Cintaku Pada Presdir - Bab 215 Aku Mengatakan Suruh Kamu Pergi

Aku mengerutkan kening, kepala eksekutif dari mana?

Kenapa aku tidak tahu.

Aku mencari asal suara dan ke sana, melihat Xiao Xu, desainer yang aku bimbing secara pribadi sedang berdebat dengan seorang wanita yang agak gemuk dan mengenakan sepatu hak tinggi.

Dan wanita ini, baru saja mengaku bahwa dirinya adalah kepala eksekutif.

“Presdir Ning, akhirnya kamu datang juga……dia bilang ingin memecatku, bukan hanya aku, masih ada beberapa desainer lagi, serta bagian pengembangan dan penelitian.” Xiao Xu marah hingga hampir menangis.

Aku menatap wanita agak gemuk itu dengan marah “Kamu siapa, berdasarkan apa teriak-teriak di perusahaanku?”

Wanita itu merangkulkan tangannya di depan dada, mengangkat dagu “Aku akan perkenalkan diriku, namaku Wu Qin, aku adalah kepala eksekutif yang diutus oleh Mo Lao, kamu adalah Ning Xi ya?”

“Apa, kenapa aku tidak tahu?”

Mo Lao tidak mengatakan apa pun, tapi tanpa sebab mendatangkan seorang kepala eksekutif.

Wu Qin tersenyum penuh kemenangan “Mo Lao memiliki saham sebesar 30%, tidak keterlaluan bukan kalau mengutus seorang kepala eksekutif ke sini?”

Aku berusaha mengendalikan emosiku “Tidak keterlaluan, tapi tolong kamu juga jangan sesuka hati menyentuh karyawanku.”

“Karyawanmu? Aku beritahu kamu, kami sudah investasikan uang, para karyawan ini juga mengandalkan uang dari kamu untuk membiayai mereka.” Sikapnya seperti sangat jijik “Saat ini, seharusnya perusahan menghemat biaya, aku bilang pecat maka mereka harus langsung pergi!”

“Aku tidak setuju.” Sikapku tegas sekali.

Yang dia pecat, semuanya adalah staf inti di perusahaan, jelas sekali sedang mencari masalah.

Dia mulai tertawa, ekspresi wajah juga berubah “Kamu tidak berhak untuk tidak setuju, jika tidak, kembalikan investasi sebesar seratus miliar itu!”

“Kamu……”

Aku marah hingga ingin memukul orang, dia jelas-jelas tahu, sudah berlalu selama beberapa hari sejak suntikan dana itu, kami pasti sudah mulai menjalankan proyek itu.

Dalam sekejap, sama sekali tidak mungkin mengeluarkan uang sebesar seratus miliar.

“Xiao Xi, kamu ikut aku ke sini!”

Tiba-tiba Ning Zhenfeng kemari, menarik lenganku dan menyeretku masuk ke dalam ruang kantorku.

Masuk ke dalam ruang kantor, karena terlalu marah nafasku juga terengah-engah “Bagaimana Mo Lao bisa mengutus orang ke sini? Aku mau pergi menemui Mo Lao, aku mau pergi menemui Mo Lao, dia boleh mengutus orang ke sini tetapi jangan mengutus orang seperti ini!”

Sekali lihat sudah tahu kalau Wu Qin tidak memiliki pengalaman dalam manajemen.

Orang seperti ini, menjadi kepala eksekutif, cepat atau lambat pasti akan mengacaukan perusahaan.

Ning Zhenfeng menuangkan segelas air hangat untukku “Apa gunanya kamu menemui Mo Lao, karena dia mengutus Wu Qin ke sini, pasti sudah sangat memahaminya.”

“Lalu harus bagaimana, apakah kamu akan membiarkan dia terus begini? Aku rasa dia memiliki niat lain.”

Aku bahkan merasa, Wu Qin memecat para karyawan itu karena aku.

Tapi, aku sama sekali tidak mengenalnya sebelum hari ini.

Ekspresi wajah Ning Zhenfeng suram, membujuk “Sabar dulu, tunggu proyek kita ini masuk pasaran, jika menjadi proyek hot seperti proyek sebelumnya, maka kita memiliki hak untuk menegosiasikan persyaratan dengan Mo Lao.”

Hatiku terbakar api amarah, tapi kami berdiri di posisi yang tidak menguntungkan, mau tidak mau harus mengalah.

Aku menggenggam erat telapak tangan, bertanya “Apakah sungguh akan memecat para karyawan itu?”

“Sekarang hanya bisa begini.” Kata Ning Zhenfeng, membuka pintu kantor, sambil membujuk berkata “Kamu tenangkan diri dulu, sebisa mungkin jangan ada konflik dengan Wu Qin, sekarang hal yang paling penting adalah berusaha agar perusahaan bisa bertahan.”

Selesai bicara, dia menutup pintu.

Spontan aku melempar kunci mobil di tangan ke meja kerja, titik di atas pelipis terus berdenyut karena marah.

Sama sekali tidak ada cara untuk melawan.

Karena apa yang dikatakan Ning Zhenfeng benar, perusahaan bisa bertahan atau tidak itu yang terpenting.

Aku tidak membiarkan diri sendiri putus asa terlalu lama, setelah menyesuaikan suasana hati, segera mulai menindaklanjuti kemajuan proyek.

Penyebab dari semua ini adalah karena diriku tidak cukup kuat.

Jika aku ingin mengubah situasi saat ini, satu-satunya yang bisa dilakukan adalah membuat diri sendiri menjadi lebih kuat.

Baru tidak dikendalikan oleh semua ini.

Dua hari berikutnya, Wu Qin selalu datang ke ruang kantorku untuk mencari kesalahan, aku sibuk sekali, sama sekali tidak berniat menghiraukannya.

Dia seperti orang jahat yang terus membuat kekacauan, melihat aku mengabaikannya, baru perlahan-lahan pergi.

Dan seluruh perusahaan dibuatnya menjadi penuh keluhan di mana-mana.

Tapi aku teringat dengan kata-kata Ning Zhenfeng, satu demi satu aku menahannya.

Yang benar-benar membuat aku marah adalah dia bahkan ingin memecat Chen Xuan, jelas sekali dia sedang mencari keributan denganku.

Pagi hari, aku sedang memastikan rencana publisitas proyek, dari luar terdengar suara teriakan yang tajam.

Aku menutup dokumen proyek lalu berdiri, hanya melihat bekas jari di pipi Chen Xuan, dan Wu Qin masih terus memarahinya “Memangnya kenapa kalau aku menyuruhmu bantu aku menuangkan segelas kopi? Kamu bahkan berani melawan?”

Chen Xuan melototinya dengan mata memerah “Aku adalah asisten Presdir Ning, bukan asistenmu! Apa lagi, aku sangat sibuk, apakah kamu tidak bisa menyuruh asistenmu menuangkannya?”

Siapa pun bisa melihatnya, Wu Qin sengaja mempersulit Chen Xuan.

Dengan kata lain, dia sedang memikirkan segala cara untuk mempermalukanku.

“Kamu! Sekarang juga kamu pergi!” Wu Qin dengan arogan memerintahkan.

Chen Xuan tertegun “Apa maksudmu?”

“Apa maksudnya? Kalau begitu aku katakan lebih jelas lagi, kamu sudah dipecat! Pergi……”

“Praakkkk!”

Aku penuh amarah berjalan ke sana, mengangkat tangan langsung menampar Wu Qin, tidak bisa bersabar lagi “Wu Qin, mau pergi juga kamu yang pergi duluan, sekarang juga kamu segera pergi”

Wu Qin membelalakkan mata, maju ke depan mau memukulku, tapi dihentikan oleh karyawan lain, berteriak dengan marah “Ning Xi, apa yang kamu katakan?”

“Aku mengatakan suruh kamu pergi.” Aku menatapnya dengan dingin.

Wu Qin marah hingga menghentakkan kaki, lalu seperti teringat sesuatu, dengan sombong mengatakan “Suruh aku pergi, itu juga harus melalui persetujuan Mo Lao baru bisa, jika kamu berkemampuan maka buat dia menyetujuinya.”

Dia selesai bicara, sambil menggoyangkan pinggul kembali ke ruang kantornya.

Chen Xuan ikut aku masuk ke dalam kantorku, berterima kasih padaku, sebaliknya aku malah merasa bersalah, aku yang tidak memiliki kemampuan untuk melindungi karyawan sendiri.

Setelah dia keluar, aku mengambil ponsel untuk menghubungi Mo Lao, hasilnya tidak bisa terhubung.

Pada jam tiga sore, aku baru mengangkat kepala dari pekerjaanku, makanan yang dipesan Chen Xuan tadi siang untukku sudah dingin.

Aku sedikit lapar, keluar dari ruang kantor, jarang sekali bisa tidak melihat sosok Wu Qin, suasana hati juga lebih baik.

Aku melangkahkan kaki menuju lift, awalnya berencana membeli roti untuk mengisi perutku, tidak menyangka, saat melewati sebuah kafe, melihat Wu Qin melalui jendela kaca.

Yang membuatku lebih terkejut adalah wanita yang duduk di hadapannya.

Hanya wajah samping saja, aku tetap bisa mengenalinya.

Qin Yuming.

Ternyata Wu Qin kenal dengan Qin Yuming.

Aku mengeluarkan ponsel langsung menelepon Chen Xuan, terburu-buru mengatakan “Chen Xuan, kamu segera cari kontrak investasi yang kita tandatangani dengan Mo Lao, cari tahu sebenarnya siapa yang bertanggung jawab atas perusahaan pihak sana, apakah ada keterikatan apa-apa dengan kita sebelumnya.”

Aku cemas sekali, menyelesaikan kalimat ini hampir dalam satu tarikan nafas.

Mo Lao begitu mendadak berinvestasi.

Wu Qin terus menentangku dari segala sisi.

Ponsel Mo Lao tidak bisa dihubungi.

Wu Qin dan Qin Yuming saling mengenal.

Beberapa hal ini dikaitkan bersama, dalam hatiku spontan memiliki sebuah tebakan buruk.

Aku masuk ke dalam kafe, memesan sepotong kue dan kopi, makan dengan tidak fokus.

Sepuluh menit kemudian, aku menerima telepon balik dari Chen Xuan.

“Presdir Ning, penanggung jawab dari perusahaan pihak sana, tidak ada keterikatan apa-apa dengan kita, namun, investor sebenarnya di perusahaan itu adalah seorang warga negara Inggris, detailnya siapa, tidak bisa diselidiki.”

Aku mendengar kalimat terakhir itu, tiba-tiba memegang erat ponsel, ruas-ruas jari juga memucat.

Warga negara Inggris.

Qin Yuming adalah warga negara Inggris!

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu