Precious Moment - Bab 268 Aku Menyuapimu

Tiffanny Wen tahu bahwa akhirnya dia pingsan, samar-samar dia ingat bahwa dirinya memanggil Andreas Lu sebagai anjing Husky, pikiran pertamanya ketika kesadarannya kembali adalah bahwa Andreas Lu yang akan mengambil kesempatan untuk balas dendam...

Pengendalian dirinya berangsur-angsur membaik. Tiffanny Wen perlahan membuka matanya, dia mengira akan ada lampu pijar yang menyilaukan, tapi sebaliknya ruangan itu agak redup, gaya Eropa yang familiar, lampunya mati dan tirainya tertutup ...

Tiffanny Wen menatap langit-langit dengan bingung, di mana dia? Bukan di rumah sakit? Tunggu ... aroma ini ...

Tiffanny Wen mengendus lembut, otak yang kacau itu bekerja keras untuk menganalisis aroma yang dikenalnya. Aroma ini sepertinya cologne... cologne...

Tiffanny Wen langsung bereaksi, tidak heran tempat ini begitu akrab, aku di kamar Andreas Lu?!

Tiffanny Wen yang mendapat jawaban, seketika kesadarannya kembali, awalnya dia ingin duduk, namun ternyata seluruh tubuhnya sakit dan lemas. Tiffanny Wen yang ingin merasakan apakah dirinya demam justru menyentuh handuk dingin.

Sepertinya dirinya demam setelah basah kuyup, apakah dirinya kurang berolahraga, sampai bisa selemah ini.

Tiffanny Wen menertawakan dirinya sendiri dalam hati, mengendalikan tangannya yang sakit, perlahan-lahan melepaskan handuk dari dahinya dan meletakkannya di baskom yang berada di meja samping tempat tidur tidak jauh dari sana.

Tiffanny Wen perlahan menoleh, melihat dekorasi interior. Untungnya, ini adalah kamar Andreas Lu. Namun, Tiffanny Wen sekarang tidak memiliki ponsel. Kamar Andreas Lu juga tidak memiliki seuatu yang dapat menunjukkan jam, bahkan kondisi langit luar juga tak dapat terihat.

"Sudah berapa lama sebenarnya aku koma? Bagaimana konferensi persnya?"

Di ruang kosong tersebut selain Tiffanny Wen, sepertinya tidak ada makhluk hidup yang lain, dia mengontrol otot-otot yang masih lemah. Tiffanny Wen dengan gemetar menopang tubuhnya dan ingin bangun untuk mencari Andreas Lu.

Tiffanny Wen memegang tempat tidur dan menopang tubuhnya dengan susah payah, tetapi lengannya gemetar tanpa disadari. Pada akhirnya, itu tak dapat menahannya dan dia terjatuh...

"Krak !"

Andreas Lu awalnya melihat Tiffanny Wen, begitu Tiffanny mulai mengerang, dia berpikir bahwa dirinya akan sadar, maka dari itu dia keluar dan membuatkan air hangat yang bisa diminum ketika sudah sadar.

Siapa yang menyangka, Andreas Lu baru saja kembali mendengar suara terjatuh dari dalam kamar, begitu dia memasuki ruangan, dia melihat Tiffanny Wen memegangi dahinya, meringkuk di dalam selimut dengan gemetar.

Andreas Lu yang awalnya merasa gugup, sedikit rileks saat melihat kebodohan Tiffanny Wen.

"Kenapa, setelah bangun kamu masih menguji apakah ini mimpi?"

Mendengar suara Andreas Lu yang menggoda, Tiffanny Wen yang awalnya merasa sedikit bersyukur langsung menghilang, dia mengangkat kepalanya dan menatap Andreas Lu dengan sedikit air di matanya.

Melihat Tiffanny Wen yang sepertinya pulih dengan baik, Andreas Lu dengan lega menggoda: "Kenapa menangis, meskipun aku menyelamatkanmu, kamu tidak perlu sampai seperti ini."

Tiffanny Wen diam-diam mengabaikan orang yang tidak tahu malu dan menjawab dengan suara parau: "Kamu bisa mencoba betapa keras papan tempat tidurmu."

Andreas Lu mengangkat alisnya dengan ringan, secara alami mengetahui arti dari kata-kata Tiffanny Wen, tetapi tidak lanjut menggodanya, dia datang ke sisi Tiffanny Wen dan dengan lembut mengangkatnya, lalu dengan perlahan juga menyuapi Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen merona oleh gerakan tiba-tiba Andreas Lu. Meski gerakan Andreas Lu sangat lembut, tapi melalui baju yang tipis, tangan yang hangat itu menyalur ke tubuh Tiffanny Wen yang masih terasa dingin, hal ini membuat Tiffanny merasa tak nyaman.

Tiffanny Wen ingin berjuang, ingin mendorong Andreas Lu menjauh, tapi dirinya tidak memiliki tenaga yang cukup, dia sudah mendorong Andreas Lu beberapa kali, tapi tetap tak ada perubahan, Andreas Lu yang melihatnya menganggapnya seperti anak kucing.

Senyuman jahat di wajah Andreas Lu lebih lembut, tatapan matanya juga sedikit lebih lembut: "Sudah-sudah, jangan bertingkah, bajumu saja aku yang mengantinya, apa yang kamu malukan?"

Awalnya, Tiffanny merasa sungkan, bahkan dia tidak memperhatikan dirinya sejak tersadar tadi, sekarang mendengar perkataan dari Andreas Lu, dia baru tersadar, bajunya terasa lebih longgar dan juga kakinya sedikit dingin...

Tiffanny Wen seketika menundukkan kepalanya dan melihat bahwa dia mengenakan kemeja putih yang sangat besar. Melalui situasi saat ini, tidak perlu dipikirkan juga akan tahu siapa pemilik jas ini... Tiffanny Wen perlahan mengulurkan tangan dan menyentuh pahanya lagi, wajahnya membatu, dia benar-benar tidak memakai celana! !

Raut wajah Tiffanny Wen memerah dalam sekejap, seperti akan mengeluarkan darah, meskipun dia tahu bahwa seluruh pakaiannya basah, bajunya juga perlu di ganti, tapi...tapi... Andreas Lu, bagaimana bisa dia berbuat seperti ini?!

"Apa yang kamu lakukan padaku?!"

Andreas Lu mengangkat alisnya dengan lemah, mengetahui bahwa Tiffanny Wen pasti tidak akan bisa minum air sekarang dan lelah saat memegangnya, membuat Andreas Lu menaruh air di samping dan perlahan memapah Tiffanny Wen duduk.

Tiffanny Wen mundur perlahan agar dia bisa bersandar di kepala tempat tidur, tapi dia masih memandang Andreas Lu dengan antusias. Jangan berpikir bahwa kamu terbebas dari tanggung jawab jika memapahku naik.

Andreas Lu memandangi penampilan Tiffanny Wen yang marah, Andreas Lu benar-benar ingin menggodanya: "Bagaimana menurutmu, apa yang harus aku lakukan dan tidak boleh aku lakukan, semuanya telah aku lakukan."

Tiffanny Wen dengan kejam menatap Andreas Lu yang dipenuhi senyum jahat, mengertakkan gigi, dia ingin ke sana dan menggigitnya, tetapi Tiffanny Wen akhirnya menahannya.

Melihat senyum yang dalam di mata Andreas Lu, Tiffanny Wen tahu bahwa dia mungkin dipermainkan oleh Andreas Lu lagi, jadi dia bersenandung, membuang muka dan berhenti menatap wajah Andreas Lu. Dia takut dia akan mengigitnya sampai mati.

Jika dipikir-pikir dengan hati-hati, jika Andreas Lu benar-benar ingin melakukan sesuatu untuk kepadanya, dari awal sejak dia dibius seharusnya dia sudah melakukannya.

Memikirkan situasi saat itu dan berbagai kepedulian Andreas Lu, Tiffanny Wen dengan lembut menggigit bibirnya: "Terima kasih ..."

Tapi sebelum kesadaran Tiffanny Wen kembali, sebelum ia sepenuhnya berterima kasih, bibirnya dikunci oleh sesuatu yang sedikit lembut dan dingin.

Tiffanny Wen sejenak lupa bernafas, matanya berkedip, Tiffanny Wen memalingkan muka dan di bawah tatapan dalam dari Andreas Lu berkata dengan lemah: "Aku demam ... jika kamu tertular maka itu tak baik..."

Andreas Lu mengira Tiffanny Wen akan mengatakan sesuatu. Dia tidak menyangka kalau Tiffanny Wen sebenarnya ingin mengatakan ini. Melihat wajah malu Tiffanny Wen, Andreas Lu tersenyum, tidak ada pesona jahat dalam senyuman, hanya kelembutan.

Dia mengambil air dan menyentuh suhu di gelas itu: "Minumlah, suhunya sudah pas."

Tiffanny Wen mengangguk, mengulurkan tangan untuk mengambil cangkir, tetapi dengan tangan yang gemetar, hampir memercikkan air ke tempat tidur, Tiffanny Wen memandang Andreas Lu dengan malu.

Dan orang itu tersenyum: "Aku akan menyuapimu."

Melihat mug mendekat, Tiffanny Wen masih merasa sedikit aneh dan ragu-ragu.

Melihat ini, Andreas Lu perlahan mencondongkan tubuh ke depan dan mendekati telinga Tiffanny Wen: "Bagaimana kalau aku menyuapimu dari mulut ke mulut?"

Arus udara yang hangat, kata-kata lembut, rona merah yang akhirnya menghilang dari Tiffanny Wen muncul kembali.

Usai berbicara, Andreas Lu memalingkan muka dan memegang cangkir di depan Tiffanny Wen. Melihat Andreas Lu perlahan memindahkan gelas mug ke bibirnya, Tiffanny Wen tahu bahwa Andreas Lu benar-benar akan melakukannya.

Dengan menggerakkan kepalanya, Tiffanny Wen menjulurkan lehernya dan menggigit pinggiran cangkirnya. Andreas Lu tertawa kecil dan sedikit memiringkan cangkirnya ...

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu