Cintaku Pada Presdir - Bab 24 Sengaja Ditabrak
Bab 24 Sengaja Ditabrak
Dia menghempasku dengan penuh marah, merapatkan gigi, berkata; “dia demam, sampai sekarang masih belum reda.”
Aku yang tidak tahu apa-apa terlempar ke atas selimut, mengerutkan alis tanpa sadar, “bagaimana bisa?”
Dia mengulurkan tangan, menunjuk ke aku, nada suaranya dingin menyumsum, “kamu jangan pura-pura lagi, Xiao Bao baru bangun, dia sudah beri tahu aku semuanya.”
Aku sedikit tidak jelas, “apa yang dia bilang?”
Dia tersenyum dingin, lekungan alis tergambar kemarahan yang tidak bisa mereda, “masih berakting? Ikuti aku, lihat Xiao Bao sudah panas jadi apa!”
Selesai bicara, dia menarikku dari tempat tidur, menyeretku turun tangga menuju ke kamar Xiao Bao.
Xiao Bao terbaring di atas ranjang, kedua pipinya merah karena panas, melihatku, dia langsung bersembunyi di belakang dokter pribadi.
Beda total dengan sikapnya ke aku di siang tadi, muncul perasaan buruk di hatiku, aku mendekatinya, berkata: “Xiao Bao, kamu kenapa?”
Xiao Bao menjerit: “Tante, aku sudah tahu salah, kamu jangan.. … jangan kunci aku di luar lagi.”
Apa dengan apa.
Aku bahkan curiga apakah dia demam hingga kehilangan akal, aku mengangkat tangan hendak menariknya keluar, menanyakan dengan jelas.
Cheng Jinshi mengulurkan tangan untuk mencegahku, bertanya dengan keras, “pura-pura apa lagi kamu, apa perbuatannya yang mengganggumu, hingga kamu tega menguncinya di luar rumah, dia bahkan cuman memakai selapis baju tidur!”
Aku terbengong beberapa saat, tidak lama kemudian aku agak paham, diriku,,, ,,, sepertinya terperangkap ke dalam jebakan lagi.
Aku mengontrol emosiku, “Xiao Bao, maksudmu, malam ini aku menguncimu di luar rumah?”
Xiao Bao menatap Cheng Jinshi, mengangguk dengan matanya yang merah.
Tanganku terkepal erat, mengajarnya, “kalau begitu kenapa kamu tidak memasukkan kunci sandi dan masuk saja?”
Sangat tidak masuk akal, kalau aku benaran menguncinya di luar, apakah dia bodoh! Tidak bisa memasukkan kunci sandi dan masuk.
Pandangan Xiao Bao menjadi ketakutan, “masuk.. …masuk bisa dipukul!”
Aku hanya terasa pusing, tidak sangka anak sekecil dia, bisa selicik ini.
Cheng Jinshi menahan rahang bawahku, hampir dihancurinya, “Ning Xi, aku benar-benar salah mengenal kamu!”
Api kemarahanku juga memuncak, seharian, aku menemani Xiao Bao main, menemaninya makan, memandikannya, hampir tidak ada yang tidak aku perhatikan tentang dia.
Sekarang, malah mendapatkan balasan seperti ini!
Aku meluruskan leher, “Heh, aku juga salah mengenalmu! Benar-benar tidak tahu apakah diriku buta, kenapa bisa menyukai orang seperti kamu!”
Selesai bicara, aku tidak peduli dengan sakit, mencampakkan tangannya dan hendak pergi.
Tidak sangka, baru saja keluar dari pintu kamar, langsung bertabrakan dengan Song Jiamin, dia berlari masuk dengan wajahnya yang penuh kecemasan, memeluk Xiao Bao, tersedu-sedu: “Sayang, ibu sudah datang, kamu sudah merasa baikan belum?”
Cheng Jinshi mencubit alis, “sudah begitu malam, kenapa kamu datang?”
Dia melihat ke Cheng Jinshi, air matanya mengalir, “Xiao Bao sakit, tadi dia menelponku, Jinshi, aku benar-benar sudah tahu salah, kemarin aku yang kehilangan akal, aku adalah ibu kandung Xiao Bao, bagaimanapun, aku pasti akan merawatnya dengan penuh kasih sayang… … kamu lihat, aku baru pindah keluar beberapa hari, Xiao Bao langsung sakit.”
Aku menghentikan langkah kaki, memandang dengan tatapan dingin, ingin tahu reaksi Cheng Jinshi.
Kedua bibir tipisnya merapat erat, terlihat merasa bersalah, dia belum sempat berkata,, Song Jiamin sudah menyerbu ke dalam pelukannya, “maaf, benar-benar maaf, aku berjanji tidak akan terjadi hal seperti ini lagi… … aku hanya terlalu mencintaimu, ingin cepat-cepat bisa menjadi istrimu yang sah, maafkan aku, boleh?”
Tubuh tegap Cheng Jinshi kaku sejenak, akhirnya mengangkat tangan dan mengelus rambut Song Jiamin, suaranya sedikit serak, “iya.”
Awalnya aku masih tidak bisa mengerti, Xiao Bao hanya seorang anak kecil, bagaimana mungkin tiba-tiba menuduhnya, apalagi bisa dengan sempurna menutupi kebohongannya, ternyata… …begitu, Song Jiamin sudah dari awal merencanakan semua jebakan ini.
Berusaha keras, hanya untuk membuat Cheng Jinshi memaafkannya, kemudian bisa tinggal di rumah lagi.
Cinta benar-benar bisa membutakan seseorang, pria yang dulunya aku puji hingga bagai seorang dewa, juga tidak terkecuali.
Memandang adegan percintaan yang ada di hadapanku, hampir tertawa, tapi, mengapa dadaku terasa pengap, hingga membuatku sesak.
Aku meninggalkan tempat itu dengan jiwaku yang melayang, turun tangga, keluar rumah, berjalan di jalan raya tanpa tujuan, bagai orang yang tidak memiliki rumah.
Tapi faktanya memang begitu, aku benar-benar tidak memiliki rumah untuk pulang.
Ibu sudah pergi, aku tidak ada tempat untuk pulang, satu pun tidak ada.
“gila, tidak ada mata?”
Terdengar suara orang yang sedang memaki, diikuti dengan suara klakson yang memekik.
Aku segera sadar kembali, baru sadar diriku menerobos lampu merah, panik dan langsung mundur, tapi tidak tahu terpijak apa, aku langsung terjatuh.
Anakku!
Aku langsung mengulurkan tangan bertopang pada sebuah mobil Sedan, tapi tetap terjatuh lagi, perutku terasa sakit, aku pun panik.
Mobil di sampingku, turun seorang supir dengan ekspresi wajah yang buruk, “kamu sengaja ditabrak biar bisa dapat uang?”
Aku khawatir dengan anak di dalam perut, susunan kalimatku agak kacau, “bolehkah bawa aku ke rumah sakit, aku hamil… …aku bukan sengaja, benar-benar bukan!”
Supir belum berbicara, pintu belakang mobil terbuka, turun seorang pria berpakaian santai, datang dan langsung mengangkatku, kemudian memasukkan aku ke dalam mobil.
Dia memarahi supir dengan tidak sabar, “bengong apa lagi, cepat ke rumah sakit.”
Supir segera merespon, mengemudi mobil menuju rumah sakit.
Sepanjang jalan, hatiku terangkat hingga tenggorokan, takut akan terjadi apa-apa pada anak, sampai selesai periksa, dokter mengatakan tidak apa-apa.
Barulah hatiku kembali ke perut lagi, agak terasa beruntung masih bisa hidup, berkata ke dokter: “terima kasih.”
Dokter melihat sekilas pria berpakaian santai yang ada di sampingku, mengomel: “istrimu sedang hamil, kamu harus mengalah… …”
Terasa wajahku yang memanas, sangat malu, “anda salah paham, kami tidak kenal, tuan ini hanya berbaik hati mengantarku datang ke rumah sakit.”
Di depan pintu rumah sakit, aku menatap pria dengan penuh berterima kasih, “terima kasih, malam ini sudah merepotkan kamu.”
Sekarang, aku baru sadar, wajahnya sangat tampan, saat ini alis dia sedikit terangkat, suaranya pelan, “sama-sama, perkenalkan, nama saya Zhou Ziyu, kamu?”
Aku dengan murah hati berkata: “Ning Xi, Ning artinya tenang, Xi artinya penuh harapan.”
“makna yang cukup bagus.” Dia mengangguk, kemudian bertanya dengan heran: “kamu sedang hamil, kenapa bisa keluar sendirian di waktu ini? Suamimu tidak khawatir?”
Dia menambah dengan merasa bersalah, “hanya sembarang tanya, tidak apa-apa kalau tidak mau jawab.”
Mungkin karena hatiku terlalu sedih dan marah, sangat ingin menemukan seseorang yang bisa diajak curhat, sekarang ada yang bertanya, dan orang ini adalah orang yang barusan membantuku, tidak tahu kenapa aku memercayainya begitu saja, jadi aku pun mengatakan semua masalah malam ini kepadanya tanpa memedulikan apapun.
Selesai bicara, aku mendongak memandang langit gelap dengan penuh ketidaktahuan, “cukup menyedihkan, selain bocah di dalam perutku ini, aku tidak memiliki apa-apa lagi.”
Dia terdiam beberapa saat, berkata dengan halus dan mendalam : “itu karena kamu tidak mau merebutkan apa-apa, masalah di malam ini, terlihat jelas adalah sebuah tuduhan, kenapa kamu pergi dengan begitu menderita? Orang jahat tidak akan dengan mudah puas hanya karena sikapmu yang mengalah.”
Aku menunduk kepala dengan pikiran melayang, menghela nafas, mengganti topik pembicaraan, “boleh minta nomor teleponmu? Kamu kapan punya waktu, aku traktir kamu makan? Kalau bukan karena kamu, malam ini aku tidak tahu harus bagaimana.”
Dia tersenyum santai, “lain kali akan ada kesempatan.”
Aku hanya menganggapnya sebagai respon sopan, tidak berpikir banyak tentang maksud dalam dari kata-kata itu.
Dia ingin mengantarku pulang, aku menolaknya, sudah merepotkannya satu kali, bagaimana boleh merepotkannya lagi.
Mungkin kata-kata Zhou Ziyu menyadarkanku, aku yang awalnya tidak berencana pulang, mengulurkan tangan menghentikan sebuah taksi untuk pulang.
Song Jiamin menjebakku sekali berlanjut sekali, masalah lain boleh dilupakan, tapi tidak terduga, demi menghancurkan pernikahan kami, dia tega melukai Xiao Bao, dan Cheng Jinshi bahkan bisa memaafkannya.
Mungkin, hanya aku yang masih terus mengingat masalah itu, karena yang dihancurkan oleh masalah ini adalah pernikahan yang paling aku hargai dulu.
Cheng Jinshi bisa memaafkannya, tapi aku, tidak akan.
Novel Terkait
Love And War
JaneGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangUntouchable Love
Devil BuddyCinta Yang Dalam
Kim YongyiHei Gadis jangan Lari
SandrakoPengantin Baruku
FebiMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMenunggumu Kembali
NovanCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu