Cintaku Pada Presdir - Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak

Bibi dengan yakin dia menjawab aku, tidak ada yang bisa menemukannya.

Aku juga merasa segan untuk menanyakan lagi, waktunya untuk makan, bibi menahan aku untuk makan siang.

Habis makan, ketika aku siap-siap mengambil barang-barang dan pergi, dia menatap aku dengan wajah yang sedih, seolah-olah ingin memberitahuku sesuatu.

Didalam hati aku, walaupun merasa sangat cemas karena tuduhan palsu itu, tetapi tidak bisa menganggap tidak melihatnya, kemudian duduk lagi, memegang tangan bibi, “Bibi, apa yang terjadi ? jangan sedih, didalam hatiku, kamu sama seperti ibuku.”

Aku berkata dengan jujur, selama ini bibi sangat baik dengan aku.

Aku bukan orang yang tidak tau balas budi, tetapi dia sangat baik dengan aku, aku tidak akan melupakan.

Tiba-tiba mata bibi menjadi merah, mengelengkan kepala, tersenyum dengan paksa, “ Tidak, tidak apa-apa.”

“ Pongpongpong _____ “

Habis dia berkata, pintu rumah diketuk dengan kuat.

Aku kira ini adalah paman yang pulang, berdiri ingin membuka pintu, bibi menarik tangan aku, dia menangis, menundukkan kepala, menundukkan kepala dan berkata : “ Jangan, jangan buka, mereka adalah rentenir, mereka datang mencari paman kamu untuk minta uang …… “

Suara ketukan pintu berhenti, dan digantikan suara teriakkan dan menjerit, “ Keluar ! Yang bernama Lin, kamu berani meminjam uang, jangan sembunyi dirumah ! sudah waktunya kamu bayar utang, kamu harus berikan aku jawaban yang pasti ! “

Aku mengerutkan kening, bertanya dengan intonasi yang rendah, “ mereka datang setiap hari ?”

Bibi mengangguk kepala, sambil berkata sambil menangis, “ sebelumnya seperti ini, Song Yang bilang dia akan akan memberikan uang sebesar 1 milyar rupiah sebagai hadiah tunangan, paman kamu dan mereka akan ulang membahas tentang waktu pembayaran, “

Siapa tau …… semalam Lin Yuelan pulang, mengatakan bahwa Song Yang memutuskan dia. Orang-orang ini tidak tau mendapatkan informasi dari mana, takut kita tidak membayar uang, kemudian mereka datang lagi.”

Teriakan di luar pintu tidak berhenti, tetapi malah kata kejam satu per satu datang. " Kamu tidak membuka pintu? Oke, aku akan menunggu disini. Apabila kamu terlambat membayar satu hari, tanganmu akan kami patahkan!"

Aku menjilat bibir, bertanya kepada bibi, “Berapa hari lagi menuju hari pelunasannya?"

Bibi menghelakan nafas, “ Lima hari …… “

Didalam jangka waktu yang pendek.

Aku berusaha berpikir harus bagaimana, Bibi berkata dengan suara tangisan : “Ningxi, kamu bisakah bantu pamanmu, aku tidak tau harus bagaimana lagi, aku tidak ingin menyusahkan kamu, tetapi aku tidak tau apa yang akan dilakukan oleh orang-orang tersebut … “

“ Bibi, aku bantu, aku bantu…. Kamu jangan nangis dulu.”

Walaupun, aku tidak tau harus bagaimana untuk membantu.

600 juta, bagi aku yang sekarang, bukan sebuah angka yang kecil.

Suara pintu mulai lagi, suaranya yang keras seperti ingin membongkar pintu.

Tetapi tidak lama kemudian, berhenti lagi.

Masalah ini dan kejadian membocorkan gambar desain, satu hal lebih mendesak dibandingkan dengan lainnya, menekan didalam hatiku, membuat aku tidak bisa bernafas.

Apabila bibi mengatakan tidak ada yang pernah menyentuh kartu ATM ini, Titik masuk paling memungkinkan, saat ini buntu

Aku sampai kerumah, berusaha ingin menenangkan diri sendiri di dalam rumah.

Malamnya, aku habis mandi dan ganti baju santai keluar dari kamar, melihat seorang pria sedang sibuk didalam dapur, melipat lengan bajunya keatas, menunjukkan lengannya yang berotot.

Karena dia tidak pernah masuk ke dalam dapur, jadi gerakannya terlihat sedikit berantakan.

Dibawah cahaya lampu yang lembut, gambaran yang belum pernah aku lihat dari dirinya.

Dia yang seperti ini, jarakku dengan dia seperti tidak terlalu jauh.

Detak jantung ku sepertinya berhenti sebentar, tidak tau apakah keprcayaan dia terhadap aku di pagi hari, atau aku yang tidak rela mengusir dia pergi, aku tidak bisa mengatakan kata-kata untuk mengusir dia.

Aku bertanya, “ Cheng Jinshi, bagaimana kamu selalu bisa masuk ke rumahku ?”

Pria itu mendongakkan kepala dan menatap aku, kemudian menundukkan kepala, dengan gerakan yang tidak terbiasa memotong sayur, dengan serius dia menjawab : “ memanjat dinding. “

Ya Tuhan memanjat dinding.

Aku mencurigai dia, disaat aku tidak fokus, mungkin dia mengambil kunciku, aku lari ke kamar dan mengkonfirmasi bahwa kunci cadanganku di dalam laci masih ada.

Ternyata, kunci masih ditempatkan dengan baik di laci.

Kunci rumah total ada tiga, dan dua lagi di aku sini, sisa satu kunci cadangan ada dengan pemilik yang kaya itu.

Bagaimana setiap kali dia bisa masuk kesini ? aku masih bingung.

Aku jalan ke dapur, ingin mengambil pisau yang ditangannya, karena takut dia memotong tangannya.

Dia tidak melepaskan tangan, “ kamu pergi nonton TV, Tunggu makan malam saja.”

Tanpa alasan, mataku merasa hangat, selama empat tahun menikah, dia tidak pernah memperlakukan aku dengan hangat.

Walapun sedikit telat, tetapi dia masih bisa dengan mudah menyentuh kelembutan di hatiku.

Aku menjilat bibir, “ biar aku saja.”

Ekpresi wajahnya menjadi dingin, suaranya yang tidak acuh kembali lagi seperti biasa, “ kamu bisa makan makanan yang bisa dibuat oleh Zhou Ziyun, tidak bisa makan yang aku buat ?"

Aku tertegun, “ kenapa kamu bisa tahu ?”

Sebelumnya, saat aku sakit maag, Zhou Ziyun hampir setiap hari masak untukku, tetapi, bagaimana Cheng Jinshi bisa tahu ?

Tiba-tiba aku teringat, sepertinya pernah dua kali, aku melihat mobil Cheng Jinshi parkir disekitar rumahku.

Aku kira ini adalah kebetulan saja, sekarang memikirkan lagi, sepertinya bukan.

Aku mendongak kepala melihat dia, “sebelumnya aku pernah melihat mobilmu, kamu sengaja melihat kami dari bawah di depan rumahku? ”

Dia berdehem, berkata dengan halus : “ ini hanya kebetulan saja, ada teman aku yang tinggal disekitar sini juga.”

Oh, baiklah.

Dia tidak mengijinkan aku untuk mengerjakan, dan dia tidak mengungkit tentang pembocoran gambar desain, aku pergi ke ruang tamu dan menonton TV.

Lagipula, Aku pernah memasakkan dia beberapa kali, dia masak untuk aku sekali saja, ini juga tidak keterlaluan.

TV sedang menayangkan film tentang kisah cinta yang sedang naik daun, yang dibicarakan adalah tentang teman main yang bertumbuh bersama, tetapi terjadi pertengkaran atara pria dan wanita, setelah mabuk dan melakukan seks bebas, wanita itu hamil tetapi tidak tega untuk mengaborsi, setelah dia keluar negeri selama tiga tahun, dia bawa anaknya kembali ke sini.

Karena anak ini, hubungan wanita dan pria melibatkan berbagai hal yang rumit, setelah memperbaiki kesalahan, mereka bersama lagi.

Anak didalam film ini sangat pintar dan imut, mengakibatkan rasa sesak dan tidak nyaman yang tidak jelas di hatiku.

jika, anakku yang meninggal masih ada, saat dia besar juga pasti sangat imut.

Aku akan mengeluarkan semua kasih sayang, mencintai dia.

Tetapi tidak ada jika.

“ Ningxi, mari makan. “ Cheng Jinshi berkata dengan suaranya tebal.

Aku berjalan datang, menatap dia, dan bertanya, “saat itu apa kamu merasa sedih ? disaat anak itu keguguran.”

Aku masih sangat melekat dengan pertanyaan ini, setiap kali mengingat waktu itu sikapnya yang tidak peduli, aku akan sangat membenci dia.

Dia tidak menyangka aku akan menanyakan pertanyaan ini, Tubuhnya yang besar dan tinggi menjadi kaku, memandang keluar jendela, berjalan ke sini, membungkukkan pinggangnya dan memeluk aku, “ kita masih bias punya anak lagi.”

Aku mendorong dia dengan pelan, berdiri jalan ke meja makan, menyeka air mata yang tidak tahu kapan itu keluar, “ tidak akan punya lagi.”

Tidak akan punya lagi.

Aku tidak mengijinkan diriku untuk mencintai dia lagi.

Setelah aku menyelesaikan semua masalah ini, aku akan meninggalkan tempat ini.

Tetapi aku yang disaat ini, tidak menyangka, kehidupanku, ditakdirkan harus terikat erat dengan dia.

Walaupun tidak ada rasa cinta, hanya sisa rasa benci, namun tidak bisa diputuskan.

Habis makan malam, saat dia pergi, dengan tatapan yang serius dia menatap aku, “kamu percaya denganku sekali lagi, bisakah?”

Aku menjilat, berkata dengan dingin: “ percaya kamu apa ? Setelah percaya untuk bersama denganmu lagi, Apa kamu akan mencintaiku ? Direktur Cheng, aku menjadi Nyonya Cheng sudah empat tahun, sudah berkorban terlalu banyak, tapi apa, yang aku dapat hanya penderitaan.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu