Precious Moment - Bab 164 Agak Aneh

Keesokan paginya, Andreas Lu mengenakan pakaian rapi dan duduk di ruang tamu sambil minum kopi, di hadapannya adalah makanan sarapan yang para pelayan siapkan.

Dave Gu turun dari lantai atas dengan kelelahan. Di bawah matanya ada kantong mata yang sangat hitam.

Dia menyerahkan dokumen ke tangan Andreas Lu lalu duduk di kursi seberang Andreas Lu dan berkata pelan

"Luis Chu, blasteran China dan Inggris, adalah penulis novel detektif terkenal. Novel yang dia tulis sangat banyak, contohnya Carlafi Prophecy, Multi Dimension, Blind, dan karya terkenal dunia lainnya. Selain itu film atau drama dimana dia menjadi sutradara atau penulis skenarionya semuanya sangat terkenal. Usianya juga tidak sangat besar. Kalau Nona Theresia adalah bintang baru di dunia desain, aka dia adalah artis di dalam dunia itu."

Andreas Lu mengerutkan dahi. Seorang penulis novel detektif yang terkenal, kenapa bisa kehilangan dompet di sini? Sebenarnya seberapa hebatnya pencuri itu.

"Kalau begitu apa tujuan kepulangannya kali ini?"

"Waktu terbatas, belum diperiksa."

"Benarkah ...."

Kelihatannya lawannya ini sedikit misterius ya.

………………………………………………………………

Siang hari, di saat makan siang, Tiffanny Wen dan Jennifer Xia bergandengan tangan bersiap pergi ke kantin Louise Group.

Di saat ini, telepon Tiffanny Wen berbunnyi, Jennifer Xia merapat untuk melihat layar telepon.

"Retriever? Fanny, julukan macam apa ini? Bukan masih ada Husky lagi 'kan?"

Tiffanny Wen tersenyum, benar-benar ada, hanya saja dia tidak berani ganti saja ....

"Sudahlah."

Kenapa Luis Chu telepon padanya? Apa pria itu sudah bangun?

"Halo, ada apa?"

"Fanny! Kamu dingin sekali! Memangnya aku tidak boleh mencarimu kalau tidak ada masalah apa-apa?" suara Lius Chu yang melambai terdengar dari ujung sambungan. Jennifer Xia yang berada di samping juga dapat mendengarnya.

Jennifer Xia berusaha menahan tawa, tapi pada akhirnya tetap tidak dapat menahan diri, "Puff! Fanny! Hahahaha."

"Tiffanny! Anjing Retriever rumahmu berubah menjadi manusia! Apa masih berada dalam kondisi belajar? Suara melambai, haha."

Tiffanny Wen memelototi Jennifer Xia dengan kesal lalu menahan dahi dan menghela napas.

"Retriever, aku peringati kamu kalau masih bicara dengan nada seperti itu, aku cekik kamu ketika kita bertemu lagi!"

"Ehm ... uhuk, uhuk. Fanny, sekarang kamu tidak memarahiku atas panggilanmu lagi. Dulu jelas-jelas kamu lumayan benci mendengarnya. Setiap mendengarnya pasti akan memarahiku. Sekarang kamu tidak marah lagi."

Tiffanny Wen merasa marah dalam hati. Kamu juga tahu ya! Tapi mau dia memarahi atau mengancam, apa ada gunanya? Bukankah kamu tetap berbuat sesukamu!

Tiffanny Wen mendengar Luis Chu mengungkit masa lalu tanpa bisa menahan diri menggertakan gigi.

"Katakan! Sebenarnya ada urusan apa. Aku masih mau makan, kalau tidak bilang aku tutup nih."

"Eh, eh, eh, Fanny jangan buru-buru dong. Aku ingin mengajakmu makan siang bareng."

Tiffanny Wen diam-diam menatap Jennifer Xia yang ada di samping.

"Ok. Tidak keberatan aku membawa teman 'kan?"

Luis Chu yang berada di ujung sambungan berhenti sebentar. Teringat pada Andreas Lu kemarin, sekarang dia masih merasa sedikit sakit hati.

Luis Chu bertanya kecil, "Cowok?"

Tiffanny Wen menghela napas, tahu kalau Luis Chu sedang mencurigai Andreas Lu ikut, "Cewek."

Luis Chu segera menghela napas panjang. Tiffanny Wen memutar bola matanya dengan speechless, juga tidak peduli apakah Luis Chu melihatnya atau tidak.

Suara Luis Chu seketika sangat senang, "Ok. Kalau begitu tidak apa-apa. Alamatnya kalian yang tentukan, aku akan naik taksi ke sana."

Tiffanny Wen diam-diam menjawab, "Kalau aku bilang bareng cowok, apa kamu akan langsung sakit perut?"

"Ehm ... mana mungkin? Asalkan itu teman Fanny, aku akan terima kok."

Tiffanny Wen mendengus dingin, dan berkata dengan nada sama sekali tidak percaya, "Semoga saja begitu. Ya sudah, di restoran waktu itu saja, restoran itu rasa hotpot seafoodnya lumayan enak."

"Iya, baiklah. Aku akan segera sampai."

Jennifer Xia menatap Tiffanny Wen dengan penasaran, "Siapa? Sampai menraktir seafood."

Tiffanny Wen tersenyum datar, "Teman yang aku kenal di luar negeri. Orangnya lumayan baik, hanya saja suka aneh-aneh."

"Benarkah? Aku dengar suaranya lumayan enak didengar, kenapa awalnya mau pura-pura melambai?"

Tiffanny Wen tersenyum, "Itulah alasannya aku bilang dia suka aneh-aneh."

Sepanjang perjalanan Tiffanny Wen dan Jennifer Xia bercanda sambil pergi ke restoran itu. Dari kejauhan Tiffanny Wen sudah melihat Luis Chu yang memiliki rambut berwarna emas berdiri di bawah sinar matahari, terlihat sangat mencolok.

Melihat Tiffanny Wen bersama Jennifer Xia berjalan kemari, Luis Chu segera tersenyum senang. Di bawah matahari benar-benar sangatlah memikat. Awalnya wanita-wanita yang berada di sekitar sana sudah tertarik dengan tampilan blasterannya, sekarang begitu dia tersenyum, di sekitar terdengar teriakan-teriakan kecil.

"Halo, Tiffanny, kamu sudah datang."

Tiffanny Wen menggandeng tangan Jennifer Xia dan menghampiri pria itu sambil tersenyum, "Apa kamu sudah lama tunggu di sini?"

"Tidak, aku juga baru sampai."

Tiffanny Wen mengerutkan dahi, dan menatap wanita yang ada di sekeliling sedang melihat Luis Chu dengan mata bercahaya, termasuk juga Jennifer Xia.

"Benarkah?"

Luis Chu menggaruk kepala dengan canggung dan tersenyum, "Sudahlah, ayo kita masuk ke dalam. Bukankah setelah kamu makan masih harus bekerja lagi?"

Tiffanny Wen menganggukan kepala lalu ikut Luis Chu masuk ke dalam.

"Eh, eh, Tiffanny, dia itu teman luar negeri yang kamu bilang suka aneh-aneh?"

"Iya." Tiffanny Wen menganggukan kepala, "Bukankah tidak kelihatan? Kalau aku bukan sudah kenal dia lama, aku saja tidak berani percaya."

Jennifer Xia menggigit bibir bawahnya dan mengerutkan dahi, "Tapi aku rasa dia sangat familiar ... aku sepertinya pernah bertemu dia dimana gitu ...."

"Puff, kamu bukan sedang mimpi 'kan? Trikmu ini sama sekali tidak hebat."

"Omong kosong apa! Tiffanny jahat!"

Setelah menemukan tempat duduk, Jennifer Xia tetap mencari wajah Luis Chu di dalam dokumen otaknya.

Tiba-tiba mata Jennifer Xia memancarkan cahaya dan tatapannya ke arah Luis Chu juga jadi penuh hormat.

"Kamu Dark Night 'kan?"

Luis Chu dibuat terkejut oleh pertanyaan mendadak itu lalu tersenyum, "Benar. Tidak disangka di dalam negeri ada orang yang mengenal nama penaku."

Jennifer Xia begitu mendapat jawaban pasti seketika langsung heboh.

"Aku sangat suka novel detektif yang kamu tulis, logika pas, dan sangat nyambung. Aku menyimpan semua serial novelmu, dan adalah fans kecilmu."

"Oh?" Lius Chu terkejut dan senyumnya semakin cerah, "Kalau begitu bagus dong. Kita ini juga termasuk berjodoh. Mau tanda tangan tidak? Aku suruh Fanny berikan padamu."

"Boleh, boleh. Novel Unplanned-mu lama sekali rilis lanjutannya. Aku sudah menunggu sangat lama."

"Ah, yang itu. Karena akhir-akhir ini agak sibuk. Mungkin awal tahun depan baru terbit."

Jennifer Xia dan Luis Chu berbincang dengan senang. Tiffanny Wen juga jadi tenang dan meletakkan tas di samping Jennifer Xia, "Kalian ngobrol dulu, aku mau pergi ke toilet."

"Ok, Tiffanny (Fanny), hati-hati ya."

Melihat mendengar dua orang yang bicara bersamaan itu, Tiffanny Wen tertawa kecil lalu berbalik dan masuk ke dalam toilet.

Melihat punggung Tiffanny Wen yang melangkah pergi, Luis Chu mendekat ke arah Jennifer Xia.

"Eh, kamu namanya Jennifer 'kan? Aku boleh minta tolong tidak?"

"Hm? Masalah apa? Silakan katakan saja."

"Kalau ada orang yang mengejar Fanny di perusahaan, kasih tahu aku ya."

Seketika muncul bayangan Andreas Lu di benak Jennifer Xia, tapi Direktur Lu rasanya tidak seperti mengejar kok ....

"Ok, baiklah tenang saja. Begitu aku merasa ada yang mengejar Tiffanny aku segera melaporkannya padamu!"

Kedua orang bertatapan lalu tertawa dengan licik.

"Hehehehe ...."

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu