Precious Moment - Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?

Saat ini Tiffanny Wen masih berada di salam toilet, noda kopi sulit untuk di bersihkan, dengan susah payah akhirnya dia mengurangi noda tersebut, tetapi karena di bersihkan dengan air justru semakin terlihat jelas.

Melihat roknya yang basah, dengan tidak berdaya Tiffanny Wen hanya bisa pasrah, tunggu kembali ke hotel baru membersihkannya saja.

Untung saja rok itu cukup lebar, sehingga bila tidak di perhatikan maka noda tersebut tidak terlihat jelas.

Mendorong pintu ruang istirahat, dia melihat draft design miliknya jatuh di lantai, Tifanny Wen mengerutkan alisnya, merasa aneh, mengapa draft tersebut bisa jatuh ke lantai?

Tetapi dia tidak begitu memperduikannya, dia menganggap di tiup oleh angin, memungutnya dan meletakanna kembali.

Tidak lama, dia kembali melihat jam, dirinya sudah datang ke sana hampir setengah jam, Andreas Lu masih belum kembali juga.

Tiffanny Wen menjadi kesal, Andreas Lu kamu sengaja mengerjaiku ya? tidak mudah menyelesaikan draft design ini, kamu justru menghabiskan waktuku!

Dirinya sama sekali tidak ingin menunggu lagi, dia mengambil draft designnya dan bererncana kembali ke hotel, mengenai memberikan draft design tersebut, lain kali saja.

Berjalan keluar pintu ruangan istirahat, dia berkata kepada seorang karyawan, "aku kembali dulu, bila CEO kalian bertanya, suruh dia meneleponku".

"Nona Theresia, apakah kamu tidak mau menunggu? CEO seharusnya segera akan kembali".

"Waktu adalah uang, mengerti? aku tidak ingin terus menunggu di sini menghabiskan uangku!"

"....."

Karyawan tersebut terdiam.

"Baiklah, Nona Theresia silakan jalan". karyawan tersebut menjawab dengan sopan.

Tiffanny Wen berdiri di luar lift menunggu lift, dengan bosan dia memaninkan ponselnya. "Ting" pintu lift terbuka, dia mengangkat kepalanya dan bersiap masuk, kebetulan bertemu dengan Andreas Lu dan asistennya Dave Gu keluar dari lift.

Kedua orang itu berpandangan, dan merasa sedikit terkejut, suasana sedikit canggung.

"Nona Theresia, maaf, sudah membuatmu lama menunggu". Dave Gu memecah keheningnan, dan berkata dengan hormat.

Andreas Lu segera tersadar, Tiffanny berniat untuk pergi?

Dia melihat jam tangannya dan berkata: "Ada apa, nona Theresia mau pergi? ini belum sampai setengah jam!"

Tiffanny Wen tidak menyangka kebetulan Andreas Lu berjalan keluar dari lift, suasana terasa sedikit aneh.

Mendegar Andreas Lu berkata baru hampir setengah jam, Tiffanny Wen merasa kesal, dengan ringan berkata, "Oh.....kalau tidak setengah jam lagi aku kembali lagi?"

Dia berhasil membalasnya.

Tetapi walaupun dia berkata demikian, dia tetap melempar draft design tersebut kepada Dave Gu yang berada di belakang Andreas Lu, lalu bersiap untuk pergi.

Dia ingin pergi, tetapi mana mungkin Andreas Lu membiarkannya saja.

Dengan cepat dia menangkap pergelangan tangan Tiffanny Wen.

"Karena sudah datang, mana mungkin dapat begitu saja pergi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu".

Tanpa menunggu jawaban dari Tiffanny Wen, dia langsung menarik Tiffanny Wen masuk kedalam ruang kantornya.

Tiffanny Wen memberontak, "begitu banyak orang, cepat lepaskan tanganku...."

Tetapi mana mungkin tenaganya dapat melawan tenaga seorang pria, sambil memberontak dirinya sambil di tarik pergi oleh Andreas Lu.

Para karyawan yang melewati mereka menatap mereka dengan curiga, dan mulai berbicara dengan suara kecil.

"CEO dan nona Theresia Wen ini....."

"Apakah mereka pacaran, kamu lihat, hanya nona Theresia Wen yang berani berkata demikan kepada CEO".

"Mungkin saja, CEO dan nona Theresia Wen bila sungguh bersama benar-benar cocok, tampan dan cantik".

"......"

Saat ini Dave Gu dengan wajah serius berkata: "apa yang kalian bicarakan? tidak baik-baik bekerja? mau di pecat oleh CEO? cepat kerja!"

Semua orang terkejut, dan segera kembali ke tempat duduk mereka.

Dave Gu yang pura-pura terlihat serius sebenarnya diam-diam tertawa, sepertinya setiap kali CEO bertemu dengan Nona Theresia, dia tidak seperti biasanya, bila mereka sungguh bersama.....

Tiba di ruang kerjanya, akhirnya Andreas Lu melepaskan tangannya, lalu dengan satu gerakan dia mengunci pintu itu.

Tiffanny Wen mengelus pergelangan tangannya yang merah dan sakit, dengan kesal dia memelototi Andreas Lu dan berkata: "apa yang mau kamu lakukan? cepat katakan, aku terburu-buru".

Melihat TIffanny Wen yang marah, dengan bibir yang di monyongkan, dia seperti gadis kecil yang lucu.

Andreas Lu tidak dapat menahan dirinya untuk menggodanya, dia berjalan selangkah demi selangkah mendekati Tiffanny Wen.

Melihat Andreas Lu yang tenaga nya besar, dengan tubuh yang menawan berjalan mendekatinya, dan juga di wajahnya terdapat senyum nakal, Tiffanny Wen sedikit merasa takut, dan mengikuti langkah kaki pria itu mundur kebelakang.

Punggung cantik Tiffanny Wen beridiri dengan lurus di dinding, Andreas Lu menundukan tubuhnya, bibir tipisnya dibatasi oleh selembar kertas dan menggosok telinga Tiffanny Wen, aroma agresif seorang pria langsung memenuhi syaraf Tiffanny Wen, jantung nya berdetak dengan cepat, tubuhnya sedikit gemetar.

lalu terdengar suara pria itu yang rendah dan halus, "tidak mau apa-apa, hanya mau kamu".

Wajah TIffanny Wen memerah, napasnya terengah-engah dengan hebat, karena posisi mereka saat ini sangat intim, bahkan pria itu menghembuskan napasnya di telinganya, membuat telinganya terasa gatal.

"Kamu....kamu tidak tahu malu, otakmu memikirkan apa? jauhi aku".

Walaupun jantung Tiffanny Wen berdetak dengan hebat, tetapi wajahnya teteap terliaht tenang.

Tangan kecilnya terus menerus mendorong dada Andreas Lu, dia ingin membuat pria itu menjauhi dirinya, bila tidak detak jantungnya akan melewati batas normal.

Tetapi tenaga Tiffanny Wen yang kecil itu bagi Andreas Lu bunaknlah apa-apa, hanaya seperti garukan.

"Huh, tentu saja yang aku pikirkan adalah ingin menidurimu".

Mendegar perkataan pria itu yang bercanda, Tiffanny Wen tidak tahu bagaimana melanjutkan perkataan pria itu yang tidak penting.

"Kamu tidak ada kerjaan! kamu tidak melepaskanku, maka aku akan bertindak". selesai berkata Tiffanny Wen mengangkat kakinya dan akan menendangnya.

Tetapi mana mungkin Andreas Lu melepaskannya dengan begitu mudah, tangannya yang tadi di letakkan di tembok langsung menangkap kaki Tiffanny Wen, satu tagannya lagi menahan tagnan wnaita itu, dan terus mengerjainya, :ada apa, begitu cepat ingin jatuh ke pelukanku?"

Saat ini Tiffanny Wen sungguh ingin menamparnya.

"CEO Lu, tolong kamu hormati aku sedikit, kalau tidak aku akan berteriak".

"Huh, teriak lah, lihat siapa yang berani masuk untuk menolongmu".

"....."

Tiffany Wen sungguh kesal dengan pria yang ada di hadapannya, orang berengsek tidak menakutkan, yang menakutkan adalah orang berengsek yang terpelajar, dan bila orang tersebut adalah seorang CEO maka itu lebih mengerikan lagi.

"Brutal, huh!"

Dia tidak memperdulikan kata-kata Tiffanny Wen, melihat wajahnya yang merah, Andreas Lu kembali menggodanya, dia menggunakan matanya yang jernih menatap lekat bibir Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen merasa seluruh tubuhnya terbakar, dia....dia ingin mencium dirinya kah? teringat terakhir kali di hotel dia tiba-tiba mencium dirinya, wajahnya menjadi panas.

Ketika dia sedang memikirkannya, tiba-tiba didepan matanya terlhat sebuah bayangan, pria itu menekan tubuhnya.

"Ah.....: Tiffanny Wen berteriak, dan bereaksi menutup matanya.

Tunggu dulu, Tiffanny Wen melihat tidak ada pergerakan, dia membuka matanya, melihat wajah pria itu seperti sedang menonton pertujukan seru.

"Aku hanya ingin membantumu merapikan rambutmu, tadi kamu sedang mengharapkan sesuatu?"

Tiffanny Wen: "......." sial.

Dia memelototi pria itu, lalu TIffanny Wen membuang wajahnya tidak menatap pria itu.

Andreas Lu berencana untuk terus menggodanya, tetapi tiba-tiba pintu di ketuk.....

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu