Cintaku Pada Presdir - Bab 27 Terpergok Berzinah

Bab 27 Terpergok Berzinah


Pikiranku berputar ribuan kali, akhirnya, dengan teganya aku menggigit ujung lidahnya, mulut langsung tersebar dengan cepat bau amis darah. 


Dia mengeluarkan suara ‘Shh’, gerakannya sedikit terpaku, melirikku dengan penuh kemarahan.


Aku mencari kesempatan untuk melepaskan diri, memelototi dia: “apakah kau anjing jantan! Kalau mau berhubungan seks turun ke bawah cari Song Jiamin, dia pastinya sangat ingin berhubungan denganmu!”


Dia menarik dasinya dengan keras dan tergesa-gesa, gerakannya tampak semacam pesona yang tidak terungkap, tapi seluruh tubuhnya memancarkan aura yang dingin.


“Ning Xi, aku hanya mau memperingatkan kamu, kamu adalah milikku, tidak boleh terjalin hubungan apapun dengan pria lain.”


Mendengar itu, aku ingin tertawa, dan aku juga benar-benar tertawa, bertanya kembali dengan menyindir, “Milikmu? Apakah kamu mabuk di pagi hari ini, kita sudah cerai, tidak ada hubungan lagi di antara kita, jadi kamu tidak berhak mengatur aku.”


Kenapa dia bermesraan dengan Song Jiamin, tapi masih saja ingin mengatur aku.


Jangankan ada hubungan apa antara aku sama Zhou Ziyu, walaupun benar ada apa-apa antara aku dan dia, itu juga tidak ada hubungannya dengan Cheng Jinshi.


Ekspresinya semakin buruk, matanya memantulkan bola api, tiba-tiba, melirik perutku, mengucapkan sekata demi sekata, “di sinimu, terisi keturunanku, jadi masalahmu berhubungan denganku.”


Aku menelan ludah, tidak sangka dia bisa sebangsat ini, aku mengelus perut, berkata: “dia juga tidak berhubungan denganmu.”


Selesai berkata, aku tidak ingin mendebat masalah ini lagi dengan dia, melangkah ke samping ranjang, berencana untuk tidur.


“semalam kamu keluar, bersama dia?” suaranya yang jelas berbunyi lagi.


Aku duduk di samping ranjang, merapatkan bibir, melihat ke dia, “iya.”


Tangannya yang bertumpu di tepi jendela mengerat, seperti sedang berusaha menahan kemarahan, kata yang dikeluarkan langsung menusuk hatiku, “apakah kamu tidak bisa hidup tanpa pria?”


Aku menarik nafas dalam-dalam, bagai tidak terdengar perkataannya tadi, wajah memasang senyuman, “semalam kamu menarik aku dari tempat tidur, bertanya apakah aku melukai anak kesayanganmu, kemudian menampilkan drama cinta bersama Song Jiamin, aku merasa sangat tertekan, ingin keluar melonggarkan tekanan di hati, akhirnya hampir ditabrak mobil, dan terjatuh… …”


Aku berusaha berkata dengan santai, menyambung: “kalau bukan ada pria di dalam foto itu yang segera mengantar aku ke rumah sakit, aku bahkan tidak yakin apakah anakku masih ada, sekarang, kamu malah mencurigakanku, Cheng Jinshi, apakah kamu kira hatiku tidak akan terluka, HAH?”


Selama berkata, mataku tidak tahu kenapa menjadi kabur, hidungku tersumbat, aku menundukkan kepala dan memejamkan mata, ingin menahan agar air mata tidak keluar.


Aku merasa setiap kata yang aku keluarkan, seperti sedang ingin memberi tahu Cheng Jinshi, lihatlah, di saat aku memerlukan kamu, kamu selalu menemani orang lain.


Fakta memang seperti begitu.


Atmosfir hening lumayan lama, aku hampir curiga bahwa hanya ada aku sendiri di dalam kamar, dia tiba-tiba bersuara ringan, tapi aku agak kehilangan fokus, jadi tidak terdengar jelas kata-kata yang diucapkan dia. 


Aku mengangkat kepala ingin bertanya kepada dia, terdengar suara ringan pintu kamar, kamar terasa kosong, dia telah pergi.


Esok hari, aku bangun tidur langsung keluar, aku juga tidak sarapan di rumah, karena Song Jiamin lagi-lagi pindah kembali ke rumah. 


Aku tiba di perusahaan Ning sekitar jam 09.00 pagi, tapi saat aku telpon kakak sepupu, Lin Yuelan, dia malah belum bangun, aku pun mencari café di sekitaran perusahaan Ning, duduk sambil menunggu dia.


Saat dia sampai, aku melihat sekilas waktu, sudah merupakan jam istirahat perusahaan Ning, aku pun mentraktir dia makan siang, kemudian baru pergi ke perusahaan Ning.


Produk utama perusahaan Ning adalah makanan ringan,  kemarin Ning Zhenfeng memberi tahu aku masih ada jabatan kosong di departemen pemasaran dan departemen humas.


Aku langsung memberi tahu Lin Yuelan, dia sendiri memilih departemen pemasaran.


Mungkin karena Ning Zhenfeng sudah lebih awal memberi tahu, proses wawancara dan rekrut berlangsung lancar.


Lin Yuelan tidak ikut aku pulang, tinggal di sana untuk mengenali tempat dan suasana, aku menyapa dia dan langsung pergi.


Baru berjalan sampai lift, ada seorang perempuan yang mengenakan seragam kerja berjalan kemari, “Nona Ning, hari ini ayah anda ingin makan malam bersama anda, bisakah?”


Aku tebak mungkin dia adalah asisten Ning Zhenfeng, menolak dengan santai, “maaf, tidak bisa.”


Aku tidak harap Ning Zhenfeng mengira, membantuku bisa mengganti rugi luka yang telah dia tanam di hatiku dan ibu, 


Lagipula, kalau bukan karena lima ratus juta, dia bahkan sudah lupa bahwa dirinya sendiri masih memiliki seorang anak perempuan.


Keluar dari lobi, entah kenapa jalan raya macet  panjang, tidak bergerak sama sekali.


Aku hanya bisa berputar satu keliling, sampai belakang baru panggil taksi, tapi ketika melewati sebuah toko, terlihat Song Jiamin keluar dengan seorang pria sambil tarik-menarik.


Reaksi tubuhku lebih cepat dari otak, langsung bersembunyi di samping mobil, terdengar suara Song Jiamin berkata dengan polos: “ada apa menyuruhku keluar di jam segini?”


Pria itu mencubit pinggang dia, “beri aku sedikit uang, kemarin taruhan judi kebesaran, aku sudah kehabisan uang.”


Aku terbengong melihatnya, tiba-tiba teringat pembicaraan Song Jiamin dengan pihak di belakang telepon di rumah sakit, jangan-jangan… …ini adalah pria di balik telepon itu. 


“aku juga tidak ada uang.” Song Jiamin menghindar dari cubitannya, nada suaranya tidak baik, “lain kali jangan cari aku lagi kalau tidak ada masalah, sepertinya Cheng Jinshi sudah curiga dengan aku.”


“Haish, jangan cari alasan lagi Song Jiamin, apakah kamu berencana memutuskan aku karena sudah mendapatkan Cheng Jinshi?”


Pria itu berhenti, sambil berbicara sambil memiringkan badan, dari sudut pandangku dapat terlihat kartu tanda pekerja yang bergantung di depan dada, tidak sangka, dia adalah pekerja perusahaan Ning.


Aku mengeluarkan handphone, memotret sebuah foto, terdengar lagi suara Song Jiamin membantah: “sembarang bicara apaan kamu.”


Pria itu bersikap seperti preman, “jangan kira aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan, dulu kamu tidak suka Cheng Jinshi karena dia tidak kaya, kemudian pergi bersama pria tua itu, pria itu kaya, tapi tenaganya tidak kuat kan? Sekarang, Cheng Jinshi muda dan kaya, kamu pasti tidak sabar ingin memutuskan aku, bukankah begitu?”


Song Jiamin bagai terbaca pikirannya oleh orang lain, menutupi kemaluan dengan marah, “diam kamu!”


Pria itu juga tidak peduli lagi, “marah, aku kasih tahu kamu, seumur hidup ini kamu tidak akan bisa meninggalkan aku, kalau tidak, bahkan ke neraka pun aku akan menarikmu barengan!”


……


Setelah mereka berjalan jauh, aku belum kembali sadar dalam beberapa saat, aku sama sekali tidak sangka, dulu Song Jiamin sudah hampir menikah dengan Cheng Jinshi, tapi dia malah tetap belum putus dengan pria ini.


Kemungkinan sesuai dengan perkataan pria ini, Song Jiamin ingin putus dengannya dan hanya bersama dengan Cheng Jinshi, tapi pria itu adalah pria yang benar-benar bangsat.


Balasan di kehidupan ini sangat tidak adil.


Mengenai perkataan Song Jiamin tentang kecurigaan Cheng Jinshi terhadap dia, bahkan aku saja tidak percaya, apalagi pria itu.


Aku memandang arah mereka pergi, sudut bibir sedikit melengkung, balik badan dan kembali lagi ke perusahaan Ning.


Karena aku barusan membawa Lin Yuelan kemari, kali ini tidak ada yang menghalang aku masuk, aku langsung pergi ke kantor departemen humas mencari manajernya, mencari tahu tentang pria itu.


Dia adalah karyawan lama perusahaan Ning, juga kenal aku, dia langsung menunjukkan dokumen informasi tentang pria itu. 


Aku sambil melihat, dia sambil berkata: “dia adalah pria nganggur yang digaji perusahaan, sepertinya punya hubungan dari mantan istri presiden Ning, dia sudah bekerja sekitar dua tiga tahun di sini, ayahmu mungkin sudah lupa dengan dia.”


Aku mengangguk, “baiklah, aku sudah tahu.”


Menarik sekali, memelihara selingkuhan sendiri dia perusahaan kami.


Manajer humas bertanya: “perlu dipecat?”


Aku menutup dokumen itu, bangun dari sofa, “jangan dipecat dulu, jangan beritahu dia juga kalau aku memeriksa tentang dia.”


Tidak mudah untuk ditemukan, bagaimana mungkin dipecat begitu saja.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu