Precious Moment - Bab 105 Tolong Maafkan Aku
“Eh……” Hansen Wen tersedak mendengar jawaban Tiffany Wen, dengan pandangan yang rumit melihat Tiffany Wen, membuka mulut seperti ingin mengatakan sesuatu.
Tetapi Tiffany Wen sudah tidak memiliki minat menemani Hansen Wen untuk terus besandiwara.
Tiffany Wen meletakkan mangkok sumpit dengan pelan, nasinya masih tersisa setengah porsi, mengambil tisu meyeka mulut dengan anggun “Terima kasih atas traktirannya, aku sudah kenyang.”
Hansen Wen melihat Tiffany Wen ingin pergi, tetapi sama sekali tidak terlihat berniat memberikan aset tanah, sesaat menjadi cemas, apalagi tadi dengan yakin mengatakan pasti bisa mendapatkan aset tanah, sehingga berusaha untuk menahan Tiffany Wen.
“Fanny, aku lihat kamu masih sisa begitu banyak sayur, sangat disayangkan, tinggallah untuk makan lebih banyak, ayah dengan tidak mudah baru bisa mentraktirmu makan sendiri.”
Tiffany Wen terus tersenyum dingin dalam hati, traktir sendirian? Walaupun tidak tahu ke mana kedua orang hina Tania Qin dan Jessica Qin bersembunyi, paling hanya di box sebelah saja, di sebelah tembok ada telinga, terpaksa harus waspada.
Hansen Wen merasa aneh, berdasarkan sifat Tiffany Wen, biasanya jika dia sudah berkata dengan lembut artinya kemungkinan besar akan berhasil, mengapa mendadak berbeda dari biasanya? Apakah dia menyadari Tania Qin mereka? Tidak mungkin……
Hansen Wen juga tidak bisa memastikan pemikiran Tiffany Wen dalam sesaat, tetapi dia tahu jika bersikeras memaksa Tiffany Wen di sini hanya akan membuatnya curiga, sehingga dengan luwes mengalihkan pembicaraan “Jika begitu, Fanny tolong secepatnya pertimbangkan masalah aset tanah.”
Tiffany Wen menganggukkan kepala dengan penuh keraguan, air mata yang samar masih terlihat “Aku tahu kamu dan ibu berjuang dengan susah payah, tetapi ayah, ini adalah pemberian kakek untukku, ini jugaseperti kenanganku tentang kakekku, sehingga pemberian aset tanah ini aku terpaksa harus sangat hati-hati.” Terakhir Tiffany Wen sedikit menundukkan kepala, mengucapkan kata maaf yang suka dikatakan oleh Hansen Wen kepadanya “Ayah, tolong maafkan aku.”
Selesai bicara Tiffany Wen mengambil tas melangkah keluar dengan cepat, tinggal Hansen Wen duduk terbengong di kursi, kebingungan untuk menyusun kata.
Tentu saja Tiffany Wen tidak berminat mengetahui reaksi Hansen Wen dan Tania Qin mereka setelah dia pergi, Tiffany Wen menenteng tasnya berjalan menuju pintu keluar hotel, memanggil taxi untuk pulang.
Setelah tiba di rumah, Tiffany Wen membuka dan menutup pintu dengan pelan, takut Wenny Zhou mereka ada di rumah, takut mereka mendengar suara pintunya kemudian datang untuk menyapanya dengan ramah, dia sekarang tidak punya energi untuk melayani mereka.
Setelah masuk rumah, Tiffany Wen tidak mendengar suara dari tembok tetangga, menghela nafas lega, kelihatannya Wenny Zhou mereka tidak ada di rumah.
Tiffany Wen melempar tas ke sofa sekenanya, langsung menuju kamar tidur setelah mengganti sandal.
Tiffany Wen terbaring lelah di ranjang, dengan merasakan keempukan di sekelilingnya, Tiffany Wen merasa tidak tertekan separah sebelumnya, berbalik badan melihat papan nama ibunya di sebelah meja rias.
Tiffany Wen memeluk selimut melihat papan nama ibunya dengan pandangan yang rumit, otaknya penuh dengan perkataan Hansen Wen kepada Tania Qin, kemudian teringat kembali bagaimana Hansen Wen mengenang kembali masa lalu dengan penuh perasaan, Tiffany Wen sudah tidak bisa membedakan, tidak tahu kenangan yang diceritakan oleh Hansen Wen asli atau palsu, juga tidak tahu perasaan yang ditunjukkan Hansen Wen saat itu asli atau palsu, ataukah semuanya hanya cerita yang dikarang untuk mengharukan dirinya saja?
Tiffany Wen merasa otaknya kacau, menggoyang-goyangkan kepalanya yang pusing dengan kencang, dia merapikan ruangan kemudian pergi mandi dengan setengah sadar.
Tiffany Wen menundukkan kepala membiarkan air mengalir dari ujung kepalanya, tetapi air sehangat apapun tidak bisa memasuki dadanya untuk melelehkan es dalam hatinya.
Menundukkan kepala, air mengalir mengikuti bulu mata yang panjang mengalir ke bawah, sepasang mata Tiffany Wen dengan tidak berenergi melihat butiran air menetes turun.
Tidak bahas kenangan Hansen Wen asli ataupun palsu, Tiffany Wen tetap ingin sekali mengetahui apakah Hansen Wen sama sekali tidak tersentuh hatinya saat mengenang kembali, jika kehidupan awal sesusah itu, bagaimana dia bisa lupa dia mempergunakan 1 ember emas pertama untuk membeli hadiah tanda cinta untuk ibunya? Bahkan membiarkan Tania Qin melelangkannya? Ataukah perasaan dia terhadap ibu sama seperti yang dia katakana sendiri, benaran sudah memudar? Sekarang hatinya hanya ada Tania Qin?
Semakin dipikirkan Tiffany Wen merasa semakin putus harapan terhadap Hansen Wen, sehingga tidak lanjut merisaukannya, setelah mandi bebek dan mengeringkan rambut sekedarnya, terbaring di ranjang, terbengong melihat kegelapan.
“Sudahlah, untuk apa menambah kerisauan untuk diri sendiri, besok masuk kerja masih ada hal yang memusingkan……lebih baik cepat tidur……”
“Penghargaan pegawai teladan sialan……”
Tetapi kenyataannya Tiffany Wen kurang tidur semalam, walaupun dia ingin tidur semalam, tetapi apa daya teringat masalah rumit ‘penghargaan pegawai teladan’. Sesaat pusing dengan kelak hubungan dengan rekan kerja serta mata-mata yang belum ditemukan……sehingga Tiffany Wen bolak-balik di kasur sepanjang malam.
Keesokan harinya Tiffany Wen datang ke kantor dengan tidak bersemangat, satu-satunya yang membuat Tiffany Wen merasa beruntung adalah kacamatanya menutupi lingkaran hitam matanya, membuatnya terlihat lesu namun tidak memalukan.
Begitu keluar dari lift, Tiffany Wen melihat Lesly bertiga sedang bersandar pada tembok minum kopi dan membahas sesuatu, Tiara yang menghadap pintu lift segera mencibir melihat Tiffany Wen yang kampungan yang menusuk mata.
“Loh bukankah ini pegawai teladan kita, mengapa wajahnya sangat lesu, apakah semalam bersenang-senang kemalaman?”
Dua yang lain segera memutar kepala saat mendengar perkataan Tiara, melihat Tiffany Wen yang tetap kampungan, matanya penuh iri dan sikap meremehkan.
“Tiara, bagaimana kamu bicara mengenai pegawai teladan kita seperti ini? Orang lain kemungkinan besar bergadang demi mendegisn proyek apa baru bisa kelelahan seperti ini.”
“Ya betul Tiara, yang dikatakan Kak Lesly benar, jika tidak berusaha sekeras itu, orang lain bagaimana mungkin masuk kerja belum 1 bulan sudah terpilih menjadi pegawai teladan.”
Mereka bertiga tertawa sambil menutupi mulut, walaupun membahas tentang Tiffany Wen, tetapi sama sekali tidak melihat Tiffany Wen, bahkan lirikan sekilas mereka juga penuh dengan kebencian dan sikap meremehkan.
Tiffany Wen tidak ingin berlama-lama dengan mereka, memutar menghindari mereka untuk masuk ke kantor, mereka mengira Tiffany Wen takut pada mereka, sehingga tertawa semakin kencang.
Ketika Tiffany Wen masuk ke kantor, dia melihat semua orang sedang terburu-buru membawa kertas dan pena menuju tangga, Tiffany Wen cemas, menahan seorang anak magang menanyakan keadaan, tetapi melihat anak magang tersebut melihat belakang Tiffany Wen dengan takut, lalu menggelengkan kepala dengan kencang dan pergi.
Tiffany Wen dengan penasaran menoleh ke belakang, melihat Lesly bertiga berjalan menghampirinya dengan penuh kemenangan, Tiffany Wen langsung paham, kemungkinan besar ulah mereka bertiga.
Tiffany Wen terpaksa mengikuti mereka membawa kertas dan pena menuju tangga, baru setengah jalan melihat Jennifer Xia dengan terburu-buru lari turun dari lantai 1, menghela nafas lega setelah melihat Tiffany Wen, menarik Tiffany Wen lari ke atas “Fanny, akhirnya kamu datang, telat sedikit lagi akan telat ikut rapat pagi. Aku sudah mengambil tempat untukmu.”
Tiffany Wen melihat Jennifer Xia mengandeng tangannya, hatinya merasa hangat, wajahnya tersenyum, tetapi tidak melihat pandangan dingin di belakangnya.
……
Akhirnya bertahan hingga pulang kerja, hari ini selain Jennifer Xia, seluruh kantor tiada orang yang berbicara dengan Tiffany Wen, Tiffany Wen tahu semua ini adalah ulah geng bertiga itu, sehingga tidak terlalu menggerutu dalam hati, tetapi dia sangat berterimakasih kepada Jennifer Xia, karena dia tidak menjauhi dirinya karena masalah itu.
Tiffany Wen dan Jennifer Xia membereskan barang sambil bercanda “Jennifer, terima kasih untuk hari ini, jika kamu tidak membangunkanku saat rapat pagi, aku kemungkinan tertidur, tidak tahu akan dipersulit seperti apa jika ketahuan oleh Leon Liu.
“Ha ha ha, Fanny kamu harus perhatikan kesehatan, urusan keluarga memang sangat merepotkan, tetapi tidak berarti jika badanmu sampai ambruk.”
Tiffany Wen tersenyum pahit “Jennifer, aku sudah beres, jalan bareng?”
“Ya, aku ingin ke toilet dulu dan ada data yang perlu diantar ke atas, Fanny kamu jalan dulu.”
Tiffany Wen menganggukkan kepala, setelah berpamitan dengan Jennifer Xia, berjalan menuju lift, saat ini handphone Tiffany Wen berdering, dengan ragu menundukkan kepala melihat handphone, tidak menyadari Jennifer Xia di belakangnya ditarik oleh 3 sosok badan ke pojok.
Melihat nomor tidak dikenal, Tiffany Wen ragu sesaat kemudian memutuskan untuk menerima telepon.
“Hello.”
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowCutie Mom
AlexiaUangku Ya Milikku
Raditya Dika1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThat Night
Star AngelLove at First Sight
Laura VanessaPrecious Moment×
- Bab 1 Bertemu Pemeras di Bandara
- Bab 2 Wanita Ini Sangat Unik
- Bab 3 Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 4 Hati Nurani Sekeluarga yang Digigit Anjing
- Bab 5 Semuanya Sudah Direncanakan
- Bab 6 Sangat Kotor Hingga Membuat Orang Merasa Jijik
- Bab 7 Bagaimana Jika Menjadi Kekasihku?
- Bab 8 Kenapa Dia Mencium Dia?
- Bab 9 Jika Berteriak Kembali, Aku Akan Memaksamu
- Bab 10 Dia Memiliki Hak Apa?
- Bab 11 Rok Dia Robek
- Bab 12 Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 13 Bukan Lagi Seorang Nona Muda
- Bab 14 Tempat Penampungan Sampah
- Bab 15 Badut yang Bodoh
- Bab 16 Teknik Menggaet Orang Lain
- Bab 17 Identitas Palsu
- Bab 18 Misteri yang Tersembunyi
- Bab 19 Sangat Memuakkan
- Bab 20 Bertemu Dengan Teman Lama
- Ban 21 Pasangan Sempurna
- Bab 22 Mengapa Jahat Sekali
- Bab 23 Wanita Yang Tidak Ingat Berterima Kasih
- Bab 24 Hal Merepotkan Yang Tidak Dapat Dihindari
- Bab 25 Ibu dan Putrinya Yang Bodoh
- Bab 26 Sengaja Mengerjaiku?
- Bab 27 Terlalu Bodoh, Terlalu Polos
- Bab 28 Menunggu Aku Bertanya Padamu?
- Bab 29 Kamu CEO, Maka Kamu Yang Benar
- Bab 30 Sejak Awal Aku Sudah Tidak Memiliki Rumah
- Bab 31 Tawa Jahat
- Bab 32 Wajah Asli
- Bab 33 Rahasia Direktur
- Bab 34 Rasa Yang Dulu
- Bab 35 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 36 Aku Akan Bertanggungjawab Padamu
- Bab 37 Rencana Wenny Zhou
- Bab 38 Ulang Tahun Ke-60
- Bab 39 Bebaskan Dirimu Sendiri
- Bab 40 Mengeksekusi Pria Brengsek Dan Wanita Murahan
- Bab 41 Presiden Marah
- Bab 42 Draf desain dicuri
- Bab 43 Kamu yang bertanggung jawab
- Bab 44 Punya caraku sendiri
- Bab 45 Wanita kampungan
- Bab 46 Asisten semua orang
- Bab 47 Direktur datang
- Bab 48 Apa maksud dia
- Bab 49 Kehangatan di toilet
- Bab 50 Apakah kamu benar-benar hanya bekerja serabutan
- Bab 51 Pergi
- Bab 52 Sesuai Harapan
- Bab 53 Naik Jabatan Menjadi Desainer
- Bab 54 Seumur Hidup Ini Jangan Harap Bisa Memeriksanya
- Bab 55 Bagaimana Performa Kerja Karyawan Baru?
- BAB 56 Diketahui Identitasnya
- Bab 57 Kedepannya Kita Adalah Tetangga
- Bab 58 Masih Takut Tidak Bisa menyerangnya?
- Bab 59 Dipermainkan Dia Lagi
- Bab 60 Otak Sudah Mau Berjamur
- Bab 61 Istimewa
- Bab 62 Membuatnya Jatuh Ke Genggamannya
- Bab 63 Penampilan Rapi, Tapi Perilaku Seperti Binatang Buas
- Bab 64 Kakak Bajingan
- Bab 65 Adik Dari Mana
- Bab 66 Yang tidak tahu terima kasih
- Bab 67 Memandang rendah
- Bab 68 Berkah atau bencana
- Bab 69 Hal yang sama sepertimu
- Bab 70 Bersulang
- Bab 71 Kamu tidak ada pilihan
- Bab 72 Barang berharga ibu
- Bab 73 Wanita yang menarik
- Bab 74 Apakah kamu mau menghancurkannya?
- Bab 75 Dia adalah wanitaku, jangan menyentuhnya!
- Bab 76 Tidak Mau, Tidak Bisa, Tidak Boleh.
- Bab 77 Perjalanan Berbelanja
- Bab 78 Tersesat Di Tempat Yang Berbahaya
- Bab 79 Gadis Jalanan Untuk Apa Berpura-pura Polos
- Bab 80 Saudara Yang Serasi
- Bab 81 Tidak ada hal yang bermoral
- Bab 82 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 83 Arti Bunga
- Bab 84 Apakah kamu tidak takut akan sumpahku!
- Bab 85 Pandangan yang Mematikan
- Bab 86 Nyawamu sungguh besar
- Bab 87 Bersandiwara harus dengan totalitas
- Bab 88 Api kemarahan yang susah dipadamkan
- Bab 89 Barang ganti barang
- Bab 90 Anak kandung atau bukan?
- Bab 91 Orang bodoh di keluarga Chu
- Bab 92 Tetapi kamu harus taat kepadaku
- Bab 93 Kamu benar-benar ayah yang baik
- Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung
- Bab 95 Aku tidak ingin menikah dengan orang bodoh !
- Bab 96 Apakah Kalian Tidak Berniat Memberi Sebuah Penjelasan?
- Bab 97 Silakan Duduk, Penggila Kebersihan
- Bab 98 Keluarga Wen Yang Tidak Tenang
- Bab 99 Merasakan Rasamu
- Bab 100 Ternyata Karyawan Teladan Itu Adalah Dia
- Bab 101 Gadis Desa Yang Dilindungi Oleh Relasi
- Bab 102 Kehidupan Manusia Adalah Drama Yang Dramatis
- Bab 103 Gunung Es Sedikit Meleleh
- Bab 104 Tahu Kenyataan
- Bab 105 Tolong Maafkan Aku
- Bab 106 Klarifikasi pada keluarga Chu
- Bab 107 Berani mengancam wanitaku
- Bab 108 Situasi yang menegangkan
- Bab 109 Cukup bisa dilihat
- Bab 110 Batu bodoh sedang jatuh cinta
- Bab 111 Kaisar Anjing
- Bab 112 Kamu Sebenarnya Kakak Perempuan Kandung Siapa
- Bab 113 Mengungkapkan Segala Yang Diketahuinya
- Bab 114 Akibat Mulut Kotor
- Bab 115 Suri Teladan Yang Gagal
- Bab 116 Mengundang Bencana
- Bab 117 Melakukan Apa Yang Disukainya
- Bab 118 Apa Mereka Ini Salah Minum Obat?
- Bab 119 Kebetulan Yang Tidak Menguntungkan
- Bab 120 Bibi, Di Sini Bukan Tempat Untuk Berjualan Sayur
- Bab 121 Jatuh Hati
- Bab 122 Pertahanan yang Sia-Sia
- Bab 123 Naik Pangkat Menjadi Ibu Bos
- Bab 124 Dasar Keparat
- Bab 125 Penyintas
- Bab 126 Resmi mengundurkan diri
- Bab 127 Aku salah menilai orang
- Bab 128 Pertarungan orang hebat, menyelakakan orang sekitar
- Bab 129 Merebut Posisi
- Bab 130 Penanggung jawab baru
- Bab 131 Juga perlu diperintah-perintah oleh kalian?
- Bab 132 Punya sifat buruk yang sama
- Bab 133 Kamu membohongi aku sekian lama
- Bab 134 Mata-mata beraksi lagi
- Bab 135 Senang di atas penderitaan orang
- Bab 136 Proses yang Sangat Sulit
- Bab 137 Kacau Balau
- Bab 138 Tonton saja dengan tenang
- Bab 139 Keributan
- Bab 140 Bukan Waktumu untuk Bertindak
- Bab 141 Maka Semua Ini Akan Berakhir
- Bab 142 Kambing Hitam
- Bab 143 Kamu Benar Tidak Pantas
- Bab 144 Anak durhaka
- Bab 145 Berjanji Untuk Menikah
- Bab 146 Berurusan
- Bab 147 Bersikap arogan
- Bab 148 Langsung meminta bayaran tinggi
- Bab 149 Bajingan
- Bab 150 Bukankah hanya Direktur?
- Bab 151 Aku Tidak Pantas?
- Bab 152 Tidak Bisa Melarikan Diri
- Bab 153 Pekerjaannya Sudah Sangat Banyak
- Bab 154 Model Baru
- Bab 155 Inisial TW
- Bab 156 Pertempuran yang Sengit
- Bab 157 Maukah Mengabdikan Dirimu Kepadaku
- Bab 158 Berhenti Memanggilku Husky
- Bab 159 Terkenal Lagi
- Bab 160 Apakah Kamu Tidak Rela Menjauh Darinya?
- Bab 161 Menjijikan
- Bab 162 Halo
- Bab 163 EQ yang Mengkhawatirkan
- Bab 164 Agak Aneh
- Bab 165 Orang-Orang Yang Tidak Setia Kawan
- Bab 166 Tidak Akan Kubiarkan Kamu Hidup Tenang
- Bab 167 Membuat Kesalahan yang Sama
- Bab 168 Mencoba Untuk Akrab
- Bab 169 Masih Untung Bukan Obat Perangsang
- Bab 170 Si Murahan Kabur Lagi
- Bab 171 Raja Singa Hitam
- Bab 172 Tolong Aku
- Bab 173 Audisi
- Bab 174 Investasi
- Bab 175 Menyela Antrian
- Bab 176 Orang Bisa Berubah
- Bab 177 Adegan Menangkap Basah
- Bab 178 Cocok sebagai selingkuhan
- Bab 179 Rubah yang tidak tahu malu
- Bab 180 Tentukan kandidatnya
- Bab 181 Kelihatan bagus di luar
- Bab 182 Dipukul mukanya oleh saudari sendiri
- Bab 183 Ayo Ayo Bersikap manja lah
- Bab 184 Royal
- Bab 185 Tunduk dengan patuh
- Bab 186 Pertemuan Saingan Cinta
- Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah
- Bab 188 Kamu Harus Merawatku
- Bab 189 Godaan Fatal
- Bab 190 Dasar Husky
- Bab 191 Ketika pandangan terlalu berbeda, melanjutkan perdebatan hanya buang-buang tenaga saja
- Bab 192 Sembarang orang
- Bab 193 Kelompok Mengejek
- Bab 194 Bukankah iklan langsung itu baik?
- Bab 195 Membesarkan anak yang tidak tahu balas budi
- Bab 196 Dipermainkan Oleh Andreas Lu
- Bab 197 Hari ini Kamu Adalah Pacarku
- Bab 198 Cucu menantu lebih baik dari dirimu
- Bab 199 Dimanfaatkan Oleh Orang Menyebalkan itu Lagi
- Bab 200 Terlalu Menyombongkan Diri
- Bab 201 Masih seekor kucing liar
- Bab 202 Es dan api tingkatannya berbeda
- Bab 203 perisai manusia
- Bab 204 Kebijakan terbaik
- Bab 205 Bukankah kamu mau uang?
- Bab 206 Pusaka Keluarga Lu
- Bab 207 Tidak Ragu Mencari Orang Yang Tak Jelas
- Bab 208 Cemburu Terhadapnya
- Bab 209 Hal Buruk Yang Jatuh Dari Langit
- Bab 210 Satu Langkah Tetaplah Sebuah Langkah
- Bab 211 Malu bertanya sesat di jalan
- Bab 212 Tolong jika kamu ingin mati pergi jauh dari sini
- Bab 213 Menonton permainanmu
- Bab 214 Sesaat merasa telah mempermalukan diri sendiri
- Bab 215 Telah dipelagiat oleh orang lain
- Bab 216 Mengkhianati perusahaan
- Bab 217 Tidak tahu malu
- Bab 218 kamu sangat bisa beracting
- Bab 219 Jangan pikir aku menganggap masalah ini selesai
- Bab 220 kambing hitam
- Bab 221 Penjilat
- Bab 222 Kalian sungguh ribut
- Bab 223 Pencurian
- Bab 224 Musuh yang berkumpul
- Bab 225 Perawalan longsor saju
- Bab 226 apakah aku pembawa kematian?
- Bab 227 Merekrut Talenta
- Bab 228 lihat siapa yang akan tertawa hingga akhir
- Bab 229 Kamu terlalu bodoh
- Bab 230 tidak lihat siapa aku ini
- Bab 231 menjatuhkan satu sama lain
- Bab 232 bertemu orang aneh
- Bab 233 ibuku hanya mau melahirkanku
- Bab 234 Tamu Yang Menajadi Tuan Rumah
- Bab 235 Jatuh Kedalam Jebakan
- Bab 236 Diam-diam Melakukan Sesuatu
- Bab 237 Perubahan Besar Oleh Pejabat Baru
- Bab 238 Perbuatan Pelacur Itu
- Bab 239 Elang Menangkap Anak Ayam
- Bab 240 Apakah Aku Boleh Memakan Mu
- Bab 241 Candle Light Dinner
- Bab 242 Kak, Jangan-jangan Kamu Tidak Punya Uang
- Bab 242 Takdir
- Bab 244 Akulah Pria Tampan Muda Simpanan Yang Dimaksud
- Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah
- Bab 246 Temani Aku Pulang ke Kediaman Tua Untuk Makan
- Bab 247 Tidak Pernah Bertemu Orang yang Begitu Tidak Tahu Malu Sepertimu
- Bab 248 Sudah Mengakui Cucu Menantu Ini
- Bab 249 Ada Apa yang Kalah dari Gadis Liar Itu
- Bab 250 Tidak Membagi Pupuk ke Lahan Orang Lain
- Bab 251 Keputusan terakhir ada di tangan Fanny
- Bab 252 Keluarga Lu Tidak Membesarkan Orang yang Tidak Berguna
- Bab 253 Mangsa yang aku suka
- Bab 254 Wanita Ini Benar-Benar Kejam
- Bab 255 Lain kali, aku yang akan menggigitmu
- Bab 256 Asalkan kamu senang
- Bab 257 Memangnya Kenapa Dengan Putri Kesayangan
- Bab 258 Sungguh Munafik
- Bab 259 Lebih tegas dan cepat bukannya lebih bagus?
- Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli
- Bab 261 Liburan
- Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur
- Bab 263 Kalau kacau jangan salahkan aku
- Bab 264 Dijebak di toilet
- Bab 265 Atasan yang tidak dapat diandalkan
- Bab 266 Penyerangan Husky
- Bab 267 Ssetelah Memiliki Pacar Tidak Memiliki Hati
- Bab 268 Aku Menyuapimu
- Bab 269 Terlihat Olehnya
- Bab 270 Aku Tidak Ingin Menjadi Penghangatmu
- Bab 271 Berita Besar
- Bab 272 Berkemah Bersama
- Bab 273 Wanita Ini Sengaja
- Bab 274 Bersedia Melayani
- Bab 275 Cemburu Pada Perempuan
- Bab 276 Menyebar Kemesraan Di Publik
- Bab 277 Mesum di Depan Mata
- Bab 278 Berpindah Karena Emergensi
- Bab 279 Harusnya Tidak Di Tinggalkan
- Bab 280 Cepat Panggil Regu Penyelamat
- Bab 281 Dalam kesulitan
- Bab 282 Wanita ini cepat lambat pasti akan menyesal
- Bab 283 Untuk semalam, maaf
- Bab 284 Siapa yang ingin menjadi istrimu
- Bab 285 Ambang kematian
- Bab 286 Perjalanan Penyelamatan
- Bab 287 Detektif Jennifer Xia
- Bab 288 Terselamatkan
- Bab 289 Apa Kamu Sudah Gila?
- Bab 290 Wanita Pembawa Sial Hanya Akan Mencelakainya
- Bab 291 Diguna-guna Apa Oleh Siluman Rubah Itu
- Bab 292 Rambut Emas Datang Menjenguk
- Bab 293 Tentu Saja, Kamu Yang Paling Enak
- Bab 294 Memarahi Wanita Murahan Itu
- Bab 295 Jangan Berharap Masuk Ke Rumah Keluarga Lu
- Bab 296 Tidur bersama
- Bab 297 Persahabatan yang baik
- Bab 298 Saingan Terkuat
- Bab 299 Mawar tanpa nama
- Bab 300 Bukankah Hanya Memberi Bunga
- Bab 301 Aku selalu ada untukmu
- Bab 302 Telepon dari luar negeri
- Bab 303 Hadiah Misterius
- Bab 304 Kamu beraktinglah
- Bab 305 Kejutan spesial
- Bab 306 Kesempatan Bagus Bos Besar
- Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu
- Bab 308 Mengujungi Rumah Tetua
- Bab 309 Tidak Perlu Orang Lain Menjagaku
- Bab 310 Jangan Menggoda Seperti Itu
- Bab 311 Pintu Telah Ditutup
- Bab 312 Kehidupan Suami Istri
- Bab 313 Tidak Masalah, Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 314 Tidak Ada Kedisiplinan, Tidak Ada Aturan
- Bab 315 Membasmi Akar Bencana
- Bab 316 Penjahat Mengajukan Gugatan Terlebih Dahulu
- Bab 317 Kamu Ingin Aku Bagaimana Menemanimu
- Bab 318 Kalau Begitu Aku Akan Menggerakkan Mulut
- Bab 319 Kamu Hanya Milikku
- Bab 320 Kamu Bisa Pesan Seekor Husky
- Bab 321 Memang hubungan kakak beradik yang mendalam
- Bab 322 Berduaan berkemah
- Bab 323 Jodoh
- Bab 324 Pakar Cinta
- Bab 325 Pria jangkung
- Bab 326 Matahari tenggelam sangat indah
- Bab 327 Takdir
- Bab 328 Hanya Milikku
- Bab 329 Kamu Jangan Salah Sangka
- Bab 330 Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
- Bab 331 Mimpi
- Bab 332 menjanjikan diriku
- Bab 333 wanita sangat merepotkan
- Bab 334 dia sedang mengejarku
- Bab 335 mengganggu seseorang
- Bab 336 Dia Adalah Lelakiku
- Bab 337 Apa Kau Menjadikan Rumahku Sebagai Bar
- Bab 337 Sudah Tidur Bersama Berkali-kali
- Bab 339 Kehidupan Yang di Impikan
- Bab 340 Omongan Yang Tidak Sesuai Perasaan
- Bab 341 Trik Ini Lagi
- Bab 342 Bersikap Lalim Terhadap Perempuan
- Bab 343 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 344 Nafsu Membara
- Bab 345 Hati Wanita Paling Beracun
- Bab 346 Balas Dendam Secara Terang-terangan
- Bab 347 Wanita
- Bab 348 Bermesraan dengan Mantan Pacarmu
- Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman
- Bab 350 Pilihan Tanpa Penyesalan
- Bab 351 Pacar yang Sah
- Bab 352 Malam ini Waktuku Semua Milikmu
- Bab 353 Khawatir Babi Akan Tersesat
- Bab 354 Tidak akan Memaafkanmu
- Bab 355 Apakah Kamu Tidak Sakit Hati?
- Bab 356 Cantik dan Enak dimakan
- Bab 357 Bunga Diatas Kotoran
- Bab 358 Tes Pakaian
- Bab 359 Direktur Utama Yang Terlihat Jahat dan Menawan
- Bab 360 Jangan Menambah Masalah
- Bab 361 Mak Comblang
- Bab 362 Memutus Tali Persaudaraan
- Bab 363 Sepesang Kekasih yang Jatuh Ke Dalam Air
- Bab 364 Taktik Wanita Ini Sungguh Tak Terduga
- Bab 365 Membunuh Dua Ekor Burung Dengan Satu Batu
- Bab 366 Berbuat Kejahatan Apa di Belakangku
- Bab 367 Memanfaatkan Kesempatan Dalam Kesempitan
- Bab 368 Kakak Kandung Maju Langsung
- Bab 369 Kamu Tidak Sebodoh yang Aku Kira
- Bab 370 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 371 Tamu yang tak diundang
- Bab 372 Tinggal bersama memang kenapa
- Bab 373 Besok harus datang
- Bab 374 Hukuman karena tidak patuh
- Bab 375 Pesta penyelesaian syuting
- Bab 376 Golden Retriever Vs Husky
- Bab 377 Taro
- Bab 378 Pasar
- Bab 379 Hidangan Utama
- Bab 380 Gosip Yang Tidak Ada Habisnya
- Bab 381 Cemas Tiada Tara
- Bab 382 Hanya Masalah Waktu
- Bab 383 Dia adalah milikku
- Bab 384 Secara resmi
- Bab 385 Yakin hanya mengantar
- Bab 386 Tidak cocok, aku akan mengubahnya
- Bab 387 Semoga keputusan ini tidak salah
- Bab 388 Apakah tidak berniat aku menetap
- Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu
- Bab 390 Lamar
- Bab 391 Bangun
- Bab 392 Menikah denganku