Precious Moment - Bab 135 Senang di atas penderitaan orang

“Halo, nona, ada masalah apa?”

“Empat hari yang lalu aku sudah booking aula utama Dream Catcher untuk besok dari telepon, saat itu kalian masih bilang aula utama Dream Catcher tersedia, tapi kenapa sekarang setelah kami datang ingin menatanya terlebih dahulu, malah diberitahu sudah disewa ke orang lain, serta juga untuk besok.”

“Baik, mohon tunggu sebentar……Marga nona?”

“Wen.”

“Nona Wen, berdasarkan catatan kami di sini, kamu memang ada membooking, tapi tidak membayar uang muka.”

“Bukankah biasanya kalau sudah booking pasti didahulukan? Kecuali sehari sebelum waktu penyewaan si penyewa masih belum ada respon apa-apa baru disewakan ke orang lain. Dan kami sekarang sudah datang, kamu malah bilang sudah disewa? Bagaimana anda menjelaskan ini?”

“Begini nona Wen, karena kamu tidak membayar uang muka setelah booking, jadi kami hanya mencatat saja, dan keesokan harinya Boutiqoue Groups datang booking langsung di tempat, serta bersedia membayar uang muka dua kali lipat, jadi tentunya kami prioritaskan ke Boutiqoue Groups.”

Mendengar penjelasan manajer, Tiffanny semakin naik pitam, tapi juga tidak berdaya, hanya bisa menggertakkan gigi.

Baru saja mereka memesan, keesokan harinya Boutiqoue sudah datang, serta bersedia membayar dua kali lipat uang muka, jelas-jelas mereka datang dengan tujuan tertentu, pasti mata-mata yang membocorkannya, tapi bagaimana mata-mata bisa mendapatkan informasi tersebut?

Sudah menyiapkan dua kali lipat uang muka di keesokan hari setelah mereka memesan, berarti paling lambat Boutiqoue mendapatkan bocoran informasi di keesokan paginya, hari itu aku dan Jennifer pergi makan setelah selesai memilih, setelah kembali ke kantor, ia ada membawa berkas tersebut pulang, keesokan harinya baru dibawa lagi ke kantor, kemudian berunding dengan Hanita, sepanjang waktu itu berkas selalu ada bersamanya, bahkan saat makan siang juga dibawa olehnya……

Berarti satu-satunya kemungkinan adalah siang hari itu, ketika dia dan Jennifer pergi makan, kelihatannya mata-mata itu adalah anggota divisi desain, serta adalah seseorang yang senantiasa mengamatinya……

Tiffanny menganalisis petunjuk yang ia dapat di dalam benaknya, melihat Tiffanny yang memicingkan mata dan menggertakkan gigi, Hanita dan tiga serangkai yang di samping mengira Tiffanny sangat marah sekali.

Dalam hati keempat orang itu senang atas penderitaannya, tapi dari luar tampak gelisah. Melihat Tiffanny masih tidak merespon, Hanita pura-pura mendekat dan bertanya.

“Direktur Wen, sekarang harus bagaimana, besok sudah konferensi pers, sekarang begitu mendadak, harus mencari tempat ke mana lagi?”

Tiffanny yang tadinya masih tenggelam dalam petunjuk yang ia dapatkan, disadarkan oleh nada bicara Hanita yang panik, dahi Tiffanny yang memang dari tadi mengerut pun semakin mengerut lagi.

Iya, sekarang begitu mendesak, tidak sempat untuk memilih tempat dari awal……

Resepsionis yang mendengar perkataan Hanita pun menyarankan dengan tersenyum, “Nona Wen, sekarang aula yang paling besar memang sudah tidak ada, tapi masih ada satu aula cadangan yang lebih kecil sedikit dari aula utama.”

Mendengar ini, Tiffanny menghela nafas tidak berdaya, “Kalau begitu yang itu saja, direktur Gu, tolong kamu bawa mereka untuk menata dulu, aku akan menyusul setelah menyelesaikan prosedur.”

Hanita mengangguk tanpa banyak bicara, kemudian membawa tiga serangkai dan Jennifer ke aula cadangan dengan diantar oleh pelayan.

Sampai di sana, harapan Tiffanny menjadi keputusasaan yang tidak berdaya.

Tadinya dia memang berharap meskipun aula cadangan tidak bagus, tapi juga jangan keterlaluan buruknya, namun sekali masuk, ia menyadari perbedaannya dengan aula utama benar-benar jauh sekali.

Meskipun dari luasnya mungkin memang lebih kecil sedikit dari aula utama, tapi kalau dibandingin dengan data dan foto dari aula utama,yang ini sungguh jelek.

Walaupun sama-sama nuansa simpel dan eropa, tapi aula utama luas namun tidak terkesan kosong melompong, panggung T-nya juga luas dan panjang, punya dua pintu masuk dan keluar dengan desain model U, pembagian aula yang sempurna, semua orang dalam aula, bahkan yang di dinding pojok, juga tetap bisa melihat detail busana yang di panggung ; Nuansa pantulan kristal, dari cahaya pantulan akan memberikan kesan warna-warni yang fantastik, warna yang terpantul dari berbagai sudut aula juga berbeda ; satu set speaker Dlekll yang premium, fasilitas pencahayaan Cerro yang sempurna.

Sedangkan aula cadangan adalah panggung T dari kayu yang lurus saja, satu pintu masuk dan keluar, di ujung panggung terbelah menjadi dua bagian membentuk “T” ; sedangkan luasnya memang lebih kecil sedikit dari aula utama, tapi desain yang tidak masuk akal membuat satu aula terkesan kosong melompong, kalau ada orang yang agak dekat dinding, maka yang dia lihat hanya model busana saja, detail desain busana pasti tidak bisa kelihatan, peragaan busana yang tidak dapat melihat detail desain adalah peragaan busana yang sangat gagal ; dari perangkat keras perlengkapan saja sudah termasuk tidak pantas dibandingkan, namun untuk perangkat lunak masih bisa diterima, meskipun speaker dan pencahayaan bukan menggunakan Dlekll dan Cerro yang merupakan dua merk internasional, tapi setidaknya adalah merk terkenal di dalam negeri, fasilitas yang lengkap.

Sekali keduanya dibandingka, meskipun nuansa di dalamnya sama pergi, tapi dari kesan yang diberikan keseluruhan ruang aula, yang satu adalah fantasi nuansa kristal dan satunya lagi malah fantasi nuansa hutan.

Seketika Tiffanny merasa menyesal, tapi melihat Hanita mereka sudah menggambar sketsa dekorasi, bahkan sudah hampir mendekorasi setengah aula, Tiffanny pun tidak enak untuk berkomentar lagi, ia mendekat hendak ikut membantu……

Sedangkan tiga serangkai mulai berkerumun dan saling berbisik setelah melihat Tiffanny datang.

“Kerjaan direktur Wen sungguh tidak bisa diandalkan, hal kecil begini saja tidak bisa dilakukan dengan baik, sekarang aula utama sudah direbut, aula cadangan ini benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan aula utama.”

“Sudahlah, setidaknya direktur Wen adalah desainer utama Louise Group, mungkin karena baru menjabat posisi baru, jadi belum terbiasa……”

“Memangnya kenapa kalau desainer utama? Aku rasa jangan-jangan dia tidak bisa apa-apa selain desain, kalau benar demikian, bagaimana direktur Lu begitu tenangnya menyerahkan kegiatan ini ke dia?”

“Dengan tenang? Kelihatannya tidak seperti itu, kalau benar-benar tenang, kenapa masih meminta direktur Gu membantunya? Sepertinya direktur Gu malah menjadi pengasuh……”

“Kasihan sekali direktur Gu?”

Meskipun dibilang berbisik, tapi suara mereka dikatakan besar juga tidak, kecil juga tidak, pas sekali Tiffanny dan Jennifer bisa samar-samar mendengar apa yang mereka katakan.

Tiffanny yang di samping mendengar sambil merasa canggung, sedangkan Jennifer marah sampai wajah memerah, dia ingin langsung membantah Lesly mereka, tapi ditahan oleh Tiffanny.

Tiffanny menggeleng ke Jennifer yang tidak senang, “Kali ini memang aku yang lalai, tidak bisa menyalahkan orang lain.”

Jennifer menghentakkan kaki dengan tidak terima, lalu membalikkan badan dan mengenggam tangan Tiffanny, “Kali ini juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan nona Theresia, tetap saja Boutiqoue Groups yang terlalu jahat, ini jelas-jelas mereka ingin melawan Louise Groups.”

Hanita yang di samping juga pura-pura menjadi orang baik, ia datang dengan perhatian dan tersenyum, “Iya, setiap orang pasti ada saatnya jatuh, jatuh satu kali baru bisa dapat pelajaran, maka lain kali baru tidak melakukan kesalahan lagi, lagipula sekarang belum sampai tidak terselamatkan, untuk selanjutnya lebih berhati-hati saja.”

Tiffanny mengangguk dengan tidak fokus, kemudian ia pun menanyakan rencana dekorasi mereka dengan Hanita, lalu mulai bekerja……

Keesokan harinya, di konferensi pers produk baru Louise Group, Jennifer berdiri di depan pintu menatap para wartawan yang masuk satu per satu dengan semangat, sedangkan Tiffanny malah dengan wajah muram, keduanya menjadi perbandingan yang mencolok.

Melihat aula utama yang juga dimasuki banyak orang, Tiffanny pun mengerutkan dahi, Boutiqoue bahkan tahu waktu konferensi pers mereka, serta juga mengadakan konferensi pers di waktu yang bersamaan dengan mereka, kelihatannya Boutiqoue memang ingin bertarung dengan Louise Group……

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu