Cintaku Pada Presdir - Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai

Xueke menungguku di depan rumah, setelah mobil berhenti dengan stabil, dia berjalan membuka pintu mobil, melihatku sejenak, pada akhirnya berharap semua akan menjadi lebih baik, membalikan badan dan membantuku mengeluarkan koper dari bagasi belakang.

Barangku dan kedua anak jika ditambahkan sebenarnya cukup banyak.

Pada awalnya aku berencana untuk mengeluarkan barang yang dibutuhkan selama dua hari saja, namun Xueke tidak setuju, dia berkata:” Kamu sudah datang, lebih baik kamu menemaniku tinggal disini berapa saat dengan tenang, aku takut tinggal sendirian di villa ini.”

Sebenarnya dia sangat berani, perkataannya ini hanya supaya aku menghilangkan kekhawatiran dan tinggal disini.

Aku pun menganggukan kepala dan berkata,"Baiklah.”

Malam itu, Bibi Wu memasak untuk kami.

Setelah makan, Xueke membawa Anan ke halaman belakang untuk mengendarai mobil mainan, Xueke membelinya pada sore itu, yang sangat disukai oleh Anan.

Aku dan Bibi Wu bersama-sama memandikan Beibei, Beibei sangat bersemangat, kedua matanya yang besar memandang ke kiri dan ke kanan, sedang mencari Anan.

Aku menggendongnya turun ke bawah pergi ke halaman untuk melihat Anan, Anan memegang remote control di tangannya, kedua tangannya yang kecil menekannya dengan sembarangan.

Aku menunjuknya sambil berkata kepada Beibei,” Lihat, bukankah kakakmu sangat keren?”

"Bam----”

Ketika aku baru mengatakannya, Anan mengendarai mobil dan menabrak tembok halaman.

Kecepatan mobil anak-anak sangat lambat, ditambah dia mengenakan sabuk pengaman, Anan sama sekali tidak ada apa-apa, tidak hanya tidak takut, dia dengan tenang memikirkan bagaimana memundurkan mobil.

Ekspresinya yang masih kecil ini namun terpancar sedikit bayangan dari Cheng Jinshi.

Xueke melihat sambil tertawa,"Anan, teknikmu payah sekali!”

Setelah mengatakannya, dia berlari membantu Anan untuk mengubah arah mobilnya.

Melihat mereka berdua, mood ku pun menjadi lebih baik.

Bermain hingga pukul delapan, Anan baru dengan wajah yang merah turun dari mobil, Xueke menggendongnya naik ke atas untuk mandi.”

Kembali dipenuhi penolakan, hingga pada akhirnya jam sepuluh baru kembali ke kamar.

Xueke sama sekali tidak merendah. Ketika mengatakannya di telepon, benar-benar sebuah villa yang kecil, empat kamar, satu kamar digunakan untuk menjadi ruang belajar, sisa tiga kamar ditempati oleh kedua anak itu di satu kamar, Bibi Wu satu kamar dan aku dan dia tinggal di satu kamar.

Namun aku sangat suka tinggal bersamanya di satu kamar, seakan saat ini bisa kembali ke masa belajar dahulu.

"Coba katakan, apa yang terjadi?”

Xueke keluar setelah selesai mandi di kamar mandi, dia duduk sebentar di sisi tempat tidur dan akhirnya bertanya.

Aku sambil berbaring di tempat tidur dan membuka status teman-teman, mendengar pertanyaannya, terkejut singkat dan dengan nada yang singkat berkata,” Bercerai.”

Xueke mengambil ponselku dan dengan tidak percaya berkata,” Apa yang kamu katakan? Secepat ini sudah bercerai lagi?”

"Ya, aku juga merasa sangat cepat.”

Aku berusaha membuat ekspresi yang tidak peduli.

Xueke berbaring di sampingku, membuka mulutnya dan dengan sedih berkata,” Xiaoxi, di hadapanku, kamu tidak perlu susah payah untuk berpura-pura lagi.”

Aku terkejut.

"Aku lebih tahu dari siapapun, sebaik apapun kamu berpura-pura, aku sama sekali tidak akan percaya kamu tidak sedih sama sekali.” Dia mengelus rambutku, dengan wajah yang jernih.

"Baiklah, ada sedikit rasa sedih namun hanya sedikit saja.”

Ya, hanya sedikit saja.

Xueke masih tidak percaya, turun dari tempat tidur, dan berkata” Tunggu aku.”

Setelah mengatakannya, dia berlari keluar secepat asap, tidak sampai dua menit kemudian dia sudah kembali.

Di tangannya dia memegang sebotol anggur merah dan dua gelas anggur, duduk di sofa di samping jendela,” Minum sedikit ya, sudah lama tidak minum anggur bersama.”

Aku turun dari tempat tidur, tanpa alas kaki berjalan mendekat,” Baiklah.”

Jika tidak minum sedikit anggur, malam ini aku takut tidak akan bisa tidur.

Walaupun aku berpura-pura tidak mempermasalahkannya, namun bagaimanapun juga aku bercerai.

Surat perceraian pun diberikan oleh orang luar kepadaku.

Benar-benar tidak berperasaan.

Aku menengadahkan kepala meneguk habis segelas anggur, bersandar di sofa dan sambil melihat Xueke bertanya:” Bagaimana kamu dan Song Jing?”

"Bisa seperti apa, hanya seperti itu saja.”

Xueke sedikit cemberut dan kemudian tersenyum pahit dengan bibir melengkung:” Menurutmu, apakah kita terlalu menyedihkan, dua saudari yang terpaku pada kedua kakak beradik itu.”

Aku dan dia memiliki perasaan seperti kakak dan adik dan Cheng Jinshi dan Song Jing adalah saudara dekat.

Ketika dikatakan memang sangat menyedihkan.

"Ganti pria yang disukai saja, Song Jing playboy itu akan sangat sulit untuk merebut hatinya.” Aku membujuk sambil meminum anggur.

Namun karena kesulitan yang aku dapatkan dalam asmara, sehingga tidak ingin Xueke merasakan hal yang sama denganku.

Xueke meletakkan gelas anggur itu di atas meja kaca, menaikkan alis dan berkata:” Bagaimana denganmu, apakah kamu bisa mengubah pria yang kamu sukai?”

"Aku…”

Aku ditanya hingga tidak bisa menjawab.

Aku hanya mencoba supaya diri sendiri tidak lagi mencintai Cheng Jinshi.

Namun aku sepertinya sama sekali tidak pernah memikirkan untuk bisa mengganti pria yang aku sukai.

"Lihatlah, bahkan kamu tidak bersedia untuk mencobanya. Aku merasa, aku lebih berani darimu, aku sejak awal sudah mencobanya.”

Xueke tersenyum,” Aku sudah mengganti banyak pacar, sudah mencoba satu putaran baru menemukan, aku benar-benar tidak bisa menyukai pria yang lain.”

“….”

“Xiao Xi kamu lebih penakut dariku, kamu tidak berani untuk pergi mencoba, bahkan satu kesempatan pun tidak kamu berikan kepada dirimu sendiri.” Xueke berkata.

Aku tidak berbicara, kembali meminum alkohol segelas demi segelas.

Pada satu detik sebelum mabuk sepenuhnya, terngiang perkataan Xueke barusan di dalam pikiranku---” Bahkan satu kesempatan pun tidak kamu berikan untuk dirimu sendiri.”

Aku bukannya tidak ingin memberiku kesempatan, namun aku sudah memberi pria itu terlalu banyak kesempatan.

"Seperti sebuah mimpi di luar jangkauan….”

Keesokan harinya, aku terbangun dengan suara ponsel yang tidak berhenti berdering, dengan kabur meraba ponsel di samping tempat tidur, tanpa melihat siapa yang memanggil dan langsung menjawab dengan memejamkan mata,” Halo.”

"Xiao Xi, kemarin malam tiba-tiba ada uang seratus miliar yang masuk ke rekening tanpa ada keterangan, apakah kamu tahu dana apa ini?” Terdengar suara bingung Ning Zhenfeng.

Aku pun langsung tersadar, membuka mata, sudut bibir bergerak dan berkata,” Tahu.”

"Dana apa ini?”

"Uang ganti rugi perceraian.”

Cheng Jinshi benar-benar tidak sabar, kemarin baru saja menandatangani surat cerai dan malamnya sudah mengirimkan uangnya.

"Apa? Uang perceraian? Ning Zhenfeng agak kaget.

Aku dengan pahit berkata,” Cheng Jinshi yang mengirimnya, aku sudah bercerai dengannya.”

Dia sama sekali tidak terkaget akan berita ini seakan semua orang sudah tahu ini adalah masalah cepat atau lambat saja.

Hanya aku sendiri sajalah yang masih menggantungkan harapan pada pernikahan ini.

Ning Zhenfeng dengan perhatian bertanya,” Kalau begitu dimana kamu sekarang? Dimana kedua anak kecil itu?”

"Aku dan anak-anak sedang berada di rumah Xueke, cukup ok, anda tenang saja.”

Setelah mengatakannya, aku memutuskan pembicaraan, melihat Xueke yang masih tertidur, aku pun dengan langkah ringan bangun dan membersihkan diri.

Berjalan hingga di depan tangga, ketika sedang turun tangga, aku melihat Bibi Wu berlari mendekat dengan wajah yang panik, ketika melihatku, dia pun menunjuk ke lantai bawah,” Nona Ning ada polisi yang datang.”

Aku mengerutkan kening, apa yang dilakukan polisi kesini?

Apakah ada perkembangan baru pada kasus kebakaran itu.

Aku dengan penuh rasa penasaran turun kebawah, di ruang tamu kedua polisi menunjukan lisensinya dan bertanya,” Anda Ning Xi kan?”

"Ya.”

"Korban kasus kebakaran Lin Zhi, kondisinya sudah membaik dan ingatannya sudah pulih dengan perlahan. Saat ini dia menuduh anda pada malam itu masuk ke kediaman keluarga Lin untuk melakukan pembakaran, mohon kerjasamanya untuk melakukan interogasi di kantor polisi.”

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu