Precious Moment - Bab 125 Penyintas

Andreas Lu terbangun karena suara teriakan Tiffany Wen. Dia mengerutkan dahi sambil membuka matanya secara perlahan. Dia lalu menoleh kearah Tiffany Wen yang sedang berdiri di pojok ruangan dalan balutan selimut, wajahnya tampak bingung. Andreas Lu tetap saja berbaring sambil menyangga kepala denngan lengan kanannya. Dia menatap Tiffany Wen dengan dingin tanpa berkata apa-apa.

Tatapan itu membuat Tiffany Wen takut. Dia berhenti membuat keributan. Dia mengeratkan selimut itu di badannya dan terdiam.

“Ada apa? Kamu terus menggodaku dan kamu tidak mengijinkanku untuk lepas kendali? Apa yang kamu lakukan padaku?”

Andreas Lu mengangkat alisnya sambil memicingkan mata. Bibirnya samar-samar menyeringai.

“Coba pikirkan. Aku yang melakukan sesuatu padamu atau kamu yang melakukan sesuatu padaku.”

Tiffany Wen melihat senyum di wajah Andreas Lu dan ejekan di matanya. Saat itu, dia lalu merasa bersalah dan diam-diam beranjak dari pojok ruangan untuk duduk di sofa. Tiffany Wen mengeratkan selimut itu ke badannya dan mulai mengingat kejadian mala mini.

Dia ingat Wayne mengobati minumannya dan dia menelepon seseorang. Setelah meletakkan ponsel itu kembali ke tasnya, dia jatuh dan berusaha melawan sekuat tenaga. Namun, obat itu lalu bekerja dan dia pingsan.

Apa dia menelepon Andreas Lu? Apa dia disini untuk menyelamatkannya?

Tiffany Wen bertanya-tanya. Dia lalu melihat kearah pria itu dengan tatapan terimakasih.

Andreas Lu melihat wanita itu menatapnya. Dia lalu mengangkat alis. Senyum di wajahnya tampak berbahaya.

“Bagaimana? Apa kamu sudah ingat?”

Tiffany Wen menatap mata Andreas Lu. Lalu, karena merasa bersalah, dia membuang muka dan tidak menatapnya lagi. Dia lalu melihat dada Andreas Lu yang kemerahan. Bekas merah itu kontras dengan warna kulitnya yang langsat. Dia lalu teringat apa yang terajdi.

Seakan disambar petir, Tiffany Wen terkejut sampai tidak bisa berkata-kata.

Jika dia mengingatnya dengan benar…

Andreas Lu benar datang untuk menyelamatkannya. Saat itu, obatnya masih bereaksi dan Andreas Lu menggendongnya ke kamar sebelah. Lalu…

Semakin dia ingat, semakin merah wajahnya. Dia tampak seperti ketel dengan air yang mendidih, pipinya merah padam dan kepalanya seakan beruap. Rasanya, dia ingin menggali lubang dan bersembunyi dalam-dalam. Dia tidak sanggup melihat wajah pria itu lagi. Saat mengingat tingkahnya yang mirip seperti wanita penggoda, dia lalu mengubur kepalanya didalam selimut. Dia pun tampak seperti telur raksasa.

Apa yang sudah kamu lakukan? Bagaimana bisa kamu bersikap segatal itu? Bagaimana kamu akan menghadapi Andreas Lu? Bagaimana bisa dia menahan dirinya setelah melihatmu menggodanya? Apa yang harus kamu lakukan? Bagaimana ini?

Saat Andreas Lu melihat Tiffany Wen menguburkan kepalanya di dalam selimut dan membentuk telur raksasa, rasanya dia ingin tertawa. Telur raksasa itu tidak henti-hentinya bergetar. Sepertinya, benak Tiffany Wen sedang kalut.

Andreas Lu tersenyum usil lalu berdiri dan berjalan kearah telur raksasa itu. Dia lalu duduk disampingnya dan mulai menggodanya.

“Bagaimana? Wanita penggoda, apa aku bebas dari tuduhanmu sekarang?”

Telur raksasa itu bergetar hebat. Ketika Andreas Lu melihatnya, dia lalu membungkuk kearah telur raksasa itu. Kira-kira, di posisi telinga Tiffany Wen, dia berbisik, “Tapi, ciumanmu payah sekali. Apa kamu perlu aku untuk mengajarimu?”

Tiffany Wen tidak tahan mendengar sindiran ini. Kepalanya lalu muncul dari lipatan selimut itu. Rasanya, dia ingin menyangkalnya. Namun, ketika dia meonoleh kearah Andreas Lu, mata pria itu tertutup. Dia lalu menarik nafas dan berlari kearah ranjang seperti kucing yang ketakutan. Dia ingin menjaga jarak aman antara dirinya dan Andreas Lu. Dia lalu melihat pria itu dengan waspada.

Andreas Lu tersenyum jahat. Wajahnya penuh dengan sindiran.

“Apa kamu tidak mau nasihat dariku?”

Ketika melihat Andreas Lu, wajahnya langsung memerah. Dia pun berteriak, “Siapa suruh kamu mendekatiku?”

Andreas Lu mengangkat pundaknya dengan polos, “Bukannya ini untuk kebaikanmu juga? Jangan dipendam. Kamu bisa berbincang denganku.”

“Kamu! Kamu ini!” Tiffany Wen kalah telak dengan Andreas Lu yang tidak punya malu. Dia kehabisan kata-kata.

Andreas Lu melihat Tiffany Wen kebakaran jenggot. Dia tampak kacau. Andreas Lu menahan tawanya sambil menoleh ke jam dinding. Malam sudah larut. Dia lalu memutuskan untuk berhenti mengganggu Tiffany Wen.

“Malam sudah larut. Aku akan mengantarmu pulang.”

Tiffany Wen lalu menoleh kearah jam dinding. Sudah pukul setengah sepuluh malam. Dia teringat sesuatu. Lalu, dia menatap Andreas Lu dengan panik.

“Bagaimana dengan Wayne dan Jennifer?”

“Astaga. Kamu masih saja memikirkan mereka.”

“Aku tidak bercanda. Bagaimana dengan gadis yang dibawa keluar denganku?”

Andreas Lu menatap wajah Tiffany Wen. Dia tampaknya benar-benar khawatir. Lalu, dia tidak menggodanya lagi.

“Tenanglah. Gadis itu hanya mabuk dan pria yang menyeret kalian ke hotel sudah dibawa polisi. Serahkan masalah ini padaku. Kamu bisa tenang sekarang.”

“Oh, baiklah…” setelah mendengarkan Andreas Lu, Tiffany Wen pun kembali tenang.

Untungnya, dia yang menerima teleponnya.

Saat Tiffany Wen memikirkannya, dia merasa sangat beruntung. Sepertinya, dia sudah merepotkan Andreas Lu lagi. Dia lalu menundukkan kepalanya karena malu.

“Um… Terimakasih…”

Andreas Lu melihat tingkah Tiffany Wen yang lembut dan lucu. Dia lalu berjalan mendekati Tiffany Wen dan mengangkat dagunya untuk menatap matanya. Tatapan Andreas Lu tampak berbahaya, namun lembut.

“Tidak masalah. Bagaimana kamu akan membayarku?”

“Um… ini… nanti…”

“Kamu akan balik membantuku nantinya. Benarkan?”

Andreas Lu bisa membaca pikiran Tiffany Wen yang transparan. Dia lalu mengatakan apa yang wanita ini mungkin katakan. Tiffany Wen kehabisan kata-kata.

“Bukannya aku sudah pernah bilang? Kamu bisa melakukan sesuatu dan sekarang, kamu masih bisa melakukannya. Coba kamu pikirkan.”

“Ha? Apa memangnya?”

Saat melihat wajah Tiffany Wen yang kebingungan, Andreas Lu tidak kunjung menjawabnya. Dia juga tidak menatapnya. Dia mengambil kemaja dan mantelnya, lalu berjalan kearah pintu sambil mengenakannya. Lalu, dia berbalik badan dan melihat Tiffany Wen yang masih kebingungan. Dia mengangkat alisnya, “Apa kamu tidak ingin pulang? Kamu ingin bermalam disini?”

“Tidak!” Tiffany Wen langsung berlari kearah pintu.

“Bawa selimutnya. Kamu bisa sakit. Aku akan menyuruh Dave Gu untuk membeli selimut ini.” Andreas Lu mengerutkan dahi sambil melihat wajah Tiffany Wen yang konyol. Dia lalu mengambil kacamata dan poni palsu milik Tiffany Wen di lantai dan memberikannya padanya. Dia lalu berbalik badan untuk mencari Dave Gu.

Di mobil, Dave Gu sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada mereka berdua. Tadi, mereka tampak baik-baik saja ketika masuk ke kamar hotel. Lalu, mengapa saat keluar mereka jadi kaku begini?

Suasana dalam mobil juga sangat aneh. Namun, Dave Gu hanya diam.

Andreas Lu juga merasa suasana dalam mobil terlalu hening. Dia lalu pura-pura terbatuk. Tiffany Wen lalu sadar.

“Bagaimana investigasi tentang mata-matanya?”

Tiffany Wen menatap Andreas Lu dengan tatapan kosong. Setelah mendengar pertanyaan ini, hatinya rasanya pahit, wajahnya juga tampak tidak senang, “Aku belum menemukannya.”

Andreas Lu sudah menebak jawaban itu, namun dia masih saja mengerutkan dahi.

“Kalau kamu tidak bisa menemukannya, aku akan mencari cara supaya kamu tidak perlu membuang waktumu. Kamu tidak perlu ke kantor. Lebih baik tinggal di rumah dan selesaikan sketsa desainmu. Musim baru fashion show tinggal dua minggu lagi. Kamu tidak memiliki banyak waktu.”

Tiffany Wen tampak tidak rela. Dia menundukkan kepalanya. Namun, kata-kata Andreas Lu ada benarnya juga. Terlalu banyak hal terjadi belakangan ini. Dia lalu menganggukkan kepalanya yang sedang menunduk.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu