Cintaku Pada Presdir - Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
Mungkin karena telepati, bayi di dalam perut tiba-tiba menendangku, tendangan kali ini lebih kuat dari pada biasanya, bagai semacam pemberontakkan tidak bersuara.
Air mataku langsung tidak tertahan, hatiku terus berkata, maaf, ibu hanya membohongi ayahmu… …
Kalau Cheng Jinshi setuju aborsi, maka aku akan langsung turun dari mobil, lagi pula, aku memang sudah berencana untuk membesarkan anak ini sendirian.
Mengenai balas dendam, aku pasti akan menemukan cara lain.
Cheng Jinshi sudah menyimpan kemarahannya, berkata tanpa terkandung emosi apapun, “katakanlah, apa tujuanmu kali ini.”
Aku sedikit terbengong, “apa?”
Aku tidak paham maksud dia yang tiba-tiba melontarkan pertanyaan ini.
“dulu kamu naik ke ranjangku demi balas dendam, bagaimana dengan kali ini?”
Sikunya bertumpu pada jendela mobil, menyindir dengan nada rendah dan dingin, “kita sudah cerai, kamu juga sudah menghilang empat bulan, sekarang kamu tiba-tiba muncul, apa tujuanmu?”
Aku tidak sangka bahwa dia bisa memahaminya begitu cepat, jiwaku tiba-tiba menjadi tegang, bersikeras mengucapkan: “aku sudah bilang, karena anak.”
Dia menoleh ke aku, bibirnya yang tipis merapat, muncul selapis kemarahan yang tipis, “Ningxi, jangan menganggap aku bodoh, sebelum cerai kamu sudah tahu bahwa dirimu hamil, benarkan?”
Aku termenung sejenak, nafasku juga ketinggalan ketukan, berusaha menekan emosiku, menjelaskan dengan tegas, “saat itu kalian memaksaku cerai, kalau di saat itu aku sudah mengetahui diriku hamil, bukannya aku mempunyai pegangan? Kalau gitu kenapa aku masih menuruti permintaan kalian untuk cerai?”
Karena aku tidak pernah berbohong padanya, sehingga sekarang aku sangat gugup, berusaha menyembunyikan jari-jariku yang bergemetaran, memandang ke depan, tidak berani melihatnya, tapi malah tetap bisa merasakan tatapannya yang tajam.
Dia jelas tidak percaya, tersenyum dingin, “baiklah, kalau kamu main, aku akan temanin.”
Selesai bicara, dia menginjak pedal akselerator, mengarahkan setir dan meninggalkan hotel.
Aku terasa lega, aku tidak bertanya tempat tujuan kita, aku tidak khawatir asal bukan pergi ke rumah sakit.
Dua puluh menitan kemudian, mobilnya memasuki tempat parkir yang ada di dalam kompleks berkelas tinggi.
Aku mengerti maksudnya, sebelum dia memarkirkan mobil, aku berkata dengan polos, “aku pemilih tidur, tidak bisa tidur di tempat asing.”
Tujuan utama mengacaukan pesta pernikahan mereka adalah biar harapan ibu mertua tidak terkabulkan.
Kalau aku tinggal di luar, aku tidak bisa menambah ketidakpuasannya.
Dan juga, aku ingin mencari kesempatan untuk menyelidiki masalah kepergian ibu, apa yang sebenarnya dikatakan ibu mertua kepada ibu hingga membuatnya bunuh diri.
Jadi, aku tidak boleh membiarkan Cheng Jinshi meninggalkanku di sini.
“katakan padaku, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?”
Cheng Jinshi langsung menginjak pedal rem, merapatkan giginya, berinterogasi padaku.
Aku tertawa, “apa yang bisa aku lakukan, aku hanya menyesal karena bercerai denganmu.”
Dia menginginkan sebuah alasan, maka aku pun memberinya.
Dia terbengong sejenak, kemudian memperingatkanku dengan nada rendah, : “Ningxi, kita tidak akan menikah kembali, kamu harus jelas dengan hal ini.”
Aku mencubit telapak tanganku sendiri, “aku jelas, jadi aku hanya berharap bisa bersamamu sebelum anak ini dilahirkan.”
Bersikap mundur agar bisa maju, trik ini, aku belajar dari Song Jiamin.
Dulu, dia memanfaatkan alasan merawat Rendi untuk bisa tinggal di rumah kami.
Dia melihatku sekilas dengan tatapannya yang kacau, kembali menyalakan mesin mobil, sepertinya dia telah setuju.
Sekitar sepuluh menitan, mobil diparkirkan dengan stabil di depan rumahku yang dulu, sebelum turun dari mobil, dia menarik pergelangan tanganku, berkata dengan dingin: “jangan membuat keonaran, kalau tidak, kemas barangmu dan pergi dari sini.”
Aku menoleh ke dia, sedikit membelokkan bibir, “iya.”
Tidak ada keonaran yang bisa kubuat, kali ini, hanya pulang sudah bisa membuat beberapa orang tidak senang tanpa melakukan apa-apa.
Aku baru saja turun dari mobil, belum berdiri kukuh, dia langsung tergesa-gesa mengemudi mobilnya pergi dari sini, bahkan kata-kata selamat tinggal pun tidak diucapkannya.
Barangkali, terburu-buru untuk pergi menenangkan Song Jiamin?
Aku bertiup angin dingin beberapa saat, barulah bersemangat, mengangkat kaki melangkah ke depan pintu, menekan bel pintu.
Tidak lama kemudian, Bibi He membuka pintu, melihat aku, muncul pandangan aneh di matanya, “nyonya muda, Erh, Nona Ning… … bagaimana kamu bisa pulang ke sini?”
Cepat sekali mengubah penyebutannya, mungkin sekarang sudah menyebut Jiamin sebagai nyonya muda.
“iya, Cheng Jinshi yang mengantarku pulang.” Aku menjelaskan dengan sederhana kepadanya kenapa aku bisa di sini.
Aku masuk melalui pintu rumah, tapi sandal yang biasa aku pakai malah tidak ditemukan di dalam lemari sepatu, sedikit heran, menanyakan; “Bi, apakah sandalku masih ada?”
Bibi He menutup pintu, “sudah dibuang, barisan terbawah di lemari itu ada sandal untuk tamu, terserah mau pakai yang mana.”
Aku merasakan kejanggalan pada Bibi He, tapi aku tidak tahu dengan jelas apa yang aneh.
Aku meresponnya, aku juga tidak terlalu peduli, sembarang memakai sepasang sandal dan naik ke lantai atas.
Tidak sangka, Bibi He segera mengikutiku dari belakang, di saat aku menginjakkan kaki di tangga terakhir, dia terburu-buru bertanya: “Nona Ning, apa yang mau kamu lakukan?”
Aku pun menghentikan langkah kakiku, menjelaskan, “Bi, aku mungkin akan tinggal di sini selama beberapa bulan ke depan, aku sekarang sudah lelah dan mau istirahat.”
Semenjak hamil, aku sangat mudah letih, pagi ini aku bangun lebih awal untuk bersiap-siap pulang, sampai sekarang aku hanya terasa kehabisan tenaga.
Bibi He menampakkan ekspresinya yang segan, “kalau gitu, kamu tunggu sebentar di ruang tamu, aku akan membereskan kamar tamu.”
Aku sedikit terbengong, sadar kembali bahwa ini bukan lagi rumahku, tentu saja hanya bisa tidur di kamar tamu, masa masih ingin tinggal di kamarku yang dulu.
“baiklah.”
Aku merespon dengan nada yang agak segan.
Bibi He membalikkan badan menuju ke salah satu kamar tamu, aku sambil menuruni tangga, sambil menoleh ke atas, baru sadar bahwa hampir semua peralatan rumah digantikan dengan yang baru.
Bahkan karpet pun adalah gaya yang disukai oleh Song Jiamin.
Aku menunggu sekitar satu jam lebih, teringat sesuatu, kemudian mengirimkan foto ke salah satu teman yang berprofesi sebagai fotografer, meminta bantuannya untuk melihat apakah foto ini terdapat jejak editan.
Baru saja terkirim, Bibi He pun sudah sedang menuruni tangga, berkata dengan santai: “kamar sudah selesai dibereskan, kamar yang ada di sebelah kanan lantai tiga.”
Lantai tiga?
Aku mengerutkan alis, sedikit penasaran, “bukannya kamar yang anda bereskan tadi ada di lantai dua?”
Bibi He berkata: “Xiao Bao biasanya suka bermain di lantai dua, anak kecil terlalu bising, kamu akan terganggu.”
Aku menurunkan kelopak mata, sepertinya dia tadi bukan pergi membereskan kamar, tapi pergi menelepon.
Takut Rendi menggangguku hanyalah sebuah alasan, jelas hanya ingin aku berjarak lebih jauh dari Cheng Jinshi.
Terasa sedikit lucu, rumah ini hanya sebesar ini, apa bedanya di lantai dua dengan di lantai tiga.
Aku tidak jelas apakah itu adalah maksud dari ibu mertua atau Devi.
Aku juga tidak ingin menyulitkan Bibi He, bangun dari sofa, “baiklah, terimakasih, kalau gitu aku akan naik untuk istirahat.”
Jelas sangat lelah tapi ketika berbaring di ranjang, aku sama sekali tidak bisa tidur.
Aku tidak membohongi Cheng Jinshi Fangestu, aku benar-benar pemilih tidur, tiap kali berganti tempat, aku akan kesulitan untuk tidur.
Lagipula, pulang ke rumah ini membuat momen-momen dulu kembali muncul dengan jelas di benakku.
Aku masih ingat rasa kepuasan dan ketenangan yang ada di hatiku pada saat hari pertama kita mendapatkan surat pernikahan, ketika kita bersama-sama pindah ke rumah ini.
Di saat itu, aku memberikan hati yang begitu tulus dan hangat, ingin menghangatkan dia.
Hasilnya, bukan hanya tidak bisa menghangatkannya, justru malah membuat hatiku yang mendingin total.
Aku baring menyamping, mengusap air mata yang keluar dari sudut mata, melihat petang hari di luar jendela, terasa waktu mengubah semuanya, semua benda masih seperti awalnya, tapi setiap orang sudah bukan lagi seperti dulu, hatiku terpenuhi dengan ketidaktenangan dan ketidaktahuan.
Setiap langkah di masa yang akan datang sangatlah sulit untuk dijalani, dan aku, tidak ada satu pun penunjang yang kumiliki.
Kalau cerobah saja sekali, maka kemungkinan aku akan jatuh ke jurang terdalam.
Tidak tahu berapa lama, barulah aku tertidur, malah semakin tidur semakin dingin.
Dingin sekali, bagai sedang tidur di dalam rumah es, membuatku gemetaran.
……
“Ningxi, Ningxi.”
Telinga terdengar suara familiar yang sangat kusukai, sepasang tangan yang kering menghampar di dahiku dengan lembut dan hangat, aku mengulurkan tangan memegang erat tangan itu dalam kondisi setengah sadar, ingin menyerap lebih banyak kehangatan.
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaPerjalanan Selingkuh
LindaMenantu Hebat
Alwi GoBretta’s Diary
DanielleCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaThis Isn't Love
YuyuCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu