Cintaku Pada Presdir - Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
“Tidak berani lagi, kan?” Dia mengangkat senyuman yang mencolok.
Aku membuka mulut dan ingin bicara, tetapi ternyata tenggorokanku tidak nyaman, seolah tersumbat sesuatu.
Ya aku tidak berani.
Seperti suatu mimpi yang jauh, begitu disentuh langsung pecah.
Tiba-tiba terdengar ponsel berdering, memecahkan suasana yang kaku, aku mengeluarkannya dan mengangkat, itu adalah telepon dari kantor polisi.
Polisi berkata, “Nona Ning, pelaku yang kami tangkap semalam, yaitu sepupumu, baru saja jatuh dan berkata sakit perut, kami sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Menimbang bahwa kalian adalah hubungan saudara, kami merasa bahwa pihak polisi harus memberitahumu.”
Sakit perut apa, sangat jelas dia tidak ingin tinggal di kantor polisi, dan bertekad untuk tidak mengatakan orang yang merencanakan semua ini.
Dan aku, aku benar-benar tidak memiliki pilihan.
“Oke, aku tahu, terima kasih.” Aku menjawab dengan sopan dan bertanya, “Oh ya, Pak Polisi, dapatkah aku menarik kasus ini?”
Polisi juga membujukku untuk berdamai secara pribadi, dan langsung setuju, “Ya, kamu bisa datang langsung ke kantor polisi untuk menyelesaikannya.”
Menutup telepon, aku memandang ke Su Shanshan dan dengan tenang berkata, “Aku berjanji, aku akan pergi ke Dongchen bersamamu sekarang, dan mengakui segalanya.”
Mungkin aku tahu bahwa semuanya telah menjadi pasti, aku bahkan tidak memiliki perasaan apapun.
Dia sangat puas, tetapi berkata, “Bukan minta pergi sekarang, tiga hari kemudian, Dongchen akan mengadakan rapat pemegang saham untuk pengungkapan pencurian desain.”
Aku mengerti
Dia ingin membiarkanku mengakuinya di hadapan Cheng Jinshi, dan di depan semua orang, sehingga tidak ada lagi kesempatan lain untuk mengubahnya.
Dia melihat aku tidak berbicara, dan menekan berkata: “Merasa ragu? Foto-foto telanjang itu, aku punya banyak cara untuk membuat mereka mengeluarkan kegunaannya yang terbesar.”
Aku menggertakkan gigiku, “Aku berjanji, tetapi kamu harus memastikan untuk menghilangkan semua foto telanjang.”
Dia mengatakannya sekata demi sekata, semuanya berupa ancaman, bagaimana aku bisa tidak setuju.
Kakek sekarang terkadang dalam kondisi sadar dan kadang bingung. Kalau ketika sadar melihat foto-foto ini, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.
Aku tidak berani mengambil kesehatan kakek menjadi taruhan.
Aku juga percaya bahwa Su Shanshan memiliki kemampuan untuk menghancurkan semua foto, tidak peduli dengan menggunakan uang atau dengan menggunakan kekuasaan, dia pasti memiliki cara untuk memaksa Song Yang setuju.
Dia mengangkat alisnya, “Tentu saja.”
Setelah dia pergi, aku pergi ke kantor polisi untuk menangani penarikan kasus.
Aku makan makanan siap saji di luar lalu pulang ke rumah dan berbaring di sofa sepanjang sore. Aku tidak memiliki semangat untuk melakukan apapun.
Aku juga menerima telepon dari kantor polisi, mengatakan bahwa Bai Yiyi juga menarik kasus dan berhenti menuntut aku tentang sengaja melukainya.
Tidak ada gelombang di hatiku, tidak ada bedanya menarik kasus atau tidak. Bagaimanapun nasibku sudah skak-mat.
Terakhir kali Lin Zhi pernah mengatakan bahwa karena insiden ini, Cheng Jinshi berada di bawah tekanan besar. Ketika aku mengakuinya, dia seharusnya akan merasa lega.
Memikirkan hal ini, aku merasa diriku berkhawatir yang berlebihan, bahkan konyol.
Dia dan Su Shanshan menikah, keluarga Su tidak akan lagi mempersulitkan calon menantu mereka.
Pada malam hari, aku makan semangkuk mie dan terdengar suara pintu diketuk keras bagai akan memekakkan telinga.
Melalui pintu rumah, pun dapat mendengar suara Bibi, “Ningxi, Ningxi! Buka pintu!”
Aku bangkit untuk membuka pintu, dan yang aku terima adalah tamparan yang keras.
Su Shanshan menampar di wajah sebelah kiri tadi pagi, sekarang Bibi menampar di sebelah kanan.
Bibi sudah lama melakukan pekerjaan rumah, kekuatan tangannya juga sangat kuat, lebih menyakitkan daripada Su Shanshan.
Aku tertegun untuk waktu yang lama, dan mulutku terasa bau darah, “Apa...apa yang terjadi?”
Bibi bergegas masuk, kedua matanya bengkak menjadi buah persik, menangis serak, dan memelototiku dengan penuh kebencian, “Apa yang kamu katakan semalam, akan membiarkan sepupumu keluar dengan selamat dari kantor polisi?”
Aku mundur dua langkah dan mengangguk, “Ya, aku sudah menarik kasusnya.”
Aku sedikit bingung, tidak tahu apa yang terjadi.
Dia berjalan ke teras, tersenyum dingin, dan menatapku dengan penuh kebencian, “Apa gunanya penarikanmu sekarang? Ah? Aku memohon padamu semalam, kamu tidak mau, kamu mati-matian memaksa sepupumu hingga dia keguguran!”
“Keguguran? Apakah dia hamil?”
Aku terkejut, ternyata dia benar-benar sakit perut pada pagi hari.
Aku tidak pernah memikirkan bahwa dia hamil.
Siapa ayah dari anak itu, sangat jelas bahwa itu adalah Song Yang.
Bibi memegang pundakku, mengguncangnya dengan keras, dan berteriak: “Dia tidak hanya keguguran, tetapi juga sulit untuk hamil di masa depan! Apakah sekarang kamu merasa puas?”
Aku mengerutkan alisku, “Dia tidak memberitahu polisi bahwa dia hamil.”
Sehari sebelum semalam dia datang kerumahku untuk merebut kartu bank masih sangat semangat, kalau tahu dirinya hamil, aku juga tidak akan menggunakan cara ini.
“Jadi bagaimana? Kalau dia tidak hamil, apakah kamu melapor polisi dan menangkapnya? Dia adalah sepupu yang bermain bersama kamu sejak kecil, dan pamanmu!” Semua keluhannya meledak dalam sekejap. “Kami merasa kasihan bahwa kamu tidak memiliki ayah atau ibu, dan mencintaimu seperti anak kandung sendiri. Lalu bagaimana denganmu? Kamu adalah orang pembawa sial, dalam hatimu sama sekali tidak mengganggap kami sebagai saudaramu!”
Aku mengambil intinya, dan langkah kakiku bergetar. Aku tersandung pada kursi di teras, otakku mendengung, dan aku memandang Bibi dengan bingung, “Apa katamu, tidak memiliki ayah atau ibu?”
"Apa yang tidak memiliki ayah atau ibu, kamu salah dengar!”, kata Bibi
Dia terlihat kaku, mengubah topik pembicaraan dan memerintah, “Sepupumu masih berada di rumah sakit. Bagaimana kamu bisa tinggal di rumah dengan tenang? Sekarang pergi bersamaku dan minta maaf padanya.”
Aku telah membahas semuanya dengan apa yang dia katakan tadi, “Tidak, tidak.... kamu katakan dengan jelas.”
Aku dapat yakin bahwa aku tidak salah mendengar.
“Apa yang aku katakan?! Kamu bukannya tidak memiliki ayah atau ibu sekarang? Kakakku telah meninggal, dan ayahmu tidak mengenalimu. Sama sekali tidak memiliki apapun!” Tidak tahu apakah itu karena kemarahan, wajahnya memerah.
Benar juga dia mengatakan ini, aku tidak punya apa-apa.
Namun, aku masih merasa ada masalah tetapi aku tidak bisa mengatakannya.
Dia melihat aku tidak berbicara, menarik lenganku dan menyeretku ke lift. Aku berjuang, “Bibi, apa yang kamu lakukan?”
Dia membalik dan ludahnya melayang, “Kenapa?! Kamu membuat sepupumu menjadi seperti ini, bukankah seharusnya kamu meminta maaf padanya?”
“Aku bisa pergi melihatnya, tetapi aku tidak bersalah dalam masalah ini.
Aku menarik lenganku dengan kuat dan berjalan kembali.
“Apa yang kamu bicarakan?” Dia mengejar dan menatapku dengan takjub, seolah-olah dia tidak percaya apa yang dia dengar.
Aku menghentikan langkahku. “Dari simpati, dia adalah sepupuku. Dia mengalami keguguran. Aku harus pergi menjenguknya.”
Bibi sangat marah dan terus mengangguk, “Kemudian?”
“Dari kebenaran, dia bergabung dengan orang luar untuk menjebakku dan paman secara ilegal masuk ke rumahku dan merebut kartu ATM bank.” Aku berkata dengan perlahan-lahan: “Jika bukan karena ini, dia tidak akan memasuki kantor polisi, dan juga tidak akan mengalami keguguran. Lagi pula, itu disebabkan oleh dirinya sendiri. Mengapa kamu menyalahkanku?”
Aku menghormati Bibi, tetapi aku tidak mau menurutinya tanpa prinsip apa pun.
Selain itu, kalau benar-benar ingin menyalahkan, itu harusnya Lin Yuelan yang meminta maaf padaku.
“Bagus sekali, kamu sangat baik! Benar-benar sudah hebat. Mengapa sebelumnya aku tidak mengetahui kamu begitu mahir berbicara? ”
Bibi sangat marah dan mengangkat tangannya ingin menamparku.
Aku sudah berwaspada, dan ketika aku bersiap-siap untuk menghindarinya, seseorang bergerak lebih cepat dariku, membawaku ke dalam pelukannya dan menahan lengan Bibi dengan erat.
Napas yang familiar mengalir ke hidung, tubuhku menegang sejenak, berbalik dan keluar dari pelukannya, menundukkan mataku dan berkata dengan menjauh: “Terima kasih, kamu tidak perlu melakukannya.”
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangIstri ke-7
Sweety GirlAkibat Pernikahan Dini
CintiaDiamond Lover
LenaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaBeautiful Love
Stefen LeeCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu