Precious Moment - Bab 94 Pengantin dipersilahkan naik ke atas panggung

Tiffanny Wen menyodok Hanson Wen setiap kali dia berkata, dia berkata dan semakin marah. Kecepatan bicara secara alami menjadi semakin cepat, sedangkan Hanson Wen yang saat itu hanya menatap Tiffanny Wen dengan ekspresi rumit. Tetapi, Tiffanny Wen tidak ingin mengerti maksud dari tatapan Hanson Wen.

Tiffanny Wen mencibir sambil melangkah mundur, menatapi Hanson Wen dan Tania Qin, sudut mulutnya terangkat "Berdasarkan yang kamu katakan bahwa masalah ini sudah seperti ini, tetapi menurutku, itu belum tentu akan seperti itu."

Hanson Wen mengerutkan kening, dan menatap Tiffanny Wen dengan tatapan yang rumit sambil mendesah "Tiffanny, patuhlah, ibumu....."

"Jangan menyebutkan ibuku ! Kamu tidak pantas !" Tiffanny Wen menyela pembicaraan Hanson Wen, matanya memerah dan nada bicaranya menjadi sedikit lebih besar "Kamu dan Tania Qin, yang satu mengganggu kuburan ibuku, yang satu lagi mengganggu ketenangannya, benar-benar pembagian kerja yang sempurna. Sekarang, berkali-kali mengancamku dengan abu ibuku, apakah kalian masih memiliki nilai kemanusiaan ??!! Apakah kalian tidak takut masuk neraka setelah mati !!?? Apakah kalian masih bisa tidur dengan nyenyak ??!! Apakah kalian tidak takut bahwa ibuku akan mendatangi kalian ??!!"

Nada besar Tiffanny Wen membuat lingkungan sekitar menjadi hening sejenak, selanjutnya, tiap-tiap mata orang tertuju ke arah tangga, melihat keraguan di mata Hanson Wen dan Tania Qin serta melihat Tiffanny Wen yang memakai gaun pengantin dengan tatapan galak dan dengan tubuh yang menggigil, para tamu disekitarnya merasa lega. Lagi pula, tidak ada gadis normal yang mau menikah dengan orang bodoh.

Para tamu melirik simpatik pada Tiffanny Wen, kemudian melanjutkan berbicara dengan satu sama lain, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Tetapi kata-kata Tiffanny Wen membuat wajah Hanson Wen dan Tania Qin menjadi pucat, bukan karena ditakuti oleh Tiffanny Wen, melainkan karena mereka takut bahwa suara keras Tiffanny Wen akan menyebabkan keributan di antara para tamu. Bahkan yang membuat Tania Qin tidak menyangka adalah bahwa para tamu tampaknya mengerti sesuatu dan mengalihkan pandangan setelah memberikan tatapan simpatik kepada Tiffanny Wen, yang membuat Tania Qin menelan kata-kata penjelasan yang sudah disiapkannya untuk para tamu.

Hanson Wen menatap mata Tiffanny Wen yang memerah dan tubuhnya yang bergetar itu dengan tatapan kebingungan. Setelah beberapa saat, Hanson Wen menghela napas sambil berkata, "Aku melakukan ini demi perusahaan."

Tania Qin yang melihat situasi tersebut, segera merangkul lengan Hanson Wen, dan berkata kepada Tiffanny Wen dengan ekspresi membela Hanson Wen "Benar, keluarga Wen begitu susah payah membesarkanmu, sekarang, keluarga Wen sedang dalam kesulitan, bukankah ini adalah waktumu untuk membalas budi ? Bukankah itu hanya sebuah pernikahan ? Tidak ada yang perlu dikeluhkan, cepat atau lambat, anak perempuan pasti akan menikah."

"Benar, kakakku." Jessica Qin juga mengikuti gaya Tania Qin untuk merangkul lengan Hanson Wen dan memandang Tiffanny Wen dengan tatapan sedih, tetapi ada maksud di balik tatapannya itu "Dan keluarga Chu adalah orang kaya. Pada saat itu, kamu adalah nyonya muda dari keluarga Chu, kamu akan menikmati kekayaan yang tanpa akhir di masa depan ! Aku yang sebagai adikmu saja sangat iri denganmu."

Tiffanny Wen menarik napas dalam-dalam untuk menahan kebencian di hatinya, menenangkan nada bicaranya, dan kemudian menatap dingin ke Tania Qin dan Jessica Qin.

Benar saja, mereka adalah ibu dan anak, mereka memiliki keterampilan akting yang sama persis.

Mengingat ini, Tiffanny Wen menatap Jessica Qin dengan dingin, kebencian di dalam matanya terlihat lebih jelas "Jika adik begitu iri, bagaimana kalau aku memberikan kesempatan besar untuk menikmati kekayaan ini kepadamu ?"

Wajah Jessica Qin penuh dengan senyuman minta maaf, cahaya dingin di mata berangsur-angsur nyala.

"Bagaimana boleh, bagaimana aku tega merebut kebahagiaan dan kesempatan milik kakakku ? Kakak pergilah dengan tenang, sudah ada yang mempersiapkan masa depan adikmu ini."

Meskipun Tiffanny Wen sedang berbicara dengan Jessica Qin, namun sebenarnya dia sedang diam-diam mengamati reaksi Hanson Wen. Tetapi, dia mendapati bahwa Hanson Wen sama sekali tidak melihat dirinya, dan malah menatap Jessica Qin dengan tatapan bersalah.

Tiffanny Wen mencibir di dalam hatinya, amarahnya berangsur-angsur menghilang, dan hatinya perlahan-lahan mendingin, terlihat jelas kekecewaan di matanya.

Sayangnya, Hanson Wen tidak melihat adegan ini, sedangkan Tania Qin semakin membanggakan diri.

Tiffanny Wen mencibir dan berbalik, dia tidak ingin membiarkan ekspresi jelek Tania Qin dan yang lainnya mencemari matanya.

Pada saat ini, seorang pembawa acara yang mengenakan gaun biru muda, menampakkan pinggangnya yang ramping, ekor yang pendek, berayun dengan langkah di belakang, riasan yang indah, menampilkan temperamen yang tenang dan elegan. Dia berdiri di depan panggung dengan senyuman tipis di bibirnya, mengangkat mikrofon dan berkata "Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi tuan muda keluarga Chu yaitu Martin Chu dengan nona pertama keluarga Wen, terima kasih kepada para tamu yang hadir, dalam kesibukan......"

Dengan antusias, Tania Qin berjalan ke samping Tiffanny Wen, dan menarik paksa tangan Tiffanny Wen untuk menuju ke area belakang.

Tiffanny Wen berusaha melawannya dengan sekuat tenaga, Tania Qin menoleh dan menatap Tiffanny Wen dengan dingin, mata Tania Qin penuh dengan peringatan yang tak bisa diungkapkan.

Dengan senyum dingin, Tiffanny Wen membiarkan Tania Qin menariknya pergi.

Tidak berapa lama lagi, aku akan membuat senyum banggamu menjadi hal yang mengejutkan.

Ketika Tiffanny Wen ditarik oleh Tania Qin ke area belakang, pembawa acara baru saja mengakhiri sambutan pembukaan acara yang panjang.

"Terakhir, mari kita sambut sepasang pengantin untuk naik ke atas panggung !"

Terdengar tepuk tangan para hadirin, Tiffanny Wen masih berdiri diam dan tidak bergerak. Di pintu masuk yang berlawanan, ada seorang wanita sedang menggandeng Martin Chu naik ke atas panggung.

Tiffanny Wen memperhatikan wanita itu dengan teliti. Itu adalah ibu kandung Martin Chu, kulitnya sangat terawat, dia menggandeng tangan Martin Chu ke atas panggung. Jika ada orang yang tidak mengenal mereka, orang itu pasti akan berpikir bahwa mereka bukanlah ibu dan anak, melainkan kakak beradik. Sutra hijau di pasang di bagian belakang kepalanya dan dijepit dengan rambut giok, setelan cheongsam berwarna emas, menampakkan pinggangnya yang ramping yang tidak kalah dari seorang pembawa acara berumur dua puluh tahun lebih, kalung, perhiasan telinga, cincin, semuanya seragam, ditambah dengan temperamennya yang tenang dan elegan, membuat orang merasa seolah-olah dia telah kembali ke periode Republik Tiongkok.

Tiffanny Wen mengenal wanita itu, wanita itu dapat dikatakan sebagai salah satu wanita hebat di dunia bisnis, namanya adalah Elly Zhou.

Saat ini, dengan raut wajah bahagia, Elly Zhou menggandeng Martin Chu yang terlihat tidak senang, naik ke atas panggung.

Berbeda dengan Elly Zhou, Martin Chu yang menyeringai pada saat itu, dan dengan wajah tak senang di tarik ke atas panggung. Meskipun Martin Chu tidak menolak, tetapi dia menundukkan kepalanya dan mengutak-atik boneka beruang yang ada di tangannya.

Para tamu yang hadir tidak bisa tidak mendesah, temperamen dan penampilan Elly Zhou sangat menarik, ayah kandungnya juga seorang yang penting di dunia bisnis, tetapi sayangnya, keduanya mendapat anak yang bodoh, semua orang mendesah dalam hati "takdir suka bercanda."

Di sisi lain, Elly Zhou dan Martin Chu sudah berada di tempat, namun Tiffanny Wen masih tidak bergerak. Suasananya sedikit canggung, beberapa orang di antara hadirin ingin tertawa, tetapi mereka tidak berani menertawakanku pada saat ini, karena raut wajah Elly Zhou sudah mulai tidak sabar.

Tania Qin yang berada di bawah panggung sangat cemas melihat situasi ini, dia yang telah bekerja keras merencanakan semua ini dan sudah hampir berhasil, jika Tiffanny Wen saat ini menyinggung perasaan keluarga Chu, maka ini akan mengalami kerugian yang besar.

Karena itu, dengan cemas, Tania Qin kembali mengancam Tiffanny Wen "Jika kamu mengacaukan rencanaku di saat ini, aku akan meletakkan setengah abu ibumu ke dalam air dan membiarkanmu meminumnya ! Setengah lainnya akan ku tuang ke selokan dan membiarkannya tinggal di tempat yang bau selamanya bersama dengan tikus !"

Mendengar kata-kata yang begitu jahat dari Tania Qin, napas Tiffanny Wen perlahan-lahan terasa berat, dan menatap Tania Qin dengan kedua matanya yang merah, mencibir, menggertakkan giginya sambil berkata : "Inilah yang kamu paksakan terhadapku."

Novel Terkait

Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu