Precious Moment - Bab 349 Tidak Boleh, Ini Adalah Hukuman

Kata-kata Tiffanny itu terdengar menusuk, tapi di dalam nadanya ada rasa cemburu yang begitu kuat yang tidak dapat disembunyikan. Andreas terkekeh, lalu pesona jahat dari sudut mulutnya menjadi tidak terkendali.

"Kamu adalah wanitaku. Semua yang kamu miliki adalah milikku. Mengapa itu bukan urusanku?"

Tiffanny menatap Andreas dengan ganas, tatapan matanya bak api yang berkobar-kobar. Awalnya dia ingin membantah, tetapi Andreas tiba-tiba menyegel bibirnya.

Merasakan pergerakan Andreas yang begitu berlebihan, Tiffanny merasa lidahnya sedikit mati rasa. Napasnya berangsur-angsur berat karena efek dari alkohol. Namun, begitu teringat bahwa ada wanita yang berada dekat dengan Andreas sore ini, Tiffanny merasa kekesalan di dalam hatinya meledak, dia pun segera menggigit lidah Andreas, yang masih berputar-putar di sela-sela mulutnya, kemudian Tiffanny mendorong Andreas.

Andreas merasa kesakitan, alisnya sedikit berkerut, lalu dengan kebingungan menatap Tiffanny. Dia mengulurkan tangan untuk menyeka air yang ada dari bibirnya. Dalam tatapannya terdapat keraguan dan kelembutan: "Apakah kamu sedang marah denganku?"

Tiffanny menatap Andreas dengan marah, lalu berkata: "Apakah jika aku marah, itu tidak ada artinya di hatimu? Sebenarnya siapa wanita yang ada sore tadi?

Begitu merasakan hawa kecemburuan di sekitarnya, Andreas pun tertegun sejenak. Kemudian dia tertawa terbahak-bahak. Wanita ini memang sedang cemburu.

Tiffanny menatap Andreas dengan wajah masam, lalu berkata: "Apakah itu sangat lucu?"

Andreas menunjukkan cibiran di wajahnya, tetapi pancaran cahaya dari sudut mulutnya masih terlihat sedikit jahat, dan tatapannya dipenuhi dengan senyuman yang kuat: "Bolehkah aku masuk terlebih dahulu, sebelum aku menjelaskannya?"

Tiffanny dengan dingin menatap Andreas, melangkah maju, lalu memblokir seluruh pintu dengan tubuhnya, yang berarti jika Andreas ingin masuk maka dia harus melewati tubuhnya lebih dulu.

"Bagaimana menurutmu?"

Andreas menghela nafas tanpa daya. Tangan kirinya memegang pintu, dan tangan kanannya memegang pinggang Tiffanny. Karena saat ini Tiffanny mengenakan sandal rumah, jadi tinggi badannya hanya mencapai bahu Andreas.

Saat ini, Andreas memeluk pinggangnya, menundukkan kepalanya, lalu tatapan matanya dipenuhi dengan kelemahlembutan dan kasih sayang, menatapnya dari posisi yang lebih tinggi. Entah mengapa tubuh Tiffanny lama-kelamaan memanas, wajahnya juga mulai memerah. Suara berat pria itu seakan bergema di dalam benaknya.

"Caterina, dia adalah cinta pertamaku."

Mendengar kata-kata Andreas itu, dalam sekejap otot-otot pada tubuh Tiffanny pun menegang, pupil di matanya mengecil. Ketika ingin membuka mulut untuk bertanya, Andreas segera menggunakan jari telunjuk tangan kirinya yang tadinya memegang pintu, menghalangi bibir Tiffanny yang terbuka.

Ketika Tiffanny tahu bahwa Andreas ingin dirinya mendengarkannya dulu, dia menutup mulutnya, menelan semua pertanyaannya itu. Dia menatap Andreas dengan tenang, matanya penuh dengan keraguan, menunggu penjelasannya.

“Max adalah kakaknya. Kamu sudah pernah bertemu dengannya, meskipun mungkin kamu tidak begitu mengingatnya, tapi ayahnya adalah dokter keluargaku, dan dia memiliki hubungan yang baik dengan ayahku, sehingga mereka sering datang ke rumah kami. Melody juga mengenal mereka. Dapat dikatakan bahwa mereka ada teman mainku sejak kecil. Kakak beradik itu adalah teman sekelasku sejak SD hingga SMA."

Terlihat ejekan yang melintas di mata Andreas, kemudian dia melanjutkan: "Pada akhirnya, ketika kami berada di perguruan tinggi, Caterina mencampakkanku tanpa ada alasan apapun."

Tatapan di mata Tiffanny tampak penuh dengan waspada, Andreas pun secara alami menyadarinya. Dia terkekeh, matanya dipenuhi dengan ketulusan: "Jangan khawatir. Karena saat itu dia memang sangat bertekad untuk mengakhiri hubungan kami, maka aku tidak akan mengingininya lagi. Terlebih lagi, saat ini aku sudah ada kamu yang menemaniku."

Tiffanny langsung menatap mata Andreas. Dia pun dapat merasakan kelembutan dan kasih sayang yang begitu dalam. Itu tampak begitu tulus, sungguh indah bak galaksi yang dipenuhi pacaran bintang-bintang, sangat sulit untuk menolaknya.

Detak Jantung Tiffanny berdetak begitu hebat, membuat tembok tinggi di hatinya runtuh.

Melihat Tiffanny yang tampak tercengang, Andreas pun mengeluarkan senyuman panjang, menarik kembali tangan kirinya dari bibir Tiffanny, lalu dengan lembut mengangkat dagu Tiffanny, agar matanya dapat terkoneksi dengan dirinya: "Kamulah satu-satunya yang kuinginkan, hanya bersamamu aku dapat merasakan kehangatan, bahkan jika seluruh dunia hancur, aku bersedia untuk tetap bersama denganmu. "

"Jadi, jadilah milikku, oke?"

Mendengar Andreas menyatakan perasaannya, Tiffanny pun kehilangan beberapa detak jantungnya, karena jantungnya telah berdetak terlalu kencang, bibirnya pun bergetar, tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa.

Melihat bibir Tiffanny yang bergetar, entah mengapa, ada rasa gugup di dalam hatin Andreas. Yang dia takuti adalah Tiffanny akan menolaknya, lalu akan menghilang tiba-tiba dari dunianya, sama seperti wanita yang sudah lama menghilang secara tiba-tiba tanpa ada kabar.

Dengan perlahan Andreas membungkuk, mencium bibir Tiffanny yang bergetar, tanpa terburu hawa nafsu, tetapi dengan lemah lembut mengecup bibir Tiffanny, perlahan membuka gigi kaku Tiffanny, dengan hati-hati dan penuh dengan kasih sayang.

Andreas perlahan bangkit, melepaskan Tiffanny, menatap matanya dengan tenang, dalam pandangannya itu terdapat emosi yang sedikit berbeda: "Kamu tidak perlu menjawabku dengan terburu-buru, kamu dapat memikirkannya terlebih dahulu, lalu baru menjawabku."

"Tidak perlu." Suara dingin Tiffanny mengejutkan Andreas. Pria itu menatap ke arah Tiffanny dengan ragu, lalu ada sedikit rasa takut akan kehilangan di dalam tatapannya.

Tiffanny tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, tetapi telinga dan wajahnya memerah dengan sangat mencolok. Dia diam-diam menatap mata Andreas, lalu tiba-tiba tersenyum: "Inilah jawabanku."

Kemudian Tiffanny berjingkat, meraih dasi Andreas, lalu menciumnya. Sekujur tubuh Andreas menjadi kaku, merasakan lidah Tiffnany mencoba membuka rongga giginya, dia tertawa.

Sambil memegang pinggang Tiffanny, dia melangkah maju, lalu berhasil masuk ke dalam, menutup pintu, mendorong Tiffanny ke dinding yang ada di sampingnya.

Karena Andreas dengan sengaja tidak ingin Tiffanny mencungkil giginya, dia pun melawan dengan sedikit usaha.

Tiffanny mencoba beberapa kali, tetapi pada akhirnya dia gagal. Setelah melihat garis senyuman di mata Andreas, dia menggigitnya dengan marah.

Terangsang oleh rasa sakit, Andreas pun sedikit melepaskan garis pertahannya. Tiffanny akhirnya dapat memanfaatkan kelemahannya itu, namun tidak lama kemudian, dia kembali diserang Andreas. Usahanya kerasnya itu dengan mudah dihancurkan oleh Andreas, seperti orang bodoh yang harus mengikuti keinginan orang itu.

Lambat laun Tiffanny merasa dirinya sangat malu, terengah-engah, kakinya pun melemas. Tetapi dia tahu bahwa Andreas tidak lebih baik darinya saat ini. Mata merah yang dipenuh dengan darah, dan nafas beratnya itu memuntahkan gas panas yang membakar wajah Tiffanny menjadi agak panas, dan terasa ada benda keras di perut kecilnya itu.

Andreas merasa badannya bengkak dan sakit, pikirannya begitu tegang, seakan bisa pecah kapan saja. Dia tiba-tiba membungkuk, dan menggendong Tiffanny, lalu menuju ke sofa di ruang tamu.

Ketika Tiffanny merasa terkejut, Andreas menaruhnya di sofa, lalu dengan sedikit mendesak berkata: "Fanny, jadilah wanitaku"

Mata Tiffanny yang tampak bersinar dan pipi yang kemerahan, merupakan godaan yang mematikan bagi Andreas. Tetapi senyuman di wajahnya seperti setan kecil, dia menyipitkan matanya, lalu memeluk leher Andreas sambil tersenyum.

"Tidak boleh, ini adalah hukuman."

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu