Cintaku Pada Presdir - Bab 30 Kehilangan Anakku
Bab 30 Kehilangan Anakku
“Ayo ikut aku ke kantor, ambil barangmu.”
Sambil mengobrol, dokter Chen masuk berpamitan dengan dokter kandungan, kemudian membawaku pergi ke gedung inap
Dia mengeluarkan satu kalung bertali hitam yang sederhana dari laci meja kantornya, tergantung sebuah liontin yang terbuat dari giok tanduk kambing, terlihat sangat mewah nan lucu.
Dia menyodorkannya kepada ku, “perawat menemukan ini dibawah bantal ibumu, coba kamu lihat.”
“Iya, mungkin saya terlalu ceroboh saat membereskannya, terima kasih telah membantuku menyimpannya.”
Aku menggenggam liontin dan mengelusnya, itu adalah ukiran kambing, aku juga shio kambing, tapi… … aku tidak pernah melihat kalung ini.
Aku meninggalkan kantor dengan pikiran penuh penasaran, keluar dari lobi rumah sakit, angin dingin berhembus kemari, tidak tahu kapan luar mulai gerimis.
Aku tidak bawa payung, hendak kembali ke lobi, tunggu hujan berhenti kemudian pulang, baru saja berjalan dua langkah, handphone di saku mantel berdering.
Panggilan dari Cheng Jinshi.
Aku menghentikan langkah kaki, jari menggeser layar, menghubungkan panggilan.
Belum mengeluarkan sepatah kata, sudah terdengar suara serak yang berat dan rendah, “sudah selesai check-up?”
Aku membasahi bibir, “baru selesai.”
Dia bertanya dengan santai: “masih di rumah sakit kan?”
Aku melangkah menuju lobi, “iya, di luar lagi hujan, tunggu hujan berhenti baru pulang.”
“Berhenti dan tunggu di sana.” Dia memerintah dengan nada tawar.
Alisku agak mengernyit, langsung membalikkan badan, di tempat yang tidak jauh, terlihat Cheng Jinshi berpayung hitam, melangkah ke arahku di tengah hujan.
Aku termenung, merasa setiap langkah dia seperti terinjak di hatiku.
Dia berhenti di tangga yang berjarak beberapa langkah dari aku, mengangguk-angguk, “sini.”
Aku kembali sadar, melangkah dengan pelan ke arah dia, dia mengarahkan payung ke aku dan meraih bahuku dengan satu tangan, berjalan menuju mobil.
Setelah masuk ke dalam mobil, dia menyalakan mesin, wajah sampingnya tampak elok, rambutnya dihiasi oleh tetesan air hujan, terlihat lembut.
Aku tidak bisa menahan pertanyaanku, “bukannya hari ini ada makan bersama keluarga, kenapa kamu malah datang ke sini?”
Aku rasa diriku semakin tidak mengerti dia, jelas-jelas dia tidak menyukaiku, tapi dia terus melakukan hal-hal yang membuatku baper.
Dia berdeham, mengarahkan setir mobil dengan satu tangan, “aku tiba-tiba ada masalah, kebetulan lewat sini, jadi sekalian datang untuk antar kamu pulang.”
Aku sekedar menanggapinya, aku duga Xiao He yang menelpon dia di saat meninggalkanku.
Perjalanan dari rumah sakit ke rumah akan melewati kompleks keberadaan keluarga Ning, aku mengulurkan leher melihat ke depan, aku ragu apakah harus memberi tahu Cheng Jinshi tentang ancaman Ning Zhenfeng ke aku.
Dilihat dari cara dia mengatasi masalah, dia pasti akan dengan cepat membereskan masalah ini, tapi, demi apa dia harus membantuku.
Aku mengeluh, mencoba mengetes dia, “perusahaan Dongchen tidak mungkin bekerja sama dengan perusahaan Ning lagi, benarkan?”
Dia melirikku, diam sejenak, “kenapa tiba-tiba menanyakan ini, Ning Zhenfeng menemui kamu?”
Aku menundukkan kepala, “tidak, tidak ada.”
Lagipula masih tersisa enam hari, aku coba sendiri terlebih dahulu.
Sampai di rumah, Song Jiamin dan Xiao Bao sudah pulang, terdengar suara mereka dari lantai atas.
Cheng Jinshi sepertinya masih sibuk, langsung pergi ke ruang kerja, aku agak lapar, pergi ke dapur mencari makanan, lalu naik ke kamar.
Entah kenapa, hatiku semakin tidak tenang, seperti akan terjadi sesuatu.
Baru mau menginjak lantai dua, segumpal besar benda putih menyerbu kemari dengan ganas, aku menjerit, dengan panik mundur ke belakang, tapi langkahku menginjak udara.
Aku ingin memegang sesuatu, tapi tidak bisa, seluruh tubuhku langsung terjatuh ke bawah, terguling-guling di sepanjang tangga.
Aku tidak tahu berapa anak tangga yang aku lalui, hanya terasa seluruh tubuhku sangatlah sakit, apalagi bagian perut, tubuhku terkapar di lantai dasar, mendesah kesakitan, kemudian, terasa sesuatu yang hangat mengalir di sepanjang paha… …
Anakku… …
Aku semakin panik, rasa nyeri terasa hingga ke tulang, Cheng Jinshi turun dengan ekspresinya yang penuh kecemasan, mengangkatku dan langsung lari ke luar.
Aku menarik pakaiannya dengan penuh ketakutan dan tak berdaya, air mata mengalir membasahi muka, “anak… … Cheng Jinshi, anakku… …”
Entah ilusi atau bukan, sebelum memasuki kegelapan, aku merasakan ketakutan dan kecemasan dia, tidak kurang dari aku.
Mungkin benar hanyalah angan-anganku, dia sudah mempunyai Xiao Bao, mana mungkin peduli dengan anakku.
Ketika sadar kembali, dinding putih yang silau mengeliling sekitar aku, setiap adegan yang terjadi sebelum pingsan berputar di benakku, aku meletakkan tangan yang bergemetaran di atas perut, tersentuh sebagian yang rata.
Dalam waktu sekejap, hatiku seperti dilubangi oleh sesuatu.
Aku berusaha sekuat tenaga untuk bisa duduk, mencabut suntikan infus, baru saja ingin turun dari ranjang, seorang perawat membuka pintu dan masuk, “kamu akhirnya bangun, kalau ada yang tidak nyaman, beri tahu kami.”
Aku menggenggam erat selimut, dengan suara serak: “bagaimana dengan anakku?”
Perawat itu menasehati aku, “kamu terjatuh sangat serius, anak tidak bisa diselamatkan, kamu dan suamimu masih muda, rilekskan hati, rawat tubuhmu baik-baik, kalian masih bisa mempunyai anak.”
Dia menyampaikan banyak kata-kata ke aku, tapi yang masuk ke otakku hanyalah empat kata—anak tidak bisa diselamatkan.
Hatiku yang tadinya tegang langsung meledak, air mata langsung bergegas keluar, menangis menjerit-jerit, seluruh badanku bergemetaran tak terkendali.
Merasa bersalah, menderita, benci—menyelubungi setiap inci di hatiku, aku hanya tahu, harapan terakhirku… …hangus.
Aku tidak tahu kapan perawat itu keluar, juga tidak tahu, kapan Cheng Jinshi masuk.
Kedua matanya merah, berdiri di samping ranjang, tangan yang hangat mengelusku dengan lembut, “jangan nangis lagi, ya?”
Aku seperti menggila, sambil nangis sambil tertawa dan mendorongnya, “Cheng Jinshi, bolehkah kamu beri tahu aku, kenapa di rumah bisa ada anjing?!”
Aku alergi parah dengan hewan peliharaan, ketika SMP, aku sakit sementara waktu hanya karena alergi, sejak itu aku pun benar-benar trauma dengan hewan peliharaan.
Jadi, semalam ketika melihat anjing itu menyerbuku, aku begitu takut.
Cheng Jinshi memijit dahinya, “semalam makan keluarga, ibu memberikan anjing itu ke Xiao Bao, mereka tidak tahu kalau kamu alergi hewan peliharaan.”
“Tapi Song Jiamin tahu.” Suaraku gemetar tak terkendali.
Dia tahu, alergi di masa SMP itu disebabkan oleh dia, bagaimana mungkin dia tidak tahu.
Chen Jinshi terdiam, aku mendongak lihat dia, hawa dingin menyelubungi seluruh tubuhku, “kamu mau memaafkan dia lagi, benarkan? Walaupun dia secara tidak langsung membunuh anakmu, kamu tetap bisa memaafkan dia bagai tidak terjadi apa-apa.”
Aku mengeluh menyindir, “kamu sangat baik hati… …”
Sambil berbicara, mukaku dibasahi air mata, hatiku hanya tersisa kesedihan yang tak berakhir.
Beberapa saat kemudian, dia membungkuk dan memeluk aku, penuh kasihan dan tidak tega.
“Lepaskan aku!”
Aku berusaha melepaskan diri, tapi usahaku ini sia-sia, aku menjatuhkan kedua tangan bagai telah pasrah, membiarkan dia memelukku.
Bahkan nafas pun terasa sakit, “Cheng Jinshi, suruh Xiao He kemas barang-barangku, aku akan ambil setelah keluar rumah sakit.”
Aku tidak menyangka dia bisa sekejam ini terhadapku, dia bahkan bisa memaafkan Song Jiamin walau anaknya sudah dibunuh.
Semuanya hancur di detik ini, terasa hatiku menjadi hampa.
Mulai saat ini, aku dan dia, tidak ada hubungan apapun lagi.
Novel Terkait
My Enchanting Guy
Bryan WuTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAkibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Di Balik Awan
KellyNikah Tanpa Cinta
Laura WangThe Sixth Sense
AlexanderAdieu
Shi Qi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu