Cintaku Pada Presdir - Bab 143 Dihukum Mati
Wajah Cheng Jinshi tiba-tiba langsung menjadi sangat gelap, kemudian dia tersenyum dingin, dan melirik pada Lin Yuelan, “Menurut perkataanmu, aku mungkin dalam kondisi yang buruk.”
Aku baru menyadari ternyata dia ingin memarahinya untukku.
Lin Yuelan tertegun sejenak, tidak mengerti perkataannya, “Apa?”
“Kakak Sepupu, mungkin harus membuatmu kecewa lagi, aku baru saja menikah kembali dengannya.”
Aku merangkul lengan Cheng Jinshi dengan penuh kasih.
Awalnya, aku tidak berencana memberitahu siapa pun tentang hal ini, tetapi dia begitu menekankan hidungnya pada wajahku, aku tidak bisa menelannya.
Lin Yuelan tercengang, wajahnya berubah dari merah menjadi putih, dan dari putih menjadi hijau.....
Cheng Jinshi merangkul di pinggangku dan berjalan masuk ke pengadilan, di saat melewati Lin Yuelan, kecemburuan dan kebencian di matanya, terlihat cukup untuk membunuh orang.
“Ning Xi! Aku belum selesai denganmu!”
Setelah berjalan sekitar sepuluh meter jauhnya, Lin Yuelan berteriak marah di belakang.
Aku menganggap tidak mendengar, perlahan-lahan melepaskan lengan Cheng Jinshi.
Tubuhnya yang tinggi menjadi kaku, aku berjalan ke belakangnya dan terlihat cairan telur di punggungnya, tak tertahan aku merasa sangat bersalah, “Mantelmu kotor, kalau tidak kamu kembali dulu, mumpung ada pengacara dan polisi, seharusnya tidak akan terjadi masalah besar.”
Pakaiannya bahkan tidak pernah memiliki kerutan yang terlihat, namun sekarang karena aku menjadi seperti begini.
Dia menundukkan kepala dan menatapku, membuatku semakin menyalahkan diri, “Aku tidak terduga mereka begitu emosional.....”
“Sudahlah.”
Tiba-tiba dia berbisik dan berkata, dia membuka kancing jasnya, melepaskan mantelnya, sudut bibirnya terangkat, “Pakaian kotor, cukup melepaskannya saja, kan?”
Dia melemparkan jas mewahnya ke tong sampah di pinggir, dan menggandeng tanganku ke pengadilan.
Aku hanya merasa tangan yang dipegangnya semakin panas, dan telapak tanganku berkeringat.
Selain kejadian tadi, semua hal selanjutnya sangat lancar.
Bukti-bukti paman membunuh kakek lengkap, persidangan dapat dikatakan hanya sebagai proses.
Setelah bukti dikeluarkan, pengacara pihak berlawanan tidak dapat berbicara sama sekali dan hanya bisa berusaha untuk mengurangi hukuman.
Namun diperkirakan bibi tidak memiliki banyak uang di tangan mereka, Pengacara yang mereka cari adalah pengacara baru, dan tidak terlalu membantu.
Sebagai hasil dari persidangan pertama, paman dihukum mati dan ditangguhkan.
Meskipun ada persidangan kedua, namun semua orang tahu itu sudah tidak ada maknanya.
Ini adalah putusan akhir.
Ketika berjalan keluar dari pengadilan, aku tidak merasa senang, aku hanya berharap almarhum kakek bisa mendapatkan ketenangan.
Angin musim gugur menghembus, terasa dingin yang tak terkatakan, dinginnya bukan di tubuh, tetapi di hati.
Cheng Jinshi mengantarku kembali, ketika mobil tiba di gerbang area villa 'Qinghe', aku berkata, “Berhenti di sini saja, aku ingin berjalan-jalan.”
Sudah tiba di gerbang komplek, seharusnya tidak akan terjadi sesuatu, dia mengangguk, “Oke, kalau begitu aku akan pergi ke perusahaan.”
Setelah turun dari mobil, aku melihat mobilnya perlahan-lahan menjauh, aku menghentikan taksi dan pergi ke kuburan.
Langit agak suram, seolah-olah akan turun hujan.
Aku melangkah di tangga batu, berhenti di depan kuburan kakek, menyeka debu di batu nisan dengan tangan, memandangi foto wajah kakek yang ramah, air mata jatuh tanpa sadar.
Aku mengeluarkan surat vonis pengadilan dari tas dan menyalakannya dengan mancis, “Kakek, orang yang menyakitimu, akhirnya mendapatkan hukuman, dan kamu sudah bisa tenang.”
“Oh ya, hampir lupa memberitahumu, kamu sudah memiliki cicit.
“Namanya An An, sangat mirip dengan Cheng Jinshi, dan juga mirip denganku. Meskipun dia bayi prematur, namun tumbuh dengan sangat baik, fitur wajahnya yang terlihat terukir bagaikan boneka....”
“Lain kali ada waktu luang, aku akan membawanya datang melihatmu.”
“Dan yang di dalam perutku ini juga sudah hampir lima bulan, kamu harus memberkatinya dilahirkan dengan aman dan selamat.”
......
Aku duduk di depan batu nisan dan menceritakan hal-hal yang baru terjadi akhir-akhir ini, seolah-olah kakek tidak pernah pergi.
“Kamu si wanita murahan! Aku akan membunuhmu, membalas dendam untuk pamanmu!”
Tidak tahu bibi keluar dari mana, dengan memegang sebuah pisau yang berkilau cahaya dingin di tangannya, dan langsung berlari ke arahku.
Ketika aku berdiri, langsung melangkah mundur dan berteriak mengingatkan, “Bibi, apakah kamu gila? Ada hal apa saja kita bicarakan baik-baik, kamu akan masuk penjara kalau melakukan ini!”
“Bicara baik-baik? Bagaimana aku membicarakannya denganmu sebelumnya?! Apa yang aku takutkan kalau dipenjara, pamanmu sudah mati, apa gunanya aku masih hidup?!”
“Kamu masih memiliki kakak sepupu, apakah kamu ingin meninggalkannya sendirian?”
Aku mencoba mengembalikan kesadarannya.
Dia memelototiku, menggertakkan giginya dengan penuh kebencian, “Itu juga salahmu! Mengapa kamu harus melakukan ini, mengapa harus menyakiti dan menghancurkan keluarga kami!”
“Aku juga tidak ingin seperti begini.”
Kalau bukan karena paman sekali demi sekali membahayakan Kakek, meracuni dan kemudian mematikan saklar, membunuh kakek, perlukah aku melakukan ini?
Aku tidak merasa diriku bersalah.
“Kalau kamu benar-benar tidak ingin melakukan ini, kamu dapat menarik gugatanmu!” Dia berteriak dengan mata merah dan kehilangan kesadaran pikirannya.
“Tidak mungkin, dan pamanku membunuh kakek, itu adalah hal ilegal, aku tidak bisa mengendalikan hukum."
Ini adalah garis bawah kesabaranku, aku tidak akan menyerah, lagipula apa yang aku katakan adalah kenyataan.
“Kalau begitu aku akan membunuhmu!”
Dia berteriak sekuat tenaga, memegang pisau belati dan menikam lurus ke arahku.
Aku mundur lagi dan lagi, tetapi karena aku hamil, gerakanku agak was-was, dan ini membuat bibi lebih unggul.
Dia bergegas ke depan, menjambak rambutku, dan menusukkan pisau ke perutku, “Aku akan membunuhmu! Aku akan membiarkanmu mati bersama Shenghua!”
“Tidak!”
Aku tidak mempedulikan rasa sakit dari kulit kepalaku, aku mendorongnya pergi, mencoba merebut pisau belati di tangannya.
Bibi tiba-tiba jatuh ke lantai karena doronganku, dan aku juga jatuh di tubuhnya.
Kekuatannya sangat besar, seperti orang gila, aku sama sekali tidak dapat berebut dengannya, berdiri dan ingin berlari, namun pergelangan tanganku ditangkap olehnya.
Dengan mata merah, dia berteriak, “Jangan berpikir ingin lari! Karena kamu ingin melakukan ini, maka jangan berpikir ingin hidup senang!”
Dia menarik pergelangan tanganku dengan satu tangan, dan tangannya yang satu lagi mengarahkan pisaunya ke arahku lagi, pikiranku kosong sesaat, dan kemudian beusaha sekuat tenaga memegang tangannya.
Ujung pisaunya hanya berjarak satu sentimeter jauhnya, kalau menusuk ke dalam, anak mungkin tidak akan bisa diselamatkan.
Aku berkeringat dingin di punggung, menggertakkan gigiku, berusaha ingin mendorongnya, namun dia melambaikan pisau seolah-olah dia tidak ingin hidup lagi, “Kamu takut akan kematian? Aku tidak takut hahahahaha......”
Sudah gila.
Aku hanya memiliki satu pikiran di kepalaku, aku tidak boleh membiarkannya menyakiti anakku.
Oleh karena itu, ketika pisau belati di tangannya hampir menyakitiku lagi, aku langsung menghindari pisau dan bergegas ke arahnya, dan harus merebut pisaunya!
“Ah......”
Tanpa diduga, aku belum menyentuhnya, tidak tahu apakah dia terinjak sesuatu atau kakinya tergelincir, dia jatuh ke kuburan sebelah.
Aku merasa lega, tetapi dia tiba-tiba menggertakkan giginya dan berteriak, “Sakit...... sakit......”
Aku menundukkan kepala, ada darah menembus pakaiannya......
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir×
- Bab 1 Keributan Dalam Pesta Pernikahan
- Bab 2 Pertemuan Mendadak
- Bab 3 Identitas Yang Cukup Mengejutkan
- Bab 4 Kamu Telah Melewati Batas
- Bab 5 Ingin Melahirkan Anak
- Bab 6 Anak Mereka
- Bab 7 Akulah Orang Luar
- Bab 8 Bercerailah
- Bab 9 Pelampiasan dari Efek Alkohol
- Bab 10 Rahasia Song Jiamin
- Bab 11 Keributan Makan Malam
- Bab 12 Rusaknya Rem Mobil
- Bab 13 Apakah Kalian Pernah Melakukannya
- Bab 14 Pemberitahuan Berbahaya
- Bab 15 Aku Hamil
- Bab 16 Perceraian
- Bab 17 Aborsi
- Bab 18 Waktu Mengubah Semuanya
- Bab 19 Percintaan Mereka Yang Dalam Dan Kental
- Bab 20 Tamparan Balasan
- Bab 21 Uang Ini Cukup?
- Bab 22 Jinshi, Apakah kamu Percaya
- Bab 23 Jangan Jadikan Aku Pengganti
- Bab 24 Sengaja Ditabrak
- Bab 25 Menutupi Kemaluan Dengan Kemarahan
- Bab 26 Hubungan Apa Dengan Dia
- Bab 27 Terpergok Berzinah
- Bab 28 Ancaman
- Bab 29 Diam-Diam Mengangkat Teleponku
- Bab 30 Kehilangan Anakku
- Bab 31 Kamu Berencana Menukarnya dengan Apa
- Bab 32 Fakta Tentang Kematian Ibu
- Bab 33 Selingkuhan atau Kekasih?
- Bab 34 Mendapatkan Bukti
- Bab 35 Mati Di Tempat
- Bab 36 Dia Telah Kembali
- Bab 37 Temani Aku Tidur
- Bab 38 Hanya Kamu yang Menginginkanku
- Bab 39 Dia Tidak Boleh Berhasil
- Bab 40 Mendapatkan Kemalangan
- Bab 41 Pelacur Sok Suci
- Bab 42 Pemimpin Baru Proyek
- Bab 43 Pasangan Serasi
- Bab 44 Wanita Terbuang
- Bab 45 Tidak Mengizinkan
- Bab 46 Tidak Bisa Menyaingi
- Bab 47 Mengancam
- Bab 48 Mimpi Buruk Yang Tak Bisa Disingkirkan
- Bab 49 Merindukanmu
- Bab 50 Kakekku Pingsan
- Bab 51 Kakaknya Song Jiamin
- Bab 52 Rela Menunggu
- Bab 53 Merendahkan Dirinya Sendiri
- Bab 54 Dia Bukannya Tidak Pernah Menipu Aku
- Bab 55 Kenapa Bisa Begitu Kejam
- Bab 56 Cepat Atau Lambat Akan Menjadi Keluarga
- Bab 57 Ancaman Dari Ning Zhenfeng
- Bab 58 Kehidupan Dan Kematianmu.
- Bab 59 Kapan Kamu Bisa Mempercayaiku Sekali?
- Bab 60 Marah dan Sakit Hati
- Bab 61 Lelucon Ini Tidak Lucu
- Bab 62 Terserah Kamu Percaya Atau Tidak
- Bab 63 Siapapun Jangan Ada Yang Berharap Bisa Hidup Dengan Tenang
- Bab 64 Cheng Jin Shi, Aku Membencimu
- Bab 65 Mari Kita Bicara
- Bab 66 Meninggalkan Kota Nan
- Bab 67 Kakak Sepupumu Di Ranjangku
- Bab 68 Duri Dalam hati
- Bab 69 Siapa Yang Kamu Pilih
- Bab 70 Bukti Meyakinkan
- Bab 71 Aku Percaya Padamu
- Bab 72 Kita Masih Bisa Punya Anak
- Bab 73 Selangkah Menuju Kebenaran
- Bab 74 Pembunuhnya Adalah Dia
- Bab 75 Berbalik Memfitnahku
- Bab 76 Zhou Ziyun Menyelamatkanku
- Bab 77 Dia Dari Awal Sudah Membenciku
- Bab 78 Aku Benar Tidak Menyentuhmu
- Bab 79 Emosi
- Bab 80 Tuduhan Kejahatan Ini Sekalian Dihitung
- Bab 81 Apakah Semua Kebaikanmu Itu Palsu
- Bab 82 Salahkan Dirinya Sendiri
- Bab 83 Ning Xi Kamu Tidak Akan Bisa Melarikan Diri
- Bab 84 Memberikan Segala Yang Kamu Suka
- Bab 85 Berakhir Hari Ini
- Bab 86 Aku yang Membocorkan Desain
- Bab 87 Aku Bisa Memperbaiki Kesalahanku
- Bab 88 Kamu Sudah Dipecat
- Bab 89 Anakmu Segera Mempunyai Ibu Tiri
- Bab 90 Tuan Zhou Baik Pada Pacarnya
- Bab 91 Kembalikan Kunci Itu Kepadaku
- Bab 92 Orang Yang Ingin Aku Nikahi Hanya Kamu
- Bab 93 Buktikan Dulu Kepadaku
- Bab 94 Hari Ching Ming
- Bab 95 Pemilik Sebenarnya Adalah Cheng Jinshi
- Bab 96 Menyimpan Selingkuhan
- Bab 97 Dua garis
- Bab 98 Benar, Tetapi Tidak Ada Hubungannya Denganmu
- Bab 99 Juga Memberimu Kesempatan
- Bab 100 Ingin Menjadi Ayah Anak Orang Lain
- Bab 101 Identitas Tuan Fu
- Bab 102 Waspada Terhadap Nyonya
- Bab 103 Apa Hubunganmu Dengan Lin Zhi?
- Bab 104 Melihat Orang Lain Melalui Diriku.
- Bab 105 Aku Ingin Menikah Denganmu, Maukah Kamu Menikah Denganku ?
- Bab 106 Mana Mungkin Ada Jika
- Bab 107 Karena Uang
- Bab 108 Diduga Membunuh Kakek
- Bab 109 Bantuan Dalam Investigasi
- Bab 110 Ayo, Kita Pulang Rumah
- Bab 111 Benarkah Bisa Memulai Dari Awal
- Bab 112 Coba Saja !
- Bab 113 Satu Orang Bersedia Untuk Mencintai Dan Satu Orang Lainnya Rela Untuk Dicintai
- Bab 114 Pelanggan Jinshi
- Bab 115 Jam Tujuh, Aku Menunggumu
- Bab 116 Dia Sangat Cocok Denganmu, Dan Aku Juga Sangat Menyukainya
- Bab 117 Satunya Sedang Ribut, Satunya Sedang Tertawa
- Bab 118 Kamu Harus Keluar Dengan Selamat
- Bab 119 Sekali Berani Membuka Mulut, Maka Sudah Tidak Ada Jalan Kembali
- Bab 120 Sebagai Balasan
- Bab 121 Semakin Panik, Semakin Bingung
- Bab 122 Aku Bukan Orang Yang Ada Di Hatinya
- Bab 123 Kamu Jangan Berpikir Mau Mengambil
- Bab 124 kamu Tidak Perlu Mengkhayal Aku Sebagai Musuh Cintamu
- Bab 125 Di Dunia Ini Ternyata Ada Ayah Seperti Dirimu
- Bab 126 Satu Keluarga yang Tidak Waras!
- Bab 127 Kamu Ingin melepaskan Proyek Ini?
- Bab 128 Jika Aku Adalah Kamu, Aku Lebih Baik Pergi Mati Saja.
- Bab 129 Apakah Kamu Hamil?
- Bab 130 Menggugurkan Anak
- Bab 131 Dia Memeluk Seorang Anak
- Bab 132 Menikah Kembali Adalah Pertunjukkan Tunggalku
- Bab 133 Meskipun Lautan Api, Aku Juga Harus Pergi
- Bab 134 Suamimu Tampan Sekali
- Bab 135 Semua Pesan Anonim Dikirim Olehnya
- Bab 136 Sesuatu Terjadi Pada Zhou Ziyun
- Bab 137 Kembali Ke Keluarga Cheng
- Bab 138 Ibu Akan Membawamu Pulang
- Bab 139 Pulanglah Denganku?
- Bab 140 Mencintaimu? Jangan Bermimpi!
- Bab 141 Pernikahan Kontrak
- Bab 142 Berdasarkan Apa Aku Menarik Tuntutan
- Bab 143 Dihukum Mati
- Bab 144 Kamu Benar-Benar Harus Berterima Kasih Kepada Kakak Yu Min
- Bab 145 Apakah Kamu Sudah Selesai Memarahi Aku?
- Bab 146 Apakah Begitu Memalukan
- Bab 147 Tidak Mengerti Apa Yang Sedang Dia Pikirkan
- Bab 148 Sudah Merepotkanmu Mengantar Suamiku Pulang
- Bab 149 Bertemu Shen Yanting Untuk Pertama Kalinya
- Bab 150 Aku Adalah Suamimu!
- Bab 151 Semakin Dijelaskan, Semakin Ditutupi Semakin Terkuak
- Bab 152 Memang Berbeda Seperti Bumi Dan Langit
- Bab 153 Kelinci Kalau Marah Juga Bisa Gigit Orang
- Bab 154 Apa Khawatir Dia Cemburu?
- Bab 155 Tetap Saja Disapu Keluar
- Bab ke-156 Setidaknya hati ini tidak resah jika tidak melihatnya
- Bab ke-157 Menjual Seumur Hidupku Lagi Untukmu?
- Bab ke-158 Seumur hidup ini kamu tidak akan bisa kabur kemanapun
- Bab 159 Apakah kamu tidak merasa dia mirip seseorang
- Bab 160 Ingin Menggantikan Orang Kesayanganmu Untuk Kecewa?
- Bab 161 Ya, Ini Adalah Rumah Kalian
- Bab 162 Cheng Jinshi, Sampai Jumpa di Biro Urusan Sipil
- Bab 163 Aku Sengaja Membawa Pergi!
- Bab 164 Ketakutan Akibat Dugaan yang Salah
- Bab 165 Sama Sekali Tidak Ada Hubungannya dengan Aku
- Bab 166 Aku sama sekali tidak percaya
- Bab 167 Aku Lihat Siapa Yang Berani
- Bab 168 Menggoda Pria Mana Pun
- Bab 169 Tante, itu karena dia pantas ditampar
- Bab 170 Tidak Ingin Berjalan Di Atas Es Tipis Lagi
- Bab 171 Ini Adalah Calon Istriku
- Bab 172 Kamu Juga Harus Bahagia
- Bab 173 Kita Bukanlah Orang Yang Sama
- Bab 174 Semua Sudah Berubah Menjadi Lelucon
- Bab 175 Ancaman Dirinya
- Bab 176 Aku Tidak Tertarik
- Bab 177 Aku Hanya Sekedar Ingin Membantumu
- Bab 178 Sekarang Aku Memberikan Kesempatan Padamu
- Bab 179 Aku Sangat Menyukai Dirimu yang Begitu Munafik
- Bab 180 Sangat Mengejutkan
- Bab 181 Mungkin Akan Meninggal
- Bab 182 Apakah Kamu Sudah Puas Sekarang?
- Bab 183 Lemah Dengan Perlakuan Lembut
- Bab 184 Haruskah Kamu Mengucapkan Kata-Kata Dengan Duri?
- Bab 185 Tidak Layak Untuk Menerimanya
- Bab 186 Petunjuk
- Bab 187 Dia Lebih Buruk Dari Wanita Jalang
- Bab 188 Harapan yang Dikancingkan Padaku
- Bab 189 Memberi Kompenassi 100 Miliar
- Bab 190 Kamu Harus Ingat Siapa Dirimu!
- Bab 191 Protagonis Dalam Cerita Itu Adalah Aku
- Bab 192 Apakah Kamu Sudah Cukup Dengan Permainanmu?
- Bab 193 Dia Mencabut Gugatan, Kita Mengajukan Gugatan
- Bab 194 Menjauhlah Dari Tunanganku!
- Bab 195 Aku Telah Diikuti Oleh Seseorang Selama 24 Jam
- Bab 196 Aku Pasti Tidak Akan Melepaskanmu!
- Bab 197 Tanda Tangani Itu, Aku Baru Biarkan Kamu Pergi
- Bab 198 Sangat Marah
- Bab 199 Melihat Sedikit Harapan Kemenangan
- Bab 200 Sedangkan Aku, Juga Tidak Ingin Menyesuaikan Kamu Lagi
- Bab 201 : Yang Penting Kamu Tidak Merasa Malu
- Bab 202 Menurutku Dia Seperti Nenek Moyang!
- Bab 203 Cepat Atau Lambat Akan Membuatmu Kehilangan Segalanya
- Bab 204 Tetapi Aku Memiliki Satu Syarat
- Bab 205 Seperti Mimpi Yang Langsung Menghilang Dalam Sekejap
- Bab 206 Sungguh Bagus Sekali Rencana Kalian
- Bab 207 Aku Sangat Merindukanmu
- Bab 208 Mungkin Berakibat Fatal
- Bab 209 Kamu Pergi Mati Saja
- Bab 210 Aku Kira Kamu Tidak Akan Datang
- Bab 211: Makan Bersama Ini, Tidaklah Sesederhana Itu
- Bab 212: Aku Merasa Darahku Menjadi Dingin
- Bab 213: Tidak Ada Jalan Yang Bisa Ditempuh Lagi
- Bab 214: Berbisnis Seperti Di Medan Perang
- Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi
- Bab 216: Apakah Ada Masalah Yang Kamu Sembunyikan Dariku
- Bab 217 Aku Tidak Bisa Membiarkan Apa Yang Dia Inginkan Terjadi
- Bab 218 Dalam Satu Detik Menampar Wajah
- Bab 219 Sayang, Selamat Ulang Tahun
- Bab 220 Maaf Aku Terlambat Pulang
- Bab 221 Aku Tidak Perlu Kamu Bekerja Terlalu Keras
- Bab 222 Tangan Memanas
- Bab 223 : Mungkinkah Kamu Yang Melakukannya
- Bab 224 : Karena Ada orang Melakukan Terlalu Banyak Hal Buruk
- Bab 225 Membayar Dengan Harga Yang Menyakitkan
- Bab 226 Membuatku Tidak Bisa Lari Kemanapun
- Bab 227 Semuanya Tidak Benar
- Bab 228 Percayakah Kamu?
- Bab 229 Apakah Kamu Tidak Punya Hati?
- Bab 230 Siapakah Orang Itu
- Bab 231 Apakah Kamu Tidak Merasa Dirimu Munafik?
- Bab 232 Pasti Ada Yang Salah
- Bab 233 Serigala Di Depan, Harimau Di Belakang
- Bab 234 Percobaan
- Bab 235 Permintaan Maaf Hanya Alasan Saja
- Bab 236 Pertentangan Ini Tidak Baik Bagi Semua Orang
- Bab 237 Jangan Kamu Berharap Ada Lain Kali
- Bab 238 Apakah Kamu Bisa Menukar Pria Yang Kamu Sukai
- Bab 239 Memiliki Hubungan
- Bab 240 Akankah Kamu Bersama Dengannya?
- Bab 241 Semuanya Terlalu Dramatis
- Bab 242 Sekarang, Sudah Tidak Penting
- Bab 243 Kalau Aku Menginginkannya
- Bab 244 Bagaimana Aku Bisa Tenang
- Bab 245 Semakin Ditakutkan Semakin Menjadi Kenyataan
- Bab 246 Dia Keguguran
- Bab 247 Bagaimana Jika Aku Menikah Dengannya?
- Bab 248 Kembali Untuk Memberikanmu Sebuah Hadiah
- Bab 249: Membalikkan Semua Argumen
- Bab 250: Aku Adalah Jimat Perlindunganmu
- Bab 251 Tidak Baik Jika Dilihat Oleh Pacarmu