Precious Moment - Bab 245 Orang Baik Datang Kerumah

Melihat Andreas dan Tiffany pergi mengandeng Valerie dan menghilang ditikungan, barulah wanita gendut itu berani berkata.

Dia berkata, "Toko bunga apaan, aku hanya menampar si pengemis penjual bunga itu saja, mereka sungguh berani meminta."

James memang sudah sangatlah sakit kepala, sekarang ketika mendengar istrinya masih mengomel, dia langsung marah besar.

"Kamu masih berani bilang! Kamu juga tahu mereka keterlaluan! Kamu sendiri sudah cukup cari mati, kali ini kamu juga membebaniku."

"Kamu lihat saja sendiri........duh..............."

Sampai terakhir, James melihat putranya yang terlihat ingin menangis, dia langsung lemas dan mengelus kepalanya yang botak itu.

"Sudahlah, sekarang sudah tidak ada gunanya mengatakan itu semua, kita pikirkan dulu mau cari toko bunga kemana dulu."

Istrinya meskipun tidak ikhlas, "Kita biarkan begini saja, jangan-jangan benaran mau memberikan sebuah toko bunga untuk pengemis itu."

James melotot kearah istrinya, "Kalau tidak menurutmu? Kita adalah orang kaya baru yang bahkan tidak sebanding dengan perusahaan negeri, mau bandingkan apa dengan perusahaan Louise internasional? Kita lebih baik mencari sebuah toko bunga dan selesaikan masalah ini saja, jika dia benaran serius, dia membeli perusahaan kita dan mengusir kita juga adalah hal bentaran saja......."

Disisi lain, Andreas dan Tiffany mengandeng Valerie dan datang kesamping mobilnya, Valerie melihat mobl Rolls-Royce milik Andreas langsung matanya bersinar, meskipun sekarang umurnya tidaklah besar dan masih tidak begitu mengerti brand, namun dia juga memujinya dengan tulus.

"wah, mobil koko cantik sekali, ini adalah yang paling cantik diantara mobil, tapi......."

Tiffany tertawa dengan tampang lucunya Valerie, dia mengelus kepalanya dan berkata, "Valerie, tapi apa?"

"Tapi tidak sebesar yang ada dirumahku!" kata Valerie, dia menatapi Tiffany dengan polos.

Tiffany memeluk Valerie dan masuk kedalam tempat duduk belakang, dia tahu Valerie masih kecil dan tidak tahu harus milah kata, dia tidak mempedulikannya, dia sangatlah bekerjasama, dan berakting sangatlah kaget, "Benarkah? Lalu apa bentuk mobil dirumah Valerie?"

Valerie berpikir, dan dengan rasa pamer dia berkata kepada Tiffany, "Namanya Angkot!"

Tiffany langsung tertawa karenanya, dia melirik Andreas dan meledek, "Koko Lu, kamu bilang sendiri mengapa mobilmu begitu kecil?"

Andreas menaikkan alisnya, "Maksudmu aku harus membeli beberapa mobil angkot besar dan khusus jalan arah kantor dan rumah?"

Sekali terpikiran dengan bercandaan Andreas waktu dirumah sakit dan Louise langsung menyediakan sarapan, Tiffany sangatlah tidak curiga bahwa Andreas akan melakukan hal seperti ini, dia lalu diam.

Mendengar perbincangan aneh dari Tiffany dan Andreas, Valerie mengira bahwa mereka tidak percaya dengan dirinya, dia bergegas menjelaskan, "Semua perkataan Valerie jujur! Aku masih pernah naik mobil yang disetir ayah! Orangnya banyak sekali!"

Lalu ekspresi Valerie berubah murung lagi, "Tapi......sudah ada beberapa waktu aku tidak pernah bertemu dengan ayah lagi, ibu bilang ayah menyetir pergi kesebuah tempat yang jauh sekali, setelah pekerjaannya selesai, dia akan pulang....."

Tiffany mengelus kepala Valerie, dia mengira bahwa ayah Valerie melakukan perjlanan panjang, dia tidak berpikir banyak, "Baiklah Valerie, mungkin hanya saja tempat kerja ayahmu lebih jauh saja, percayalah, ayahmu pasti akan pulang."

Valerie mengangkat kepalanya dan menganggukkannya, "Iya, Valerie jgua merasa seperti itu."

Andreas perlahan menyetir mobil keluar dari parkiran, dia melirik kearah Valerie dan berkata, "Valerie, waktunya juga sudah tidak pagi lagi, rumahmu ada dimana, koko antar kamu pulang saja."

Valerie langsung menjadi siaga, "Tidak! Ibu bilang tidak boleh sembarangan mempercayai orang asing!"

Tiffany langsung tertawa, "Kalau begitu sekarang Valerie tengah berada dimobil koko, apakah kamu tidak takut koko menjual kamu?"

"Oh iya." Valerie langsung sadar dan terlihat bingung.

Tiffany mengulurkan tangan dan mengelus kepala Valerie, "Teangnlah, Valerie, aku dan Koko bukanlah orang jahat, kita hanya takut sudah semalam ini kamu pulang sendirian dan tidak aman saja, biarkan kami antar kamu pulang saja."

Melihat tatapan jernih dari Tiffany, entah kenapa Valerie sangatlah mempercayainya dan menganggukkan kepalanya, dia lalu berusaha kedepan, dan dengan bantuan Tiffany, dia duduk ketempat duduk depan.

Tampangnya yang kecil berlutut diatas tempat duduk namun penuh aura untuk menunjuk arah kepada Andreas, (karena dia terlalu pendek dan jika duduk tidak bisa melihat jalanan), namun Andreas juga tidak mengatakan apa-apa meskipun tempat duduknya kotor karena itu.

Sejenak kemudian, Andreas dan Tiffany tiba dibawah arahan dari Valerie, ini adalah sebuah halaman kecil, dari luar tampaknya jauh lebih bagus daripada rumah Finley, setidaknya bisa terlihat jelas bahwa kehidupan awalnya disini lumayan bagus.

Ketika tiba didepan pintu, Valerie tidak bisa menahan emosinya dan melompat-lompat.

"Ibu, ibu, Valerie kembali."

Pintu dibuka, seorang wanita yang bermuka pucat membuka pintu, dia mengelus kepala Valerie, Tiffany yang penuh rasa sayang terahdap Valerie tiba-tiba merasa sedih, bagaimanapun juga dia juga sangatlah merindukan ibunya........

"Ibu, ibu, Valerie masih membawa teman kembali lh, itu adalah sepasang koko dan cici yang tampan dan cantik, merekalah yang mengantarkan Valerie kembali."

Ibu Valerie melirik dengan bingung kepada Tiffany dan Andreas, "Kalian siapa?"

Disaat Tiffany masih ingin memperkenalkan diri, Valerie langsung berkata, "Ibu, ibu, koko dan cici adalah orang baik, tadi Valerie dibully oleh tante jahat, merekalah yang membantuku."

Sambil berkata, Valerie menunjukkan tempat dia ditampar.

Melihat tamparan yang masih sedikit membengkak itu, Ibu Valerie merasa sakit hati dan mengelus kepala Valerie, "Ibu tidak berguna dan membebani Valerie......."

Dia lalu mengangkat kepalanya dan dengan penuh berterima kasih, dia berakta kepada Tiffany dan Andreas, "Sungguh terima kasih, masuk dan duduklah didalam......."

Tiffany awalnya ingin menolak, namun Valerie langsung menariknya masuk, "Cici, cici, tidak apa-apa, ayo masuk."

Tiffany akhirnya karena tidak berdaya dia lalu di tarik oleh Valerie, sekali masuk langsung melihat beragam jenis bunga, Tiffany sedikit kaget, "Cici apakah kaliann membuka toko bunga?"

Ibu Valerie tersenyum, "Iya, tapi itu semua masa lalu, semenjak kondisi tubuhku semakin melemah, aku sungguh tidak kuat mempertahankan toko itu, jadi aku hanya bisa menutup tokonya, sekarnag setiap hari Valerie akan menagambil sedikit bunga dan menjualnya untuk membantu sedikit pengeluaran keluarga......"

Tiffany melirik aneh kearah ibu Valerie, "Jika Cici sakit mengapa tidak pergi berobat?"

Ibu Valerie menghempaskan nafasnya, dia mengelengkan kepalanya.

Tiffany langsung menyadari bahwa dirinya terlalu tiba-tiba, dia menutup mulutnya, ketika masuk kedalam ruang tamu, terlihat foto hitam putih diatas dinding, Tiffany sedikit tercengang, jangan-jangan ini adalah.....

Ibu Valerie menganggukkan kepalanya, tatapan rumit dan menatapi Valerie yang tengah menyiram bunga dihalaman, "Bagaimanapun juga Valerie masih terlalu kecil, aku merasa jangan beritahu dia dulu akan lebih baik, setelah dia besar nanti, jika dia merasa aku membohonginya, jika dia dendam terhadapku, yasudah dendam saja........ini juga Valerie yang kasihan."

Tiffany terpikiran dengan perkataan Valerie tadi, dia langsung mengerti, dia mengelengkan kepalanya, dan berkata dengan tatapan tegas terhadap ibu Valerie, "Aku merasa Valerie tidak akan mendendamimu, setelah dia dewasa nanti, dia pasti akan mengerti akan perbuatanmu."

Tatapan ibu Valerie sedikit kasihan terhadap Valerie, "Badanku ini........entah kapan........."

"Kamu bisa sanggup melihatnya, Valerie juga akan perlahan tumbuh disisimu, asalkan kamu tidak putus asa dengan dirimu sendiri, kamu harus percaya semua itu mungkin."

Ibu Valerie sedikit kaget dengan pemotongan dari Tiffany, setelah mendengar perkataan Tiffany, air matanya sedikit ingin mengalir.

Andreas melangkah kesamping Tiffany, dia mengulurkan tangan dan merangkul bahu Tiffany, "Aku bisa mengeluarkan semua biaya untuk pengobatanmu."

Tiffany dan ibu Valerie sedikit kaget menatapi Andreas.

Andreas terus berkata, "ini juga adalah sebuah takdir kita bisa bertemu, jika tidak ada bunga dari Valerie, aku juga tidak bisa mendapatkan kembali pacarku, anggap saja ini adalah rasa terima kasihku kepada kalian."

Ibu Valerie mengelengkan kepalanya, Tiffany bergegas membujuk, "Cici, sekalipun kamu tidak mempertimbangkannya untuk kamu sendiri, kamu juga harus mempertimbangkannya untuk Valerie, jika kamu langsung begini pergi bertemu dengan ayah Valerie, apakah kamu tega membiarkan Valerie sendirian?"

Tatapan Ibu Valerie sedikit berubah, "Tapi biaya pengobatan......"

Andreas tersenyum, "Biaya pengobatan boleh dianggap hutang dulu, setelah kamu sembuh, aku akan memberikan kalian sebuah toko bunga, sampai saat itu, selain dari bunga sewa toko, kalian boleh mengangsur bayaran biaya pengobatannya, jangka waktu pembayarannya..........hmmm, 20 tahun saja."

Mendengar perkataan Andreas, Ibu Valerie juga tidak bisa menolak lagi, air matanya langsung mengalir deras.

"Terima kasih..........terima kasih kalian....... Valerie sungguh punya hidup baik........dia bisa bertemu dengan orang baik seperti kalian........"

Andreas tersenyum, "Nyonya terlalu sungkan, aku masih harus berterima kasih kepada Valerie untuk bisa mendapatkan kembali pacarku."

Tiffany menatapi tatapan bersinar dari Andreas, namun dia dengan ajaibnya tidak membantah dan mengelak.........rasanya kacau didalam hatinya..........

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu