Cintaku Pada Presdir - Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya

Aku tahu aku tidak boleh begitu keras kepala, jadi aku memutuskan untuk mengambil tasku dan pulang kerja.

Jam sekarang, keadaaan di luar adalah jam senja, cahaya matahari berpancar di kaca bangunan, sehingga kaca tersebut terlihat sangat terang dan lembut.

Setelah aku berjalan melewati sana, bayanganku bergerak dan cahaya di atas kaca juga ikut bergerak.

Aku sudah ada ide!

Sebuah inspirasi tiba-tiba memancar ke otakku, aku berjalan kembali ke arah kantor dengan langkah kaki yang semakin cepat.

Aku bisa mengganti kristal air yang menggantung di tengah menjadi desain gerak yang berputar.

Desain ini pun akan menjadi sesuai dengan 'enerjik' yang dikatakan Fu Songhe.

Tetapi, desain gerak berputar seperti ini tidak mudah, harus pertimbangkan gerakan berputarnya dengan baik, agar penjualannya akan menjadi semakin menarik mata pembeli.

Aku membuka komputer dan berpikir beberapa saat, sampai langit sudah menggelap, aku baru memiliki pemikiran pasti.

Setelah selesai, aku memberikan hasil desin kepada Fu Songhe, waktu itu sudah hampir jam 10 malam.

Untungnya perumahanku dekat saja dengan kantor, jalan kaki pun hanya butuh waktu sepuluh menit.

"Bagus, ada perkembangan lagi"

Pada saat sampai di rumah, aku menerima balasan email dari Fu Songhe.

Beban dihatiku pun terasa lega setelah mendapatkan pengakuan dari dia, aku mandi dengan tubuh yang lega kemudian tidur.

Beberapa hari selanjutnya, Fu Songhe tidak muncul di kantor.

Sementara aku juga menjalani kehidupan dua titik satu garis dengan tenang.

Kantor dan rumah.

Kehidupanku sepertinya sudah menjadi tenang.

Selain kadang aku merasa risau dengan hasil desainku, aku tidak tahu apakah aku bisa berhasil mengambil proyek yang dikatakan Fu Songhe.

"Ning Xi, datang ke ruanganku"

Pada saat aku sedang melamun, sebuah suara pria berdering dari belakangku.

Aku segera menoleh ke belakang, aku melihat Fu Songhe yang baru saja kembali ke kantor, kemudian aku pun berdiri dan mengikuti dia masuk ke ruangannya.

Setelah masuk ke dalam ruangan, Fu Songhe duduk di sofa dengan ekspresi yang serius seperti biasanya.

Aku mengira dia memanggilku karena melihat aku melamun, sehingga aku menekan tanganku sendiri dan berkata dengan gugup, "Direktur Fu, tadi aku......."

"Aku bermaksud mau membawa kamu kerja sama dengan Klein, apakah kamu percaya terhadap dirimu?"

Fu Songhe tiba-tiba bersuara.

Aku merasa kaget, "Klein?!"

Dia memberikan aku sebuah tatapan yang pasti.

Aku merasa sangat kaget!

'Klein' adalah sebuah perusaahan besar yang berlokasi di Australia, produk perusahaan mereka sangat terkenal di dalam maupun luar negeri.

"Aku, apakah aku bisa?"

Aku sedikit meragukan kemampuanku sendiri, meskipun aku sangat ingin memiliki pengalaman ikut serta dalam proyek ini, tetapi aku tidak ingin membebani perusahaan.

Fu Songhe melihat ke aku dan berkata dengan nada suara ringan : "Kita berhasil mengambil proyek ini dengan hasil desain kamu, apakah kamu merasa kamu bisa?"

Aku merasa kaget dan bahagia, sehingga aku pun tertawa, "Terima kasih Direktur Fu"

"Tidak perlu terima kasih kepadaku, proyek ini sangat besar, kamu harus mengeluarkan kondisi terbaikmu untuk ikut serta, kalau kita gagal, ada banyak perusahaan yang mau merebut proyek ini"

"Baik, saya pasti akan berusaha sebaik mungkin"

Aku merasa sangat emosional, sampai tanganku bergetar, aku tidak menyangka proyek yang pertama kali aku ikut serta adalah proyek sebesar ini dari perusaahan yang begitu besar.

Proyek ini adalah proyek impian dari banyak desainer.

Pada saat pulang kerja, aku turun ke lantai bawah dengan elevator, suasana hatiku sangat baik, aku ingin memasak makanan enak sebagai perayaan untuk diriku.

Tetapi, tuhan tidak ingin mengkabulkan keinginanku.

Pada saat kehidupanku sudah mulai membaik seperti cuaca cerah, langit pasti akan turun hujan deras dan memukul aku kembali ke penampilan semula.

Pada saat aku keluar dari pintu gerbang bangunan, aku melihat sebuah mobil familier di jarak tidak jauh dariku, aku merasa panik dan berjalan lebih cepat

"Ning Xi"

Cheng Jinshi yang aku sudah tidak lama berjumpa dengannya turun dari mobil dan berjalan ke arahku, kemudian dia menghalangi kepergianku.

Aku teringat dengan masalah beberapa hari lalu, hatiku tetap terasa kesusahan, aku berkata dengan suara dingin : "Awas"

"Ikut aku ke mobil" Dia memegang lenganku dan bersikap sangat keras kepala.

"Mengapa aku harus menuruti kata-katamu, kamu mengira dirimu itu siapa?"

Aku menolak dia dengan tidak sabar.

Ekspresi dia pun tenggelam, aku tidak akan menuruti dia.

Pada saat suasana sedang tegang, pintu tempat penumpang terbuka, seorang wanita turun dari mobil dengan sepatu hak tingginya.

Qin Yumin.

Aku melihat ke Cheng Jinshi yang sedang menahan lenganku, kemudian melihat ke Qin Yumin, hatiku terasa asam dan pahit.

Mereka berdua benar-benar sangat melengket terhadap sesama.

Qin Yuming berjalan kepadaku dengan senyuman, kemudian dia melirik ke Cheng Jinshi, "Sikapmu begitu buruk, kalau aku itu Xiao Xi, aku juga tidak ingin menghiraukan kamu"

Aku merasa Qin Yuming bukan orang baik, aku juga tidak merasa dia sedang berbicara untukku.

Aku tidak tahu ini adalah perasaan alat indera keenam wanita, atau aku yang terlalu banyak berpikir, aku merasa setiap kali Qin Yuming berbicara, dia kelihatan sangat sembarang dan santai, tetapi sebenarnya tiap kata-katanya memiliki tujuan.

Qin Yuming menarik tanganku dengan sikap yang sangat ramah, orang yang tidak mengerti akan mengira aku sangat dekat dengan dia, dia berkata dengan lembut, "Xiao Xi, kamu jangan banyak berpikir, aku yang pergi mencari Jinshi dan meminta dia untuk membawa aku datang mencari kamu"

"Hah."

Apakah dia sedang memberi tahu, kalau bukan dia, aku tidak akan bisa bertemu dengan Cheng Jinshi?

Aku menarik tanganku kembali dengan ekspresi datar, "Ada urusan apa?"

"Aku dengar kamu adalah desainer perusahaan Karry Fu, apakah aku ada kesempatan untuk mengundang kamu bergabung dengan perusahaan yang aku baru saja buka?"

"Maaf, aku tidak ada keinginan untuk mengganti pekerjaan"

Aku tidak tahu dia mendapat informasi ini dari mana, tetapi bagaimanapun, aku tidak ingin memiliki sedikit hubungan pun dengan dia.

"Aku benar-benar sangat kagum denganmu, aku juga sangat mendukung kemampuan desainmu, kalau kamu mau datang ke perusahaanku, tidak hanya gajimu akan naik sampai berlipat-lipat kali, kamu bahkan bisa memimpin tim desain juga" Qin Yuming tidak mau menyerah, dia memberi tahu aku fasilitas yang semakin mempesona.

Naik gaji, naik jabatan.

Orang normal yang mendengar dua kalimat itu pati akan merasa tersentuh.

Tetapi aku semakin tidak mengerti dengan tujuan Qin Yumin, aku melihat ke dia dengan ekspresi datar, "Nona Qin, kamu menarik aku ke perusahaanmu di bawah gedung kantorku, apakah hal ini tidak sedikit tidak sesuai?"

Wajah Qin Yuming terlihat canggung, dia menjelaskan : "Aku memiliki niat yang sangat besar untuk merekrut kamu ke perusahaanku"

Aku tertawa, "Kamu salah mencari orang, pengalamanku terlalu sedikit, tidak pantas menerima fasilitas yang kamu beri"

Setelah itu, aku berputar balik badanku dan ingin pergi dari mereka, tetapi Cheng Jinshi menghalangi aku lagi dengan alis mengerut, "Mengapa kamu tidak pantas? Kamu sangat berbakat dan sangat giat, kamu pantas menerima fasilitas seperti ini"

Cheng Jinshi pertama kali memuji aku, itu demi bicara untuk Qin Yumin, aku merasa lucu dan kasihan dengan diriku.

Aku menahan rasa sakit di hatiku dan tertawa dengan dingin, "Tuan Cheng, anda terlalu memandang tinggi saya"

Aku mendorong dia dan langsung berjalan ke arah rumahku.

"Ning Xi!"

Cheng Jinshi mengejar aku, wajahnya memiliki kemarahan yang jelas, dia menatap aku dengan matanya yang hitam, "Mengapa?"

"Apa?!"

Aku sama sekali tidak ingin menghiraukan dia.

Kemarin mereka sama-sama menghina aku, sekarang? Dia memaksa aku ke perusahaan milik cinta pertama dia lagi?

Aku menatap ke pria yang aku cintai selama banyak tahun, hatiku terasa sangat sedih, aku pun berkata dengan terus terang, "Kenapa? Kamu harus melihat aku.........."

----- "Kamu harus melihat aku diinjak oleh cinta pertamamu sampai tidak memiliki harga diri?!"

Berkata sampai setengah, kalimat belakang itu tersumbat di tenggorakanku, rasa ini membuat aku merasa ingin menangis.

Dia juga menyadari ada sesuatu yang salah, kemarahan dia pun terlihat agak mengurang, "Kamu mau bilang apa?"

Aku menarik sebuah nafas dalam dan berusaha mengatur suasana hatiku, "Aku ada memegang proyek sekarang, aku tidak bisa mengundurkan diriku pada saat seperti ini"

Buat apa mengatakan kata-kata itu. Aku hanya akan terlihat sedang meminta dihina saja.

Karena, aku bukan orang yang ada di hatinya.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu