Cintaku Pada Presdir - Bab 120 Sebagai Balasan

Dia sepertinya sudah bisa menebaknya, dilihat dari sinar matanya yang pelan-pelan meredup dan menggelap.

Dia membiarkan aku menuangkan wine ke gelasnya, dan dengan senyum pahit , “Baik, katakanlah.”

Sembari merendahkan pandangan mataku menarik nafas dalam-dalam sambil melihat ke matanya, “Aku akan menyewa rumah baru.”

Benar.

Ini adalah keputusanku.

Aku tak akan lagi tinggal dirumah Zhou Ziyun, walaupun itu sewaan, tetapi tetap saja aku merasa tidak seharusnya.

Aku sudah menyutujuinya, aku akan mempertimbangkan sebaik-baiknya hubungan yang ada diantara kita ini.

Tapi, dia sudah terlalu baik terhadapku, berkorban segitu banyaknya untuk aku, bahkan untuk rumah ini, aku bisa melihat dengan jelas di sangat tulus padaku.

Kemarin melihatnya demi aku berkelahi dengan Song Yang, bahkan ditahan di kantor polisi. Hatiku diliputi rasa bersalah dan hampir saja mulutku mengatakan, lebih baik kita bersama saja.

Tapi cinta tak bisa disatukan dengan rasa terimakasih dan hutang budi.

Aku berharap aku bisa mempertimbangkan hubungan ini dengan semurninya.

“Kenapa?” Katanya sambil memengang gelas winenya dengan erat sehingga ujung kukunya kelihatan keunguan.

Aku tidak bisa menahanya lagi, mengigit bibir bawahku, dan memaksakan diriku untuk berkata, “Aku ingin menenangkan hatiku dan mengambil keputusan paling rasional tentang hubungan kita.”

Aku sangat takut hanya karena rasa hutang budi kemudian bersamanya.

Selain itu, aku masih sering merindukan Cheng Jinshi dan jika aku mengambil keputusan yang lainnya aku akan merasa bersalah karenanya.

Aku ingin tenang, menetralkan pikiranku, dan tidak ingin mengambil keputusan yang akan aku sesali nantinya.

Jikapun nantinya aku bersama dengan Zhou Ziyun, aku ingin membuat keputusan itu dengan sepenuh hati.

Menurutku ini yang disebut adil.

“Ziyun, aku sangat berterimakasih padamu, aku juga sangat mengerti isi hatimu, jadinya aku berharap keputusan yang aku buat ini adil buatmu.” Setelah mengatakan semua isi hatiku, aku pun memandang Ziyun yang terdiam.

Dia menunduk dan memijit batang hidungnya, kemudian memandangku dengan pandangan mata yang sirat dengan kegagalan, dan kemudian berkata, “Baiklah, aku setuju.”

Dia menyetujuinya.

Walaupun begitu aku masih tidak merasa tenang, malah rasa bersalahku terasa semakin berat.

Dia memanjangkan tanganya dan menggenggam tanganku, lalu dengan tawa berat berkata, “Aku sudah berusaha untuk menggerakan hatimu, tapi aku lupa kamu adalah orang yang sangat rasional, terkecuali dalam menghadapi dia.”

Dia yang dimaksud dalam kata-katanya itu Cheng Jinshi.

Hidungku terasa panas, “Maaf.”

Dia berpura-pura tenang dan menari sudut bibirnya tersenyum, “Tidak apa-apa, aku menghormati keputusanmu.”

“Zhou Ziyun......”

“Sudahlah, sudah malam juga, aku pulang dulu, kamu istirahat saja.”

Kali ini adalah pertama kalinya dia berinisiatif pulang dengan sendirinya.

Aku tidak tahu mau berkata apa, dia pun mengambil kunci mobil dan melangkah keluar, seiring kepergiannya separuh hatiku pun seakan ikut pergi denganya.

Rasa sakit hatiku memperlakukan Zhou Ziyun seperti ini, sama dengan rasa sakitku mencintai Cheng Jinshi.

Karena aku pernah merasakan sakit hati seperti itu, aku tidak ingin Zhou Ziyun juga merasakan hal yang sama.

Rasanya itu sungguh sakit, seperti hati ini tersayat.

——

Karena sedang mencari rumah baru, aku pun menghubungi agensi keesokan harinya dan meminta mereka untuk membantuku mencari rumah yang tepat.

Akhirnya agensi sudah menemukan beberapa kandidat rumah yang cocok, istirahat siang nanti aku akan pergi melihat rumah tersebut.

Aku menenteng tasku melangkah keluar dari elevator dan bertemu dengan Fu Songhe.

Dia berhenti dan memandangku dengan tatapan dingin, “Mau keluar?”

“Iya, aku akan pindah rumah, aku mau pergi melihat rumah.”

Karena beberpa hari ini banyak masalah yang terjadi yang membuatnya tidak puas, sehingga membuatku agak was-was dan menjelaskan.

Siapa sangka, dia melangkah masuk dari elevator, menatapku mengangguk, “Ayo, aku akan mengantarmu.”

Aku kaget sampai-sampai tidak bergerak melangkah.

“Kenapa diam saja?” Dengan nada yang agak marah.

Aku pun terburu-buru masuk ke elevator, “Terimakasih Direktur Fu.”

Aku sadar dia tidak ingin dianggap guru olehku, dan lebih menganggapku seperti staff lainnya, makanya aku memanggilnya Direktur Fu.

Sampai akhirnya diparkiran, aku masih tidak bisa menebak apa maksud dari perlakuannya ini.

Dia yang bos yang biasanya tidak pedulian tiba-tiba mau mengantarkan aku.

Semakin dipikir semakin tak masuk akal, tapi juga enggan bertanya.

“Di daerah mana?” Dia pun bertanya ketika mulai melajukan mobilnya.

Aku menjawab cepat, “Di distrik Chenxi.”

Alisnya berkerut menunjukan tak setuju, “Distrik ini agak jauh dari kantor, tidak efisien untuk kerja, cari yang lebih dekat saja.”

“Rumah yang dekat dengan kantor sedikit, susah untuk mencarinya.”

Sebenarnya aku juga ingin mencari yang ada didekat kantor, lagi pula perutku sudah mulai membesar tidak cocok untuk sempit-sempitan di bus atau mengejar MRT.

Tapi di daerah ini sangat susah menemukan rumah yang cocok.

Dia pun tidak merespon, hanya mengeluarkan handphonenya menelepon seseorang, menanyakan ada tidaknya rumah di sekitar daerah kantor, tak tahu apa yang di katakan seseorang itu, dia langsung menjawab, “Aku menuju kesana.”

Setelah menuntup telepon, dia pun langsung menginjak pedal gas memajukan mobilnya, dan memerintahkan, “Bilang pada agensimu, kita tidak akan kesana melihat rumah.”

Sepertinya dia mendapat rumah disekitar sini.

“Baiklah, tetapi rumah disekitar sini sangat sedikit, apakah bisa merepotkanmu? Jika repot, tidak apa-apa, lagi pula transportasi di daerah kantor juga banyak, cari yang agak jauh menurutku tidak apa-apa.

Tak tahu mengapa tiba-tiba membantuku, aku juga tak ingin berhutang budi padanya.

Dia dengan fokus mengendalikan setir mobil tak menatapku, bahkan tak mendengarkanku sedikitpun.

5 menit kemudian mobil pun berhenti di parkiran sebuah kompleks perumahan. Kami pun turun dari mobil.

“Aku mengenal seseorang dari agensi, kebetulan dia sedang ada rumah.

Dia berkata sambil membawaku masuk ke satu toko agen properti.

Dengan cepat seseorang pun membawa kami ke sebuah rumah dengan satu kamar tidur dan satu ruang ruang tamu, rumah ini sangat mungil dan lucu, kelihatannya sangat nyaman.

Uang sewa juga masih dalam budget.

Hanya dalam beberapa menit aku pun memutuskan untuk menyewa rumah ini, dan langsung membayar uang sewa dan uang jaminan.

Mencari tempat tinggal tak kusangka sangat cepat sudah terselesaikan.

Dalam perjalanan kembali ke kantor, aku memandang Fu Songhe, entah mengapa dia tiba tiba membantuku.

Mungkin karena merasa terganggu dipandangi terus olehku, dia pun berkata dengan nada kesal, “Masalah kemarin itu aku salah paham padamu, melihatmu membutuhkan bantuan aku pun membantumu sebagai balasanya.”

Aku pun tersenyum simpul, ternyata karena dia salah paham padaku karena masalah yang terjadi dulu, maka bantuanya kali ini sebagai permintaan maaf.

“Dulu ada orang yang bertindak baik kepada Xi Ya karena ada maksud tertentu untuk masuk diperusahaan, karena Xi Ya orangnya terlalu polos maka sering dimanfaatkan. Jadi pada saat dia merekomendasikan dirimu, aku malah berprasangka yang tidak-tidak.” Jelasnya panjang lebar.

Aku mengibaskan tanganku, “Sungguh tidak apa-apa Direktur Fu, khawatir itu sudah seharusnya.”

Mobil pun masuk ke parkiran kantor dan tanpa mengatakan apa-apa lagi dia pun memarkirkan mobilnya.

Lalu, aku pun berjalan di belakangnya menuju elevator.

“Draft desain kalung Summer Night apakah sudah selesai?” Tiba-tiba dia menanyakan tentang pekerjaan.

“Belum, mungkin minggu depan.”

Aku memberitahukan yang sejujurnya.

Pandangan matanya berubah tak senang, “Apa belakangan ini kamu tidak konsen kerja, berdasarkan kemampuanmu harusnya draft desain itu sudah bisa selesai minggu ini.”

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu