Cintaku Pada Presdir - Bab 6 Anak Mereka
Aku hanya ingin berkata, bukan tiba-tiba mencintai kamu, tetapi sudah mencintai kamu selama empat tahun lebih.
Empat tahun lebih, aku selalu berjuang untuk mendapatkan sedikit perhatian dan keikhlasan kamu.
Rahangku terasa sakit, mataku terbuka lebar, aku benar-benar tersadar, dengan panik aku menggelengkan kepala, “Aku hanya menyukai anak kecil.”
Ekspresi matanya sangat kompleks, dengan perlahan-lahan dia melepaskan aku, dan bertanya secara mendalam, “Benarkah?”
Mataku membasah, aku hanya bisa mengangguk, “Benar, aku sangat lelah, aku akan kembali ke kamar untuk tidur.”
Dengan begitu, aku menaiki tangga ke atas, selangkah demi selangkah menaiki tangga, di dalam hatiku aku sangat ingin menangis.
Aku hanya menginginkan anak, menginginkan anak kita berdua.
Mengapa pemikiran yang begitu sederhana, di hadapannya, hanya dapat di sembunyikan, padahal dia adalah suami aku.
——
Keesokan harinya, setelah aku baru saja selesai meeting, aku mendapat panggilan dari ibu mertuaku, yang memperingati aku bahwa malam ini adalah ulang tahun Cheng Yang, menyuruh aku untuk harus pulang ke rumah keluarga Cheng untuk makan bersama.
Cheng Yang adalah adik Cheng Jinshi, adalah adik suamiku, dan juga adalah mutiara kesayangan keluarga Cheng.
Satu-satunya orang yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan aku.
Sorenya, aku menumpuk seluruh dokumen yang memerlukan persetujuan atasan aku, memeluknya lalu membawanya ke ruang Pimpinan.
Aku meletakkan dokumen di atas meja kerjanya, dan mengeluarkan satu secara terpisah, “CEO Meng, ini adalah dokumen yang perlu Anda lihat, ini adalah program pemasaran untuk Girl’s festival karena ini lebih penting, jika kamu memiliki waktu kamu dapat melihatnya terlebih dahulu.”
Meng Kai sedang terfokus pada sebuah kontrak, dengan sedikit mengangguk dia menjawab, “Baikah, letakkan saja di sini.”
Aku mengangguk dan berbisik: “Ya, maka aku akan keluar dulu.”
Dari sejak kuliah mulai magang di perusahaan ini, selalu menjadi asisten Meng Kai, sampai sekarang sudah 5 tahun lamanya.
Juga karena menghadiri pesta bisnis dengannya, aku baru mengenal Cheng Jinshi.
“Ningxi, tunggulah aku.”
Aku baru saja berjalan ke depan pintu kantor, Meng Kai tiba-tiba memanggil aku.
Aku membalikkan badan, penglihatannya meninggalkan kontrak, mengangkat pergelangan tangan untuk melihat waktu, dengan nada lembut berkata: “Jika tidak ada hal lain lagi, kamu boleh pulang dulu.”
Dengan terkejut aku mengkonfirmasi, “Bolehkah?”
Dia tertawa, “Jika aku tidak berkata demikian, kamu juga akan meminta cuti, benarkah? Setiap tahun pada hari ini, kamu memiliki urusan yang harus di urus.”
Aku merasa malu, dan terkejut pada pekerjaannya yang sangat sibuk dan kehidupan pribadinya yang cukup kaya dan berwarna, ternyata dia masih memiliki sel otak untuk mengingat hal kecil ini.
Jika aku baru saja berkenalan dengan dia, aku mungkin akan berpikir lebih banyak tentang hal itu karena perhatian seperti itu, tetapi sebagai asistennya, aku mengetahuinya secara jelas.
Aku juga tidak menolaknya, dengan tertawa ringan aku menjawab: “Terimakasih kepada CEO Meng, aku hari ini benar-benar memiliki urusan.”
Dia mengangkat alisnya sedikit, “Ya, pulanglah dulu.”
Setelah aku menikah dengan Cheng Jinshi, pada perayaan ulang tahun pertama Cheng Yang, karena macet yang mengakibatkan aku telat, Cheng Yang segera memberikan hadiah yang aku siapkan untuknya kepada pembantu.
Sejak saat itu, setiap ulang tahunnya, aku hanya berpikir untuk datang lebih awal sebelum acara di mulai.
Dia tidak menyukai aku, tetapi perlakuan aku terhadapnya, juga tidak mempunyai kasih sayang yang begitu banyak. Aku berhati-hati untuk tidak membuat keluarga Cheng membenci aku, semua ini hanya demi Cheng Jinshi.
Sewaktu aku tiba di kediaman keluarga Cheng waktu baru menunjukkan jam empat lebih, rumahnya sangat ramai. Ibu mertuaku dan beberapa tetua, sedang bermain mahjong.
Aku berjalan ke sana untuk menyapa, ibu mertuaku mengeluarkan plat yang dimilikinya, dengan tertawa bertanya, “JinShi tidak datang bersama kamu?”
Aku membasahi mulutku, “Ya, dia bilang dia masih memiliki urusan yang harus di urus, dia akan datang ke sini setelah urusannya selesai.”
Sebelum aku ke sini, aku telah menelepon Cheng Jinshi, dia menyuruh aku sendiri untuk pulang ke rumah dulu.
Ibu mertuaku mendesah, tidak berkata apapun, dia tahu lebih baik daripada siapa pun, pernikahan yang dimiliki oleh aku dan Cheng Jinshi.
Kebetulan Cheng Yang menuruni tangga dari atas, memakai sebuah gaun edisi terbatas, mengenakan sepatu hak tinggi, dengan posturnya yang elegan.
Aku memberikan hadiah yang telah aku pilih dengan cermat kepadanya, dan berkata dengan tersenyum: “YangYang, selamat ulang tahun! Ini adalah hadiah yang telah dipersiapkan oleh aku dan abangmu, aku berharap kamu menyukainya.”
Cheng Yang membuka kotak kado, lalu mengeluarkan kunci mobil, matanya yang berbinar-binar menunjukkan bahwa dia sangat menyukainya, “Bagaimana kalian mengetahui bahwa aku menginginkan mobil tipe ini?”
Melihat bahwa dia menyukainya, aku juga menghela napas, “Sebelumnya aku melihat kamu berada di……”
Senyumannya menghilang, dengan tidak mempedulikan aku dia memotong perkataan aku, “Uang abangku, kamu jangan pernah berpikir bahwa dengan begitu aku akan menyukai kamu, di dalam hatinya aku hanya memiliki satu kakak ipar….”
Sambil berkata, dia memotong perkataan aku lalu berjalan menuju ke arah dapur.
Aku tidak berharap bahwa dengan memberikannya sebuah mobil sport, akan mengubah perilakunya terhadap aku, mutiara keluarga Cheng, selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Lagian, seperti apa yang telah dia katakan, sebagian besar uang dikeluarkan oleh Cheng Jinshi.
Tetapi kalimat dia mengenai, di dalam hatinya hanya terdapat satu kakak ipar…..dalam seketika membuat hatiku menjadi terikat, perutku seperti telah tersumbat oleh kapas.
Aku terbingung di tempat awal, apakah kakak ipar yang di maksudnya adalah Song Jiamin?
Sampai sewaktu acara makan malam di mulai, Cheng Jinshi masih juga belum datang. Ibu mertuaku dengan khawatir menanyakan aku, apakah kita sedang bertengkar, aku hanya bisa meninggalkan meja makan, dan berjalan ke samping jendela untuk menelpon dia.
Setelah berdering untuk sesaat, dia masih juga belum mengangkatnya, aku memiliki firasat bahwa hal buruk akan terjadi, hatiku merasa panik.
Ketika aku tidak tahu harus berbuat apa, di belakang aku terdapat suara pembantu yang sedang memanggilku.
Aku membalikkan badan, mengalihkan penglihatan aku, lalu melihat dia yang berdiri di bawah lampu yang terang, sebuah tuxedo hand-made, menekan bibirnya, seluruh tubuhya mengeluarkan aroma yang dingin.
Aku terbengong, dan berjalan ke arah dia, malahan aku mendengar dengan jelas dia berkata, “Ini adalah Xiao Bao, karena semua tetua sedang berkumpul di sini, aku membawa dia ke sini untuk mengenalkan dia kepada kalian.”
Mertuaku memotong perkataan dia dan berkata, “Mengenal siapa, anak siapakah ini?”
Nada Cheng Jinshi yang terasa seperti tidak membiarkan orang untuk memotong perkataanya, berkata: “Ini adalah anakku, cucumu.”
Langkah kakiku terdiam, penglihatan aku mengarah ke bawah, melihat dia ternyata sedang memegang tangan anak laki-laki berumur 3 atau 4 tahun.
Aku hanya merasa darah di seluruh tubuhku terasa sejuk, rasa dingin menusuk ke dalam tubuh aku.
Telingaku bagaikan terdapat suara denging, selalu memutarkan perkataan yang dia ucapkan.
Xiao Bao….
Aku baru memikirkan, kemarin sewaktu di rumah sakit, Song Jiamin juga menyebut nama ini.
Ternyata Xiao Bao adalah anak mereka?
Lucu, sangatlah lucu.
Hal yang paling lucu adalah aku, aku tidak memiliki persiapan, dengan bingung aku melihat suamiku, di hadapan semua sanak saudaranya, mengenalkan anak haramnya.
Dengan penuh kesusahan aku berjalan ke hadapannya, dengan suara bergetar bertanya, “Jinshi, apa yang telah kamu lakukan?”
Karena terkejut, Xiao Bao berjalan mundur ke belakang, berlindung di pelukan seorang wanita, dengan nada ringan berkata, “Ibu, takut….”
Aku baru menyadari bahwa, Song Jiamin juga menghadiri acara ini.
Kemarin dia masih tidak mengizinkan aku untuk memberitahu hubungan aku dengannya kepada Song Jiamin, hari ini, dia segera membawanya ke rumah.
Aku melihat Song Jiamin yang sedang menggendong anak, lalu melihat Cheng Jinshi, benar-benar adalah keluarga yang cukup harmonis.
Orang yang bodoh, juga bisa melihat kejadian ini, bahkan Cheng Yang yang tidak menyukai aku, ekspresi dia melihat aku saat ini juga membawa rasa kasihan.
Mata Song Jiamin memerah, “Xiao Xi, aku hanya khawatir bahwa Xiao Bao malu dengan orang luar, bisa menangis, baru menyetujui Cheng Jinshi untuk datang ke sini.”
Aku menahan perasaanku yang hampir meledak, dengan suara yang cukup kedengaran: “Ayahku mengapa tidak datang ke sini bersama kamu? Walaupun, sebelumnya sewaktu pernikahan kalian perlakukan aku tidak benar, tetapi….”
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviHei Gadis jangan Lari
SandrakoHidden Son-in-Law
Andy LeeUangku Ya Milikku
Raditya DikaCinta Yang Terlarang
MinnieUnlimited Love
Ester GohCintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu