Precious Moment - Bab 278 Berpindah Karena Emergensi

Ini pertama kalinya Andreas Lu dan Tiffanny Wen tidur sangat berdekatan. Meski menggunakan kantong tidur masing-masing, dan tidak benar-benar berbagi ranjang yang sama, tetapi Andreas Lu percaya bahwa momen itu tidak jauh di depan mata.

Melihat Tiffanny Wen yang dekat dengannya, meskipun ia membelakanginya, tapi aroma unik yang dimiliki Tifanny Wen selalu dapat tercium sampai ke hidung Andreas Lu.

Andreas Lu berbalik tanpa suara, senyum di matanya menjadi sedikit lebih menunjukkan kemenangan.

Kamu adalah milikku.

Tiffanny Wen juga tidak tahu kenapa. Jelas-jelas ada orang mesum yang berbahaya di sampingnya, tapi dia tidur dengan sangat nyenyak sehingga guntur besar tidak akan membangunkannya ...

"Tiffanny Wen, Tiffanny Wen, babi, bangunlah, babi."

"Kamulah yang babi."

Mendegar panggilan yang terasa jauh dan dekat, Tifanny Wen barulah dengan susah payah mengambil kembali kendali, dan begitu dia membuka matanya, dia melihat Andreas Lu terlihat serius.

Tiffanny Wen mengusap matanya dan duduk.

"Ada apa? Apa yang terjadi?"

Andreas Lu memandang Tiffanny Wen yang berskpresi kebingungan. Ekspresinya agak tidak berdaya, tapi tangannya tidak diam. Dia membantu Tiffanny Wen mengemasi tasnya: "Di luar hujan deras, dan sudah berlangsung dua kali. Bagian darat sungai akan melonjak dan di sini akan banjir. Dalam waktu kurang dari satu jam, karena tempat ini berada di dataran rendah jadi akan tergenang air. "

Mendengar kabar tersebut, Tiffanny Wen kembali sigap dalam sekejap, Tiffanny Wen mendengar angin menderu di luar dan suara hujan deras menghantam tenda, seperti hujan es yang menghantam tembok.

Melihat Tiffanny Wen akhirnya kembali sigap, Andreas Lu menyerahkan tasnya: "Sekarang situasi di luar agak berantakan. Aku akan keluar dan memberi perintah untuk yang lain, kamu berhati-hatilah disini."

Tiffanny Wen langsung sadar dengan keburukan dari situasinya, ia mengangguk dan mulai memakai sepatunya, sementara Andreas Lu keluar lebih dulu.

Begitu Andreas Lu keluar dari tenda, hujan deras dan angin menderu membuat orang tidak bisa membuka mata, Andreas Lu menyipitkan matanya sedikit dan melihat banyak orang yang sudah bangun. Mereka telah meyingkirkan semua tenda, berkemas dan telah pergi.

Saat ini, Jennifer Xia mendekati Andreas Lu: "Tuan Lu, aku sudah sering ke sini. Aku familiar dengan tempat ini. Aku juga tahu bahwa ada tempat yang aman untuk bersembunyi dari hujan. Itu adalah gua alami. Gua itu sangat besar, dan pasti bisa menampung begitu banyak dari kita. "

"Apakah kamu ingat jalannya?"

Jennifer Xia mengangguk, "Aku pernah ke gua itu lebih dari tiga kali, dan lokasinya mudah ditemukan."

“Kalau begitu baiklah.” Andreas Lu sedikit lega ketika mendengar berita itu, lalu berdehem dan mulai memerintahkan: “Semuanya! Bawalah barangmu dan sentermu! Dengan pimpinan Jennifer Xia, semua ikuti migrasi! Bawalah barang-barang berharga dan senter kalian, jangan bawa yang lain! Ikuti terus Jennifer Xia dan migrasi secepat mungkin! "

Begitu ada seorang yang memberi instruksi, semua orang tidak lagi panik. Dengan instruksi Andreas Lu, semua orang pergi membawa barang berharga mereka dan senter, barang lainnya ditinggalkan di kamp.

Melihat sisi Louis mulai perlahan berpindah, Melody Tsu pun juga ikutan sigap dan berteriak: "Ikuti instruksi Louis! Ikuti pasukan Louis!"

Begitu Tiffanny Wen keluar dari tenda, dia baru saja mendengar instruksi aneh Melody Tsu, dan sudut mulutnya terangkat, instuksi aneh apa itu.

Tapi saat ini, dia hanya bisa mengeluh dalam hati, karena setelah keluar dari tenda, Tiffanny Wen langsung diterka oleh angin kencang dan hujan yang membuatnya tidak bisa membuka matanya sama sekali.

"BOOM!!!"

Tiba-tiba datanglah sebuah guntur besar, suaranya mengagetkan Tiffanny Wen yang tadinya sangat takut hingga tidak bisa membuka matanya, kini akhirnya membukanya. Melody Tsu pun juga memanfaatkan momen ini untuk bergegas menuju Andreas Lu, menggigil dan berpura-pura menyedihkan: " Kak Andreas, menurutmu berapa lama lagi hujan akan berhenti. "

“Aku tidak tahu,” jawab Andreas Lu dengan ringan, da melepaskan tangan Melody Tsu, lalu berjalan menuju Tiffanny Wen.

"Kenapa lambat sekali, cepatlah, kita tidak punya banyak waktu, jika hujan semakin besar, kita akan kesulitan kabur dari banjir saat itu."

Sambil berbicara, Andreas Lu menarik Tiffanny Wen dan berjalan menuju rombongan melewati Melody Tsu. Tiffanny Wen melihat kebencian yang mendalam di matanya, Tiffanny Wen juga memberikan dengusan kecil untuk menghina Melody Tsu, yang bersamaan meledak ke telinga Melody Tsu dengan suara petir.

"Jennifer Xia, kamu terus memimpin jalan, rombongan besar, perhatikan kaki kalian sekarang karena jalan mulai licin, jangan berjalan terlalu dekat untuk menghindari reaksi berantai! Melody Tsu, setelah kamu keuar dari rombongan, ingatlah untuk tidak ketinggalan!"

Dengan senter, semua orang berjalan perlahan mendaki gunung di bawah kepemimpinan Jennifer Xia. Sepanjang jalan, Andreas Lu memegang tangan Tiffanny Wen, tetapi ketika sampai ke belakang, jalannya agak sulit. Bahkan Andreas Lu hampir terjatuh beberapa kali.

"Andreas Lu, jalanannya mulai sulit sekarang, kamu harus jalan dulu, aku akan mengikuti kamu dari belakang."

Andreas Lu sedikit khawatir, menoleh dan melihat ke arah Tiffanny Wen: "Tidak, aku khawatir karena setiap kali kamu menghilang dari pandanganku walau sebentar saja, sesuatu akan terjadi. Jika hal seperti itu terjadi lagi dan kau mengalami kecelakaan. Itu akan sulit. ​​"

Meskipun Tiffanny Wen tahu bahwa Andreas Lu seperti ini deminya, tapi dia tidak ingin menyulitkan Andreas Lu di dalam situasi seperti ini, jadi Tiffanny Wen langsung mengulurkan tangannya.

"Andreas Lu, kamu hanya perlu jalan baik-baik. Aku akan mengikutimu. Aku tidak akan pergi kemana-mana."

Andreas Lu masih memandang Tiffanny Wen dengan sangat tidak percaya, tetapi melihat Tiffanny Wen dengan penampilan tegas, Andreas Lu memilih untuk percaya pada Tiffanny Wen.

"Baiklah, maka kamu harus berhati-hati."

Setelah selesai bicara, Andreas Lu terus memanjat, melihat ke belakang dari waktu ke waktu, dan Tiffanny Wen memutar matanya ke arahnya.

Karena hujan, tanah di jalan pegunungan berangsur-angsur berubah menjadi lumpur tipis, dan sepatu mereka perlahan menjadi lebih berat saat mereka berjalan, kekuatan fisik Tiffanny Wen pun tidak dapat mengimbangi.

"Andreas Lu, pergilah dulu, aku akan mengikis lumpur dari sol sepatu."

Andreas Lu mengerutkan kening dan menatap Tiffanny Wen: "Bagaimana kalau kamu kugendong."

Tiffanny Wen menggelengkan kepalanya dengan perlahan: "Di saat seperti ini, jika kamu menggendongku di punggungmu, kamu akan mudah jatuh, bahkan kita dapat jatuh bersama. Keuntungannya tidak sebanding dengan kerugiannya."

"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja."

Melihat Tiffanny Wen yang keras kepala, Andreas Lu tahu bahwa dia tidak bisa membujuknya, jadi dia menghela nafas tanpa daya, dan kemudian terus bergerak maju: "Hati-hati."

Tiffanny Wen sedikit terdiam, sejak kapan Andreas Lu menjadi bawel. Kemudian Tiffanny Wen mulai menyalakan lampu dengan senter, melepas sepatu dan mulai mengikis tanah di alas sepatunya.

"Untungnya, aku pintar. Aku memakai sepatu olahraga khusus ketika datang. Jika datang dengan sepatu hak tinggi, akan sangat buruk dalam cuaca seperti ini ..."

Namun, ketika Tiffanny Wen sedang duduk di atas batu dan mengikis sepatunya, seseorang dengan kebencian yang semakin kuat di matanya, perlahan mendekati Tiffanny Wen ...

Tiffanny Wen hanya merasakan kekuatan yang datang tiba-tiba, dan kemudian sepatunya lepas dari pegangannya, senternya jatuh ke tanah, dan hanya garis hitam yang terlihat dalam kegelapan ...

Yang terjadi selanjutnya adalah otaknya dipenuhi kekosongan dan yang hanya ia bisa dengar adalah sebuah dengungan...

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu