Precious Moment - Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja

Keesokan paginya, Tiffanny Wen tiba-tiba bangun dari kasur, dengan kebingungan memandangi dekorasi asing di sekitarnya, begitu kesadaran kembali ke otaknya, baru teringat bahwa ia sekarang berada di rumah Andreas Lu.

Tiba-tiba teringat kembali apa yang terjadi tadi malam, wajah Tiffanny Wen langsung memerah seketika, dengan kesal menggertakkan gigi dan melampiaskan kekesalannya ke bantal, kemudian berkata: "Andreas Lu, dasar bajingan kamu! Dasar mesum!"

Setelah melampiaskan amarahnya, Tiffanny Wen menyadari bahwa sekarang sudah hampir waktunya untuk bangun, sehingga ia bangkit dari kasur, setelah Tiffanny Wen selesai merapihkan baju dan rambutnya, dia baru menyadari bahwa dia tidak membawa peralatan untuk sikat gigi dan cuci muka!

Dengan sangat malu, Tiffanny Wen hanya bisa meminta pelayannya untuk pergi membantunya, setelah bolak-balik, ketika Tiffanny Wen akhirnya selesai beres-beres dan turun kebawah, dia melihat bahwa Andreas Lu dan Dave Gu sudah selesai makan dan sedang menunggunya.

Tiffanny Wen duduk dengan agak canggung, tetapi tatapan matanya dari waktu ke waktu tertuju kepada Andreas Lu yang berekspresi tenang. Melihatnya sedang minum kopi dan membaca koran dengan santai, timbul rasa kekesalan dihatinya.

Andreas Lu secara otomatis tahu bahwa Tiffanny Wen sedang menatapnya dengan kepahitan saat ini, meskipun dia sekarang sedang berpura-pura membaca koran, namun tatapan matanya terus tertuju pada Tiffanny Wen.

Melihat seseorang pagi-pagi begini sudah cembetut, entah mengapa Andreas Lu merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan di dalam hatinya, akan tetapi, sudut mulutnya yang tersembunyi di bawah cangkir kopi merupakan senyuman jahat.

Karena perbedaan sudut, tentu saja Tiffanny Wen tidak dapat melihatnya, tetapi Dave Gu melihat semua ini dengan sangat jelas, hatinya merasakan situasi yang berbahaya, tetapi ia tidak berani menunjukkannya sedikitpun di wajahnya.

"Dave."

Pada saat ini, suara Andreas Lu datang menghampiri dari samping, membuat seluruh tubuh Dave Gu ketakutan sampai kaku, tetapi wajahnya masih terlihat tenang.

"Tuan Muda Ketiga, ada perintah apa untukku?" Dia tidak mungkin bisa membaca pikiran orang kan…..

Tepat ketika Dave Gu merasa tidak tenang di dalam hatinya, Andreas Lu dengan santai melanjutkan, "Aku mau pergi ke Louise dulu untuk menangani beberapa hal, nanti tolong kamu antar Tiffanny Wen. Mau dia pergi ke Louise ataupun ke tempat pemain dan kru itu semua tergantung dia saja maunya kemana."

Hatinya Dave Gu langsung merasa sangat lega dan menjawab, "Baik Tuan Muda Ketiga, aku mengerti."

Andreas Lu mengangguk, menghabiskan kopinya dalam satu tegukan, lalu bangkit berdiri dan pergi, pandangan Tiffanny Wen masih dengan kepahitan mengikuti pergerakan Andreas Lu, sampai Andreas Lu menghilang dan sudah berada di pintu depan, baru akhirnya Tiffanny Wen diam-diam menyelesaikan sarapan.

Melihat Tiffanny Wen sudah selesai makan, Dave Gu bangkit berdiri dan bertanya: "Nona Wen ingin pergi ke Louise atau ke tempat kru?"

Tiffanny Wen meletakkan peralatan makan, mengelap mulutnya dengan anggun: "Pergi ke kru, perihal kemarin tidak boleh selesai begitu saja seperti ini."

Dave Gu terheran-heran, memandangi Tiffanny Wen dengan sedikit kagum terhadapnya.

"Baiklah kalau begitu, nona Wen."

..............................................................................

Di luar studio kru, setelah selesai berbicara Tiffanny Wen dan Dave Gu dengan tegas dan gigih ingin masuk ke dalam, meskipun Tiffanny Wen hanya dapat melihat setengah dari pakaian saja, tapi dia yakin bahwa orang itu pasti Wenny Zhou, dia tidak bisa menerima ini semua begitu saja, dia harus meminta penjelasan kepada Wenny Zhou.

Sementara pada saat ini, Wenny Zhou sedang berada di dalam ruangan dandan, Grace Gu dan Selena Qin juga sedang dalam persiapan.

Selena Qin sedang menutup mata dan didandani oleh penata rias, ia merasa suasanya sedikit canggung, sehingga dia ingin meringankan suasananya: "Kak Wenny, menurutmu kemarin bagaimana rak itu bisa tiba-tiba jatuh?"

Tubuh Wenny Zhou langsung kaku, tetapi dia tahu bahwa Selena Qin bisa bertanya seperti itu hanya untuk mencari topik pembicaraan saja, sehingga dia membalasnya dengan tertawa: "Aku juga tidak tahu, mungkin karena sudah terlalu lama jadi berkarat?"

"Yah, itu mungkin juga, namun bagaimana itu dengan kondisi Direktur Lu, sudah ganteng, ia juga memiliki kemampuan, untungnya mukanya tidak kenapa-napa."

Wenny Zhou tidak bisa memprediksi pemikiran Selena Qin yang melompat sana sini, ia hanya membalasnya dengan tersenyum lembut.

Sementara Grace Gu yang berada di samping adalah orang yang kebiasaan mengejek: "Palingan kamu hanya suka karena latar belakangnya dia saja kan? Kamu sudah melihatnya ketika ia menyelamatkan Tiffanny Wen kan, jadi kamu lebih baik berhenti berhayal."

Selena Qin sangat kesal sampai dia tidak tahu bagaimana harus membantahnya, sehingga ia hanya menghela nafas saja, dan berhenti berbicara.

Untuk sesaat, suasana di seluruh ruangan dandan menjadi semakin canggung, tepat saat ini telepon Wenny Zhou berdering. Dengan penasaran ia mengeluarkan ponselnya, lalu ia menemukan bahwa tak disangka yang menelepon adalah Greyson Tsu, dengan penasaran ia mengangkat-ngangkat alisnya, tentu saja Wenny Zhou mengangkat teleponnya.

Saat telepon terhubung, suara Wenny Zhou tiba-tiba menjadi lembut: "Greyson, ada apa?"

"Aku berencana untuk datang dan melihatmu syuting, aku sekarang sudah hampir sampai di pintu masuk."

Wenny Zhou pura-pura terkejut senang: "Benarkah? Bagus deh kalau begitu, kalau kamu sudah sampai kasih tahu ya, jika aku sedang tidak syuting aku akan turun menjemputmu."

Setelah mengucapkan beberapa patah kata, Greyson Tsu mematikkan telepon, sementara Wenny Zhou menatap layar ponsel dengan pandangan berkelip-kelip, hatinya merasa sedikit tidak suka, teringat adegan Andreas Lu mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Tiffanny Wen, perasaan cemburu di hatinya semakin kuat.

Setelah selesai dandan, Wenny Zhou ingin pergi ke luar dulu dan menunggu Greyson Tsu, siapa yang tahu bahwa bisa kebetulan sekali berpapasan dengan Tiffanny Wen yang sedang berjalan mendekat.

Wenny Zhou sedikit mengerutkan keningnya, sementara Tiffanny Wen berkedip karena terkejut, dan kemudian melangkah besar maju ke depan, berdiri diam di depan Wenny Zhou, matanya penuh dengan peringatan.

"Wenny Zhou, kamu jangan keterlaluan ya."

Wenny Zhou tampak bingung: "Maksudmu apa menyuruhku untuk jangan keterlaluan? Tiffanny, apakah aku melakukan sesuatu kesalahan lagi?"

Tiffanny Wen dengan dingin menatap Wenny Zhou yang sedang berakting dan tidak berbicara, melihati kostum yang digunakannya untuk syuting, Tiffanny Wen benar-benar yakin bahwa orang yang panik ketakutan dan pergi adalah Wenny Zhou.

Wenny Zhou melihat Tiffanny Wen seperti ini, ia merasa sedikit takut ketahuan, tetapi dia berpikir bahwa dia melakukannya dengan sangat sempurna, seharusnya tidak mudah untuk diketahui oleh Tiffanny Wen, dengan berpikir seperti ini ia kemudian menenangkan pikirannya, berpura-pura tidak bersalah, dan juga terlihat sedikit kecewa karena dituduh.

"Tiffanny Wen, bukankah kamu terlalu mencurigaiku? Apakah kamu mengira bahwa aku yang mendorong raknya itu? Aku tahu aku dulu banyak melakukan hal yang merugikanmu, tapi aku tidak pernah ingin melukaimu, selain itu dua pria saja harus susah payah baru bisa mengangkat rak yang berat seperti itu, bagaimana mungkin aku cukup kuat untuk mendorongnya? "

Tiffanny Wen benar-benar tidak berminat untuk terus menonton aktingnya Wenny Zhou, mengerutkan kening, memandang dengan hina: "Wenny Zhou, kamu berpura-pura setiap hari seperti ini apakah tidak lelah?"

"Jangan berpikir bahwa kamu sudah melakukannya dengan sempurna, kalau masih ada lagi lain kali, aku tidak akan melupakannya dengan begitu saja!"

"Apa yang kamu maksud dengan itu? Tiffanny Wen, kamu jangan keterlaluan!"

Nada yang akrab terdengar dari belakang, Tiffanny Wen tahu siapa suara menjijikkan itu tanpa perlu menoleh, dulu dialah yang merayunya dengan kata-kata manis, namun sekarang suaranya tersebut membuatnya merasa jijik.

Tatapan mata Tiffanny Wen sedingin musim dingin, menghela nafas sejenak, tidak ingin memandangnya sama sekali, berjalan lurus ke dalam.

Tanpa diduga, belum juga berjalan beberapa langkah tangannya digenggam olehnya, Tiffanny Wen menunjukkan rasa jijik dan ingin melepaskan genggamannya, setelah mencoba untuk melepaskan beberapa kali masih tetap saja tidak berkutik.

Tiffanny Wen berbalik badan dan memandangi Greyson Tsu yang berada di depannya dengan dingin, dengan penuh kejijikan di mukanya: "Greyson Tsu, lepaskan tanganku."

Greyson Tsu melihat ekspresi Tiffanny Wen yang merasa jijik, menghela nafas dingin dan kemudian bertanya: "Tiffanny Wen, mengapa kamu selalu menyerang Wenny?"

Tiffanny Wen memandang Greyson Tsu dengan dingin, dan tersenyum dingin dengan rasa jijik di wajahnya: "Ketika pandangan kita sudah terlalu berbeda, untuk apa aku membuang-buang tenaga untuk berdebat dengan orang sepertimu?"

Melihat Tiffanny Wen sangat membenci dirinya seperti ini, Greyson Tsu langsung merasa kesal, tepat pada saat ini Wenny Zhou langsung menjadi lembut dan menawan, maju dan menarik Greyson Tsu, pura-pura membujuknya: "Sudah sudah, Greyson, ini juga bukan salahnya Tiffanny. Kemarin lemari besi jatuh dan hampir menimpanya, dan kebetulan aku sedang pergi saat itu ..... "

Saat dia berkata, dia juga menundukkan kepalanya dan mulai tersedu-sedu: "Bagaimanapun, aku telah melakukan terlalu banyak hal yang merugikannya, dia mencurigaiku juga merupakan sesuatu hal yang dapat dimaklumi ..."

Dalam sekejap, Greyson Tsu langsung "aku mengerti semuanya", melepaskan Tiffanny Wen, balik badan dan menghibur Wenny Zhou: "Wenny, kamu sangat baik hati, selalu memikirkan orang lain. Namun, aku tidak akan pernah bisa melihatmu diperlakukan dengan salah dan mengabaikannya.... "

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu