Cintaku Pada Presdir - Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang

Aku pun terkejut karena dibentak begitu, di hatiku juga merasa sangat tidak nyaman.

Dia mencibir dan menghentikan sebuah taksi.

"Zhou Ziyun, tunggu aku!" aku segera berlari menyusul setelah itu meraih pintu taxi.

Dia sedang kacau sekarang, Aku takut dia akan melakukan sesuatu yang bodoh kalau sendirian.

Dia mengulurkan tangan dan menarikku pergi, Dia mendorong aku mundur dan berkata kepada sopir taksi, "jalan."

Ketika aku berhasil berdiri dengan stabil, hanya ada asap knalpot yang tersisa.

Aku menjambak rambutku sendiri, lalu menghentikan taksi dan masuk ke belakang, "Tuan, tolong ikuti mobil di depan itu."

Pengemudi melihat aku melalui kaca spion dan berkata dengan semangat, "Oke!"

Aku mengeluarkan ponsel untuk menelepon Zhou Ziyun, dan ketika tersambung, langsung terputus, telepon lagi, terdengar pesan suara bahwa ponsel telah dimatikan.

Aku mengikutinya selama lebih dari sepuluh menit, Taxi yang diduduki Zhou Ziyun kelihatannya tidak ada tanda-tanda mau berhenti, Aku terus menatap taxinya karena takut kehilangannya.

Bagaimanapun, Zhou Ziyun melakukan hal-hal ini karena dia marah kepada aku, dan sekarang dia bahkan dihina oleh keluarganya sendiri.

Jika sesuatu terjadi padanya, aku bahkan akan lebih menyesal.

"Pikirkan mimpi nun jauh disana, tetapi sekali tersentuh langsung hancur berantakan..."

Ponsel di dalam tas tiba-tiba bordering, aku bisa tahu itu pasti Xueke, jadi aku cepat menjawab telepon itu.

"Aku benar-benar kesal, apa yang terjadi pada Zhou Ziyun sudah sangat buruk, Bibiku malah memprovokasi lagi, aku memohon pengampunan pada paman, tapi paman sama sekali tidak bergeming."

Begitu telepon terhubung, Xueke membuka suara seperti serangkaian tembakan meriam. "Aku benar-benar merasa bahwa keluarga Zhou tidak memiliki rasa kekeluargaan, yang mereka inginkan hanya yang bisa memberi mereka lebih banyak manfaat untuk diri mereka sendiri saja, Bagaimana dengan kamu disana? Apakah polisi sudah melepaskannya keluar?"

"Ya, tapi ada yang salah." Aku saat ini sedang sakit kepala.

"Apa masalahnya?"

"Suasana hati saudaramu sedang tidak stabil, Dia menghentikan sebuah taksi dan pergi meninggalkan aku, Aku khawatir terjadi sesuatu padanya, jadi aku juga meminta taksi lain untuk mengikutinya." Aku menceritakan kejadian tadi dengan singkat.

Xueke menghela nafas, "Pastilah tidak stabil, Masuk kantor polisi saja sudah cukup menyedihkan, malah ditambah ayahnya tidak mau tahu apa yang terjadi langsung memarahinya."

"Um."

Aku sekarang juga merasa sangat tertekan dan simpati pada Zhou Ziyun,

Pada titik ini, aku sebenarnya sama dengan dia.

Dan masih harus menghadapi ayah seperti itu.

"Kalau begitu ikuti dia dan telepon aku begitu dia sudah berhenti, Aku akan segera kesana, Kamu tidak bisa menghalanginya kalau dia ingin membuat onar lagi." Kata Xueke.

"Nona, mereka sepertinya menemukan kita sedang mengikuti, sengaja menghindari kita." Kata pengemudi taksi itu tiba-tiba.

Aku langsung panik, aku mendongak, taxi Zhou Ziyun kenapa hilang?

Mau tak mau aku mengerutkan kening dan berkata pada Xueke di ujung telepon, "kamu mungkin harus datang ke sini sekarang, Aku kehilangan jejaknya."

"Apa ?! Kirimkan aku lokasinya, Aku akan segera kesana."

Tutup telepon, aku langsung buka wechat, kirim lokasi ke Xueke, lalu bayar dan turun, berdiri di pinggir jalan dan tunggu dia.

Meskipun Xueke jarang menyebut Zhou Ziyun sebagai "kakak laki-laki" pada waktu-waktu biasa, dia diperkirakan satu-satunya di keluarga Zhou yang benar-benar peduli dengan Zhou Ziyun.

Dalam waktu singkat Xueke sudah tiba, aku masuk ke mobilnya dan mencari Zhou Ziyun bersamanya.

Kami pergi ke rumah Zhou Ziyun terlebih dahulu, Begitu kami membunyikan bel pintu, pintu terbuka.

"Xueke, mengapa kamu kemari?"

Pelayan keluarga Zhou yang membuka pintu.

Xueke malah bertanya, "Dimana Zhou Ziyun? Apakah dia ada pulang kemari? Mengapa kamu malah di sini?"

Pelayan yang membuka pintu itu menjawab, "Pengurus pembantu rumah tangga keluarga Zhou mengatakan bahwa suite ini tidak akan ditempati lagi di masa depan, menyuruh aku datang membersihkannya dan menutupi semua perabot dengan kain anti debu."

Xueke dan aku sama-sama kaget, Tampaknya ayah Zhou benar-benar ingin membuang Zhou Ziyun jauh-jauh.

Kami harus pergi dan mencari di tempat lain.

Kami mencari semua restoran, kafe, dan taman yang mungkin dikunjungi Zhou Ziyun di dekat perusahaan keluarga Zhou.

Sambil mencari, Xueke menelepon teman-teman Zhou Ziyun yang dikenalnya dan bertanya apakah Zhou Ziyun ada menghubungi mereka.

Bagaimanapun, semua kartu kredit Zhou Ziyun telah diambil ayahnya, Sekarang yang paling mungkin adalah menghubungi temannya.

Hanya, kami sudah bertanya seharian, tidak ada yang bisa menghubungi Zi Yun.

"Apa yang harus mereka lakukan sekarang? Tidak bisa menemukan Zhou Ziyun."

Ketika kami melangkah keluar dari kafe terakhir tempat Zhou Ziyun mungkin datang, Xueke bertanya tanpa daya.

Hatiku semakin panik, "ke mana lagi dia bisa pergi?"

"Sudahlah, dia pasti bersembunyi dari kita, Kita tidak dapat menemukannya. Jangan khawatir, dia sadar dan sudah dewasa, Dia tidak akan berbuat bodoh lagi," Xueke mencoba menenangkan suasana.

Ketika kami naik mobil bersama, aku menundukkan kepalaku dan berpikir keras apakah masih ada tempat lain yang belum mereka kunjungi.

Ketika aku mendongak, mobil sudah berhenti di pintu komplek rumah aku.

Aku memandang Xueke dengan tatapan tak percaya, Dia membuka sabuk pengaman aku terbuka dan berkata, "Kamu sekarang adalah seorang wanita yang sedang hamil, Jangan ikutan terlalu khawatir tentang hal ini, pulanglah untuk beristirahat dulu, Jangan khawatir, Zhou Ziyun akan baik-baik saja. Aku akan segera memberi tahu kamu begitu aku mendapatkan berita tentang dia. "

"Aku ikut bersamamu..."

Aku sebenarnya ingin menolak untuk pulang, tetapi setelah dipikir-pikir, kalau aku terus bertahan, itu hanya akan merepotkan Xueke.

Jadi aku hanya bisa mengangguk, "Oke, aku akan pulang dulu."

Aku turun dan berjalan masuk ke dalam komplek, Ketika aku hampir tiba di rumah, aku menemukan sebuah mobil yang aku kenal terparkir di lantai bawah, Tampaknya itu adalah mobil keluarga Cheng.

Ketika aku mendekati, mobil itu langsung melaju keluar dengan cepat, masuk ke barisan belakang sebuah mobil dan pergi dengan cepat.

Aku mengerutkan kening, merasa aneh, aku tidak tahu apa yang terjadi, aku hanya mempercepat langkahku dan pulang tanpa pikir lebih banyak lagi.

"Whuaaaa..."

Tangisan seorang bayi masuk ke gendang telingaku.

Jantungku tiba-tiba berdetak kencang, melihat sebuah kereta dorong yang diletakkan di pintu masuk gedung, Seorang bayi kecil dengan ukiran merah muda batu giok berbaring di dalam kereta dorong, menangis dengan sangat menyedihkan.

Aku perhatikan dengan seksama, Bukankah bayi ini yang digendong Cheng Jinshi hari itu!

Ini anak kita!

Aku dengan perasaan bahagia menggendong bayi itu dari kereta bayi,

"sayang, sayang jangan menangis, aku ..."

Ibu...

Kata ini secara tidak jelas terjebak di tenggorokanku, dan aku merasa berhutang kepada anak ini, dan saat itu mataku menjadi kabur.

Yang mengejutkan, anak itu perlahan-lahan berhenti menangis, dengan mata besarnya masih penuh air mata, dan menatap aku dengan mengedipkan mata dan seringai.

Aku sangat terkejut, mungkin ini adalah hubungan darah antara ibu dan anak.

"Sayang, ibu akan membawamu pulang."

Aku mendorong kereta bayi ke lift dengan satu tangan, memeluknya erat-erat dengan tangan lainnya, dan terus melihat sekeliling, seolah aku takut seseorang akan tiba-tiba muncul dan membawanya pergi.

Kembali ke rumah, aku dengan hati-hati meletakkannya di tempat tidur.

Kemudian, aku keluarkan ponsel dan bersiap untuk menggunakan aplikasi layanan antar yang biasa aku pakai, aku beli sekaleng susu bubuk di supermarket, lalu beli beberapa keperluan anak-anak.

Meskipun begitu, aku tidak bisa memikirkan mengapa Cheng Jinshi tiba-tiba mengirim anak ini ke sini, tetapi aku tetap tidak peduli.

Anakku sudah ada di depanku saat ini, aku hanya ingin merawatnya.

Lainnya, aku tidak punya waktu untuk memikirkannya lagi.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu