Cintaku Pada Presdir - Bab 50 Kakekku Pingsan
Bab 50 Kakekku Pingsan
Sambil berjalan ke arah kantornya, aku sambil memikirkan apa yang terjadi semalam, aku seharusnya melemparkannya ke jalan ketika dia tidur!
Aku bahkan tidak mengetuk pintu, langsung berjalan masuk ke dalam kantornya, melihat sekeliling tidak ada orang di dalam.
Aku mengerutkan alisku, dan langsung masuk ke ruangan istirahat, ingin mencarinya, melihat pintu kamar mandi terbuka setengah, tidak terdengar suara dari dalam.
Aku mendorong, dan bagai di petir, seluruh tubuhku tertegun disana.
Cheng Jinshi berdiri telanjang di kamar mandi, menghadap ke arah pintu kamar mandi aku berdiri. Otot-otot perut di depan dadanya terlihat jelas dan tidak kelewatan. Tenggorokannya bergerak, dan garis wajah terlihat sangat seksi. Tetesan air pada tubuh mengalir turun dan mengikuti otot-otot perutnya. Mengalir ke bagian yang membuat wajahku merah.
Dia menatap kearahku, gerakan menyeka rambut sedikit tertegun, aku menutup mataku, dan menegurnya duluan, “kamu..kamu..kamu, dasar mesum Kenapa tidak menutup pintu ketika sedang mandi??”
Meskipun kami pernah bersentuhan dalam jarak dekat dan tak terhitung jumlahnya, dan dia juga satu-satunya pria dalam hidupku, tetapi aku belum pernah melihat tubuhnya seperti ini.
Terdengar tawaan dari udara, dan didetik berikutnya, aku ditahan dalam pelukannya, dia berkata dengan makna yang tidak jelas, “kenapa? Tadi pagi dirumahmu aku menahan untuk tidak menyentuhmu, kamu tidak sabar dan mengantar dirimu kesini?”
Bibirku menempel di kulitnya yang basah, pikiranku menjadi kosong dalam sesaat, tetapi aku tidak lupa dengan tujuan datang mencari dia, “Mengapa kamu membiarkanku berada di departemen sekretaris....”
Bagian bawah perutku di dekatkan sebuah benda yang keras, aku tiba-tiba tidak dapat berkata sepatah katapun, menunduk kepala dan melihat kebawah, dia begitu terbuka bersandar di rok ketatku, aku hanya terasa wajahku bagai dibakar.
Aku ingin mendorongnya, tetapi dia mendadak menurunkan tubuhnya, kedua tangannya menggendong merangkul lututku, tubuhku secara alami bersandar ke arah belakang, dan aku segera merangkul lehernya.
Belakangku adalah cermin, karena gerakannya, rok ku naik ke atas paha, gaya ini terlihat sangat mesra, membuatku malu dan marah.
“Cheng Jinshi, cepat lepaskan tanganmu!” Aku menggerakkan tubuhku ingin turun, tetapi selalu saja menyentuh pada bagian itunya.
“Masih bergerak?” Suaranya yang penuh nafsu, meletakkanku di meja wastafel, dan berbisik di telingaku, “Kamu yang datang sendiri.”
Gerakannya yang terampil, membuka kancing depan bajuku.......
Pintu kantornya tidak tutup, dan pintu ruangan istirahat juga terbuka olehku, orang-orang bisa masuk kapan-kapan saja, kalau terlihat oleh orang lain, aku tidak perlu menjadi manusia lagi.
Aku terasa remuk, “Cheng Jinshi, aku sudah tidak memiliki hubungan denganmu lagi, mengapa kamu melakukan ini padaku!
Ketika berkata, air mataku mengalir keluar, meskipun bukan lagi gadis kecil yang tidak mengetahui apa-apa, tetapi di pagi-pagi gini melakukan hal yang tidak senonoh, aku benar-benar tidak dapat melakukannya.
Dia mengangkat kepalanya menatap dengan tatapannya yang muram, berkata dengan suara serak, “Tidak memiliki hubungan denganku? Jadi kamu ingin berhubungan dengan siapa, Zhou Ziyun?”
Aku marah, “Bagaimana bisa ada hubungannya dengan dia? Lagipula, dia tidak akan memperlakukanku seperti kamu!”
Zhou Ziyun selalu memikirkan perasaanku, tetapi Cheng Jinshi hanya akan membiarkanku menurutinya.
Dia tiba-tiba melepaskan tanganku, mengambil kemeja dan mengenakannya dengan santai, dan tersenyum dingin, “Kamu merasa dia baik? Kalau dia benar baik denganmu, akankah dia setuju kamu datang untuk bekerja di Dongchen karena proyek resort?”
“Aku rela dan bersedia untuk itu, tidak ada hubungannya dengan dia.” Aku turun dari meja wastafel, merapikan pakaianku, dan membela Zhou Ziyun.
Dia selesai mengenakan pakaiannya, dan mendengus, “Jadi apakah aku harus memujimu menjaga situasi secara keseluruhan?”
Aku terdiam sesaat, dan aku tidak tahu mengapa sikapnya berubah begitu cepat. Aku mengganti topik, “bukankah aku berpartisipasi dalam proyek resort atas nama perusahaan PT. Zhou. Mengapa aku bisa berada di kantor departemen sekretaris?”
Dia melirik padaku, “Kamu sekali lagi lihat dengan teliti di perjanjian yang kamu tandatangani semalam.”
Aku tidak mengerti maksudnya, “Apa?”
Perjanjian yang ditandatangani semalam, bukankah berarti aku berpartisipasi dalam proyek atas nama perusahaan PT. Zhou.
“Baris kesembilan dari poin besar keempat, Pihak B, yaitu, kamu, mematuhi semua pengaturanku selama bekerja di Dongchen.”
Dia melangkah ke arah luar, duduk di meja kerjanya, dan dia mengeluarkan surat perjanjiannya dan memberikannya padaku. Dia mengulanginya sekali lagi, “Untuk semuanya.”
Aku mengambil perjanjian itu dan membuka ke halaman yang dia katakan, di pojok yang tidak terlalu mencolok, benar-benar terlihat peraturan itu.
Aku mengerutkan alis menatap padanya, “Kamu menipu ku?”
Semalam aku melihat surat perjanjian itu dengan tidak konsen, dan dalam kesadaranku selalu mempercayainya, aku sama sekali tidak terpikir dia akan menambahkan peraturan ini.
Dia melirikku, seperti sedang menyindirku, “itu tidak termasuk suatu penipuan, seperti yang kamu katakan tadi, kamu rela melakukan itu.”
Aku berkata dengan nada tidak senang: “Sekarang aku tidak sudi lagi melakukan itu.”
Dia berkata dengan pelan, “Oke, kalau begitu kamu bisa lihat di poin besar kelima baris ketiga, dan pelanggaran kontraknya kamu harus membayar 60 Milyar rupiah.”
Aku kaget, 60 Milyar ? Apakah dia sudah menebak bahwa aku akan melanggar kontrak?
Aku merobek surat perjanjian menjadi dua bagian, aku menanyainya dengan nada menyinggung, “Direktur Cheng, kamu katakan, Apakah surat perjanjian yang telah dirobek masih berguna?”
Ekspresinya sama sekali tidak berubah, berkata dengan tegas: “Surat perjanjian ditanganmu itu adalah salinan.”
Aku tertegun, membuka ke halaman tanda tangan, ternyata benar adalah salinan.
Aku sangat marah tetapi tidak memiliki cara, aku memelototinya dengn kejam, aku berjalan keluar dari kantor dan dalam hati terus memakinya.
Sudah tiba waktu masuk kerja, semuanya sedang bekerja, aku duduk di meja kerjaku, ada beberapa pandangan yang menatap padaku.
Menatap, penasaran, dan meremehkan........
Namun, manajemen Dongchen sangat ketat. Sampai istirahat makan siang. Ketika aku pergi ke ruang teh, barulah seorang rekan wanita bertanya padaku, dia mengatakan bahwa baru-baru ini perusahaan tidak memasukkan orang baru. Bagaimana aku bisa masuk dan bekerja disini.
Aku tidak ingin ada yang tahu hubungan antara aku dan Cheng Jinshi, tetapi jika mengatakan perusahaan PT. Zhou yang mengirimkan aku untuk berpartisipasi dalam proyek ini, agak aneh juga bekerja di departemen sekretaris.
Pada akhirnya, aku tidak mengatakan apa-apa.
Aku tidak tahu apa maksud dari Cheng Jinshi untuk membiarkanku berada di Dongchen. Tidak memberiku kesempatan untuk berpartisipasi dalam proyek, dan tidak memiliki pekerjaan lain, aku sangat bosan.
Waktu makan siang baru saja lewat, layar ponselku menyala, dan itu adalah pesan teks dari Song Yang.
Aku terasa sakit kepala, memencet ke dalam dan melihat. Dia berkata: Karena kamu tidak ingin bertemu denganku, jadi aku akan mencari cara lain.
Samar-samar aku memiliki firasat buruk. Disaat aku merasa ragu untuk membalas pesan kepadanya, seorang rekan memanggilku dan memerintah: “kamu adalah Ningxi? Bantu aku memasukkan semua data ini ke komputer dan sehabis print berikan untukku.”
Aku mengerutkan alisku, tetapi aku tidak berkata apapun, meletakkan ponsel dan membantunya menyusun data.
Sepenuh sore, aku hanya melakukan hal-hal seperti itu, mumpung aku tidak ada kerjaan, jadi membantu menyelesaikannya.
Ketika aku bersiap-siap untuk pulang kerja, aku menerima telepon dari Zhou Ziyun, dia mengatakan bahwa dia sedang menungguku di lantai bawah dan akan mengantarku pulang.
Aku merasa ragu untuk sesaat, dan berkata, “Direktur Zhou, hari ini aku berencana pergi kerumah bibiku, kamu tidak perlu mengantarku.”
Dia berkata, “tidak apa-apa, mumpung satu jalan.”
Bahkan tidak menanyakan alamat, dia langsung menjawab satu jalan, aku merasa tidak enak kalau terus menolak, mengambil tas dan turun ke bawah.
Setelah masuk ke mobil, aku dengan serius berkata: “Direktur Zhou, kamu benar-benar tidak perlu datang untuk menjemputku lain kali, lagipula aku sebagai asistenmu.”
Dia tersenyum ramah, “Kamu adalah pahlawan perusahaan Zhou. Tanpa kamu, Dongchen tidak akan memberikan proyek ini kepada kita. Aku seharusnya yang baik padamu.”
Membicarakan ini, aku merasa sedikit kesal, tetapi aku tidak menunjukkan di depannya, aku hanya tersenyum tidak berkata.
Aku mengeluarkan ponsel menelepon bibi, dari sananya dengan cepat mengangkat, tetapi Lin Yuelan yang mengangkatnya, suaranya sedikit bergetar, “Ningxi.”
Aku dengan tidak sadar duduk tegak, “Ada apa? Apakah terjadi sesuatu dirumah?”
“Kakek, kakek tiba-tiba pingsan, dan sedang dilakukan pertolongan.” Dia tergagap.
Perkataannya bagai bom yang dilempar ke otakku, aku tertegun beberapa saat dan kembali sadar berkata, “Bukankah baik-baik saja? Mengapa bisa pingsan?”
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaPria Misteriusku
LylyDark Love
Angel VeronicaPengantin Baruku
FebiSi Menantu Buta
DeddyPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu