Precious Moment - Bab 361 Mak Comblang

Andreas dan Stella pun memasuki gerbang vila Keluarga Tsu. Karena Keluarga Lu adalah salah satu keluarga terbesar di Kota Luo, jadi meski villa itu tampak tidak sebagus rumah Keluarga Lu, namun itu masih cukup berkelas.

Begitu Andreas dan Stella turun dari mobil, mereka segera menuju ke venue utama. Karena ruang vila tidak sebesar dibandingkan dengan rumah Keluarga Lu, maka tentu saja ulang tahun Marco tidak dapat dirayakan di dalam rumah semaunya seperti Nenek Lu. Sehingga dia pun memilih untuk merayakannya di luar ruangan, tetapi seperti yang diduga, itu tidak sesederhana itu.

Platform tinggi, alunan musik, penataan cahaya, halaman belakang rumah dipenuh dengan banyak orang. Tidak jauh dari kolam renang ada berbagai macam makanan lezat yang telah disajikan, lalu juga ada sebuah kue yang sangat besar. Terdapat banyak orang yang memegang gelas wine berlalu-lalang dan berbicara satu sama lain.

Awalnya, Andreas hanya ingin menemui Marco, namun segera setelah mereka tiba di lokasi utama, Andreas dan Stella dikelilingi oleh orang-orang asing.

Belum lagi status Keluarga Lu di Kota Luo, baik Andreas maupun Stella kedua kakak beradik ini telah memulai bisnis mereka sendiri. Dalam waktu kurang dari lima tahun, keduanya sudah memiliki kedudukan secara internasional, bahkan itu tidak lebih buruk dari Jason.

Bisa dikatakan bahwa kedua kakak beradik ini adalah tolak ukur bagi generasi muda di Kota Luo. Persaingan untuk mengincar potensi besar kedua orang itu, adalah persaingan yang nyata adanya

Melihat segerombolan orang mendatangi mereka, Andreas dan Stella pun menjadi tampak kaku. Meskipun kakak adik beradik itu tidak menyukai situasi seperti ini, namun mereka dapat mengatasinya dengan mudah. Dalam waktu singkat, mereka segera mengusir para investor dan mitra kerja yang mengganggu.

Begitu kerumunan itu telah dibubarkan. Di sisi lain, Melody yang berada di dekat kolam renang segera melihat Andreas dengan tatapan yang tajam. Namun, dia tidak menyangka bahwa wanita yang bersamanya ialah Stella, bukan Tiffanny, ada keraguan yang melintas di tatapannya itu, tetapi setelah itu hatinya dipenuhi dengan rasa bahagia.

Karena Tiffanny tidak ikut hadir juga, maka ini tentu sangat baik bukan?

Memikirkan hal ini, mata Melody pun berbinar. Dia penuh gembira segera berlari menghampiri Andreas. Memberikan sapaan manis kepada Andreas dan Stella, berkata: "Kak Andreas, Kak Stella, kalian juga datang."

Karena insiden yang terjadi dengan Tiffanny, Andreas pun menjadi semakin cuek menanggapi Melody. Sehingga dia hanya meliriknya dengan dingin, lalu segera mengalihkan pandangannya, kembali mencari sosok Marco.

Tetapi Stella memang sudah selalu cuek terhadap Melody, sehingga dia hanya bersenandung pelan, lalu mengabaikannya. Dia segera berkata kepada Andreas: "Sudahkah kamu menemukannya?"

Andreas menggeleng pelan, dia masih enggan untuk berkata-kata.

Melody tersenyum, semakin lama semakin merasa canggung. Dia pun menggertakkan giginya, masih memasang senyuman hangat dengan penuh martabat di wajahnya: "Kak Andreas, kalian pasti sedang mencari Ibu Shen dan Paman Lu bukan? Kalau begitu aku akan mengantar kalian."

Usai berkata, Melody berbalik, lalu melangkah ke depan. Dia sungguh tidak menyangka Andreas akan memberinya reaksi seperti itu, tetapi dia tetap melanjutkan aktingnya, "Kak Andreas, apakah kalian tidak akan pergi bersamaku?"

Meskipun Stella tidak tahu mengapa adik laki-lakinya itu dapat menjadi begitu membenci Melody sampai mengabaikannya, namun masih baik jika ada sesorang yang ingin mengantar mereka. Sehingga dia pun menarik lengan Andreas, lalu segera menyusul Melody, kemudian mengucapkan terima kasih sambil tersenyum.

Di ruang utama rumah Keluarga Tsu, Jason dan Violet sedang berbincang dan bercanda tawa dengan Marco. Pada saat yang bersamaan, Melody mendorong pintu, lalu masuk ke dalam: "Ibu Shen, Paman Lu, aku telah mengantar Kak Andreas dan Kak Stella masuk."

Stella yang menggandeng Andreas pun masuk ke dalam. Sesaat kemudian, ada sebuah senyuman muncul di wajahnya: "Ayah, Ibu, kami telah tiba. Halo Paman Tsu, kami doakan agar kamu mendapat umur panjang."

Meskipun Andreas tidak bersikap terlalu dingin terhadap Marco, namun bagaimanapun juga, pada kesempatan ini, Andreas masih menggerakkan otot pada wajahnya, menunjukkan senyuman hangat tanpa perasaan apapun di dalam hatinya: "Paman Tsu."

Marco tersenyum pada Andreas, mengangguk, dan tertawa: "Ucapan Stella memang masih terdengar manis."

Melihat Andreas yang telah tiba, Violet pun berjalan mendekat dengan senyuman di wajahnya, menggandeng Melody lalu menariknya ke depan Marco, ada kepuasannya di dalam hatinya yang tidak disembunyikan: "Kakak Tsu, Melody benar-benar rajin, dia sungguh bertanggung jawab atas pesta sebesar ini. Tidak seperti Andreas, dia memiliki otak yang sangat cerdas tetapi tidak memiliki kecerdasan secara emosional. Dia sungguh adalah cetakan dari ayahnya."

Jason yang merupakan orang tidak bersalah, mendesah dengan tidak berdaya: "Melody, bagaimana bisa kamu menyalahkanku?"

Marco tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu ini sungguh terlalu sopan. Untuk apa datang terlalu awal, aku pun adalah kakek yang sudah tua, tidak dapat menyambutnya. Melody memang datang lebih awal, tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang gadis. Karena dengan memiliki sikap yang bertanggung jawab, dia berharap dapat menikah dengan seseorang yang baik. "

"Tidak seperti keluargamu, dalam hal ini kalian begitu ahli."

Awalnya Violet masih menatap Jason, tetapi setelah mendengar kata-kata Marco, tatapannya menjadi masam, lalu dia pun menghela napas: "Kakak Tsu, sudah jangan sebutkan hal itu. Memangnya kenapa jika memiliki kemampuan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lihatlah Andreas, dia sudah sangat besar, aku masih saja harus mengkhawatirkan dirinya."

Sambil berkata, seluruh pandangan Violet tertuju pada Andreas, ada keraguan di dalam tatapannya itu, karena melihat Andreas tidak membawa Tiffanny bersamanya.

Secara alami Marco tentu tahu apa arti kata-kata Violet itu, ada garis senyuman di matanya. Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menepuk pundak Melody sambil tersenyum: "Melody, sepertinya pesta ini akan segera dimulai, kalau begitu ajaklah Andreas berkeliling terlebih dulu."

Sungguh jelas bahwa dia ingin menjodohkan Andreas dengan wanita itu. Wajar saja jika Melody tidak akan menolaknya. Dia mengangguk dengan patuh, lalu mengampiri Andreas: "Kak Andreas, kamu sudah lama tidak berkunjung ke rumahku. Maka dari itu aku akan mengajakmu berkeliling."

Tentu saja Andreas tidak dapat menolaknya. Dia berpaling menatap Stella, lalu berkata: "Kak, tampaknya mereka harus melakukan sesuatu. Ayo kita pergi berkeliling-liling saja."

Melihat tatapan Andreas yang penuh dengan ancaman, bagaimana Stella dapat berbaik hati menolak "kebaikan" adiknya itu. Dia pun mengangguk, meraih lengan Andreas, lalu melambai kepada Marco: "Paman Tsu, aku akan pergi dulu bersama Andreas, sampai jumpa di pesta nanti."

Usai kata-kata diucapkan, Andreas pun berbalik, lalu menarik Stella keluar, bersama dengan Melody yang memimpin di depan dengan senyuman di wajahnya.

Melihat ketiga orang itu berjalan pergi, Marco pun tertawa: "Hidup menjadi anak muda memang menyenangkan."

Jason mengangguk pelan, tidak dapat menahan tetapi dengan penuh emosi mendesah: "Memang harus membiarkan para generasi muda pergi memilih jalan mereka sendiri, sehingga mereka baru dapat bisa masuk ke dunia milik mereka."

Marco menatap Jason dengan tajam, lalu berkata sambil tersenyum: "Ya, benar. Tidak terasa saat ini aku umurku sudah bertambah satu tahun lagi. Di masa depan, generasi muda itu akan memainkan peran mereka masing-masing."

Di sisi lain, setelah Melody mengajak Stella dan Andreas berkeliling, Melody yang masih memiliki senyuman yang anggun dan sopan itu berkata: "Kak Andreas, biarkan aku mengajak kalian berkeliling."

Begitu meninggalkan ruangan utama itu, wajah Andreas dalam sekejap berubah. Dia menatap ke arah Melody dengan tatapan yang datar, lalu berkata: "Tidak perlu."

Usai berkata, Andreas menarik Stella berjalan ke sebuah tempat duduk tidak jauh dari situ.

Tak jauh dari situ, tampak ada Caterina yang dengan sangat waspada melihat Andreas menggendong wanita di tangannya, namun saat melihat bahwa itu adalah Stella, dia pun seegera melangkah maju dengan senyuman di wajahnya: "Kak Stella."

Andreas mengangguk pelan, ada keraguan di tatapannya: "Mengapa kamu ada di sini? Dimana kakakmu?"

Caterina menjawab dengan jujur: "Kakakku sedang sangat sibuk. Aku datang karena telah diundang oleh Melody."

Andreas pun mengangguk, lalu tidak bertanya lagi. Namun, ketika Stella melihat Caterina, wajahnya dipenuhi dengan ejekan: "Apakah akhirnya kamu bersedia untuk muncul juga?"

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu