Precious Moment - Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air

Melihat kedatangan Tiffanny, ekspresi dingin di wajah Andreas pun segera mencair. Meskipun dia masih tidak memiliki ekspresi apapun, namun temperamennya menjadi hangat seperti bunga yang bermekaran itu di bulan Maret.

Melihat senyuman Tiffanny, tatapannya yang penuh ejekan, lesung pipinya yang imut, membuat mata Andreas segera melembut, dia memberikan senyuman ringan. Tak lama setelah itu, Andreas pun langsung merangkul pinggang Tiffanny, menatap pupil yang berwarna coklat. Untuk sekejap, segala macam masalah di hatinya seolah telah sirna.

"Justru karena IQ mu tidak tinggi, jadinya aku takut kamu tidak dapat menemukan lokasi pesta ini."

Suasana yang awalnya bagus menjadi hancur setelah Andreas membuka mulutnya. Tiffanny pun mengalihkan pandangannya, menatap Andreas tanpa daya: "Kamu selalu seperti ini! Tidak bisakah kamu mengatakan apa yang ada di hatimu? Tidak bisakah kamu jujur?"

Andreas memandang Tiffanny dengan datar, lalu mengerutkan alisnya. Setelah diam beberapa saat, dia berkata: "Maaf."

Dengan menunjukkan ekspresi bingung, Tiffanny tidak tahu untuk apa Andreas tiba-tiba meminta maaf, ada kewaspadaan dalam tatapannya: "Apakah kamu telah melakukan sesuatu yang buruk di belakangku?"

Dengan eskpresi datar, Andreas mengangkat alisnya, sudut mulutnya tampak agak jahat: "Itu tidak benar."

"Kalau begitu untuk apa kamu meminta maaf secara tiba-tiba? Apakah kamu telah mengambil tiga puluh yuan dari dompetku?"

Andreas menggembungkan di sudut mulutnya, tetapi dia juga tahu bahwa Tiffanny hanya sedang bercanda dengannya. Dia menatapnya dengan tenang, lalu mengeluarkan candaan: "Maksudku, aku meminta maaf, bahwa kelebihan dari diriku ialah aku adalah orang yang terlalu jujur."

Setelah menunggu lama, Tiffanny masih mengira bahwa Andreas akan mengatakan sesuatu. Tetapi alhasil, tidak ada sesuatu yang penting di dalam kalimat tersebut. Terlebih lagi, apa yang dia maksud dari kejujuran adalah kelebihannya? Jika Kak Stella mendengar hal ini, maka mungkin dia akan merasa sangat geli. Jika kamu mengatakan bahwa kelebihan dirimu adalah tidak memiliki rasa malu, maka aku akan sangat setuju.

Tiffanny memberikan tatapan dingin, lalu mendengus. Dia mengulurkan tangannya, mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang berada di pinggangnya. Tetapi, alhasil, Amdreas masih tidak melepaskannya, melainkan semakin kuat memegang pingganggnya.

Sambil berjalan menghampiri Stella, Tiffanny berjuang keras melepaskan legan Andreas. Namun,kekuatannya mereka berdua sangat berbeda. Tiffanny telah berjuang beberapa saat, namun itu sama sekali tidak membuahkan hasil. Dia pun memberikan tatapan yang kejam terhadap Andreas: "Lepaskanlah!"

Muncul senyum jahat di wajah Andreas, dia bahkan memberikan lebih banyak kekuatan memeluk Tiffanny dengan erat lagi, lalu perlahan-lahan membungkuk. Tiba-tiba menghindari bibir Tiffanny, tetapi mendekatkan mulutnya ke telinga Tifanny.

Suara beratnya itu dipenuhi dengan tawa: "Apa yang sedang kamu nantikan?"

Tiffanny segera memberi tanggapan, mengatur kembali nafasnya, wajahnya pun memerah. Dia mendengus dingin, lalu berjuang beberapa kali melepaskan tangannya itu, kemudian mengeluarkan keluhan: "Lepaskanlah tanganmu. Ini sungguh tidak pantas untun ditonton begitu banyak orang!"

Andreas terkekeh, nafas hangatnya membuar leher Tiffanny mati rasa. Dia pun dengan perlahan-lahan menegakkan tubuhnya, tetapi kalimat terakhir yang di ucapkannya itu tampak seperti sihir yang bergema di di dalam benak Tiffanny.

"Sudah ku katakan, aku tidak akan pernah melepaskanmu, selamanya."

Untuk sesaat, Tiffanny menjadi diam, dan tidak mencoba untuk melepaskan tangannya. Namun, setelah berjalan beberapa langkah, dia masih merasa postur tubuhnya agak aneh. Dia pun secara tiba-tiba menikam pinggang Andreas dengan siku kanannya, lalu berkata: "Yasudahlah jika kamu tidak ingin melepaskanku, tetapi bisakah kamu menggandeng tanganku saja?"

Andreas menundukkan kepalanya, menatapTiffanny, dengan lembut mengangkat alisnya, menarik kembali tangan kirinya, dan menggandeng tangan kanan Tiffanny.

"Mengapa kamu begitu peduli dengan pandangan orang lain?"

Tiffanny menggembungkan sudut mulutnya: "Itu tidak benar. Hanya saja jika kamu merangkulku, maka pakaianku akan menjadi kusut, itu tidak terlihat bagus..."

Dalam sekejap wajah Andreas menjadi muram. Tiffanny pun diam-diam menggerakkan matanya, merasakan bahwa di sekelilingnya ada banyak tatapan yang tertuju padanya, tatapan itu dipenuhi dengan kekaguman, serta ada juga beberapa dari antaranya yang memiliki kecemburuan yang sangat kuat.

Sudut mulut Tiffanny sedikit bergerak. Meskipun tidak tahu mengapa ada begitu banyak orang yang mencemburuinya, namun kebanyakan dari mereka pasti tertarik pada Andreas. Tiffanny sudah terlalu sering menghadapi hal seperti ini, sehingga dia pun sudah terbiasa.

Tetapi di diantaranya ada dua orang yang mencemburuinya, salah orang itu memiliki kebencian amat dalam. Tanpa perlu menebakpun, Tiffanny pun sudah mengetahui siapa orang itu. Bagaimanapun juga, dia sedang berada di rumah Keluarga Tsu, jadi dia harus berhati-hati...

Ketika Melody sedang menjamu tamu lain yang berada tak jauh dari situ, Tiffanny datang dengan balutan gaun ungu tua, dia sungguh terlihat jelas sebagai kekasih Andreas.

Meskipun tidak tahu mengapa Tiffanny datang begitu terlambat, Namun Melody tidak bisa menahan perasaan dinginnya ketika melihat wanita itu bermesraan dengan Andreas.

Sambil tersenyum, Melody pun mengucapkan selamat tinggal pada tamu yang sedang dia jamu. Akhirnya, dengan dingin menatap Tiffanny. Tetapi tiba-tiba dia menemukan bahwa Caterina di sisi lain, yang berada di dekat kolam renang tampkanya sedang menghampiriTiffanny. Dia mengeluarkan senyuman di sudut mulutnya, lalu memanggil pelayanan yang ada di samping, kemudia membisikkan sesuatu di telinganya.

Pelayan itu menatap Tiffanny, lalu mengangguk, matanya tampak bersinar dengan cahaya dingin, berkata: "Nona Besar tidak perlu khawatir."

...

Stella yang sedang duduk dengan tenang di tepi kolam renang, melihat setiap gerakan Andreas dan Tiffanny di dalam pandangannya. Sadar ada tatapan lembut di wajah Andreas yang berjalan perlahan menghampirinya, Stella pun terkekeh, menggelengkan kepalanya, menundukkan kepalanya, mengaduk jus yang ada di depannya, lalu bergumam, dan suaranya dipenuhi dengan kelegaan: "Sepertinya Aku telah terlalu mengkhawatirkannya, melihat Andreas seperti ini, aku pun jadi merasa tidak perlu mengkhawatirkan dia ... "

Namun ketika Stella sedang menundukkan kepalanya, dia tiba-tiba mendengar seruan yang familiar, kemudian suara seseorang yang jatuh ke air.

Stella segera mengangkat kepalanya, melihat bahwa Tiffanny dan Andreas yang berada tidak jauh dari dirinya, telah menghilang. Namun dia melihat kedua sosok familiar dan yang mengenakan pakaian ungu tua itu, berada di dalam air, dia pun segera mengetahui apa yang baru saja terjadi.

Stella segera bangkit, berlari, dan berteriak dengan cemas, "Andreas, Fanny, apakah kalian baik-baik saja?"

Dia menoleh dan melihat Caterina yang tampak bingung, Stella pun menjadi sedikit emosi, tidak punya waktu untuk banyak berpikir. Ketika dia naik, dia meraih kerahnya dan menariknya. Alisnya menegang. Dia memandang Caterina, lalu bertanya: "Caterina, apakah kamu sedang mencoba untuk membunuh orang? Andreas sama sekali tidak mempedulikanmu lagi sekarang. Kamu hanya akan membuat kami semakin membencimu dengan melakukan hal seperti ini!"

Caterina melambaikan tangannya berulang kali. Melihat Stella yang tampak sangat marah: "Tidak, aku tidak melakukannya. Aku tidak tahu apa yang telah terjadi..."

Stella pun mendengus dingin, saat ini dia tidak memiliki waktu untuk beragumen dengannya, sehingga dia pun segera mendorong Caterina. Stella hanya dapat memusatkan perhatiannya ke dalam kolam brenang itu. Dia tahu bahwa Andreas memang dapat berenang, sehingga dia tidak mengkhawatirkan pria itu. Saat ini dia sangat mengkhawatirkan kondisi Tiffanny. Namun karena belum juga melihat kedua orang itu, rasa khawatir Stella pun semakin bertambah.

Meskipun Caterina telah didorong oleh Stella, namun dia tidak pergi melarikan diri. Sebaliknya, dia berdiri di belakang Stella, tidak pergi kemana-mana.

Karena dia tidak melakukannya, jadi dia sama sekali tidak merasa bersalah. Saat itu, dia memang mengatakan ingin bertemu denganTiffanny untuk mendapatkan kebenaran. Alhasil, ketika dia baru saja sampai di belakang Andreas, bahkan dia belum sempat berkata, dia melihat bayangan gelap di sebelahnya, lalu Tiffanny menjerit, kemudian jatuh ke dalam kolam, dan Andreas pun juga terseret jatuh kedalam kolam berenang karena Tiffanny.

Setelah itu Caterina berbalik untuk mencari tahu siapa orang dibalik bayangan itu, tetapi dia hanya menemukan bahwa semua orang tampak terkejut. Dia tidak tahu siapa tangan hitam itu. Kemudian dia berbalik, lalu ada Stella yang bertanya kepadanya. Meskipun dia tidak dapat menjelaskan keluhannya dengan Stella, namun Caterina tahu dengan jelas bahwa ada seseorang yang ingin menjebaknya. Jika dia melarikan diri, maka dia akan dikira sebagai orang jahat. Oleh karena itu, Caterina hanya berdiam diri dan memandang ke arah kolam berenang dengan cemas.

Meskipun dirinya tidak menyukai Tiffanny, namun dia tidak ingin menyakitinya, Dia tidak ingin mencelakainya...

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu