Cintaku Pada Presdir - Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi

Sebenarnya sangat lucu apabila dipikirkan, dua orang yang sudah menikah, bahkan membahas masalah kehidupan pribadi dengan cara yang begitu formal.

Cheng Jinshi menatapku dengan tatapan tegas dan tegang, “Ningxi, ini.”

“Tidak masalah juga kalau tidak mau, kalau begitu kita sekarang langsung cerai saja.” Aku menggerakkan pundak dengan gaya tidak peduli dan memotong pembicaraannya.

Dia memejamkan matanya, seolah-olah sedang menahan amarah. Namun sejenak kemudian dia berkata, “Boleh, aku setuju.”

“Baik, kalau begitu aku lanjut, aku dan anak mau pindah ke rumah tua keluarga Cheng, tetapi sebaiknya ibumu pindah keluar dari tempat itu. Tidak pindah juga tidak masalah, asalkan dia jangan ikut campur dan merusak hubungan suami istri kita.”

Ini adalah permintaan terakhir.

Sebelumnya Lin Zhi sangat membela Qin Yuming, dia berdiri di rumah tua keluarga Cheng dan bahkan terus mengusirku.

Kalau begitu kali ini aku akan pulang dengan sikap yang pasti.

Bukan hanya sekedar pulang, aku akan tinggal di sana hingga jangka waktu yang panjang.

Lihat saja siapa akan emosi terlebih dahulu.

Cheng Jinshi menatapku dengan tatapan kaget, setelah itu mengerut alis dan berkata, “Xiao Xi, perubahan kamu sangat besar.”

Aku kaku terbengong, bagaimanapun aku sama sekali tidak menyangka kalau dia akan berkata demikian, setelah sadar kembali aku berkata dengan nada menyindir :”Mungkin saja dengan demikian, orang tertentu akan merasa kalau aku bukan manusia yang lemah, dan tidak dapat dipermainkan mereka dengan sesuka hatinya.”

Diriku yang dulu, sangat gampang diatasi dan sangat rendah diri.

Namun hasil apa yang aku dapat ?

Aku hanya mendapatkan penuduhan dan penghinaan mereka yang keji, sekarang Qin Yuming bahkan berani menyakiti anak-anakku !

Namun aku tidak bermaksud menceritakan kejadian hari ini kepada Cheng Jinshi, dikarenakan tidak berguna juga meskipun aku memberitahunya.

Cheng Jinshi belum tentu mau membantuku, mendingan aku sendiri yang bertindak langsung.

Cheng Jinshi sedikit bengong, dia mengerut bibirnya, tatapan matanya sangat dalam. Aku tidak dapat menebak isi pemikirannya.

Setelah itu aku menarik sudut bibir dan beralih ke topik awal, “Ini permintaan yang terakhir, kamu bisa menyetujuinya ?”

Dia sadar kembali dan mengangguk, “Setuju.”

Suaranya jeda sejenak, wajahnya menampakkan reaksi lembut, “Akhirnya kamu mau pulang, aku mana mungkin tidak setuju.”

Aku mengabaikannya dan berdiri :”Baiklah, aku pulang untuk mengemas barang, nanti malam kamu datang menjemputku dan anak-anak.”

Tidak tahu juga apa yang terjadi, meskipun Cheng Jinshi mau menyetujui semua permintaanku, namun aku malahan tidak merasa senang.

Dia mengangkat tangan dan melirik jam, setelah itu berkata, “Waktunya sudah malam juga, aku suruh orang yang mengemas barang saja, kita pulang saja ke kantorku, tunggu aku selesai rapat, kita makan malam bersama.”

“Tidak perlu lagi.”

Aku bersiap-siap untuk pulang, namun dia menarik tanganku dengan gerakan ringan dan menatapku dengan tatapan berharap :”Sebentar saja sudah selesai rapat.”

Aku membuang muka dan menyetujuinya dengan gaya terpaksa, “Baiklah.”

Aku menyadari bahwa setiap kalinya aku ke perusahaan Cheng, mental hatiku selalu mengalami perubahan yang drastis.

Pernah ada rasa minder, memohon, emosi dan juga nekat.

Sementara pada kali ini, aku berusaha mencari perasaan emosional di hatiku, namun malahan tidak dapat menemukannya.

Hatiku bahkan tidak merasakan emosional apapun.

Aku dan Cheng Jinshi masih ke dalam lift khusus, setelah keluar dari lift, dia membawa aku ke ruangan kerja CEO dan memintaku untuk menunggu sejenak. Setelah itu memerintahkan kepada asistennya untuk menyiapkan jus buah dan makanan untukku.

Setelah itu dia buru-buru melanjutkan acara rapat yang terputus karena permintaanku.

Aku pernah ke ruangan kerja Cheng Jinshi untuk beberapa kalinya, keadaannya pada setiap kalinya selalu sama.

Bersih dan sunyi.

Ruangan kerja juga persis seperti pemiliknya.

Aku meminum jus buah dan berdiri, setelah itu aku mulai memperhatikan keadaan ruangan tersebut, tanpa disadari aku mendorong pintu ruang istirahat.

Tidak tahu juga apakah dia pernah membawa Qin Yuming ke tempat ini ?

Aku memperhatikan sekilas, namun tidak dapat menemukan jawabannya.

Intinya di dalam ruangan ini tidak ada jejak wanita.

Namun hal ini tidak dapat membuktikan apapun.

Tidak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang berasal di luar ruangan, sepertinya Cheng Jinshi telah kembali.

Aku baru saja ingin beranjak keluar, Cheng Jinshi sudah mendorong pintu dengan reaksi yang tidak senang, namun ketika melihatku, ekspresi wajahnya berubah seketika dan bagaikan telah lega, “Kenapa kamu bisa di sini ?”

“Sembarang melihat.” Aku berkata dengan ekspresi biasa.

Dia menatapku dengan tatapan dalam, sepertinya dia mulai mengerti sesuatu, sehingga wajahnya menampakkan sedikit senyuman, “Kalau begitu kamu lihat saja, aku membalas email dulu, nanti kita makan bersama.”

Aku menggeleng kepala dan berkata dengan nada datar : “Tidak perlu lagi, tidak ada yang seru.”

Aku melalui tubuhnya dan melangkah keluar, setelah itu duduk di atas sofa dan menyantap makanan di atas meja.

Setelah selesai makan sepotong kue, dia juga sudah menyelesaikan pekerjaannya, dia mengambil jaketnya dan memanggilku dengan nada lembut :”Ayo, kita makan.”

Dia mengendarai mobilnya dan membawaku ke sebuah restoran masakan pedas yang terkenal, pada saat menghentikan mobilnya di depan restoran, aku melirik Cheng Jinshi dengan tatapan bingung, namun tidak mengatakan apapun.

Setelah itu aku melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari mobil.

“Aku dengar dari Cheng Lin, katanya restoran ini lumayan bagus.”

Dia melangkah menghampiri aku dan bersiap-siap untuk memeluk pundakku, aku menghindarinya dengan tanpa jejak, setelah itu mulai menyindir, “Cheng Jinshi, ternyata kamu bahkan mengubah selera makan sendiri hanya demi Qin Yuming.”

Tangannya kaku di pertengahan udara, kemudian masuk ke dalam saku celananya dan mengerut alis, “Aku hanya berpikir kamu mungkin saja akan suka. Kalau kamu tidak suka, kita makan di restoran lainnya saja.”

Aku kaku terbengong, rupanya dia memilih restoran berdasarkan selera aku.

Aku melangkah ke dalam restoran, “Tidak perlu lagi, di sini saja.”

Kami masuk ke dalam ruangan yang dipesan oleh Chen Lin, setelah duduk di dalam, pelayan langsung masuk dengan membawa menu makanan.

Cheng Jinshi melirik sekilas dan memberikan menu makanannya kepadaku, “Kamu pesan saja.”

Aku tidak pernah datang ke restoran ini, namun masakan pedas lebih kurangnya juga sama.

Aku tidak membuka menu makanan lagi, malahan langsung memesan beberapa makanan khas, setelah itu aku mengingat sesuatu dan berkata kepada pelayan :”Tambah satu porsi sup tulang.”

Pelayan menjawab dengan sopan dan melangkah keluar.

Dalam seketika itu suasana menjadi sangat hening.

Aku menoleh kepala dan menatap awan abu-abu yang berada di luar jendela, setelah itu terdengar suara seorang lelaki yang berkata, “Kamu ketemu masalah ya ?”

Aku terbengong sekilas, beberapa saat kemudian aku baru menyadari maksud pertanyaan tersebut.

Mungkin saja dikarenakan keputusan kembali ke keluarga Cheng terkesan sangat mendadak.

Semua ini bahkan terjadi di luar dugaannya.

Aku langsung mengelak, “Tidak ada.”

Apabila memberitahukan kejadian hari ini kepadanya, dia bukan hanya tidak akan membantuku, malahan akan menyadari niat dan tujuanku.

Cheng Jinshi terus menatapku, aku tidak menghindari tatapannya, beberapa saat kemudian dia mengeluh nafas dan berkata, “Kalau ada masalah, kasih tahu aku saja.”

Aku tertawa sinis di dalam hati, namun agar dia tidak mencurigai aku, aku tetap saja mengangguk dan berkata, “Aku tahu.”

Tidak lama kemudian pelayan mulai mengantar hidangan, di atas makanan tersebut mengandung lapisan berwarna merah yang sangat menggodakan, aku bahkan langsung berselera hanya dengan menatapnya.

Mungkin saja dikarenakan jarak keberhasilan pembalasan aku terhadap Qin Yuming sudah semakin dekat, sehingga semua makanan akan terkesan enak.

Sementara Cheng Jinshi yang duduk di sampingku hanya makan sedikit saja, setelah itu dia meletakkan sumpit dan terus meneguk teh.

Aku mengerut bibir dan menoleh ke arahnya, “Cheng Jinshi, ke depannya kita jangan makan bersama di luar lagi. Kamu tidak sanggup makan yang pedas, sedangkan aku, juga tidak ingin menyesuaikan seleramu lagi.”

Mungkin saja kami memang bukan orang yang sejenis.

Pada dulunya, selera dan kebiasaan kami hampir persis total, sebenarnya hal ini dikarenakan aku sendiri yang menyesuaikannya dan berusaha mengelabui kenyataan.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu