Cintaku Pada Presdir - Bab 28 Ancaman

Bab 28 Ancaman

Esok pagi, setelah gosok gigi aku turun ke lantai dasar, terlihat Song Jiamin keluar dari kamar tidur dengan muka masam, dari kamar tidur tamu, bukan kamar tidur Cheng Jinshi.

Dia melihatku sekilas, merenggangkan badan dan langsung turun ke lantai dasar dengan sombong, duduk di samping kiri Cheng Jinshi, berkata dengan lembut: “nanti aku ingin membawa Xiao Bao jalan-jalan ke mall, sekalian beli beberapa baju untukmu, mau?”

Cheng Jinshi meletakkan cangkir kopi, mengambil serbet mengelap mulut dengan pelan, “terserah, yang penting kamu senang, kalau begitu kamu pergi bangunkan Xiao Bao, hari ini aku lebih telat ke kantor, akan ku antar kalian ke mall terlebih dahulu 

Song Jiamin berkata dengan ragu, “aku juga ingin membeli tas yang kemarin aku lihat, tapi uangku tidak cukup… …”

Aku duga dia sedang mencari alasan untuk mendapatkan uang agar bisa diberikan kepada pria itu, hatiku muncul suatu perasaan yang tak terungkapkan.

Aku merasa tidak patut Cheng Jinshi memperlakukan dia begitu baik, boleh dibilang aku tidak ikhlas dan tidak senang. 

Semaksimal apapun usahaku tetap tidak bisa mendapatkan sedikitpun kebaikannya, tapi kebaikannya itu malah diperdayakan oleh Song Jiamin.

Cheng Jinshi masih tidak tahu apa-apa, dia mengeluarkan sebuah kartu dari dompet dan memberikannya kepada Song Jiamin, bernada rendah: “beli apa saja yang kamu mau.”

Song Jiamin menerima kartu itu, saat ini seluruh wajahnya melukiskan ekspresi senang, “iya, kamu orang paling baik.”

Kemudian, dia dengan gembira ria naik ke lantai atas membangunkan Xiao Bao

Aku merapatkan bibir, sambil sarapan, sambil bertunduk kepala mengirimkan pesan ke Zhou Xueke, meminta bantuan darinya.

 “kemarin kamu pergi ke perusahaan Ning?”

Tiba-tiba, terdengar suara Cheng Jinshi yang berat nan rendah.

Gerakanku terhenti sejenak, “iya, bawa kakak sepupuku pergi.”

Telunjuknya mengetuk permukaan meja, bibirnya yang tipis bergerak, “ayahmu tidak mengatakan apa-apa ke kamu?”

Aku meletakkan sendok, mengangkat kepala melihat ke dia, bertanya, “tidak, apakah ada masalah.”

Dia berdiri, berkata dengan santai, “karena masalah produk makanan perusahaan Ning yang terdeteksi bisa menyebabkan kanker, semua supermarket di bawah naungan perusahaan Dongchen mengembalikan produk-produk perusahaan Ning, toko di mall yang menjual produk mereka juga sudah ditutup, akhir-akhir ini ayahmu sedang membahas masalah ini lagi dengan kita.”

Aku langsung mengerti maksudnya, dia khawatir Ning Zhenfeng akan menyuruhku untuk memohon bantuannya.

aku menurunkan kelopak mata, “aku mengerti, aku tahu jelas posisiku, tidak berguna walaupun dia meminta bantuan ke aku.”

Cheng Jinshi adalah orang yang lihai dalam menentukan dan menyusun strategi di pusat perbelanjaan, meskipun berita tentang terdeteksinya karsinogenesis di produk makanan perusahaan Ning telah berlalu empat lima bulan, namun para konsumen masih berwaswas, perusahaan Dongchen tidak akan mungkin mau ternodai dengan masalah ini, Cheng Jinshi juga tidak akan memutuskan keputusan yang akan merugikan nama baik perusahaan Dongchen hanya karena permintaanku untuk membantu perusahaan Ning.

 “bagus kalau kamu sendiri jelas.”

Terasa dia melirikku, nada suaranya juga semakin rendah.

Dia melangkah ke ruang tamu, aku melihat punggungnya, tanpa sadar aku mengatakan, “bagaimana kalau Song Jiamin mengkhianatimu?”

Tidak tahu mengapa aku menanyakan ini, mungkin, ingin dia memiliki sebuah persiapan mental.

Di hatiku, dia selalu adalah seseorang yang serba bisa, jadi aku tidak tega melihat dia kewalahan dan menderita.

Tubuhnya yang tegap terpaku sejenak, membalikkan kepala, bernada rendah dan lembut, “aku tidak akan membiarkan kejadian ini terjadi.”

Tapi, faktanya sudah terjadi.

Namun, aku baru tahu makna sebenarnya saat akhir. 

Awalnya aku mengira, Ning Zhenfeng tidak akan mencariku untuk membahas masalah yang disebut Cheng Jinshi tadi, karena bagaimanapun aku sudah cerai dengan Cheng Jinshi, dia seharusnya jelas kondisiku saat ini tidak mudah.

Tidak terduga, sore hari aku menerima panggilan telepon dari dia, dia bilang kakekku datang ke Nancheng, sekarang tinggal di rumah Ning.

Aku tidak sempat berpikir banyak, berpamitan dengan Xiao He, dan langsung buru-buru keluar.

Kakekku tidak hanya tidak tahu kepergian ibu, dia bahkan juga tidak tahu bahwa ibu dan Ning Zhenfeng sudah cerai, aku takut Ning Zhenfeng akan membocorkan rahasia ini.

Di saat aku tiba di rumah Ning, Ning Zhenfeng sedang memberikan teh kepada kakek, “kali ini anda datang, tinggalah dengan tenang di sini.”

Aku agak cemas, berjalan dengan pelan, duduk di samping kakek, “kenapa kakek bisa tiba-tiba datang ke sini?”

Suasana hati kakek tidak terlalu baik, ekspresinya buruk, “ayahmu menyuruhku datang untuk melihat kamu dan ibumu, aku sudah datang, dia malah bilang ibumu sedang bepergian ke luar negeri.”

Aku hampir nangis, menyembunyikan emosiku, dan berkata, “iya, ibu tiba-tiba memutuskan untuk pergi bermain.”

Kakek capek karena sudah menempuh perjalanan berjam-jam dengan kereta, setelah bebicara sejenak, dia pun naik ke lantai atas untuk beristirahat.

Mendengar suara pintu tertutup, aku mengusap air mata yang keluar tanpa sadar, menoleh ke Ning Zhenfeng, dengan nada dingin, “kenapa tiba-tiba membawa kakek ke sini?”

Dia tidak menjawab, malah bertanya, “Xiao Xi, anak di perutmu, punya Cheng Jinshi, benarkan?”

Begitu dia bertanya, ditambah dengan peringatan Cheng Jinshi pagi tadi, kalau aku masih tidak mengerti maksud dia, maka aku sudah boleh disebut orang bodoh.

Aku langsung membantah, “bukan.”

Dia tertawa ironi, terang-terangan, “kamu jangan membohongi ayah, pasti punya Cheng Jinshi, bisakah kamu mengajukan ke dia untuk kembali menjual produk-produk perusahaan kita? Kemudian juga kembali menyewakan toko-toko di mall ke kita?”

Tanganku mengepal erat, langsung menolak, “tidak mungkin, dia tidak akan setuju. Hal yang harus kamu lakukan sekarang adalah memikirkan cara agar para konsumen kembali percaya dengan perusahaan Ning, mengembalikan nama baik perusahaan Ning, kalau kamu langsung menjual produk secara besar-besaran, itu tidak akan memberikan keuntungan apapun untuk perusahaan.”

Kalau itu adalah masalah lain, maka waktu empat lima bulan sudah lebih dari cukup untuk meredakan berita, namun itu adalah masalah tentang produk yang menyebabkan kanker, masalah ini terlalu besar.

Lagipula, semua supermarket di bawah naungan perusahaan Dongchen merupakan supermarket teratas di kota ini bahkan negara ini, produk yang dijual mereka harus melalui pemilihan berkali-kali, produk yang memiliki latar belakang seperi ini, tidak akan mungkin bisa terpilih lagi.

Muka Ning Zhenfeng tampak tidak senang, tapi dia perlu bantuan dari aku, jadi dia tidak berani marah, tetap bernada baik, “departemen humas beberapa bulan terakhir ini sudah melakukan semua upaya untuk itu, dan juga ke depannya tidak akan terjadi masalah di kualitas produk lagi, masalah kemarin itu adalah karena ada karyawan yang korupsi.”

Aku bangun dari sofa, bernada dingin, “iya, kalau begitu aku pergi lihat kakek, tunggu dia bangun, aku akan segera mengantarnya pulang.”

Ning Zhenfeng membawa kakek datang ke Nancheng pasti tidak bermaksud baik, aku tidak boleh membiarkan kakek tinggal di sini.

 “Xiao Xi!”

Dia memanggil aku, tidak menyerah, “kamu hanya perlu mengajukan permintaan ini ke Jinshi, tidak bisakah?”

Aku berkata dengan nada dan ekspresi dingin, “pak Ning, kamu harus tahu, aku sudah cerai dengan dia, demi apa dia harus mendengar perkataanku?”

Dia melirik perutku, berkata sewajarnya, “kamu hamil anak dia, mengajukan permintaan ini, sama sekali tidak berlebihan.”

Aku hampir tertawa karena marah, “aku sudah bilang tidak bisa, lagipula, ini adalah masalah bisnis, kalau mau diskusi, kamu sendiri diskusi dengan perusahaan Dongchen.”

 “kenapa kamu tidak mau mendengarkan kata baik maupun buruk? Kalau begitu biar aku katakan padamu, kakekmu, kamu tidak mungkin bisa mengantarnya pergi, kalau tidak, aku tidak yakin apa yang akan aku bocorkan nanti.” Dia mengancam dengan nada rendah.

Aku menoleh ke dia dengan perasaan penuh tidak berani percaya, aku bahkan tidak menduga bahwa dia akan memanfaatkan kakek untuk mengancamku.

Heh… …ternyata tangisan dan penyesalan dia di saat ingin meminjam uang lima ratus juta dari aku hanyalah berpura-pura.

Hanya terasa kemarahan menyelubungi seluruh tubuhku, berteriak dengan nada rendah, “apakah kamu masih punya hati nurani? Kalau tidak ada kakek, kamu tidak akan berpenghidupan seperti hari ini,  sekarang kamu malah memanfaatkan kakek untuk mengancamku!”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu