Cintaku Pada Presdir - Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
Setelah beberapa saat, Chen Lin turun untuk memanggil Cheng Jinshi menghadiri rapat.
Setelah Cheng Jinshi pergi, aku duduk di atas kursi dan mulai memarahi diriku, aku benar-benar bodoh, apakah dari dalam hati aku masih berharap dia bisa menganggap aku sebagai istrinya?
Aku menghela sebuah nafas ringan, kemudian aku pun memaksa aku untuk mulai bekerja dengan serius.
Pada siang hari, aku makan di kantin perusahaan dengan buru-buru sebelum kembali lanjut menyelesaikan desain.
Aku bersikap memaksa dengan desain aku sendiri, aku harus membuatnya sampai sangat sempurna.
Walaupun aku tahu aku sedang bekerja untuk keluarga Cheng atau keluarga Su, aku tetap tidak ingin bersikap sembarangan.
Pada saat menjelang jam pulang kerja, aku mempercepat kecepatanku dan mengakhiri pekerjaan.
Setelah selesai menghadiri acara reuni, aku akan berlanjut menyelesaikan pekerjaan yang sisa.
Sebenarnya, bukan hanya Cheng Jinshi saja yang cemas dengan proses proyek ini, aku sendiri juga cemas.
Aku juga ingin menyelesaikan proyek ini secepat mungkin, aku tidak ingin berhubungan dengan Cheng Jinshi ataupun Qin Yuming lagi.
"Tok Tok---"
Pada saat aku sedang mematikan komputer, ada seseorang mengetuk pintu ruanganku.
Aku mengira anggota tim proyekku, sehingga aku berkata 'masuk' tanpa mengangkat kepala.
"Apakah kamu sudah selesai sibuk?"
Pintu ruanganku terbuka dan aku mendengar suara pria yang berat.
Aku mengangkat kepalaku dan melihat Cheng Jinshi berdiri di depan aku, "Bukannya kamu berkata akan menunggu aku di parkiran?"
Kenapa malah datang ke ruanganku lagi?
Cheng Jinshi menatap aku dengan dalam, "Bukannya kamu tidak ingin aku menunggu kamu di parkiran?"
Pipiku terasa sedikit panas ketika dia melihat semua pemikiran aku dengan jelas, aku berusaha berpura-pura seperti tidak peduli dan menyimpan ponselku ke dalam tas, kemudian aku mengambil laptopku, "Kamu terlalu banyak berpikir"
Sambil berkata, aku pun keluar dari ruangan.
Aku tidak menyangka dia bisa sengaja datang menjemput aku.
Tatapan tajam dia yang seperti elang menatap aku dari belakang membuat bagian belakangku terasa kaku.
Semua anggota tim proyek melihat kami berdua berjalan keluar dengan aku di depan dan dia di belakang, aku mempercepat langkah aku dan masuk ke dalam elevator, Cheng Jinshi pun bergegas mengikuti aku.
Sekarang adalah jam pulang kerja, di sepanjang jalan, banyak karyawan masuk ke dalam elevator juga.
Aku terus mundur ke belakang, akhirnya tubuhku menempel dekat ke dada Cheng Jinshi, aku bisa merasakan detak jantung dia dengan jelas.
Karena ingin menjauhinya, aku berusaha maju ke depan, tetapi dia malah menarik lenganku dan aku pun terjatuh dalam pelukan dia begitu saja, kemudian dia berbisik di telingaku, "Mengapa kamu sembunyi?"
Dia berbicara dengan nafasnya, sehingga selain aku tidak ada yang mendengar kata-katanya.
Aku merasa seperti sedang masrahan di depan umum.
Wajahku memanas, bagian belakang tubuhku yang menempel di dadanya terasa jauh lebih panas juga, lenganku yang dipegang dia terasa seperti sudah mau terbakar.
Setiap detik setiap menit terasa sangat susah, sambil menghalang karyawan lain menyadari keanehan kita, aku terus menatap ke lantai elevator menuju.
"Ting-----------"
Setelah suara petunjuk, elevator akhirnya tiba di parkiran lantai bawah tanah.
Aku melepaskan tangan Cheng Jinshi dan bergegas keluar, "Buat apa kamu ikut masuk ke elevator ini?"
Perusahaan ini memiliki elevator VIP yang khusus untuk para atasan.
Tangan Cheng Jinshi yang didorong olehku terhenti di udara, dia juga bergegas keluar dari elevator dan berkata dengan dingin sambil membuka pintu mobi; "Naik"
Aku mengangguk dan masuk ke dalam mobil, kemudian memakai sabuk pengaman.
Tanpa peduli dia membawa aku pegi ke mana, aku terus menoleh ke pemandangan di luar jendela.
Tidak tahu setelah berapa lama, dia tiba-tiba berkata : "Sekarang kamu sudah tidak memiliki hal yang mau katakan kepadaku?"
Hatiku tiba-tiba terasa sakit, "Kita masih bisa bicara tentang apa?"
Setelah beberapa saat, aku senyum dan berkata : "Oh iya, aku akan menyelesaikan proyek itu secepatnya, aku akan lembur dalam beberapa hari selanjutnya, presiden Cheng silahkan tenang saja"
Tangan dia yang sedang memegang penyetir mobil pun mengerat hingga kukunya terlihat putih, ekspresinya juga terlihat sangat tidak senang, seolah-olah dia sedang berusaha menahan emosi.
"Yang bisa kita bicarakan hanya ini?"
"Kalau tidak?" Aku bertanya dengan nada suara datar.
Masih bisa berkata tentang apa?
Aku juga sedang bertanya kepada diriku.
Hubungan cinta yang dipenuhi dengan air mata, aku yang sudah dipenuhi dengan bekas luka, sama sekali tidak bisa kembali mengejar dia seperti dulu.
Sekarang, yang bisa aku lakukan hanyalah menyelesaikan proyek ini dengan baik dan menemani anakku.
Suasana di dalam mobil menjadi tegang dan dingin tanpa suara, sementara kita berdua sepertinya sama sekali tidak menyadari hal itu.
Mobil berhenti di depan sebuah hotel kelas tinggi.
Kami turun dari mobil secara bersamaan, setelah melempar kunci ke karyawan parkir, Cheng Jinshi berjalan ke sisiku dan menatap aku dengan tatapan dingin, "Apakah kamu sudah tidak bisa tersenyum?"
Setelah melamun sejenak, aku baru mengerti maksud dia.
Hatiku terasa agak pahit, aku menarik nafas yang dalam sebelum memperlihatkan sebuah senyuman yang tidak jelek kepada Cheng Jinshi, "Apakah begini sudah bisa?"
Dia menginginkan istri yang baik, aku akan memberikannya.
Awalanya aku mengira acara ini adalah acara reuni bisnis, tetapi tidak menyangka, aku melihat Song Jing di dalam ruangan.
Song Jing sama sekali tidak terlihat kaget, dia malahan melambaikan tangannya kepada aku dengan senyuman, "Kakak ipar, akhirnya kamu sudah datang, kami semua sedang menunggu kamu!"
Apakah acara ini adalah acara reuni teman?
Pada saat aku sedang merasa ragu, Song Jing bercanda kepada yang lain: "Ini adalah kakak ipar, cepat sungkem (hormat) dengannya!"
Semua orang melamun sejenak sebelum menyapa aku.
"Salam kenal kakak ipar, kakak ipar kamu benar-benar sangat cantik!"
"Kakak ipar, apakah macet tadi?"
"Kakak ipar, bagaimana perasaan kamu bersama dengan pria yang tidak asyik?"
Cheng Jinshi membawa aku duduk, aku merasa sedikit kaget, ini adalah pertama kali dia membawa aku menjumpai temannya.
Mau seberapa jelek pernikahan kami, aku juga tidak boleh memalukan dia di luar.
Sehingga aku memasang senyuman ringan, "Tidak, dia lumayan baik kok"
Kemudian semua orang pun tertawa, Song Jing mulai menuangkan anggur merah untuk kami.
Mereka semua lumayan ramah, suasana pun sangat ramai.
Pada saat sedang makan, salah satu pria mengangkat gelasnya dan menghadapi aku :"Kakak ipar, semoga hubungan kamu dan Jinshi bisa semakin baik dan dalam"
Gerakan aku berhenti, dadaku terasa sedikit tertekan, bagaimana hubungan yang tidak memiliki cinta bisa semakin baik?
Aku menjilat bibirku sebelum menjawab, "Maaf ya, aku tidak bisa minum alkohol"
Setelah hamil, aku sama sekali tidak menyentuh alkohol lagi, selain itu aku masih harus lanjut bekerja setelah pulang.
"Mengapa?"
Cheng Jinshi yang berada di sisiku tiba-tiba membantu aku dan bersuara, "Dia sedang mengandung anak kedua kami, aku membantu dia minum saja"
"Selamat!"
"Pei Pei, kecepatan ini benar-benar hebat, selamat!"
............
Napasku hampir berhenti, aku menoleh ke Cheng Jinshi.
Dia sudah tahu anak di kandunganku adalah anaknya?
Tetapi, dia tidak pernah bertanya kepadaku, bahkan.... tidak merasa bahagia sedikit pun.
Selain itu, bagaimana dia mengetahui hal ini, Qin Yuming yang memberi tahu dia lagi?
Hal ini membuat aku terasa terhina, masalah seperti ini saja Qin Yuming bisa menggantikan, dia benar-benar hebat.
"Pelayan, berikan kami beberapa botol bir lagi" Song Jing memanggil pelayan dengan senang sebelum menambah. "Kehamilan kakak ipar merupakan masalah yang patut dirayakan, malam ini tidak ada yang bisa pulang sampai kita semua sudah mabuk!"
Semua teman pun sibuk mengangkat gelas dan menghadap ke Cheng Jinshi.
Sementara Cheng Jinshi juga tidak menolak ajakan mereka.
Aku takut dia bisa merasa kesusahan kalau minum terlalu banyak, akhirnya aku menarik lengan baju dia, tetapi dia mendorong aku tanpa mengubah ekspresinya.
Aku semakin tidak mengerti apa yang sedang pria ini pikirkan.
"Kalian minum dulu, aku pergi ke kamar mandi sebentar"
Aku meninggalkan tempat dan berjalan ke kamar mandi dengan hati yang kosong.
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldLove Is A War Zone
Qing QingPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Yang Berpaling
NajokurataThe Sixth Sense
AlexanderCinta Yang Dalam
Kim YongyiCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu