Precious Moment - Bab 262 Istri sendiri pasti tidak bisa kabur

Mendengar tentang pariwisata, mata Jennifer Xia berbinar dalam sekejap: "Karena tidak tahu pergi ke mana, ayo berkemah. Sekarang musim gugur, cuacanya pas-pasan, dan udara di hutan adalah yang terbaik, kita bisa cari tempat dekat sumber air biar bisa memancing. Ikannya juga yang terbaik dan terenak sekarang. "

Sambil berbicara, Jennifer Xia juga menunjukkan ekspresi yang berbinar-binar, matanya berkilauan, membuat Tiffanny Wen menelan air liur.

Karena Jennifer Xia bersemangat, suaranya menjadi lebih keras, dan seluruh departemen desain terdiam selama beberapa detik.

"Usulan ini tidak buruk, daripada kita bepergian untuk melihat laut, lebih baik pergi dan mendekati alam."

"Iya betul, ditambah kita mungkin bisa memetik beberapa daun untuk dibuat jadi spesimen, siapa tau bisa mendapatkan banyak inspirasi desain."

"Lagipula, direktur mengatakan kalau ini dibayar perusahaan. Kita akan menggunakan ini untuk menyewa dua bus besar, dan kemudian membeli beberapa barbekyu, tenda, dan barang lainnya, nanti tinggal di bayar kembali sama perusahaan."

Mendengar diskusi semua orang, Tiffanny Wen sudah memutuskan, dan kemudian dia bilang: "Kalau begitu kita akan pergi berkemah dan piknik selama tiga hari dari Jumat sampai Minggu, tapi hari Senin setiap orang harus kembali bekerja keras lagi. "

Semua orang bersorak: "Jangan khawatir, Direktur Wen, kami semua janji."

Merasakan suasana ceria di sekelilingnya, mood Tiffanny Wen meningkat pesat. Dan mengenai kata-kata terakhir Andreas Lu, dia sudah lama lupa untuk melampaui awan.

"Kalau begitu tolong kalian semua mengatur pembelian, dan kemudian laporkan tagihan proyek kepada saya, dan saya akan bertanggung jawab untuk minta kembali."

Mungkin karena semua orang di departemen desain termotivasi setelah mengetahui bahwa mereka akan pergi bermain, jadi suasana kerja di hari berikutnya menjadi luar biasa tinggi.

Selain menyelesaikan pekerjaan yang ada, setiap orang secara aktif dibagi menjadi beberapa bagian. Ada yang membeli perlengkapan yang dibutuhkan untuk piknik, untuk masalah mencarter bus juga ditangani oleh Jennifer Xia.

Melihat antusiasme semua orang, Tiffanny Wen dengan cepat menyusun rencana acara dan memberikannya kepada Andreas Lu.

Andreas Lu memandang perencanaan yang diserahkan oleh Tiffanny Wen, dengan ringan mengangkat matanya ke arah Tiffanny Wen, dan mengangkat alisnya: "dari Jumat sampai Minggu, piknik berkemah?"

Andreas Lu melihat-lihat dengan hati-hati, meletakkan informasinya, dan memandang Tiffanny Wen dengan penuh minat: "Sudah memilih lokasinya?"

Tiffanny Wen mengangguk pelan. Melihat penampilan Andreas Lu yang kelihatannya tertarik, dia merasa pasti akan lewat, dia pun juga sedikit santai, dan mengangkat alisnya kepada Andreas Lu: "Ya, lokasinya tidak jauh dari sungai, karena bisa memancing disana, dan juga kita bisa menikmati daun maple di musim sekarang."

“Sungguh? Kedengarannya jauh lebih menarik daripada bepariwisata.” Andreas Lu menopang kepalanya dengan satu tangan, dan membalik rencana Tiffanny Wen dengan tangan lainnya: “Apa kamu tidak ada hal lain? "

Tiffanny Wen tampak bingung dan memiringkan kepalanya. Sepertinya dia benar-benar tidak punya pekerjaan lain, tetapi dia berkata, "Ada juga masalah biaya, karena bahan piknik, tenda, dan bus semua sudah siap sekarang, jadi biaya penggantiannya mungkin agak besar, apa ada masalah? "

Andreas Lu menutup buku proposal, wajahnya sedikit menggelap, dan tersenyum jahat: "Kenapa, apakah kamu takut departemen desain yang kurang dari seratus orang itu dapat membangkrutkan Louise Group? "

Tiffanny Wen menggeleng linglung, melihat wajah suram Andreas Lu yang tak bisa dijelaskan, benar-benar membuatnya bingung.

Andreas Lu ini kenapa lagi? Apa aku mengatakan sesuatu yang salah? ? Ataukah dia marah karena dia meremehkan kemampuan Louis Group? ? Atau karena apa?

Tiffanny Wen menatap Andreas Lu dengan wajah kosong, dan Andreas Lu juga menatap Tiffanny Wen dengan tenang, tapi merasa sedikit tidak berdaya.

Mengapa wanita ini begitu polos?

Melihat Tiffanny Wen yang sepertinya tidak menyadarinya sama sekali, Andreas Lu mengangkat alisnya dengan ringan dan melihat ke arah Tiffanny Wen: "Apa kamu ada hal lain?"

Tiffanny Wen menggelengkan kepalanya dengan lemah, mata Andreas Lu sedikit redup, dan dia menundukkan kepalanya untuk terus bekerja, “Karena tidak ada hal lain, kembalilah, saya sudah janji jadi pasti biayanya akan ditanggung . "

Tiffanny Wen mengangguk, dia merasa Andreas Lu tampak sedikit kecewa? ? Begitu pikiran ini muncul, Tiffanny Wen pun kaget sendiri, bukankah, Andreas Lu bisa kecewa?

Meskipun Tiffanny Wen tidak yakin dengan pemikiran yang tiba-tiba ini, dia masih bertanya dengan tanap disadarinya: "Andreas Lu, apakah kamu ingin ikut?"

Begitu kata-kata itu terucap, Tiffanny Wen menyesalinya. Bagaimanapun, tidak bisa dibayangkan Andreas Lu yang suka bersih untuk menghabiskan tiga hari di hutan belantara. Meskipun sekarang sudah musim gugur, nyamuknya masih tidak ada berkurang, jadi Andreas Lu pasti tidak akan setuju.

Memikirkan hal ini, Tiffanny Wen tampak sedikit bersalah kepada Andreas Lu: "Jika kamu ..."

"Baik."

“Hah?” Sebelum Tiffanny Wen bisa berbicara, dia disela oleh Andreas Lu, tapi jawabannya tidak terduga. Tiffanny Wen tidak bisa mempercayai telinganya, dan melihatnya dengan bingung

"Apa katamu??"

Perlahan Andreas Lu meletakkan pulpennya dan memandang Tiffanny Wen dengan senyum licik. Matanya yang remang-remang langsung kembali normal, bahkan sedikit lebih cerah dari sebelumnya, meski kelihatannya memiliki maksud lain.

"Saya bilang iya, karena kamu mengundang saya, kenapa saya tidak pergi?"

Tiffanny Wen berkedip pada Andreas Lu: "Tapi ..." ? apa kamu tidak masalah dengan ocd mu.

Kata Tiffanny Wen sangat sulit untuk ditanyakan, jadi dia menelannya dalam diam.

Andreas Lu tersenyum, bersandar di kursi, menyipitkan matanya sedikit, dan memiringkan kepalanya seperti Tiffanny Wen: "Tapi apa? Apakah kamu menyesal?"

Tiffanny Wen diam-diam menutupi wajahnya, dan kemudian tersenyum canggung: "Tidak, saya Tiffanny Wen bukanlah tipe orang yang akan menyesal."

Setelah selesai berbicara, Tiffanny Wen melihat Andreas Lu mengangkat alisnya, tahu bahwa dia pasti akan menggoda dirinya lagi, jadi dia buru-buru mengucapkan selamat tinggal: "Karena saya sudah selesai membicarakan urusan saya, hari ini Melody Tsu sudah sepakat bahwa mereka akan datang untuk menandatangani kontrak, saya kira mereka akan segera datang, jadi saya akan turun dulu. "

Setelah berbicara, Tiffanny Wen menyelinap keluar dari kantor Andreas Lu.

Andreas Lu diam-diam memandangi punggung Tiffanny Wen yang telah melarikan diri. Senyuman jahat di sudut mulutnya pun melembut. Sepertinya kayu ini sudah mulai terbuka, sudah bisa mulai menanam bunga ...

Mungkin menanggapi prediksi Tiffanny Wen, begitu Tiffanny Wen kembali ke kantor, Jennifer Xia menerima telepon dari Taylor Yang.

Setelah menutup telepon, Jennifer Xia menjulurkan kepalanya dari belakang komputer dan menggoda: "Fanny, kamu mungkin harus pergi ke kantor CEO Lu lagi."

Tiffanny Wen memandang Jennifer Xia dengan tatapan kosong, meskipun dia terlihat penasaran, tetapi matanya sangat serius, dia dapat menebaknya: "Melody Tsu sudah mau datang?"

Xia Nannan mengangguk: "Mereka baru saja menelepon dan bilang mereka hampir sampai."

Tiffanny Wen menghela nafas dengantak berdaya, tapi masih mengeluarkan ponselnya dan menelpon Andreas Lu.

Begitu telepon tersambung, bisa terdengar suara rendah konyol Andreas Lu yang penuh pesona jahat: "Kenapa, baru sebentar, kamu sudah merindukanku?"

Tiffanny Wen memutar matanya tanpa suara: "CEO Lu, Nona Tsu akan segera sampai di Louis Group, jadi apa yang perlu diatur."

Menggoda ya menggoda, Andreas Lu juga bisa membedakan yang apa yang penting, wanita ini tidak bisa melarikan diri, cepat atau lambat akan menjadi miliknya, jadi lebih baik usir Melody Tsu dulu.

Andreas Lu langsung beralih mode, dan suaranya menjadi serius dalam sekejap: "Bawa dia ke ruang rapat dulu, dan saya akan ke sana nanti."

Namun, pada saat Tiffanny Wen menelepon, Melody Tsu sudah sampai ke Louis Group. Karena terakhir kali Andreas Lu mengajaknya berkunjung, dia masih ingat lantai kantor Tiffany Wen.

Saat memasuki lift, Melody Tsu mendengar orang-orang dari departemen lain berbicara: "Eh, apa kamu sudah dengar, departemen desain sepertinya akan pergi piknik berkemah hari Jumat ini."

"Ya, aku sangat iri, mereka memiliki direktur yang baik, dan saya tidak tahu departemen manajemen kami sudah lama tidak mendapat kesempatan seperti itu."

Mendengar kata "departemen desain", Melody Tsu langsung waspada, dan berkata kepada dua orang departemen manajemen sambil tersenyum: "Departemen desain mau berkemah? Kalau begitu apa kamu tahu di mana? "

Meskipun keduanya tidak tahu kenapa Melody Tsu menanyakan hal ini, mereka tetap memberi tahu Melody Tsu karena identitas dan jabatannya.

Dekat sungai?

Melody Tsu pun tersenyum licik...

Novel Terkait

Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu