Cintaku Pada Presdir - Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
Lin Yuelan yakin aku tidak lapor polisi, dan itu benar.
Sayangnya, itu aku yang dulu.
Setelah melewati begitu banyak hal, aku paham akan satu prinsip, kebaikanku, hanya untuk orang yang pantas mendapatkannya.
Sebenarnya, kalau paman dan Lin Yuelan ada sedikit kasih sayang, tidak memaksaku hingga tidak ada pilihan, aku juga tidak akan memilih langkah ini.
Aku mentransfer seluruh uang 400 juta ke ATM Xueke.
Tak sampai satu menit, dia menelepon kemari.
“Apa yang terjadi? Kemarin baru saja pinjam uang, kamu dapat uang darimana bayar aku?”
Aku setengah duduk di sofa, dengan santai menjawab: “Xueke, sudah tidak perlu lagi.”
Mereka tidak perlu bantuanku.
Xueke mendengar ada yang tidak beres dengan suasana hatiku, “Kamu dirumah kan? Aku segera kesana.”
“Ehn.”
Aku benar-benar tidak ingin sendirian.
Perasaan dimanfaatkan keluarga, sangat tidak nyaman.
Tak sampai 20 menit, dia sudah menekan bel pintu rumahku, aku pergi membuka pintu, mengeluarkan sepatu dari rak sepatu untuk dia pakai.
“Apa yang terjadi?” dia menundukkan kepala, sembari melepaskan heels, sambil bertanya.
Aku yang belum menjawab, sudah mendengar kata “Oh sial, rumahmu dirampok ya?”
“Hampir.” aku mengatakan sambil menggoyangkan mulut.
Dia terus bertanya, “Kamu tidak apa-apa kan?”
Dia memegang pundakku, dan memeriksaku dari depan kebelakang, saat dia menekan perutku, aku merasakan sakit, dia bahkan melihat keanehan ini.
Dia mengangkat rokku, dan melihat perutku yang memar, dan dia berteriak, “Lapor polisi! Sudah lapor polisi?”
“Sudah.”
Aku menarik menurunkan rokku, dia menarikku kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, tapi aku tidak bersedia, “Tidak apa-apa, sudah tidak sakit lagi.”
Dia mengeluarkan obat dari kabinet di bawah TV, dan mengobatiku, sambil marah: “Kamu bodoh ya? Kenapa bisa dirampok? Security komplek kalian kemana? Semuanya sudah mati?”
Aku menghela nafas, menceritakan semua yang baru saja terjadi.
Dia terkejut dan berdiri dari sofa “Sial, keluarga apaan? Orang gila? Kamu yang membantu sepupumu meminta uang membayar hutang, alhasil, apa yang ada diotak sepupumu hanya ingin menyusahkanmu?”
Aku tersenyum tipis, “Bukankah itu lucu?”
Pintu bel berdering sekali lagi, aku lari pergi membuka pintu, saat melihat polisi, aku segera menyimpan kembali emosi barusan.
“Pak polisi, kalian harus menghukum orang jahat ini, temanku seorang wanita, perutnya ditendang perampok, hingga memar biru!” katanya menangis dengan mata merah.
Polisi datang, mengambil foto dan mengambil bukti di tempat, merekam pengakuan, dan pergi ruang CCTV.
Dengan cepat memastikan kasus ini adalah kasus perampokan, dan menyuruhku lebih baik melakukan pemeriksaan dirumah sakit.
Tentu saja aku bekerja sama dengan pihak kepolisian, dan pergi kerumah sakit dengan Xueke.
Lalu kembali kerumah, membereskan rumah, dan sudah cukup malam.
“Dasar, aku sepertinya tahu kenapa kamu lapor polisi.” Xueke duduk dimeja makan, memakan mie, tiba-tiba tersenyum dengan bahagia.
Aku yang sedang memakan mi, juga tersenyum, dan bertanya padanya, “Kenapa?”
“Mereka sendiri yang menyerahkan diri setelah kasus pencurian dokumen, tentu saja kamu menangkapnya! Benarkan?” katanya dengan sangat semangat.
Aku tidak menyangkal, “Ehn, awalnya aku tidak kepikiran, siapa yang menyentuh ATM itu.”
Alhasil, karena Lin Yuelan begitu benci padaku, dia tidak sabar memamerkan kekuatannya padaku.
Demi 3 milyar lebih, dia menyerahkan dirinya sendiri ke aku.
Kasus yang kulaporkan adalah kasus penjarahan, tapi selama Lin Yuelan masuk penjara, dia yang berniat melepaskan diri dari kasus ini, baik karena panik atau gegabah, sedikit demi sedikit pasti akan mengatakan yang sebenarnya.
Misal, uang itu, awalnya ditransfer orang lain untuk dia, dia hanya datang kerumahku, mengambil apa yang menjadi miliknya.
Selama dia mengatakan sesuatu yang seperti itu, masalah pembocoran desain, akan dibersihkan dari diriku.
Aku hanya tidak menyangka, orang yang terlibat, tidak sesederhana yang ku kira.
Awalnya, Xueke ingin bermalam disini bersamaku, tapi karena lapak Taobao-nya ada masalah, dia bergegas kembali.
Baru saja dia pergi, Cheng Jinshi datang.
Begitu masuk dia langsung memelukku, “Apa yang terjadi, ku dengar kamu laporan ke polisi?”
Hatiku sepanjang hari gelisah terus, akhirnya lega juga di detik ini.
Aku menganggukkan kepala, “Ehn, ada masalah, tapi sudah diselesaikan.”
Sekarang hanya perlu tunggu paman dan Lin Yuelan ditangkap, semua masalah akan selesai.
Selama Lin Yuelan mengatakan masalah pembocoran desain, aku akan menarik laporan ini.
Setiap orang, seharusnya bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.
Dia ingin terus bertanya, tapi dihentikan olehku.
Beberapa hari ini dia pasti pusing sekali, janggutnya pun mulai tumbuh, aku mendorongnya, “Sudah malam, kamu istirahat dirumah saja.”
Karena kepercayaan dia padaku kali ini, membuatku sedikit tersentuh.
Hanya saja, perasaan kita berdua, aku masih tidak berani untuk mencobanya sekali lagi.
Dia menatapku dengan mata merah, seolah melemah, “Xiao Xi, aku sedikit lelah.”
**********(Xiao adalah nama panggilan untuk wanita yang ada hubungan akrab, jadi Cheng Jinshi memanggil Ningxi dengan Xiao Xi)**************
Aku susah payah bertekad, sekarang melemah lagi, dan berkata: “Kalau begitu pergi mandi, terus tidur, selamat malam.”
Dia menggigit bibir bawahnya, sambil satu tangan melepaskan dasi, sambil berjalan ke kamar mandi.
Jari jemari yang panjang, karena gerakan melepaskan dasi, jakunnya sedikit bergerak.
Semua tangan dan kakinya sangat seksi.
Beberapa hari ini, karena masalah pemobocoran desain, dia sangat sibuk.
Tidak hanya harus mencari siapa pelakunya, dia masih mau melaporkan plagiarisme MY, dan memberikan sebuah penjelasan pada perusahaan Su.
Dan dari pihak brand, yang awalnya akan melakukan konferensi peluncuran produk baru hanya bisa ditunda.
Aku yang berpikir tentang ini, saat berada di depan pintu kamar mandi, mendengar adanya suara air, dan bertanya, “Kamu sudah makan malam, lapar tidak?”
Dia tidak menjawab, satu menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, dengan posisi dia yang setengah telanjang, otot-otot perutnya yang seksi, rambutnya yang basah, dan sepasang tatapan mata yang mendalam, “Belum, kamu bisa masakan aku?”
Kata-kata dia, membuat telingaku panas, dan aku bergegas ke dapur, “Kalau begitu, pakai bajumu dan keluar makan mie.”
Di belakang muncul senyum sumringahnya.
Aku tiba-tiba berharap, waktu dapat berhenti di detik ini.
Aku tidak perlu mempertimbangkan, haruskah aku mempercayainya sekali lagi, dan juga tidak perlu mempertimbangkan, luka yang pernah diberikannya.
Tapi tidak bisa, waktu adalah hal yang paling realistis, selalu bergerak maju, tidak pernah berhenti, tidak pernah melihat ke belakang.
Saat dia makan mie, aku memeluk selimut dan bantal lalu melemparkannya ke sofa, dan berbaring tidur.
“Setelah kamu selesai makan taruh mangkuk di dapur, besok ku cuci.”
Setelah sibuk seharian, aku benar-benar ngantuk, begitu menyentuh bantal, kesadaranku berangsur-angsur hilang.
Tidak tahu selang berapa lama, ada dua tangan yang kuat memelukku, memindahkanku dari sofa yang kecil, ke kasur yang besar dan nyaman.
Aku tiba-tiba terbangun, dalam cahaya senja, aku melihat pria yang berdiri di sisi tempat tidur membuka pakaiannya, aku bangkit dari tempat tidur dan berkata, “Aku, aku pergi tidur di sofa.”
Dia menahan pundakku, dan menindihku di kasur, matanya bersinar, “Tidurlah, aku tidak akan menyentuhmu.”
Dan aku percaya, hasilnya, dia masuk kedalam selimut, dan memelukku dalam dekapannya.
Aku baru saja mau meronta, dengan lembutnya dia berkata, dengan suara serak basah, “Aku hanya ingin memelukmu tidur, benar tidak akan menyentuhmu.”
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinStep by Step
LeksUnlimited Love
Ester GohYama's Wife
ClarkMr Huo’s Sweetpie
EllyaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPengantin Baruku
FebiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu