Precious Moment - Bab 389 Kamu melamar dan aku menikahimu

Mendengar perkataan Andreas Lu yang penuh kasih saying, dan menatap mata yang penuh cinta, detak jantung Tiffanny Wen seperti berhenti, kemudian merasakan dirinya sendiri hangat, dan seperti ada angin hangat berhembus, sedikit gatal, tetapi sangat nyaman.

Tiffanny Wen tertawa, lalu berkata: “Baiklah, kamu menikah, dan aku akan menikahimu!”

Andreas Lu mendengar ini, dan tidak bias mempercayai semua, lalu berkata dengan cepat: “Benarkah?”

Tiffanny Wen mengangkat alisnya, dan menatap Andreas Lu, dan berkata dengan marah: “Bukankah kamu setiap hari selalu mengatakannya di telingaku bahwa aku adalah milikmu, seumur hidup akan selalu mengikutiku. Aku yang mendengarnya merasa risih, sampai dimana hari aku telah memutuskannya, dan menurutku kamu adalah orang yang bias benar-benar untuk di percaya, aku menikahimu! Dan kamu menjadi istriku.”

Andreas Lu mendengar kata-kata itu, tidak peduli dengan ekspresi kesal Tiffanny Wen, dan seluruh pikirannya adalah Tiffanny Wen setuju, dia akan menjadi istriku, dan menyetujui untuk menikah denganku, sudut bibirku pun terangkat, kemudian ekspresi wajah seperti orang yang paling bahagia di dunia ini, dengan cepat berkata: “Aku akan mengingatnya, aku bias menunggumu, tetapi kamu harus menjadi istriku. Dan seumur hidup menjadi milikku!”

“Aduh, aku hanya mengatakan setelah aku memikirkannya akan menikah denganmu, kamu jangan mengira aku telah menyetujuimu, oke! Dan mengatakan seumur hidup, kenapa kamu begitu sombong!” Tiffanny Wen memandang ekspresi wajah Andreas Lu yang konyol, dan hatinya senang, dan mengingatkannya.

Andreas Lu mengangkat alisnya, dan tersenyum nakal, “Ck, bukankah kamu menyukai penampilanku yang sombong ini?”

“Minggir, siapa yang suka, kamu jangan terlalu narsis yah!” Tiffanny Wen tersenyum dan mendorong Andreas Lu.

“Narsis? Aku piker, kamu akan segera mengetahuinya apakah aku itu narsis.“ Kata Andreas Lu, tersenyum nakal, dan menciumnya.

Tiffanny Wen terkejut, melihat senyuman di mata Andreas Lu, kemudian tubuhnya santai, menutup matanya dan menikmati ciuman dengan Andreas Lu.

Setelah beberapa saat, Andreas Lu mengangkat kepalanya dengan senyuman di wajahnya, dan melihat kakinya, sudut matanya dipenuhi dengan sanjungan, dan wajah memerah dari Tiffanny Wen, tersenyum dan berkata: “Lihatlah wajahmu yang tersipu, dan wajah yang lembut, masih berani mengatakan aku narsis?”

Setelah ciuman itu Andreas Lu berbicara dengan suara serak, dan membuatnya sangat seksi, Tiffanny Wen mendengar suaranya berpikir untung saja dia bukan suara bass, jika tidak dari awal sudah di jatuhkan olehnya, dan menyuruhnya untuk mengatakan hal yang paling dia sukai, dan mengatakannya di samping telinga.

“Kenapa, masih menginginkannya?” Andreas Lu menjilat sudut bibirnya, dan menatap Tiffanny Wen, kemudian ingin menciumnya lagi.

Tiffanny Wen sangat ketakutan, sehingga buru-buru menutup bibirnya, dengan cepat berkata: “Sudahlah. Sudah terlambat, kamu benar-benar harus pergi!”

Andreas Lu mendengar itu, tidak menjawab, mengulurkan tangan, dan menjilat punggung tangan Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen merasakan basah di tangannya, dengan cepat menarik tangannya, dan menatap lurus Andreas Lu. Tetapi tidak tahu kenapa matanya tidak terkejut, malah menjadi tertarik.

Tatapan Andreas Lu yang seperti tidak ingin pergi.

Andreas Lu menundukkan kepala, dengan mata yang hitam bulat menatap Tiffanny Wen.

Tiffanny Wen menatap Andreas Lu, dengan tatapan mata yang seperti ingin memukulnya sampai patah tulang, sedikit malu, dan berkata: “Aku sudah lelah, ingin istirahat, kamu cepat pergi!”

Andreas Lu melihat Tiffanny Wen yang mengelak, menghela nafas, dan berkata: “Baiklah, tetapi sebelum pergi aku ingin sebuah ciuman selamat malam.”

Tiffanny Wen mendengarnya, mengira Andreas Lu yang ingin menciumnya, dan segera menutup mulutnya.

Andreas Lu melihat itu, tertawa, kenapa Fanny begitu imut!

Andreas Lu menunduk dan mencium kening Tiffanny Wen, dan berkata dengan lembut kepada Tiffanny Wen: “Sudahlah, aku hanya bercanda, aku benar-benar akan pulang! Kamu cepat istirahat, besok aku akan datang dan mengantarkanmu ke kantor.”

Tiffanny Wen mengangguk, dan berkata dengan cepat: “Baiklah, aku tahu.”

Tiffanny Wen mendengar suara pintu ditutup, dan tidak bisa tenang beberapa waktu,

Setelah beberapa saat, Tiffanny Wen bangkut, tersenyum di sudut matanya, dan berjalan ke kamar mandi.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu