Precious Moment - Bab 241 Candle Light Dinner

Meskipun kelihatannya untuk membiarkan Tiffany mentraktirnya makan, namun Andreas sebenarnya sudah mengatur semua ruangan serta pemain musik dan lainnya, dengan kata lain yaitu hanya membiarkan Tiffany memberikan uang makan saja.

Karena adanya kecanggungan ketika makan sebelumnya, jadi Andreas kali ini tidak memilih untuk memesan seluruh ruangan, namun Tiffany sekali masuk langsung berkata, "Restoran ini lebih ramai daripada sebelumnya, levelnya meningkat."

Andreas berjalan dihadapan Tiffany, jadi Tiffany tentu saja tidak melihat ekspresi Andreas.

Didalam iringan suara piano, Tiffany melirik seluruh ruangan, desain eropa yang elegan, patung berwarna putih, ruangannya tidaklah terlalu besar, meja panjang ditengah ruangan sudah menghabiskan banyak tempat, namun penataan serta desainnya yang logis membuat ruangan tidaklah terlihat sempit, diatas dinding masih ada beberapa gambar yang abstrak, namun Tiffany sama sekali tidak bisa menilainya.

Meskipun dilangit-langit juga ada lampu, namun tidak dinyalakan, seluruh chaya ruangan ini berasal dari lilin diatas meja, meskipun tidak terlalu terang, namun luas rungan ini cukup untuk disinari penuh oleh sinar lilin, ditambah lagi kebanyakan isinya adalah ukiran berwarna putih dengan dekorasi emas, jadi seluruh ruangan tidak terlihat gelap dan menekan, melainkan terasa sedikit lembut dan elegan.

Seusai melihat isi ruangan, namun masakannya masih belum disajikan, Tiffany sedikit bosan, kedua tangannya menopang dagu dan melirik Andreas yang berada diseberangnya.

Wajahnya yang tegas dan terlihat lebih jelas dibawah sinar lilin, saat ini Andreas tengah menundukkan kepalanya dan menatapi telepon, tatapannya dalam, dan terlihat bersinar didalam cahaya yang sedikit redup, matanya yang begini terlihat lebih menarik perhatian.............

Andreas menjawab asal pesan dari Stella, seusai meletakkan hp, dia menyadari Tiffany tengah menatapi dirinya dan bengong.

Dia tersenyum licik, Andreas mana mungkin akan melepaskan kesempatan untuk meledeknya, "Kenapa, Nona Wen yang cantik, menatapiku hingga melongo?"

Tiffany yang melongo melihat tatapan Andreas yang penuh dengan ledekan, entah kenapa tiba-tiba dia merasa takut, seolah mengintip dan ketahuan, dia perlahan mengeser tatapannya dan berkata, "Kamu terlalu percaya diri, aku hanya melongo menatapi lilin saja, siapa juga yang melihatmu?"

Andreas menaikkan alisnya, dia melihat wajah Tiffany yang merah, sama sekali tidak mahir berbohong, senyumannya semakin terasa, "Setelah melihat begitu lama, apakah kamu cukup puas dengan tampangku? Apakah mau mempertimbangkan untuk menikahiku, dengan begitu bisa melihatku setiap hari dan sesukamu berapa lama."

Tiffany tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu narsisme, dia menatapi Andreas, "Siapa juga yang terus menatapimu, jika menatapi wajahmu setiap hari, aku takut aku tidak bisa makan........"

Sebelum selesai berkata, pintu ruangan terbuka, pelayan yang menyajikan makanan perlahan masuk, awalnya meja yang kosong langsung dipenuhi dengan berbagai masakan.

"Silakan disajikan." Seusai berkata, pelauan lalu pergi sambil menutup pintu, hanya tersisa Tiffany yang masih menatapi Andreas dengan sedikit canggung.

Andreas menaikkan alisnya terhadap Tiffany, dia mengambil pisau dan garpu dengan elegan sambil memotong steak dengan santai, "Sungguh maaf telah menggangu selera makanmu, tapi terima kasih atas traktiran Nona Wen kali ini."

Seluruh gerakan makan Andreas sangatlah indah dan tidak bisa dikritik, senyuman jahat diwajahnya terlihat menawan, namun sekarang Tiffany sama sekali tidak ingin menilainya, karena dia tengah berusaha menahan diri untuk melemparkan steak kewajah Andreas.

Setelah menarik nafas dalam-dalam, Tiffany melotot Andreas dan mulai memotong Steak.

Tidak berdebat dengan orang tolol.........tidak berdebat dengan orang tolol, marah tidak bagus untuk kesehatan.........tidak marah dengan orang tolol...........

Andreas melihat Tiffany sepertinya berhasil menahannya, dia menaikkan alisnya, Tiffany mengira bahwa dia masih mau lanjut untuk meledek, dia bergegas memotong perkataan, "Kamu jangan berpikir terllau banyak, aku hanya tidak ingin menyia-nyia kan saja."

Andreas tersenyum, dia tidak berpikir terlalu banyak, dia menjelaskan seperti begini bukankah semakin terlihat jelas berbohong?

Melihat senyuman setan dari Andreas, Tiffany langsung mengerti, wajahnya langsung merah bahkan hingga lehernya.

Andreas tersenyum menatapi Tifffany, wajahnya yang merah sungguh mempesona, Andreas menagambil wine, dengan adanya samaran dari gelas wine, senyumannya tidak terlihat begitu jahat lagi, melainkan seperti yakin, dan sedikit rasa ingin memiliki.

Jika adalah wanita yang disukai oleh aku, Andreas, maka tidak ada kemungkinan kedua, Luis, kamu ditakdirkan untuk gagal.

Biola yang merdu serta makanan yang mewah dan sinar lilin yang lembut, dan yang sedang menyicipi hidangan adalah sepasang lelaki tampan dan wanita cantik, namun entah kenapa, suasanya tidak bisa menjadi romantis.........

Seusai makan, Suasana hati Tiffany sedikit membaik, namun saat ini dia masih sedikit menyesal yaitu tadi marah dengan Andreas, untuk tidak sia-sia, Tiffany makan sedikit terlalu banyak.

Seusai membayarnya, Tiffany juga tidak peduli mengapa bisa begitu murah, disaat dia tengah terlihat murung menatapi perutnya yang sedikit membesar.

Untuk apa marah dengan Andreas secara tiba-tiba, malahan si Andreas tidak apa-apa, dan Tiffany sendiri membayar dan malah membuat dirinya sendiri makan kekenyangan........makan begitu kenyang juga tidak balik modal.........malah rugi besar.

Andreas mengerti Tiffany, dia tersenyum dan malah mengundang pelototan dari Tiffany.

"Naik keatas mobil dulu, terus berdiri disana juga tidak ada gunanya."

Tiffany terus saja dengan ekspresi marahnya menatapi Andreas, kamu kira aku suka begini! Ini semua gara-gara kamu!

Namun Tiffany juga masuk kedalam mobil, dan sengaja menggunakan tas nya untuk menutup perutnya yang sedikit membesar.

Mendengar senyuman dari Andreas lagi, Tiffany melototnya dan berkata, "Apakah ini lucu?"

Meskipun tampang Tiffany saat ini bagaikan seekor anak kucing yang sok galak, sama sekali tidak ada ancaman, malahan membuat orang semakin suka, namun Andreas juga tetap bekerja sama dan menyimpan ekspresinya, "Tidak, sama sekali tidak lucu."

Tiffany mengenal ulang kemampuan Andreas, perubahan ekspresinya yang cepat membuat Tiffany mengira dirinya salah lihat, jika bukan karena tatapan Andreas yang masih sedikit terlihat ingin tertawa, Tiffany bahkan mengira Andreas sama sekali tidak tertawa.

"Hmph, ini baru benar."

Tiffany menghempaskan nafasnya dan menoleh kesamping, dia tidak lagi mempedulikan tampang Andreas.

Andreas menaikkan alisnya dan tatapannya penuh dengan kelembutan.

Tiffany menatapi bangunan yang terus berlalu dijalanan, sepertinya tempatnya semakin asing baginya, namun Tiffany sama sekali tidak khawatir, karena adanya Andreas disampingnya, dia merasa sangatlah aman, dan Tiffany juga tidak merasa Andreas akan membawanya ketempat aneh.

Namun ketika melihat pemandangan yang tidak lagi bergerak, Tiffany sedikit kaget dan menatapi Andreas, namun terlihat Andreas sudah turun dari tempat kemudi.

Didalam hati Tiffany terasa kaget, Andreas membuka pintu mobil untuk Tiffany dengan gentlemen, dan saling bertatapan dengan Tiffany yang terlihat bingung.

"Turunlah."

"Ini tempat apa? untuk apa turun?"

Melihat Tiffany yang bingung dan sedikit siaga, Andreas tersenyum lagi karenanya, dia menaikkan alisnya, "Jangan-jangan kamu takut aku menculikmu dan menjualmu? badanmu itu sekalipun dijual kiloan juga tidak seberapa."

Tiffany sudah entah keberapa kalinya melototi Andreas hari ini, apakah Andreas menganggapnya babi? menjualnya dengan hitungan kiloan.

Ketika tahu Tiffany akan marah lagi, Andreas batuk sedikit dan kembali serius, "ini adalah samping kali, bukankah kamu makan kebanyakan, jalan-jalan dulu bagus untuk pencernaan."

Melihat Andreas yang begitu lembut, Tiffany juga sedikit tersentuh, wajahnya sedikit merah dan berkata, "Tidak, malam hari jalan-jalan disamping kali, bagaimana jika nanti masuk angin."

Andreas menaikkan alisnya, dia menatapi Tiffany dengan tatapan aneh dan berkata, "Benarkah?"

Seusai berkata, Andreas ingin menutup pintu mobil untuk Tiffany lagi, dan disaat akan menutupnya, Tiffany lalu menambahkan, "Namun memang sedikit makan terlalu banyak........."

Novel Terkait

My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu