Precious Moment - Bab 260 Wanita Ini Semakin Ahli

Melody Tsu dan Taylor Yang menyaksikan Tiffanny Wen pergi dengan sorot mata muram.

Setelah Tiffanny Wen berdua meninggalkan kafe, Taylor Yang baru bangkit dan menutup pintu ruang pesanan khusus.

Begitu pintu ditutup, Melody Tsu yang lepas kendali mulai memukul meja, suara yang keras membuat Taylor Yang tanpa sadar menciut.

Setelah sekian lama bekerja dengan Melody Tsu, ini pertama kalinya Taylor Yang melihat Melody Tsu lepas kendali, sedikit terkejut: Sepertinya Tiffanny Wen memang musuh bebuyutan Nona Besar* ...

Walau berpikir begitu, Taylor Yang segera kembali ke Melody Tsu dan menghibur: "Nona Besar*, tenanglah, tidak layak kalau sampai tubuh rusak karena marah."

Melody Tsu akhirnya tidak perlu bersabar lagi. Semua kebencian dan rasa tidak rela nya meledak dan dadanya naik turun dengan kencang: "Aku juga ingin tenang. Katakan padaku, bagaimana aku bisa tenang, bertemu masalah seperti begini bagaimana aku bisa tenang!!"

"Aku, Melody Tsu sampai sebesar sekarang! Yang berani membiarkan diriku menunggu begitu lama, hanya dia Tiffanny Wen satu-satunya! Yang berani memperlakukanku seperti ini, hanya dia Tiffanny Wen satu-satunya!!"

"Taylor Yang, coba kamu katakan, atas dasar apa, aku sebagai Nona Besar Keluarga Tsu*, selalu ditekan olehnya yang hanya seorang putri terlantar dari keluarga Wen? Di tempat kerja, Andreas Lu selalu melindunginya! Dia melindunginya tanpa syarat! Terakhir kali aku bahkan sampai hati merugikan Perusahaan Besar Tsu, dengan menjual dokumen ke Boutiqoue Groups, tetapi apa yang terjadi? Andreas Lu si bajingan itu malah mencarikan kambing hitam untuk Tiffanny Wen! Sekarang bekerja sama, dia masih rela menyerahkan hal yang begitu penting pada Tiffanny Wen, membiarkan dia melakukannya, membiarkan dia mempersulitku! "

"Lalu, apa gunanya aku menjual informasi itu kepada Boutiqoue Groups? Bukankah aku hanya akan menjadi lelucon?"

Setelah Melody Tsu mengutuk sejenak, amarahnya pun perlahan menghilang, tiba-tiba teringat bahwa Taylor Yang masih di sampingnya, demi menjaga image yang lebih baik, Melody Tsu diam-diam mengatur pernapasannya dan berusaha menenangkan diri.

Namun, meskipun amarah di hati Melody Tsu berangsur-angsur padam, rasa tidak rela dan kebencian dalam hatinya tidak bisa dipadamkan ...

Air muka Melody Tsu berangsur-angsur menjadi tenang, tetapi kedua tangannya kembali mengepal kencang, dan rasa sakit dikarenakan kukunya yang menancap telapak tangannya tidak bisa diredakan, Melody Tsu sedikit menyipitkan matanya, kelopak matanya berkedip penuh keengganan, membuat sesak.

Mengapa, baik Kak Andreas dan nenek, semuanya terpesona oleh si wanita hina Tiffanny Wen, bagian mana dirinya yang tidak sebanding dengan wanita hina itu? Jelas-jelas dia adalah sahabat dari kecil Kak Andreas, mengapa dia enggan untuk melihat walau cuman sekilas? Tapi malah jatuh cinta dengan si wanita hina Tiffanny Wen??! Kenapa, jelas dia bisa dikatakan tumbuh besar di mata neneknya, tapi kenapa dia lebih memilih Tiffanny Wen yang orang luar, daripada berdiri di pihaknya?? Mengapa?? Tiffanny Wen punya kebagusan apa??

Taylor Yang tahu bahwa Melody Tsu saat ini sudah terlalu marah, dan tidak ada gunanya untuk membujuknya sekarang, malahan akan membuatnya terkena semburan api, jadi Taylor Yang secara sadar menjadi seorang pendengar, sambil kadang-kadang ikut berkata: "Betul sekali, Tiffanny Wen si wanita hina itu tidak sebanding dengan Nona Besar*. Baru memiliki sedikit kekuasaan saja matanya sudah di atas, berhati sempit, mana pantas berebut Tuan Muda Lu dengan Nona Besar.”

Melody Tsu melirik ke arah Taylor Yang yang ada di sampingnya, merasa bahwa apa yang dia katakan masuk akal, jadi dia juga tidak menyela, membiarkan dia lanjut berbicara.

Taylor Yang tentu memahami pikiran Melody Tsu, di lubuk hatinya terasa getir, sebenarnya dirinya hanya ingin membujuk Nona Besar*, mengapa sekarang Nona Besar* malah ingin dirinya terus memaki Tiffanny Wen. Meskipun Tiffanny Wen benar-benar menyebalkan, tapi dia tidak pandai memaki orang ...

Tetapi setelah Taylor Yang melihat bahwa setelah dia mengatakan beberapa patah kata tentang Tiffanny Wen, suasana hati Melody Tsu tampaknya membaik, jadi dia hanya bisa melampiaskan semua ketidakpuasannya kepada Tiffanny Wen.

"Nona Besar*, jangan khawatir, Tiffanny Wen hanyalah cacing malang yang tidak punya rumah. Dia bahkan bukan burung pipit, masih ingin terbang, apalagi terbang ke dahan untuk menjadi burung phoenix. Itu hanyalah angan-angan. "

"Dia hanyalah orang hina yang punya pandangan picik. Setelah mendapatkan sedikit kekuasaan, dia hanya berpikir membalas dendam terhadap orang lain. Sekarang Nyonya Tua Lu* dan Tuan Muda Lu** hanya telah dikelabuinya. Ketika mereka benar-benar melihat wajah aslinya yang kotor, pasti akan menyadari bahwa Nona Besar* adalah satu-satunya keberadaan yang paling layak bagi Tuan Muda Lu**. Saat itu, Tiffanny Wen, seorang direktur kecil, akan kembali menjadi putri terlantar dari keluarga Wen. Bagaimana dia bisa masuk ke dunia kalian, dia dan kita tidak berada di dunia yang sama. "

Mendengar Taylor Yang terus-menerus mengatakan hal buruk tentang Tiffanny Wen, mungkin semacam pembangkit semangat, suasana Melody Tsu memang lebih baik. Rasa superioritas yang tak dapat dijelaskan muncul, bibirnya pun semakin melengkung tanpa sadar.

Tiffanny Wen, kamu berpuas dirilah selama beberapa hari lagi, suatu hari nanti, aku akan mengusirmu dari samping Kak Andreas. Hanya aku yang layak untuknya!

Di sisi lain, Tiffanny Wen dan Jennifer Xia kembali ke kantor dengan membawa dokumen yang telah dipersiapkan Melody Tsu, tadi di kedai kopi, Tiffanny Wen sama sekali belum melihat kontrak Melody Tsu.

Adapun kondisi lain yang menurut Tiffanny Wen tetap tidak berubah, nyatanya ia sama sekali tidak memiliki intinya, karena ia bahkan tidak mengetahui syarat apa yang dimiliki Melody Tsu selain tentang modal dan saham.

Jadi begitu Tiffanny Wen kembali ke kantor, dia buru-buru mengeluarkan kontraknya dan melihatnya dengan hati-hati.

Setelah melalui beberapa review, akhirnya Tiffanny Wen menghela nafas lega, karena persyaratan lain yang dikemukakan oleh pihak Melody Tsu sepenuhnya dapat diterima Tiffanny Wen, kecuali beberapa hal yang perlu ditambahkan, hal lain dapat langsung diterima tinggal disalin saja.

Jadi Tiffanny Wen pun mulai menggerakkan jarinya, membuka file, lalu tangan Tiffanny Wen mulai menari di atas keyboard.

Tidak lama, Tiffanny Wen datang ke kantor Andreas Lu dengan kontrak yang sudah selesai diedit.

Saat Andreas Lu melihat Tiffanny Wen memasuki pintu, dia mengangkat alisnya, seringai di sudut bibirnya kelihatan jelas, mengolok Tiffanny Wen, "Kenapa, tidak menghindar lagi? Tidak meminta Dave Gu untuk memberitahu ku?"

Tiffanny Wen memutar matanya tanpa suara. Kenapa dia lupa kalau Andreas Lu juga punya sifat suka menyimpan dendam? Tiffanny Wen kembali memandangi Andreas Lu sekilas, tidak mempedulikan olokannya, langsung berjalan maju menghampiri, meyerahkan kontrak kerja sama kepada Andreas Lu: "Ini kontrak kerjasama dengan Perusahaan Besar Tsu, aku hanya datang untuk menunjukkan ini padamu, bagaimana menurutmu."

Andreas Lu mengangkat alisnya sedikit, dan mengambil kontrak dari Tiffanny Wen. Dia melihatnya sebentar, matanya bersinar, menatap Tiffanny Wen dengan heran.

"Ini kamu yang buat?"

Tiffanny Wen berkata dalam hati, "Ya, katakan saja bisa atau tidak. Jika tidak bisa, aku akan mengubahnya."

Andreas Lu memandang ekspresi sedih Tiffanny Wen di wajahnya, dan terkekeh: "Tidak, ini bagus, aku hanya ragu kamu bisa membuatnya sebagus ini."

Tiffanny Wen mendengus pelan, "Jadi maksudmu kamu tidak punya harapan terlalu bagus untukku? Kalau begitu kamu memintaku bertanggung jawab penuh, kamu sedang mencoba menjerat ku?"

Andreas Lu terbatuk pelan karena canggung. Bahkan, sebenarnya dia memang berniat mengerjai Tiffanny Wen sejak awal ... Tidak disangka akan ketahuan ...

"Tidak, kamu melakukan pekerjaan dengan baik kali ini. Suasana hatiku sedang baik, aku akan memberimu hadiah. Hadiah apa yang kamu inginkan? Atau aku undang kamu makan malam saja?"

Tiffanny Wen menggelengkan kepalanya dengan pelan: "Tidak, siapa yang tahu jika kamu lupa bahwa mulutmu sedang terluka."

Bibir Andreas Lu bergerak-gerak. Wanita ini semakin ahli, bahkan berani mengolok dirinya: "Lalu kamu mau apa?"

Tiffanny Wen berpikir sejenak, "Aku sendiri yang makan tidak akan membuatmu miskin. Mengapa tidak panggil beberapa orang lagi."

Andreas Lu agak bingung, tetapi dia setuju, "Oke, meskipun kamu ingin mengundang seluruh departemen desain, tetap tidak akan membuatku miskin."

Tiffanny Wen tersenyum ceria: "Kamu yang ngomong loh ya."

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu