Cintaku Pada Presdir - Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku

Aku mengerang, mendorongnya dengan lembut, tertawa kecil, “Kamu lihat, bukankah aku baik-baik saja? Mau melakukan prosedur keluar rumah sakit.”

Di bola matanya masih ada rasa bersalah, dengan lembut berkata :”Kamu tunggu di bangsal, aku saja yang pergi melakukannya.”

Selesai bicara, dia membalikkan badannya dan pergi.

Aku melihat-lihat punggungnya, seperti ada yang dipikirkan.

Aku tidak ingin meragukannya, tetapi aku tidak bisa menahannya.

Dia bilang dia pergi ke perjalanan bisnis luar negeri, jadi orang yang kemarin aku lihat di rumah sakit, adalah siapa?

Walaupun aku kemarin benar-benar tidak melihat wajahnya, tetapi bentuk badannya, sangat mirip dengan dia.

Tiba-tiba aku berpikir, mungkin juga seumur hidup ini, aku tidak mungkin lagi mempercayai orang lain seperti aku mempercayai Cheng Jinshi.

Dia sudah selesai melakukan prosedur rumah sakit dan kembali, “ayo jalan, aku antar kamu pulang.”

Aku dan dia bersama-sama berjalan keluar rumah sakit, di tengah perjalanan, aku tidak sengaja berbicara, “Aku kemarin di rumah sakit… …”

--melihat orang yang sangat mirip denganmu.

Kalimat ini tersangkut di tenggorokkan, karena ada orang dari belakangku memegang kerah bajuku, menarik rambut panjangku, sangat sakit.

Aku menolehkan kepala, Ibu Bai Yiyi menarik suaranya dan berteriak, “Kamu ingin kabur ya? Putriku masih berbaring di atas kasur, kamu seorang pembunuh ingin kabur kemana?!”

Putrinya menerima sogokan untuk memfitnahku, setelah dicelakai oleh pelaku dibelakang layar, malah berbalik memfitnahku.

Sekarang masih berpikir menjadikanku kambing hitam menyalahkan semua kesalahannya padaku.

Tidak akan terjadi!

Aku tertawa dingin, “Jika aku tidak keluar rumah sakit, apa kamu berniat membayari biaya rumah sakitku? Tante, jika kamu masih menyebutku pembunuh, aku bisa menuntutmu memfitnah orang.”

Benar-benar tidak tahu malu.

Zhou Ziyun memegang erat tangannya, menyipitkan mata dengan marah, “lepaskan dia.”

Ibu Bai yiyi marah tetapi berusaha tenang, “Siapa kamu? Baiklah, wanita ini benar-benar hebat, pelacur satu lanjut satu lagi!”

Aku melayangkan tangan dan menampar mukanya, berteriak marah sambil melototinya, ”Jaga ucapanmu!”

Dia menjerit dan mulai menangis, “memukuli orang! Semuanya lihat kemari, dia sangat kejam, menyebabkan putriku berbaring di atas kasur tidak bisa bergerak, sekarang masih menamparku!”

Disana ditonton banyak orang, kata-katanya, semakin membuat banyak bisikan yang menuduhku.

Aku tidak diam, membantah, “Tante, aku menghormatimu, sehingga memanggilmu tante, tetapi jika mau dihormati orang lain, perlu diusahakan sendiri. Putrimu menerima sogokan untuk memfitnahku, sekarang dia dicelakai orang, aku lagi yang difitnah, apa kamu sengaja mencari kesempatan untuk memeras uang lebih banyak lagi?”

Bisikan orang yang menuduhku berkurang lebih dari separuh, pandangan mereka terhadap Ibu Bai yiyi telah berubah, mengatakan dia dan putrinya gila harta.

Genggaman tangan Zhou Ziyun bertenaga, setelah Ibu Bai Yiyi kesakitan dan melepas kerah bajuku, didorong keras oleh Zhou Ziyun.

“Ayo kita pergi.” Aku berbicara dengan ringan.

Aku tidak ingin terus-terusan berdebat dengan Ibu Bai yiyi disini, membuang-buang air liur saja.

Tidak disangka, saat membalikkan badan, Ibu Bai yiyi marah dan bergegas menerjangku, tangannya melambaikan belati berwarna perak, lurus menikam ke arahku.

Aku membelalakkan mata, ingin menghindarinya, ternyata, ada orang yang bergerak lebih cepat daripada aku.

Zhou Ziyun menarik lenganku, menaruhku ke dalam pelukannya, berputar setengah putaran, menggantikanku menghalangi Ibu Bai yiyi, belati yang tajam itu menusuk lengannya tanpa ampun, darah segar mengalir terus.

Hanya dalam beberapa hari, menghadapi lagi adegan berdarah seperti ini, jantungku sudah hampir copot.

Ibu Bai yiyi diamankan oleh petugas keamanan, aku bingung berusaha menahan lukanya, “Dokter!Dokter … …”

Darah segar mengalir terus dari sela jariku, aku cemas sampai air mataku mengalir, malah dia yang menasihatiku, “Jangan takut, tidak sakit kok, hanya kelihatannya mengerikan saja.”

Suster terburu-buru kemari, membawa kami ke IGD untuk mengobati luka.

Mukanya sedikit pucat, tetapi saat dokter mengobati lukanya, dahinya sama sekali tidak berkerut, malah dia takut aku khawatir.

Aku menyalahkan diriku sendiri, saat dia menyelamatkanku, dia sama sekali tidak ragu-ragu, tidak mempedulikan apapun menghalangi di depanku.

Sedangkan aku, sebelum kejadian ini, masih meragukannya.

Sesorang yang ingin mencelakakanku, bagaimana mungkin mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkanku, bagaimanapun, sebelum belati itu menusuknya, tidak ada yang tahu hanya sebuah luka di lengan, atau posisi fatal lainnya.

“Ningxi, Ningxi? Ayo jalan, kita pulang.”

Zhou Ziyun melihatku tidak ada respon, mengangkatkan tangan melambai-lambaikannya di depan wajahku.

Aku kembali fokus, sibuk bertanya : “Apa tidak perlu menginap di rumah sakit untuk pemeriksaan lagi?”

Dia tertawa sebentar, menggunakan lengan yang tidak terluka mengelus-elus kepalaku, “Tidak perlu, sudah aku bilang kepadamu, hanya kelihatan mengerikan saja. Tetapi, aku tidak bisa menyetir.”

“Aku saja, aku saja yang menyetir.”

Aku mengambil kunci darinya, mengantar dia pulang ke rumah, sampai di bawah rumahnya, aku masih ada perasaan tidak tenang.

Aku berinisiatif berkata : “Aku antar kamu ke atas ya? Sekaligus membantu membuatkan makan siang untukmu.”

Seperti ini, setidaknya bisa menebus karena meragukannya, dan membayar rasa bersalah.

Dia terlihat kaget, menyipitkan mata tertawa, “Baiklah, kamu belum pernah datang ke rumahku kan.”

Memesan makanan segar dari supermarket untuk diantar, setelah selesai dikirim, aku selesai membuat masakan, sudah waktunya makan siang.

Dia menyuruhku tinggal untuk makan siang bersama, baru mengantarku pergi.

Awalnya aku berencana untuk naik bus pulang, dia bilang aku harus membawa mobilnya pulang ke rumah, aku tidak bisa menolaknya, akhirnya menyetujuinya.

Kembali ke daerahku, aku memakirkan mobilnya di parkiran basemen, baru saja turun dari mobil, melihat Lin Yuelan dan pamanku.

Melihat raut wajah mereka, aku mempunyai firasat buruk.

“Ningxi, kamu membawa kartu bank kakek kemana?”

Lin Yuelan melihatku, dengan cepat berjalan ke arahku, bertanya dengan marah-marah.

Aku tertegun sebentar, mengatakan kata-kata yang aku ucapkan kepada bibi sekali lagi, “Kakek sekarang tinggal di panti jompo untuk waktu yang lama, aku bersiap mengirimkan barang-barangnya kesana.”

Dia melototiku, “Kamu membohongi mamaku ! Uang yang didalamnya berikan padaku.”

Di dalam otakku tiba-tiba memiliki pemikiran yang mengejutkan, tetapi tidak diungkapkan, “uang apa? Kartu bank kakek uangnya hanya sedikit, ditambah lagi, jika memang ada, semuanya juga milik kakek, kenapa harus diberikan kepadamu?”

“Tidak diberikan kepadaku? Lalu mengapa harus berada ditanganmu?”dia bertanya dengan marah, lalu berkata kepada pamanku : “Pa, kamu lihat dia! Di dalam kartu jelas ada 2 Milyar lebih, kamu setiap hari dipaksa rentenir sampai tidak berani pulang ke rumah, dia malah berpikir untuk menelan seorang diri harta kakek!”

Paman membuang puntung rokok ke tanah, menginjak abunya, “ Ningxi, semuanya adalah satu keluarga, kamu berikan kartu banknya, kita bagi rata.”

Aku mengabaikan kata-kata paman, masih tidak bisa percaya melihat Lin Yuelan, “Lin Yuelan, kamu pasti tahu sesuatu?”

Yang aku ucapkan adalah kalimat pertanyaan, tetapi di dalam hatiku sudah sangat yakin.

Yakin, dia sudah mencuri kartu bank dari Bibi, lalu ditransfer ke Bai Yiyi.

Karena didalam kartu bank kakek, sebenarnya tidak ada uang apapun, Lin Yuelan jika tidak berpartisipasi dalam masalah ini, dia tidak mungkin tahu di dalam kartu bank kakek ada uang 2M lebih.

Bahkan sampai 3.6 milyar, Perusahaan MY yang mentransfernya, uang untuk membeli desain gambar.

Mata Lin Yuelan berkedip tidak nyaman, tetapi dia bertekad mengambil kembali kartu bank itu, dia sengaja mencari perkara, “benar, aku memang mengetahuinya, bukan saja aku mengetahuinya, ditambah lagi aku yang melakukannya, apa yang bisa kamu lakukan?”

Aku masih tidak percaya, menjilat bibir. “Kenapa?”

Dia berkata dingin dengan percaya diri : “Kenapa?! Karena aku benar-benar sangat membencimu, jika bukan kamu ikut campur masalahku dan Song Yang, kenapa dia bisa putus denganku?”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu