Cintaku Pada Presdir - Bab 6 Anak Mereka

Aku hanya ingin berkata, bukan tiba-tiba mencintai kamu, tetapi sudah mencintai kamu selama empat tahun lebih.

Empat tahun lebih, aku selalu berjuang untuk mendapatkan sedikit perhatian dan keikhlasan kamu.

Rahangku terasa sakit, mataku terbuka lebar, aku benar-benar tersadar, dengan panik aku menggelengkan kepala, “Aku hanya menyukai anak kecil.”

Ekspresi matanya sangat kompleks, dengan perlahan-lahan dia melepaskan aku, dan bertanya secara mendalam, “Benarkah?”

Mataku membasah, aku hanya bisa mengangguk, “Benar, aku sangat lelah, aku akan kembali ke kamar untuk tidur.”

Dengan begitu, aku menaiki tangga ke atas, selangkah demi selangkah menaiki tangga, di dalam hatiku aku sangat ingin menangis.

Aku hanya menginginkan anak, menginginkan anak kita berdua.

Mengapa pemikiran yang begitu sederhana, di hadapannya, hanya dapat di sembunyikan, padahal dia adalah suami aku.

——

Keesokan harinya, setelah aku baru saja selesai meeting, aku mendapat panggilan dari ibu mertuaku, yang memperingati aku bahwa malam ini adalah ulang tahun Cheng Yang, menyuruh aku untuk harus pulang ke rumah keluarga Cheng untuk makan bersama.

Cheng Yang adalah adik Cheng Jinshi, adalah adik suamiku, dan juga adalah mutiara kesayangan keluarga Cheng.

Satu-satunya orang yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan aku.

Sorenya, aku menumpuk seluruh dokumen yang memerlukan persetujuan atasan aku, memeluknya lalu membawanya ke ruang Pimpinan.

Aku meletakkan dokumen di atas meja kerjanya, dan mengeluarkan satu secara terpisah, “CEO Meng, ini adalah dokumen yang perlu Anda lihat, ini adalah program pemasaran untuk Girl’s festival karena ini lebih penting, jika kamu memiliki waktu kamu dapat melihatnya terlebih dahulu.”

Meng Kai sedang terfokus pada sebuah kontrak, dengan sedikit mengangguk dia menjawab, “Baikah, letakkan saja di sini.”

Aku mengangguk dan berbisik: “Ya, maka aku akan keluar dulu.”

Dari sejak kuliah mulai magang di perusahaan ini, selalu menjadi asisten Meng Kai, sampai sekarang sudah 5 tahun lamanya.

Juga karena menghadiri pesta bisnis dengannya, aku baru mengenal Cheng Jinshi.

“Ningxi, tunggulah aku.”

Aku baru saja berjalan ke depan pintu kantor, Meng Kai tiba-tiba memanggil aku.

Aku membalikkan badan, penglihatannya meninggalkan kontrak, mengangkat pergelangan tangan untuk melihat waktu, dengan nada lembut berkata: “Jika tidak ada hal lain lagi, kamu boleh pulang dulu.”

Dengan terkejut aku mengkonfirmasi, “Bolehkah?”

Dia tertawa, “Jika aku tidak berkata demikian, kamu juga akan meminta cuti, benarkah? Setiap tahun pada hari ini, kamu memiliki urusan yang harus di urus.”

Aku merasa malu, dan terkejut pada pekerjaannya yang sangat sibuk dan kehidupan pribadinya yang cukup kaya dan berwarna, ternyata dia masih memiliki sel otak untuk mengingat hal kecil ini.

Jika aku baru saja berkenalan dengan dia, aku mungkin akan berpikir lebih banyak tentang hal itu karena perhatian seperti itu, tetapi sebagai asistennya, aku mengetahuinya secara jelas.

Aku juga tidak menolaknya, dengan tertawa ringan aku menjawab: “Terimakasih kepada CEO Meng, aku hari ini benar-benar memiliki urusan.”

Dia mengangkat alisnya sedikit, “Ya, pulanglah dulu.”

Setelah aku menikah dengan Cheng Jinshi, pada perayaan ulang tahun pertama Cheng Yang, karena macet yang mengakibatkan aku telat, Cheng Yang segera memberikan hadiah yang aku siapkan untuknya kepada pembantu.

Sejak saat itu, setiap ulang tahunnya, aku hanya berpikir untuk datang lebih awal sebelum acara di mulai.

Dia tidak menyukai aku, tetapi perlakuan aku terhadapnya, juga tidak mempunyai kasih sayang yang begitu banyak. Aku berhati-hati untuk tidak membuat keluarga Cheng membenci aku, semua ini hanya demi Cheng Jinshi.

Sewaktu aku tiba di kediaman keluarga Cheng waktu baru menunjukkan jam empat lebih, rumahnya sangat ramai. Ibu mertuaku dan beberapa tetua, sedang bermain mahjong.

Aku berjalan ke sana untuk menyapa, ibu mertuaku mengeluarkan plat yang dimilikinya, dengan tertawa bertanya, “JinShi tidak datang bersama kamu?”

Aku membasahi mulutku, “Ya, dia bilang dia masih memiliki urusan yang harus di urus, dia akan datang ke sini setelah urusannya selesai.”

Sebelum aku ke sini, aku telah menelepon Cheng Jinshi, dia menyuruh aku sendiri untuk pulang ke rumah dulu.

Ibu mertuaku mendesah, tidak berkata apapun, dia tahu lebih baik daripada siapa pun, pernikahan yang dimiliki oleh aku dan Cheng Jinshi.

Kebetulan Cheng Yang menuruni tangga dari atas, memakai sebuah gaun edisi terbatas, mengenakan sepatu hak tinggi, dengan posturnya yang elegan.

Aku memberikan hadiah yang telah aku pilih dengan cermat kepadanya, dan berkata dengan tersenyum: “YangYang, selamat ulang tahun! Ini adalah hadiah yang telah dipersiapkan oleh aku dan abangmu, aku berharap kamu menyukainya.”

Cheng Yang membuka kotak kado, lalu mengeluarkan kunci mobil, matanya yang berbinar-binar menunjukkan bahwa dia sangat menyukainya, “Bagaimana kalian mengetahui bahwa aku menginginkan mobil tipe ini?”

Melihat bahwa dia menyukainya, aku juga menghela napas, “Sebelumnya aku melihat kamu berada di……”

Senyumannya menghilang, dengan tidak mempedulikan aku dia memotong perkataan aku, “Uang abangku, kamu jangan pernah berpikir bahwa dengan begitu aku akan menyukai kamu, di dalam hatinya aku hanya memiliki satu kakak ipar….”

Sambil berkata, dia memotong perkataan aku lalu berjalan menuju ke arah dapur.

Aku tidak berharap bahwa dengan memberikannya sebuah mobil sport, akan mengubah perilakunya terhadap aku, mutiara keluarga Cheng, selalu mendapatkan apa yang diinginkannya.

Lagian, seperti apa yang telah dia katakan, sebagian besar uang dikeluarkan oleh Cheng Jinshi.

Tetapi kalimat dia mengenai, di dalam hatinya hanya terdapat satu kakak ipar…..dalam seketika membuat hatiku menjadi terikat, perutku seperti telah tersumbat oleh kapas.

Aku terbingung di tempat awal, apakah kakak ipar yang di maksudnya adalah Song Jiamin?

Sampai sewaktu acara makan malam di mulai, Cheng Jinshi masih juga belum datang. Ibu mertuaku dengan khawatir menanyakan aku, apakah kita sedang bertengkar, aku hanya bisa meninggalkan meja makan, dan berjalan ke samping jendela untuk menelpon dia.

Setelah berdering untuk sesaat, dia masih juga belum mengangkatnya, aku memiliki firasat bahwa hal buruk akan terjadi, hatiku merasa panik.

Ketika aku tidak tahu harus berbuat apa, di belakang aku terdapat suara pembantu yang sedang memanggilku.

Aku membalikkan badan, mengalihkan penglihatan aku, lalu melihat dia yang berdiri di bawah lampu yang terang, sebuah tuxedo hand-made, menekan bibirnya, seluruh tubuhya mengeluarkan aroma yang dingin.

Aku terbengong, dan berjalan ke arah dia, malahan aku mendengar dengan jelas dia berkata, “Ini adalah Xiao Bao, karena semua tetua sedang berkumpul di sini, aku membawa dia ke sini untuk mengenalkan dia kepada kalian.”

Mertuaku memotong perkataan dia dan berkata, “Mengenal siapa, anak siapakah ini?”

Nada Cheng Jinshi yang terasa seperti tidak membiarkan orang untuk memotong perkataanya, berkata: “Ini adalah anakku, cucumu.”

Langkah kakiku terdiam, penglihatan aku mengarah ke bawah, melihat dia ternyata sedang memegang tangan anak laki-laki berumur 3 atau 4 tahun.

Aku hanya merasa darah di seluruh tubuhku terasa sejuk, rasa dingin menusuk ke dalam tubuh aku.

Telingaku bagaikan terdapat suara denging, selalu memutarkan perkataan yang dia ucapkan.

Xiao Bao….

Aku baru memikirkan, kemarin sewaktu di rumah sakit, Song Jiamin juga menyebut nama ini.

Ternyata Xiao Bao adalah anak mereka?

Lucu, sangatlah lucu.

Hal yang paling lucu adalah aku, aku tidak memiliki persiapan, dengan bingung aku melihat suamiku, di hadapan semua sanak saudaranya, mengenalkan anak haramnya.

Dengan penuh kesusahan aku berjalan ke hadapannya, dengan suara bergetar bertanya, “Jinshi, apa yang telah kamu lakukan?”

Karena terkejut, Xiao Bao berjalan mundur ke belakang, berlindung di pelukan seorang wanita, dengan nada ringan berkata, “Ibu, takut….”

Aku baru menyadari bahwa, Song Jiamin juga menghadiri acara ini.

Kemarin dia masih tidak mengizinkan aku untuk memberitahu hubungan aku dengannya kepada Song Jiamin, hari ini, dia segera membawanya ke rumah.

Aku melihat Song Jiamin yang sedang menggendong anak, lalu melihat Cheng Jinshi, benar-benar adalah keluarga yang cukup harmonis.

Orang yang bodoh, juga bisa melihat kejadian ini, bahkan Cheng Yang yang tidak menyukai aku, ekspresi dia melihat aku saat ini juga membawa rasa kasihan.

Mata Song Jiamin memerah, “Xiao Xi, aku hanya khawatir bahwa Xiao Bao malu dengan orang luar, bisa menangis, baru menyetujui Cheng Jinshi untuk datang ke sini.”

Aku menahan perasaanku yang hampir meledak, dengan suara yang cukup kedengaran: “Ayahku mengapa tidak datang ke sini bersama kamu? Walaupun, sebelumnya sewaktu pernikahan kalian perlakukan aku tidak benar, tetapi….”

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu