya Song Jing tahu hal ini, dia mendorong-dorong Xue Ke, “Kamu katakan saja, bukan masalah besar juga.”
Xue Ke ragu sejenak, begitu menguatkan hati, langsung mengeluarkan satu kartu undangan dan diserahkan padaku.
Aku meremas telapak tanganku, menerimanya, begitu buka dan melihatnya, aku tertegun sejenak.
Ini adalah kartu undangan pernikahan.
Pengantin pria adalah Zhou Ziyun, tapi pengantin wanita adalah seorang gadis bernama Liu Qian, aku tidak mengenalnya.
Tempat pernikahan berada di Kota Hai dan waktu pernikahan dua hari kemudian.
“Aku juga tidak tahu persis sebenarnya apa situasinya, pokoknya sekarang seperti ini, Zhou Ziyun menyuruhku harus memberikannya padamu. Lusa aku akan pergi bersamamu untuk menghadiri pesta pernikahan.” Xue Ke melihatku termenung, juga merasa tidak tahu harus bagaimana.
Aku sedikit linglung baru tersadar, tanpa sebab hati terasa agak santai.
Mungkin karena aku tahu, walaupun diriku bercerai dengan Cheng Jinshi, juga sulit memberi tanggapan apa-apa buat Zhou Ziyun.
Sekarang dia sudah menemukan seseorang yang bisa bersamanya seumur hidup, aku merasa senang untuknya.
Dulu, selalu merasa bersalah padanya, sekarang seperti ini bagus juga.
Tidak peduli bagaimanapun, aku harus pergi menghadiri upacara pernikahannya, menyiapkan sebuah hadiah besar dan memberikan ucapan secara pribadi padanya.
Dia adalah orang yang begitu lembut dan perhatian, pantas mendapatkan wanita terbaik di dunia ini.
Aku tersenyum sejenak, “Apakah kamu pernah bertemu dengan pengantin wanitanya?”
Xue Ke merasa tertekan sambil menggeleng, “Tidak.” Sepertinya dia teringat sesuatu, mengeluarkan ponsel lalu menelepon, sambil tersenyum memberikan ponsel padaku, “Zhou Ziyun, kamu angkat saja.”
Aku menutup kartu undangan, mengambil ponselnya, di dekatkan ke samping telinga.
“Xiao Xi, sudah lama tidak bertemu.”
Suara akrab yang sudah lama hilang terdengar dari seberang telepon, awalnya aku memiliki setumpuk pertanyaan, tapi mendadak bahkan tidak tahu harus mengatakan apa, dari mulut hanya bisa mengucapkan sepatah, “Lama tidak bertemu.”
Dia tersenyum lembut, tetap lembut seperti biasanya, “Masalah yang terjadi padamu dalam waktu dekat ini, secara garis besar aku sudah mengetahuinya, tidak peduli apa pun keputusanmu, aku akan mendukungmu, tapi, kamu harus mempertimbangkannya dengan jelas.”
Tidak tahu kenapa, tiba-tiba aku merasa mataku menjadi kabur, menahan air mata yang basah, sambil tersenyum menjawab: “Baik, pasti akan. Kalau kamu, apakah baik-baik saja?”
Dia berbicara dengan cepat, “Cukup baik, sekarang berada di Kota Hai, lepas dari keluarga Zhou, sendirian juga bisa melakukannya dengan baik. Yang paling penting adalah, di sini bertemu pasangan yang paling penting dalam hidup ini…..”
Di seberang telepon ada keheningan sesaat, kemudian, dia menghela nafas dengan pelan, “Aku sudah mengingkari janjiku padamu, selalu ingin menunggumu, sekarang, malah bertemu pasangan yang cocok.”
Aku tersenyum acuh tak acuh, "Tidak boleh mengungkit masalah ini lagi, aku benar-benar merasa senang untukmu, rasanya ingin memberimu ucapan berkat yang paling baik di dunia ini!"
"Apakah benar?" Dia juga mulai tersenyum lagi.
Aku mengangguk, tersenyum dari dalam lubuk hatiku, "Tentu saja benar, kamu tunggu saja, aku pasti akan pergi. Semoga kamu bisa memiliki cinta yang paling indah di dunia ini."
Semua kebaikannya padaku dulu, aku tidak bisa membalasnya, satu-satunya yang bisa dilakukan, pada saat ini hanya mendoakannya dengan tulus.
"Baik, aku akan menunggumu." Suaranya ada sedikit serak yang tidak mudah untuk disadari.
Aku sudah mendengarnya, sedikit khawatir, tapi tidak bertanya terlalu banyak.
Setelah mematikan telepon, pelayan yang ada di restoran mulai menyajikan hidangan, makan dengan senang sekali.
Tapi, Xue Ke selalu agak mengkhawatirkan perasaanku.
Selesai makan saat mengantar aku dan An An pulang, akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya: "Xiao Xi, apakah kamu akan merasa sedih?"
Aku tahu kenapa dia akan mengajukan pertanyaan ini, dalam sekejap merasa tidak berdaya dan tertawa sejenak, "Kenapa harus sedih? Xue Ke, dibandingkan siapa pun aku lebih berharap dia bisa bahagia."
Tiba di rumah, aku memandikan dan membawa An An tidur dulu, lalu berdiri di balkon.
Melihat lampu yang banyak di luar sana, dalam hatiku muncul kebimbangan, tapi begitu terpikir dengan pernikah Zhou Ziyun, aku lali merasa lebih tenang sedikit.
Hidupku sudah hancur berantakan, tapi Zhou Ziyun tidak bersalah, tidak seharusnya hidupnya berantakan sepertiku.
Dua hari kemudian, aku pergi ke bandara bersama Xue Ke, naik ke pesawat yang terbang ke Kota Hai.
Awalnya aku khawatir bagaimana dengan An An, Xue Ke malah berinisiatif mengatakan ajak An An pergi bersama.
Dia sangat menyukai An An, masih belum sampai kota Hai, An An sudah bisa tanpa aku ibu kandung ini.
"Pria kecil benar-benar sangat lucu sekali, dia sungguh menyenangkan loh Xiao Xi!"
Tiba di kota Hai, saat keluar dari bandara, Xue Ke masih memeluk An An, wajah penuh senyuman berbicara padaku.
Aku memegang koper, mengoda sambil berkata: "Sudahlah, jika sungguh menyukainya, kamu bawa pulang rumah saja.
Xue Ke tertawa lepas, bercanda pada An An, "Sudah dengar belum? Mamamu mau memberikanmu kepadaku!"
Tidak tahu An An mengerti atau kenapa, tiba-tiba langsung cemberut, menunjukkan gaya akan menangis.
Xue Ke bergegas membujuk: "Sayang, jangan sampai menangis, hanya bercanda denganmu. Ternyata memang lebih dekat dengan mama kandungmu, aku hanya mama angkatmu!"
An An mendengarnya, sepertinya merasa tenang, langsung membenamkan kepala ke dalam pelukannya.
Aku berada di samping tidak bisa menahan tawa.
Pesta pernikahan siang baru mulai, kami pergi ke hotel yang sudah diatur oleh Zhou Ziyun untuk meletakkan koper, mengganti pakaian, lalu menggunakan taksi pergi ke hotel tempat diadakannya pernikahan.
Tempat pernikahan didekor hingga sangat romantis, memiliki gaya barat, penuh dengan mawar pink, bahkan ada aroma samar di udara, membuat orang merasa bahagia.
Begitu memasuki ruang perjamuan, langsung melihat Zhou Ziyun yang penuh semangat dengan mengenakan setelan jas dan di depan dada ada bros bunga.
Dan di sampingnya, berdiri seorang gadis yang mengenakan gaun pengantin putih, riasan wajah yang indah serta gaya yang anggun, kemungkinan itu adalah pengantin wanita Liu Qian.
“Kak!”
Xue Ke memanggil sekali, wajah Zhou Ziyun penuh senyuman yang seperti biasanya, menggandeng Liu Qian berjalan ke arah kami.
Aku tersenyum, menyerahkan kotak beludru yang ada di tangannya, “Selamat menempuh hidup baru, semoga langgeng selamanya!”
Di dalam diisi kalung pasangan yang aku suruh orang segera buatkan dari pabrik dua hari lalu.
Gambar desainnya dulu aku yang membuatnya, seharusnya itu adalah desain pasangan pertamaku, sebelum diserahkan ke pabrik, bersusah payah memodifikasi beberapa detailnya.
Kemungkinan ini adalah hadiah terbagus yang bisa aku pikirkan untuk saat ini.
Zhou Ziyun tertegun sejenak, sambil tersenyum menerimanya, “Terima kasih.” Pria melihat ke bocah kecil yang ada dalam pelukan Xue Ke, “Ini An An ya?”
“Benar, belum terlalu pintar bicara, kalau tidak sudah bisa memanggilmu paman.” Aku mengolok-olok dia.
Zhou Ziyun juga tertawa gembira, melihat Liu Qian, lalu memperkenalkan kepada kami: “Ini adalah calon istriku, Liu Qian.”
Melihat dia begitu bahagia, kekhawatiranku semalam, saat ini perlahan mulai menghilang.
Xue Ke dengan lugasnya memanggil sepatah, “Halo, kakak ipar!”
Aku juga berinisiatif menyapa Liu Qian, “Halo, semoga kalian berdua langgeng terus dan selalu bahagia.”
“Terima Kasih.” Dia menunjukkan senyuman tipis, berkata dengan sopan.
Mereka masih harus menyapa tamu lain, aku dan Xue Ke tidak menyita banyak waktu mereka, setelah ngobrol sebentar, langsung mencari tempat duduk yang ada nama kami, kemudian duduk di sana.
Setelah duduk, Xue Ke mengerutkan kening, melihat ke arahku, tanpa berpikir langsung bertanya: “Apakah kamu merasa ada yang tidak benar?”
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraLove And War
JaneUangku Ya Milikku
Raditya DikaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyMy Enchanting Guy
Bryan WuCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu