Precious Moment - Bab 47 Direktur datang

Mendengar perkataan Jennifer, tanpa sadar Tiffanny mengernyitkan dahi, dia merasakan rumitnya hubungan di orang-orang tersebut, setiap orangnya ada kelompok kecil, rasanya seperti untuk melihat siapa yang memihak siapa.

Ternyata memang benar dunia kantoran tidak seenak ini, sekali tidak hati-hati sudah didendam oleh orang.

Tiffanny merasa tekanan batin sekali, bagaimana caranya ia mendapatkan informasi yang menguntungkan di tengah hubungan yang rumit ini?

Serta dia sendiri masih tidak yakin orang yang mencuri pola desain ada di divisi desain atau tidak.

“Dan, Fanny, kamu harus hati-hati dengan Direktur Gu, jangan lihat dia biasanya baik dengan orang, sekali dia emosi, benar-benar seperti iblis wanita!”

Ujar Jennifer kepada Tifanny sambil mengecilkan suara dan melihat kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang lain.

Melihat tidak ada orang lain, dia sengaja bertingkah seperti binatang buas untuk memperjelas deskripsinya.

Tindakan dia membuat Tiffanny cekikikan, benar-benar gadis yang lucu.

Sebenarnya kalau pun Jennifer tidak memberitahu, Tiffanny juga tahu Hanita Gu bukanlah orang yang sabar, ada sebagian orang yang sekali dilihat sudah bisa tahu bukan termasuk orang yang baik, dan Hanita termasuk jenis orang seperti ini.

Saat pertama kali bertemu Hanita, Tiffanny sudah dipelototinya hingga merinding. Jadi selama ini di divisi desain, dia juga berusaha untuk menghindar darinya.

Jennifer juga memberitahu Tiffanny hal lain yang perlu diperhatikan, Tiffanny menanggapinya satu per satu.

Begitu banyak ia bercerita, serta sesekali menyuruhnya untuk hati-hati ini dan hati-hati itu, sejenak dalam hatinya merasa hangat, belum pernah ia bertemu perempuan sebaik ini.

Dulu di mata orang luar, dirinya adalah putri konglomerat yang cantik dan berkilau, serta berparas cantik, jadi selalu ada banyak yang mengelilinginya.

Tapi dia malah tidak punya teman yang tulus, alasannya karena yang orang-orang itu lihat hanyalah uang dan statusnya saja.

Kemudian ia bertemu Wenny, dia adalah gadis yang dari desa, Tiffanny merasa ia tidak licik, sehingga akhirnya bersahabat baik dengannya, tapi tidak disangka justru dialah orang yang paling licik.

Karena masalah Wenny, sebenarnya sekarang Tiffanny tidak terlalu berani untuk berinteraksi dengan orang lain, apalagi berteman?

Tapi kesan Tiffanny terhadap Jennifer berbeda, sejak pertama kali melihat ia sudah senang dengan gadis ini. Tidak seperti Wenny yang dulu, kesan pertama yang didapat adalah membuat orang merasa agak anti.

Latar belakang keluarga Jennifer sebenarnya masih lumayan bagus, orang tuanya adalah orang lokal, meskipun bukan kaya sekali, tapi bagaimana pun juga penampilannya lebih bagus daripada dirinya sekarang.

Penampilan gadis desanya yang sekarang, rata-rata akan diremehkan, hanya dia yang tidak keberatan, serta inisiatif membantunya, juga memberitahu semua yang ia ketahui tanpa tersisa sedikit pun.

Kalau dengan penampilannya yang seperti biasa, Tiffanny pasti akan curiga dia punya tujuan tertentu untuk mendekatinya, tapi dirinya yang tampak “tidak punya apa-apa” sekarang, dia juga tidak bisa memanfaatkan apa-apa. Malah sebaliknya orang lain yang akan bilang dirinya mendekati Jennifer dengan punya maksud tertentu.

Oleh karena itu, Tiffanny baru dengan tenangnya berteman dengan Jennifer, setidaknya sekarang Tiffanny percaya Jennifer tidak punya siasat hati apa-apa.

Jennifer berhenti setelah akhirnya berbicara begitu lama, mulutnya sampai agak kering, segera ia mengambil gelas di meja dan minum banyak.

“Minum yang pelan kamu, tidak ada juga yang mau rebut sama kamu.” Tingkah lakunya membuyarkan lamunan Tiffanny, kemudian membujuk sambil merasa lucu.

“Haha…Soalnya sudah terlalu haus!” Ujar Jennifer sambil memonyongkan bibir.

“Sudah, terima kasih sudah memberitahu aku segitu banyak, kelak aku pasti akan lebih berhati-hati dengan dua kakak itu, juga sama Direktur Gu.”

“Fanny, kamu terlalu sungkan, bukankah kita teman, sudah seharusnya aku memberitahu kamu semua ini.”

“Ha…benar, kita adalah teman.” Melihat wajah Jennifer yang lucu dan serius, Tiffanny menganggukkan kepala tersenyum, “Ayo makan, kalau tidak, nanti akan terlambat.”

“Iya, ayo cepat kita makan!” Jennifer tersenyum manis ke Tiffanny, kemudian menundukkan kepala mulai makan dengan cepat.

Dia adalah anak magang, sebentar lagi sudah akan menjadi karyawan tetap, jadi dia tidak boleh sampai terlambat, setelah makan siang, keduanya kembali ke ruangan kantor dengan senang.

Sorenya saat di ruang teh, Tiffanny sedang membuat kopi untuk mereka, tiba-tiba Jennifer masuk dengan semangat.

“Tiffanny, Tiffanny, direktur datang, ayo kita lihat!”

Ujar Jennifer dengan berbunga-bunga sambil menarik tangan Tiffanny.

“Jennifer, aku tidak saja, ini aku masih membuat kopi, kamu saja yang lihat!”

Tiffanny menolak, dalam hatinya berkomentar : Heh, apa yang bisa dilihat dari Andreas, bukan pula tidak pernah bertemu.

Melihat Tiffanny tidak ingin keluar, Jennifer mulai menggembar-gembor, “Fanny, kamu baru datang ke perusahaan ini, pasti tidak pernah bertemu direktur kita. Tampangnya ganteng sekali, bisa dikatakan sudah ganteng, kaya pula……”

Tidak berhentinya Jennifer meributkan kegantengan Andreas di depan Tiffanny, benar-benar merupakan dambaan para wanita lajang di satu perusahaan, seolah kalau tidak melihat sebentar saja adalah kerugian untuk Tiffanny.

Tiffanny terheran-heran, apakah Andreas sesempurna itu? Mengapa ia sendiri tidak merasa?

Melihat Tiffanny tidak bersuara, Jennifer langsung mematikan mesin kopi, lalu menarik Tiffanny keluar dengan agak memaksa.

Karena tidak enak menolak, Tiffanny pun mengikutinya keluar, lagipula dirinya adalah karyawan kecil yang baru datang, jangan sampai bersikap terlalu dingin terhadap direktur yang kata mereka tertampan sejagat raya itu.

Saat mereka datang, Andreas sedang berbicara dengan Hanita di ruangan direktur.

Dan saat ini pula, ruang direktur dikelilingi oleh para anak magang, serta mereka yang belum lama menjadi karyawan tetap.

Hanya tampak Andreas di dalam sana, tidak ada Dave yang biasanya selalu bersamanya, Tiffanny agak terkejut,

Belasan menit kemudian, direktur Gu mengantar Andreas keluar dengan wajah berseri-seri.

Melihat Andreas keluar, orang-orang yang berkerumun pun menjadi riuh, tentunya Jennifer termasuk salah satu dari mereka.

Ditariknya tangan Tiffanny dan berkata dengan semangat : “Fanny, lihat tidak, direktur kita, ganteng bukan, cepat lihat, direktur melihat ke arah kita, menurut kamu, apakah dia sedang melihat aku!”

Tiffanny terkejut, sekali menengadahkan kepala, ternyata Andreas memang sedang melihat ke arah mereka!

Tapi mengapa dia merasa, Andreas bukan memandang ke Jennifer, tapi dirinya!

Hatinya berdegup kencang, seketika ia merasa seperti ketahuan.

Tapi Tiffanny segera menenangkan diri, penampilannya yang sekarang, jangankan Andreas, dia sendiri kalau bercermin saja merasa asing dengan dirinya yang di cermin,

Sambil berjalan, Andreas mengamati Tiffanny, dan kebetulan sekali tempat Tiffanny berdiri akan dilewati oleh Andreas nanti.

Tiffanny tidak merasa Andreas bisa mengenalinya, dia sangat percaya diri dengan samarannya, namun Tiffanny tetap menundukkan kepala karena takut tatapan mata mereka bertemu.

Tapi pada akhirnya, ketika Andreas lewat di samping Tiffanny, dia menghentikan langkahnya, lalu berdiri di sebelah Tiffanny dan Jennifer……

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu