Precious Moment - Bab 307: Apakah Ini Pilihanmu

Luis Chu membantu Tiffanny Wen keluar dari bar, awalnya berkata bahwa dia ingin memanggil taksi dan langsung mengantar Tiffanny Wen pulang, siapa yang tahu Rolls Royce perak itu melambat dan berhenti di depannya.

Melihat Rolls-Royce yang familiar ini, sudut mulut Luis Chu terlihat mengejek, orang ini benar-benar tidak terpisahkan, tidak menyangka akan datang mencarinya.

Tiffanny Wen berkedip dengan ekspresi curiga, dan sedikit bingung, mobil ini sangat familiar, apakah dia pernah berada di dalam mobil tersebut.

Perlahan jendela mobil diturunkan, dan muncul ekspresi wajah dingin Andreas Lu, Tiffanny Wen terkejut: "Andreas Lu, kenapa kamu di sini? "

Alis Andreas Lu sedikit terangkat, melihat wajah putih Tiffanny Wen yang sedikit memerah dan matanya yang berbinar-binar, dia tahu bahwa Tifanny Wen minum lagi, dan sepertinya tidak sedikit.

Andreas Lu turun dari mobil dan berjalan perlahan ke depan Luis Chu, tinggi badannya lima sentimeter dari Luis Chu, memandang Luis Chu dengan merendahkan, dan sedikit provokasi, dan seperti sedikit puas: "Terima kasih, Direktur Chu, telah mengantar Fanny."

Segera setelah itu, Andreas Lu menoleh melihat ke arah Tiffanny Wen dengan terkejut, lalu matanya langsung melembut: "Masuklah ke mobil, aku akan mengantarmu."

Otomatis Luis Chu memahami maksud provokasi yang ada di pancaran mata Andreas Lu, sudut mulutnya berkedut, dari matanya terlihat dia sedikit marah, tangannya yang merangkul pinggang Tiffanny Wen,terasa sedikit kencang : "Direktur Lu sangat sibuk, kenapa saat ini datang ke bar? Bukannya datang ke pestaku? Aku tidak mampu menanggungnya."

Bibir Andreas Lu sedikit gemetar, tapi dia tetap tersenyum pada Luis Chu dan matanya masih memprovokasi Lui Chu : "Direktur Chu salah paham, aku datang untuk menjemput pacarku pulang."

Senyum Luis Chu berubah, otot-otot di wajahnya menegang, melihat Andreas Lu dengan geram : belum pernah melihat orang yang sangat tidak tahu malu, kapan Fanny menjadi pacarnya? !

Senyum Luis Chu terlihat sedikit menyenangkan, sambil menggertakkan giginya, dia berkata : “Kalau begitu cukup merepotkan Direktur Lu, biar aku saja yang mengantar Fanny, maaf membuat Tuan Lu kemari. "

Ekspresi wajah Andreas Lu masih tidak berubah, dia masih memandang Luis Chu dengan tenang: "Ini sama sekali tidak menganggu, kalau begitu biar Fanny yang memilih.”

Luis Chu benar-benar dibuat marah oleh Andreas Lu, untuk sementara, dia tidak tahu bagaimana melawan perkataannya, jadi dia hanya diam dan melihat Andreas Lu, sama-samar ada sedikit kilatan cahaya di matanya, tatapan mereka ini seperti ada pasir dan batu terbang dan pedang bertebangan

Chu: Kamu benar-benar banyak waktu, darimana dengar kabarnya? Sudah berapa lama di luar?

Lu: Hanya lewat, sekalian menjemput pacarku.

Chu: Kamu tidak tahu malu, siapa pascarmu? Belum pasti siapa pemenangnya, jangan langsung mengambil kesimpulan!

Lu [pelan-pelan mengangkat alis]: Ini hanya masalah waktu, kamu tidak punya kesempatan untuk menang.

Chu [mengertakkan gigi]: Siapa yang membuat percaya diri seperti ini? Hasilnya belum jelas, dan tidak pasti siapa yang akan mati!

Lu [ekspresi masa bodoh]: Aku tidak peduli dengan siapa pun yang mati, tapi wanita itu pasti menjadi milikku.

Chu :

Tiffanny Wen terjebak di antara keduanya dan hanya bisa tercengang, matanya terus melihat kea rah wajah mereka berdua, melihat keduanya yang saling menatap "manis", tapi tampak ada kobaran api di matanya, suasananya menjadi tegang dan mendominasi.

Dan kadar anggur Tiffanny Wen semakin naik, jadi dia hanya bisa menutupi tangannya tanpa daya : Apakah kedua orang ini benar-benar tidak cocok? Setiap kali bertemu, pasti suasananya dingin seperti ini.

Namun, Tiffanny Wen bisa menebak mengapa mereka bertengkar, dia melirik keduanya dengan tidak enak, Tiffanny Wen memutar tubuhnya beberapa kali, lalu perlahan meninggalkan Luis Chu.

Mata Luis Chu sedikit terlihat kehilangan : “Fanny, kamu baik-baik saja?"

Tiffanny Wen mengangguk kepada Luis Chu dan tersenyum sedikit konyol: "Kurang lebih baik-baik saja, aku sudah sedikit sadar, Taro, kembalilah, lagipula, ini pesta ulang tahunmu, bagaimana jadinya jika yang ulang tahun tidak ada. "

"Dan Mangzi, bukankah mereka masih di dalam? Jika mereka mabuk lagi, Carlos Xiao tidak bisa seorang diri mengangkat mereka."

Otot wajah Luis Chui benar-benar terlihat santai, bibirnya bergetar, akhirnya dia hanya bisa menunjukkan senyum senang, tetapi matanya menggelap : “Fanny juga sudah berkata begitu, berat badan Mangzi si pria gendut itu bukan lelucon, jadi Fanny, aku akan antar kamu sampai sini, hati-hati saat pulang nanti. "

Tiffanny Wen mengangguk: "Taro, aku kembali dulu, beritahu Mangzi untuk minum sedikit saja."

Setelah berbicara, Andreas Lu membukakan pintu untuknya, lalu perlahan-lahan membantu Tiffanny Wen duduk di kursi penumpang, Tiffanny Wen memasang sabuk pengaman, menutup pintu, lalu dia kembali ke tempat pengemudi, sebelum memasuki mobil, dia menoleh pada Lui Chu, dan berkata: "Aku tidak tahu hari ini ulang tahun Direktur Chu, aku akan memberimu hadiah di lain hari.”

Luis Chu terkekeh pada Andreas Lu: "Direktur Lu sangat baik hati, lalu (bahasa bibir).”

Andreas Lu tersenyum tipis, pandangan matanya penuh tidak terelakkan: "Aku bisa menemanimuu kapan saja."

Selesai berbicara, Andreas Lu masuk ke dalam mobil, lalu perlahan-lahan menutup jendela di samping Tiffanny Wen, lalu mengaktifkan mesin dan mulai mengendarai mobil.

Dan Luis Chu masih berdiri dengan tenang, memperhatikan kepergian Tiffanny Wen. Baru setelah mobil benar-benar menghilang di tengah kerumunan, dia perlahan-lahan berbalik ke bar, dia menjadi sedikit diam.

Fanny, apakah ini pilihanmu

Di sisi lain, Andreas Lu mengemudikan mobil tanpa berkata apa-apa, matanya berbinar-binar karena tertarik, dan sudut mulutnya tersenyum lick.

Jadi dia tidak mudah menyerah?

Kamu harus melihat sendiri, berapa lama kamu bisa berjuang, dibandingkan dengan lawan tersembunyi, kamu dapat mengatakan bahwa tidak merasa terancam.

Tiffanny Wen jelas tidak tahu percakapan terakhir antara Andreas Lu dan Luis Chu, sekarang dia hanya merasa, hatinya ada di suatu tempat, dia merasa ada sesuatu yang hilang.

Setelah beberapa kali mengambil nafas dalam-dalam, Tiffanny Wen mampu menekan rasa kehilangan di hatinya, dia menoleh dan hanya melihat wajah serius Andreas Lu dari samping, dia masih begitu tegar, bahkan di bawah cahaya yang berkedip-kedip, lebih membuatnya merasa lebih aneh, sama seperti sebelumnya, tetapi sepertinya ada sesuatu yang sangat berbeda.

Diam-diam Tiffanny Wen tidak melihatnya lagi, memandang mobil-mobil yang ada di depannya, dan berkata dengan santai: "Andreas Lu, kenapa kamu bisa ada di sana?"

Andreas Lu melirik kearah Tiffanny Wen, pandangan matanya menjadi lebih dalam, diiringi dengan lampu jalan yang redup, kusam dan tidak jelas, di dalam mobil, suaranya terdengar rendah dan seperti menghipnotis, , tetapi tidak sulit untuk mendengarnya, dia terdengar sedikit senang : "Kebetulan aku sedang ada urusan di dekat sana, dan aku melihat Luis Chu sedang merangkulmu, jadi sekalian menjemputmu."

Tiffanny Wen melirik ke arah Andreas Lu, tetapi tidak mengatakan apa-apa, dia hanya bersandar di jendela mobil dalam diam, menyaksikan pemandangan malam.

Karena wajanya yang memerah karena mabuk masih belum hilang, matanya sudah tidak terlalu berair, matanya terus berkedip karena cahaya redup, melihat penampilannya seperti ini, Andreas Lu memperlambat kecepatan mobil, hanya untuk lebih sering melihatnya.

Dia terlalu sering menatapnya sehingga menarik perhatian Tiffanny Wen, menoleh dan melihat Andreas Lu mengendarai mobil dengan wajah serius, merasa sedikit bingung.

Andreas Lu memandang Tiffanny Wen, dan kemudian mengganti topik pembicaraan: "Besok malam temani aku pergi ke rumah tetua untuk makan malam, Nenek sudah lama membicarakanmu."

Tiffanny Wen melihat ke arah Andreas Lu, teringat bahwa terakhir kali dia telah berjanji pada neneknya, dan mengangguk: "Baik."

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu