Precious Moment - Bab 187 Orang Kaya Yang Berubah-ubah

Andreas Lu tidak tampak gentar, justru dia melihat lurus ke arah Luis Chu dengan lurus.

Sindiran dan kesinisan terpancar dari kedua mata Andreas Lu, dan dengan suara yang dilapisi dengan rasa sombong dia bertanya: "Bukankah kamu melakukan semua itu demi menarik Tiffany ke dalam kru mu?"

Andreas Lu mendengus ringan: "Kamu melakukan begitu banyak hal itu, bukankah agar kamu bisa bersama dengan Tiffany untuk waktu yang lebih lama."

Senyum licik di wajah Andreas Lu bertambah jelas, dengan nada keras dia berkata: "Tenang saja, aku tidak akan membiarkanmu melakukan apa yang kamu inginkan, aku tahu tentang semua hal yang terjadi saat kamu sedang di luar negeri."

Luis Chu melihat ke arah Andreas Lu yang tampak begitu angkuh, rasa marah menggelitik di dadanya, dia menggigit ringan bibirnya, dan dengan tajam menatap Andreas Lu, dengan suara sedingin es dia bertanya: "Kamu menginvestigasiku?"

Andreas Lu mengernyitkan dahi seakan itu sesuatu yang wajar, senyumnya menjadi semakin dingin, dan suaranya menjadi begitu rendah, dan menguatarakan ambisi dalam hatinya: "Itu wajar, Mengenal diri sendiri dan mengenal musuh bisa membuat seseorang bertahan di ratusan pertempuran. Terlebih lagi untuk seekor harimau menangkap seekor kelinci, dibutuhkan seluruh kekuatannya."

"Bagaimanapun juga kamu jugalah termasuk di saingan cinta, jadi harus lebih memperhatikanmu."

Secara natural, Luis Chu merasa terhina karena disamakan dengan seekor kelinci, dengan nadinya yang berkedut di dahi, dia melihat ke arah Andreas Lu yang terlihat seakan dia memegang kartu pemenangnya, Luis Chu pun tak kuasa menahan tawa.

"Hahaha, baiklah, kalau begitu andalkan kemampuanmu, kita lihat siapa yang akan bisa mendapatkan Fan-fan."

Terdapat sedikit luka penghinaan di mata Andreas Lu, tapi raut wajah kemenangan masih terlukis di wajahnya.

"Tenang saja, kamu tidak punya kesempatan, Menurut pengamatanku, hanya ada aku seorang saja."

Sudut bibir Luis Chu berkedut, senyum provikatif menghiasi wajahnya: "Siapa yang terbaik masih belum ditentukan, jangan kau merasa senang terlalu awal."

Andreas Lu mendengus ringan dengan acuh: "Aku tidak tertarik dengan siapa yang terbaik, tapi aku pasti akan menang."

Dengan wajah tersenyum kedua orang itu saling menatap, dalam radius 1 meter di sekitar mereka udara terasa begitu menyesakkan, seakan pasir dan batu berterbangan disertai dengan pedang dan bayangan.

Dave Gu dan Carlos Xiao menyingkir dengan diam-diam, melihat bos mereka masing-masing bersaing dengan sangat agresif, mereka saling memandang, dan melihat ketidakberdayaan di mata sati sama lain.

Di saat api membara di antara Andreas Lu dan Luis Chu, Tiffany Wen baru saja selesai memilih baju, dan saat berjalan keluar dari ruang ganti baju, dia melihat dari jauh Andreas Lu dan Luis Chu saling bertatapan dengan senyum di wajah mereka, agak aneh, sejak kapan hubungan mereka menjadi begitu bagus?

Dan dari jauh pula dia bertanya: "Andreas Lu, Luis Chu, kalian sedang memperbincangkan apa, mengapa begitu senang?"

Dave Gu dan Carlos Xiao yang tidak jauh dari situ tampak tercengang, mereka sungguh tidak mengerti, bagaimana bisa Tiffany Wen berkata mereka berbicara dengan "senang" dengan atmosfir seperti ini.

Melihat Tiffany Wen yang berjalan mendekat, kedua orang itu pun membuang momentum mereka dengan diam-diam lalu menyesuaikan ekspresi wajah mereka, dan berbalik menghadap Tiffany Wen sambil berkata bersamaan: "TIdak apa-apa."

Tapi seperti merasa tidak nyaman dengan pihak lain, mereka pun sekali lagi kembali saling bertatapan dengan rapi.

Tiffany Wen menatap mereka berdua dengan heran, kecurigaan terbayang di matanya, di saat dia pergi tadi, kesepakatan apa yang tiba-tiba terjadi di antara mereka? Bukankah saat pertama kali bertemu mereka tampak begitu suram?

Saat ini, Wenny Zhou dan juga beberapa aktor lain sudah selesai berganti baju, make-up mereka pun juga sudah jadi, dan mereka berlenggang keluar.

Luis Chu sesungguhnya tidak bisa setenang Andreas Lu, di bawah tatapan Tiffany Wen dia pun tidak tahan lagi, dan bertepuk tangan.

Melihat kesempatan yang begitu bagus, dia segera melepaskan pandangannya kepada Tiffany Wen, dan berjalan ke arah para aktor itu, berteouk tangan, dan mengambil sebuah speaker kecil "Baiklah, yang sudah ready, bersiap untuk mulai!"

Melihat bahwa Luis Chu "takut akan kejahatan dan melarikan diri", Tiffany Wen hanya mengalihkan pandangan bingungnya ke Andreas Lu, tetapi Andreas Lu benar-benar tidak tergerak dan berkata dengan ringan: "Sudha mau mulai, kita ke samping dulu saja melihat keributan ini."

Tiffany Wen tahu dia tidak akan bisa membuat Andreas Lu mengataknnya, jadi dia hanya menganggukan kepala, dan berdiri di samping Andreas Lu tidak jauh dari para aktor yang sedang gugup di layar hijau itu.

Tidak peduli berapa kali melihatnya, Tiffany Wen sangat ingin tertaa, tapi dia sungkan untuk menunjukannya, jadi diam-diam Tiffany Wen pindah ke pintu besi baru kemudian curi-curi tertawa.

Dan Wenny Zhou yang saat ini belum mulai berakting pun melihat semua kejadian itu dalam diam, kebencian terpancar di matanya.

Wenny Zhou melihat ke naskhanya, dan mendapati bagiannya ada di sekitar belakang, jadi dia berpura-pura diam-diam pergi ke toilet.

Sebelum pergi pandangan gelapnya tak lepas dari posisi Tiffany Wen.

Tiffany Wen tidak memperhatikan semua itu, pandangannya terpaku di panggung, melihat ke arah Grace Gu yang tampil dengan penuh kasih sayang di layar hijau sekarang, dan Andreas Lu menyelipkan tangna di kantong, dan berdiri dalam diam di samping sambil diam-diam tersenyum memperhatikan Tiffany Wen.

Tak lama kemudian, dari belakang Tiffany Wen, tiba-tiba terdengar suara aneh dari bingkai besi setiggi hampir dua meter itu.

Tiffany Wen berputar balik untuk melihatnya, dan mendapati bingkai besi berwarna perak itu terlihat semakin besar di matanya.......

Di tengah ketakutannya, Tiffany Wen tiba-tiba mencium sebuah aroma parfum yang tak asing, setelah beberapa saat, dia pun terbungkus dalam sebuah pelukan.......

"Klontang! Ting ting ting......"

Debu-debu tipis berhamburan di udara, semua empat sisi pun mendadak menjadi sunyi, pandangan semua orang terarah pada sebuah bayangan di bawah tumpukan bingkai besi itu.

TIffany Wen sekelebat melihat sesosok bayangan yang buru-buru pergi di luar pintu, meskipun hanya melihat setengah darinya, tapi Tiffany Wen bisa mengenalinya dari baju yang dikenakannya ------- Wenny Zhou!

Saat Tiffany Wen belum merespon apa pun, tiba-tiba terdengarlah suara dingin di atas kepalanya: "Tuan Muda Ketiga!"

Setelah itu, pelukannya dengan cepat pergi, dan dia melihat Dave Gu dengan cepat mengangkat bingkai besi itu, beberapa aktor pria yang belum mulai berakting pun kembali sadar, dan maju untuk membantunya.

Mata Tiffany Wen terbelalak saat dia melihat sosok yang ada di bawah bingkai besi itu, Tuan Muda Ketiga?! Andreas Lu?!

Di bawah tatapan sekerumunan orang itu, Andreas Lu pun dengan perlahan bangkit berdiri dari bawah bingkai besi itu.

Tiffany Wen cepat-cepat memapah Andreas Lu, sebuah tatapan gelap tersirat di mata Andreas Lu, meskipun dia hanya merasa sakit di punggungnya saja, tanpa ada luka fatal lainnya, tapi ada niat dalam hatinya untuk menggoda Tiffany Wen.

Kakinya berpura-pura lemas, dan menaruh sebagian besar beban tubuhnya pada Tiffany Wen, Tiffany Wen yang menerima beban begitu berat serentak terhuyung, tapi menggertakan giginya dan tetap berusaha untuk bertahan.

Saat ini Luis Chu juga datang menghampiri, ada kilatan aneh yang tersirat di matanya ketika melihat ke bingkai besi yang telah jatuh itu, lalu dengan penuh kecemasan dia menatap ke arah Andreas Lu.

"Tuan Lu, apa anda baik-baik saja?"

Bibir Andreas Lu terlihat pucat, dan dengan lemah dia menggelengkan kepala, dan dengan suara sedikit serak dia berkata "Aku tidak apa-apa, hanya saja sepertinya Sutradara Chu kurang memperhatikan keamanan di sini..."

Wajah Luis Chu menegang, tapi dia tak mampu membantahnya, jika bukan karena Andreas Lu, orang yang sekarang tertimpa bingkai besi itu adalah Tiffany Wen.

"Tuan Lu, apakah aku perlu memanggil asisten untuk mengantar mu periksa ke rumah sakit."

Andreas Lu menggelengkan kepalanya dengan lemah "Terima kasih atas perhatian Sutradara Chu, aku belum selemah itu, Lousie juga berinvestasi di sebuah rumah sakit di Los Angeles, Dave Gu akan membawaku ke sana." Setelah itu, Andreas Lu juga menatap ke arah Dave Gu dengan tatapan penuh arti.

Dave Gu yang memahami maksdunya itu pun segera merespon, dan berkata kepada Tiffany Wen, "Kalau begitu maaf merepotkan Nona Wen sebentar, aku akan membawa mobilnya ke sini."

Meskipun kedua kaki Tiffany Wen sudah gemetar hebat, tapi dia menggertakan gigi dan berusaha untuk tersenyum sambil menyahut: "Tidak apa-apa, pergilah Asisten Gu, aku akan mengantar Andreas Lu sampai ke pintu."

Dave Gu menganggukan kepala, dan segera berlari keluar.

Dan Tiffany Wen memapah Andreas Lu selangkah demi selangkah berjalan keluar.

Dan dengan ekspresi rumit Luis Chu menatap ke punggung Andreas Lu, ada goresan menyilaukan di bagian punggung setelan jasnya, dalam hati dia hanya berpikir......

Orang kaya memangnya begitu berubah-ubah? Berinvestasi di rumah sakit?

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu