Cintaku Pada Presdir - Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali

Aku berjalan keluar dari kantor polisi, aku tidak akan kembali ke kantor, bahkan aku sudah menelepon untuk meminta izin.

Karena sejalan, aku pun pergi ke kantor olshop Taobao Zhou Xueke untuk mencarinya.

“Zhou Ziyun berkelahi demi kamu?!”

Setelah aku menceritakan semuanya Zhou Xueke hanya bisa memandangiku dengan tatapan bengong tak percaya.

Aku mengangguk dan bertanya: “Iya, apakah kamu ada kepikiran solusinya?”

Aku sangat berharap aku bisa membantu Zhou Ziyun sekali ini.

Pertama-tama Zhou Xueke memastikan apakah Zhou Ziyun terluka, ketika Zhou Ziyun hanya luka ringan, dia pun bernapas lega.

Zhou Xueke sembari sedang menatap lekat komputernya untuk memilih desain gambar baju baru, pun mengibas-ngibaskan tangannya berkata, “Kamu tenang saja, dia besok akan dibebaskan.”

“Benarkah?”

Aku antara percaya atau tidak.

Sambil mengelus dagunya, “Untuk apa membohongimu? Kamu hanya perlu menjaga kandunganmu.”

Aku melihat ekspresinya yang tenang, dan aku pun perlahan merasa tenang.

Aku mencari computer yang sedang kosong, mencolokan USB, aku yang mencoba untuk tenang dengan lanjut mendesain gambar.

Tapi dalam hati masih saja kacau, gambar desain-an ku hasilnya pun sama kacaunya.

“Masih khawatir?”

Zhou Xueke yang tak tahu dari kapan telah selesai, melihat hasil desainku seperti itu pun prihatin.

Zhou Xueke menarik satu kursi dan duduk disampingku, dan duduk dengan posisi bersender malas di sandaran kursi, “Karena dia berkelahi dengan orang dan akhirnya tertangkap. Selain khawatir apakah dia akan dibebaskan dengan lancar kamu juga pasti khawatir bagaimana harus menghadapinya, betul?”

“Ya kira-kira begitu.”

Aku akui memang kenyataannya seperti itu.

Perlakuan dia padaku sungguhlah sangat baik.

Bisa dibilang setiap aku membutuhkanya dia selalu ada.

Aku sungguh terharu.

Selain merasa terharu pada saat yang bersamaan aku juga merasa hutang budi, perasaan itu sedikit demi sedikit tertanam di hatiku, membuatku tak tahu harus bagaimana bersikap dan juga bagaimana harus menghadapinya.

“Yah, ikuti saja kata hatimu, sebenarnya dalam hatimu pasti sudah ada jawabannya, kamu mungkin belum menyadarinya saja.” Dapat terdengar dari nada bicaranya yang netral tidak menghakimi dan tidak mempengaruhi keputusanku.

“Ya, benar sih.”

Aku memeluk Zhou Xueke setelah itu mencabut USB, “Kamu kerja yang baik ya, aku pergi dulu.”

“Okay, hati-hati ya. Kalau ada apa-apa telepon aku ya, aku akan segera menyusulmu. Kamu jangan berkeliaran kemana-mana lagi.”

“Iya tahu, jangan membesar-besarkan masalah, kamu tidak tahu anak yang aku kandung adalah anak raja.”

Aku tertawa terbahak-bahak, sejak aku hamil Zhou Xueke selalu khawatir jika aku pergi keluar sendiri.

Sampai di rumah langit pun telah senja.

Aku tidak ada nafsu makan, tetapi tak ingin anak dikandunganku ikut lapar, akhirnya aku membeli beberapa sayur dengan rencana pulang nanti akan dimasak dengan mie.

Pagi berikutnya, aku menerima telepon dari ketua Lin, memberitahu masalah Zhou Ziyun sudah akan terselesaikan.

Aku yang sebenarnya sedang berada di jalan menuju kantor pun langsung turun dari bus dan langsung memanggil taksi menuju ke kantor polisi.

“Kenapa kamu bisa ke sini?” Zhou Ziyun yang terheran, baru saja jalan keluar dari kantor polisi.

“Untuk menjemputmu.”

Balasku sembari tersenyum.

Melihatnya baik-baik saja, beban di hatiku pun langsung terangkat.

Dia pun ikut tersenyum yang kontras dengan matanya yang kelihatan letih dan capek, “Yuk, aku antar kamu ke kantor.”

“Sini aku yang nyetir saja.”

Aku mengambil kunci mobil yang ada di tangannya.

Dia tersenyum simpul menyutujui, “Baiklah.”

Sambil membuka pintu mobil aku pun bertanya “Urusan di kantor polisi sudah tidak ada apa-apakan?”

Masih saja ada tertinggal sedikit rasa khawatir di hatiku.

“Sudah tidak ada apa-apa, jikapun masih ada masalah mereka tak mungkin melepaskanku.”

Dia mengakatakan itu disertai dengan senyum menenangkan.

Aku kembali memastikan, “Benarkah?”

“Benar, pengacara yang aku cari adalah yang terbaik.” Sambil mengangkat alisnya.

“Baguslah kalau begitu, kali ini sungguh sangat berterimakasih padamu, hanya saja lain kali kamu tidak perlu terlalu gegabah, okay?”

Aku kemarin sungguh khawatir sesuatu terjadi padanya.

Dia memandangku dan mengangkat tanganya untuk mengelus kepalaku, “Okay.”

Aku menyalakan mesin mobil, menginjak pedal gas dan mobil pun melaju meninggalkan kantor polisi.

Aku pun mengantarkan Zhou Ziyun ke rumahnya, dan membiarkan aku memakai mobilnya untuk ke kantor.

Aku melihat jam, sudah lumayan sore, kemarin baru saja izin, jika hari ini telat lagi maka tidak akan terlalu baik.

Lagipula izinku kemarin diterima dengan baik.

Dia turun dari mobil dan berjalan ke arah salah satu gedung, mungkin karena tidak tidur semalaman menyebabkan punggungnya agak sedikit miring.

Aku baru saja menapakan kaki ku diruangan kerja dan mulai mendesain sesuatu.

Tapi benakku terus terbayang punggung Zhou Ziyun. Setelah mempertimbangkanya agak lama aku pun berakhir dengan mengirimkan pesan melalui Wechat kepadanya.

——【Istirahat yang banyak, nanti malam aku akan menjemputmu dan mentraktirmu makan malam.】

Dia mungkin sudah tertidur, sore itu dia baru membalas pesanku,【Ok.】

Malam setelah pulang kantor, aku pun langsung pergi ke supermarket untuk membeli sayur dan satu botol wine.

Lalu, pergi untuk menjemput Zhou Ziyun.

Setelah sampai di lantai bawah rumahnya, aku baru meneleponnya.

Aku tidak masalah menunggunya, karena dia sudah berbuat banyak demi aku, membayarnya dengan segenap tenagaku pun sepertinya masih belum cukup.

Hanya 2 menit dan dia sudah sampai di lantai bawah, kelihatan dia sudah menungguku dari tadi.

Beban di hatiku malah terasa lebih berat.

“Kenapa tiba-tiba kepikiran mau makan malam?” Segera setelah masuk ke mobil, sambil memasang sabuk pengaman dengan senyum yang tersungging dia pun bertanya.

Aku pikir-pikir, “Setelah sampai nanti kamu pun akan tahu.”

Aku tak tahu keputusanku ini benar atau salah, tapi aku tak punya ide yang lebih baik lagi.

Awalnya aku yang bermaksud untuk memasakan untuknya, akhirnya setelah sampai dirumahku malah dia mengambil sayuran yang aku bawa, dengan penuh perhatian berkata, “Kamu nonton TV saja biar aku yang masak.”

“Kali ini tidak boleh, sudah aku bilang aku yang akan mentraktirmu, gimana bisa membiarkan kamu yang masak?”

Aku tentu tak setuju.

Dia melihat keputusan yang tegas, dengan cemberut menyetujui, “Baiklah, aku bantu untuk mempersiapkan, begini bolehkan?”

“Okay.”

Kami membawa sayur ke dapur, aku dan dia memang sering memasak sehingga dengan cepat 4 lauk dan 1 kuah sudah tersaji.

Aku pun memindahkan lauk ke meja makan, dan mengeluarkan pembuka wine yang sudah lama tak digunakan, kemudian mulai membuka wine dan menuangkannya ke gelas.

“Kenapa ada wine? Kamu tidak boleh minum.”

Ketika dia melihat adanya wine, dia pun berkata dengan tegas.

Aku pun tertawa dan membalasnya, “Ini untukmu, aku akan minum jus.”

“Baiklah.”

Dia pun lega, kemudian duduk dan mulai makan.

Di momen inipun, rumahku yang biasanya diliputi atmosfer dingin dan sepi, hari ini berbeda dan suasana menjadi lebih hangat.

Jika bukan karena sudah memutuskan sesuatu, maka mungkin aku akan menikmati makan malamku lebih rileks.

Tapi aku sudah memasak makanan ini, karena tidak nafsu jadi makan malam kali ini aku tidak menikmatinya dan semuanya jadi terasa hambar.

“Ning Xi, apakah kamu tidak nafsu makan?”

Zhou Ziyun melihat aku tidak yang tidak selera, pun dengan suara lembut bertanya.

Hatiku terasa sedikit tegang, kemudian meletakan sumpitku dan mengatakan dengan pelan, “Ada yang harus aku beritahukan padamu.”

Sekali buka mulut, maka sudah tidak ada jalan kembali.

Ketika aku mengatakannya, aku terus bertanya pada diri sendiri dalam hati. Apakah kamu sudah mempertimbangkannya dengan sejelas-jelasnya?

Jawabannya sudah pasti.

Novel Terkait

Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu