Cintaku Pada Presdir - Bab 85 Berakhir Hari Ini
Di pantai hanya ada kami berdua, aku tidak tahu dari mana datang keberanian, aku berdiri menaikkan tumit kakiku dan merangkul lehernya, membalas ciumannya tanpa peduli.
Di sini, hanya ada aku dan dia.
Aku tidak ingin mengkhawatirkan hal-hal lainnya.
Reaksiku membuatnya kaget sesaat, dan dengan cepat digantikan dengan nafsu yang luar biasa.
Air laut yang dingin terasa di kaki, dan sangat kontras dengan panasnya yang berapi-api.
Dia menggendongku dan pergi ke sebuah villa dengan pemandangan laut. Begitu dia memasuki ruangan, dia menempatkanku di atas meja area pintu masuk, membuka lututku, berdiri di antara kedua kakiku, dan tangannya tidak sabar menyentuh ditubuhku, menyebabkan getaran.
“Apakah kamu merindukanku?” Dia bertanya.
Aku digoda terpesona olehnya, tetapi terdengar apa maksud yang dia katakan, aku menggigit bibirku dan menolak untuk menjawab, aku hanya melepaskan ikat pinggangnya sambil menciumnya kembali.
Matanya yang hitam bagai tinta memiliki nafsu yang tidak dapat ditutupi, dan suaranya yang sangat serak berkata, “Ayo katakan!”
Suara unik pria sangat menggoda, dan dalam otakku muncul sebuah pikiran. Tali yang membentang di hatiku tiba-tiba terputus.
Kali ini seharusnya pria ini akan terakhir kali menjadi milikku.
Aku mengeluarkan suara yang tak tertahankan dan mengatakan sebuah kata, “Ingin......”
Aku baru saja berkata, dia mendengus dan langsung memenuhiku.
Dia berbisik di telingaku, “Sayang, aku juga merindukanmu.”
Kali ini adalah yang paling gila yang telah kita lakukan, dari pintu masuk, ke meja kopi, ambang jendela, sofa, bak mandi, ranjang....
Tidak melepaskan setiap tempat.
Akhirnya, aku berbaring di ranjang, air mata fisiologis masih menetes, cahaya malam di luar jendela telah gelap secara ekstrim, seperti percikan tinta.
Aku kesakitan hingga kakiku tidak dapat merapat, akhirnya dia yang menggendongku ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Aku selalu merasa bahwa bagi wanita, tampaknya kebanyakan dari mereka adalah melakukan seks karena cinta, atau mereka tumbuh perasaan karena kelamaan bersama.
Tetapi pria sepertinya tidak, cinta dan seks, mereka bisa bersifat sangat rasional, seperti Cheng Jinshi.
Ketika dia memelukku dan ingin tidur, aku membuat kesalahan yang selalu dilakukan semua wanita di dunia, “Cheng Jinshi, apakah kamu memiliki perasaan padaku?”
Sebenarnya aku ingin bertanya, apakah kamu mencintaiku?
Ketika perkataan sampai di mulutku, aku merasa bahwa mengajukan pertanyaan itu sepertinya keterlaluan. Aku tahu jawabannya.
Dia menatapku sejenak, dan pandangannya terlihat tidak jelas di bawah cahaya malam. Ketika bibirnya yang tipis bersiap-siap akan menjawab, ponselnya tiba-tiba berdering.
Nama penelepon timbul di layar ponsel, Su Shanshan.
Berdering sekali, dia tidak mengangkat, dan terus berdering lagi kedua kalinya, tetapi kali ini ditelepon oleh Ibunya Su Shanshan.
Aku menjilat bibirku, “Kamu menjawab telepon, mungkin ada sesuatu yang penting.”
Dia mengambil ponselnya dan pergi menjawab di dekat jendela, hanya ibu Su yang berbicara, dia hanya mengatakan akhir kata, “Aku akan segera kembali.”
Pemulihan jantungku perlahan-lahan berubah kembali ke keadaan semula.
Semakin merasa bahwa diriku yang mengajukan pertanyaan tadi itu, seperti seorang badut.
Dia berjalan mendekatiku, “Su Shanshan terjadi sesuatu, aku harus kembali ke kota Nan, aku tidak dapat menemanimu besok......”
Tanganku yang diletakkan di bawah selimut mengepal erat, berusaha menenangkan diri, menghentikan kata-katanya dengan acuh tak acuh, “Tidak apa-apa, kamu pergi saja, memang benar tunangan lebih penting.”
Ini memang sebuah mimpi, tetapi aku tidak terpikir, begitu cepat kembali sadar.
Dia mengenakan pakaiannya, membungkuk dan mencoba menyentuh wajahku, tetapi aku menghindarinya tanpa jejak, “Aku sudah ngantuk.”
Tangannya tegang di tengah udara, “besok aku akan menjemputmu ketika aku menyelesaikan masalahnya.”
“Tidak perlu.”
Setelah sosoknya pergi menghilang di bawah cahaya malam, aku merasakan wajahku basah.
Benar saja, tidak peduli berapa kali ditinggal olehnya, masih saja tidak dapat menerimanya.
Di bagian tertentu dalam hatiku, masih juga sedikit menyakitkan.
Keesokan harinya, aku membooking tiket penerbangan terakhir kembali ke kota Nan, sampai aku berangkat, aku juga tidak melihat pesawat pribadi mendarat dari udara lagi.
Aku tiba di kota Nan pada dini hari dan mendorong koperku keluar dari bandara. Aku melihat mobil Zhou Ziyun berhenti di pintu keluar, dan orangnya bersandar di mobil sedang menjawab telepon.
Aku sedikit terkejut, dan ketika aku sedang ragu untuk menyapa, dia sudah melihatku, dan dengan senang hati melambaikan tangan padaku.
Aku berjalan mendekati, “Direktur Zhou, sudah begitu malam, apakah kamu datang menjemput orang?”
Dia mengangguk tak berdaya dan mengangkat ponselnya, “Menjemput si Xueke, tetapi baru saja dia menelepon dan berkata bahwa aku tidak perlu menjemputnya lagi. Bagaimana denganmu? Pulang dari mana?”
“Keluar dan bermain.” Aku hanya menjawab dengan sederhana.
Dia tersenyum hangat, “Kalau begitu kita cukup berjodoh, tidak dapat menjemput Xueke, kebetulan bisa mengantarmu kembali.”
Sambil berkata, dia mengambil koperku dan meletakkannya ke bagasi, aku tidak sempat menolak.
Diperkirakan karena lengannya belum pulih, ia tidak menyetir sendiri, tetapi memanggil pengemudi.
Kami duduk bersama di barisan belakang.
Setelah sesaat perjalanan, dia bertanya, “Bagaimana dengan masalah gambar desain?”
Aku melihat ke lalu lintas di luar jendela, “Besok akan terselesaikan.”
Dia sedikit khawatir, “Apakah sudah menemukan kebenaran? Bisakah itu membuktikan kamu tidak bersalah?”
Aku tersenyum lembut dan berkata dengan santai, “Aku sudah tidak peduli tentang ini, jadi kamu juga tidak perlu khawatir padaku.”
Kebenaran, siapa yang peduli?
Ekspresinya menjadi serius, “Xiao Xi, apakah kamu bersiap-siap untuk menyerah?”
“Bukan menyerah, tetapi memulai yang baru.”
Tidak tahu apakah karena aku sudah menerima apa adanya, tiba-tiba aku merasa ini juga lumayan baik.
Aku menjadi kambing hitam, dan Su Shanshan bertanggung jawab untuk menghancurkan foto bugil.
Dengan begini, Song Yang tidak bisa lagi mengancamku.
Kalau tidak, selalu tidak berakhir seperti ini, itu barulah masalah yang tak berhenti.
Zhou Ziyun menatapku dengan cahaya redup, “Tidak peduli apa yang kamu lakukan, aku akan selalu mendukungmu.”
Aku tersenyum, “Terima kasih.”
Dia beberapa kali seperti ingin mengatakan sesuatu dan kemudian berhenti. Akhirnya, dia bertanya: “Apakah kamu tahu bahwa Cheng Jinshi akan bersama keluarga Su......”
Tangan yang kuletakkan di kakiku tanpa sadar mengencang dan aku menjawab, “Aku tahu dia akan menikahi keluarga Su.”
Dia barulah terasa lega, “Bagus kalau begitu, aku tidak tahu bagaimana cara memberitahumu. Su Shanshan mengalami kecelakaan mobil semalam, anggota keluarga Su dan keluarga Cheng pergi semuanya.”
Ternyata itu kecelakaan mobil, tidak heran Cheng Jinshi begitu terburu-buru untuk kembali.
Ketika sampai di rumah, aku terus tidur sampai alarm berbunyi, barulah aku bangun dari ranjang.
Semuanya akan berakhir pada hari ini.
Begitu aku mengakuinya, Cheng Jinshi seharusnya akan membenciku.
Rapat akan dilaksanakan pada sore hari, aku mengganti pakaian dan bersiap-siap pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Lin Yuelan.
Aku tahu dia membenciku, setelah masalah ini, aku juga membencinya.
Namun, wajah bibi harus tetap kuhormati.
Aku menemukan nomor kamarnya di meja perawat dan berjalan masuk dengan menenteng sesuatu.
Dia sedang bermain ponselnya, melihatku masuk, mengambil gelas dan melempar ke arahku, “Kamu pergi, aku tidak ingin melihatmu!”
Aku segera menghindari dan meletakkan buah yang kubawa, “Tidak ingin melihatku? Mengapa kamu tidak menghitung, sudah berapa kali aku membantu menangguhkan kesalahanmu?”
Jari-jarinya secara tidak sadar menarik selimutnya, “Apa yang kamu bicarakan, aku tidak mengerti!”
“Kamu sudah tahu bahwa kamu telah hamil, tetapi kamu sengaja tidak memberi tahu kami, ya kan?” Aku menarik sebuah kursi dan duduk. “Itu adalah anak Song Yang. Dia seharusnya memintamu menggugurkannya. Alasan mengapa kamu tidak mengatakannya ketika kamu ditangkap oleh polisi, hanya karena kamu ingin keguguran di dalam kantor polisi, membiarkan bibi memaksaku untuk menarik kasus ini.”
Aku berkata dengan nada tegas, tapi sebenarnya itu hanya tebakan.
Dia menatapku dengan terkejut, dan sekarang hanya kami berdua berada di dalam kamar pasien, jadi dia tidak berpura-pura lagi. Dia menatapku dengan penuh kebencian. “Apa yang kamu inginkan? Dokter mengatakan bahwa aku akan sulit untuk hamil di masa depan!”
Benar-benar memiliki kebiasaan yang buruk, sudah sampai langkah ini, dia masih saja tidak merasa dirinya bersalah. Secara alami melemparkan tanggung jawabnya pada orang lain.
Aku tidak ingin berbicara omong kosong dengannya, berdiri dan berkata dengan dingin: “Ini semuanya dilakukan dirimu sendiri, bukan masalah apa yang aku inginkan!”
Selesai berkata, aku pergi tanpa memutarkan kepalaku, dia tersinggung dengan perkataanku ini, dan berteriak marah di dalam ruangan pasien, aku mengganggap tidak mendengarnya.
Dibanding dengan masalah yang akan terjadi sore nanti, bagiku ini benar-benar bukan apa-apa.
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaUnperfect Wedding
Agnes YuThat Night
Star AngelMy Greget Husband
Dio ZhengTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu