Precious Moment - Bab 381 Cemas Tiada Tara

Gosip di divisi desain menyebarluas, berbagai macam gambaran yang dibayangkan sudah cocok untuk masuk ke divisi pengeditan.

Dan di sisi lain, tidak tahu bagaimana informasi ini bisa sampai ke telinga Melody Tsu, dia sedang duduk di dalam kantor dengan tangan menyangga kepala, menatap foto yang di samping komputer, itu adalah foto bersama mereka-mereka sebelum Andreas Lu ke luar negeri, sekarang kelihatannya itu adalah foto bersama mereka yang terakhir kalinya.

Posisi Andreas Lu di tengah-tengah foto, dia dan Caterina Jiang masing-masing menggandeng tangannya di samping kanan kiri, di sebelah Caterina Jiang lagi adalah Max Jiang, Stella Lu di belakang Andreas Lu dengan wajah senyum nakal, tangannya mengucek rambut Andreas Lu, sedangkan Andreas Lu berdiri dengan ekspresi tidak terima di situ, tatapannya yang menuju kamera penuh dengan kesebalan……

Perlahan ia mengulurkan jari menunjuk senyum Andreas Lu yang aneh itu, tatapan mata Melody Tsu ada sedikit tersenyum namun pedih, dengan suara kecil ia bergumam : “Kelihatannya pada waktu itu hanya aku yang sendirian……”

Melody Tsu menatap tatapan mata Andreas Lu yang sebal itu, samar-samar rasanya seperti kembali pada saat itu, dia yang saat itu masih tidak terpikirkan sekali Andreas Lu akan pergi selama ini.

Dirinya diam-diam menunggu begitu saja sekian lama, tapi ketika akhirnya Andreas Lu pulang, dia malah sudah bersama Caterina Jiang, meskipun waktu itu dirinya sangat ingin memisahkan mereka, tapi apa daya, dia sama sekali tidak punya kesempatan, dengan tidak gampangnya Ibu Shen pulang, juga membawa kabar Caterina Jiang pergi dari sisi Andreas Lu, awalanya dia mengira sudah ada kesempatan, tapi sejak saat itu Andreas Lu tidak pernah pulang, dengan tidak gampangnya ia pulang, malah sudah ada Tiffanny Wen di sisinya.

Tangan Melody Tsu yang memegang foto gemetar, ujung jarinya mulai memucat, ditatapnya wajah dingin Andreas Lu, sekilas muncul tatapan lembutnya, serta wajah yang gelisah itu……

Tapi, kenapa ini semua ditujukan ke Tiffanny Wen sialan itu! Terhadap aku, kamu hanya ada wajah dingin! Mengapa setelah Caterina Jiang pergi, pulang untuk melihat aku pun kamu tidak mau!

Gerutu Melody Tsu dalam hati.

“Krakkkk”

Melody Tsu merenggangkan tangan perlahan, kaca di bingkai foto tanpa sadar sudah diremas retak olehnya.

Retakan menjalar dari kiri, menyamarkan wajah senyum Caterina Jiang dan Max Jiang, retakan tersebut kebetulan sekali melewati atas kepala Andreas Lu, sekarang di satu foto itu hanya dapat melihat jelas wajah dia dan Andreas Lu berdua.

Melody Tsu tersenyum puas, diletakkannya kembali foto itu ke tempat asal, melihat retakan yang semakin menghancurkan wajah Caterina Jiang, Melody Tsu tersenyum dingin : “Biarkan kamu dan Tiffanny Wen berebut mati-matian, nanti pada saatnya aku cukup membereskan Ibu Shen dan nenek Lu saja.”

Usai bicara, Melody Tsu perlahan berdiri dan berjalan ke jendela menatap langit yang masih begitu biru terang, “Tidak tahu bagaimana keadaan kak Nicholas, saat itu dia yang membantu kami memotret foto ini, tapi setelah dia ke luar negeri, dia tidak pernah pulang lagi, tidak tahu kenapa ayah dan Ibu Shen seperti tidak bersedia mengungkitnya.”

“Foto-foto yang berkaitan dengan Kak Nicholas di Keluarga Lu juga hilang semua, bahkan ketika acara ulang tahun nenek juga tidak tampak batang hidungnya……Apakah terjadi sesuatu……”

……

Selesai makan siang, Tiffanny Wen kembali ke divisi desain, ia merasa suasana di satu divisi desain agak aneh, tercium bau-bau gosip. Tiffanny Wen agak serba salah, dia sebenarnya sudah ada persiapan hati.

Lagipula gosip sebelumnya mengenai Andreas Lu mengejarnya sudah beredar di satu divisi desain, bahkan bayangan yang mereka tambahkan sendiri di benak sudah boleh dibawa ke penerbitan. Dan pagi ini ketika melihat surat penerimaan Caterina Jiang, dia sudah menduga akan seperti ini……

Ia kembali ke kantor dengan tidak berdaya, Tiffanny Wen melihat Jennifer Xia sedang menatap dirinya dengan senyum nakal, ia pun bertanya, “Ketua tim gosip, apakah ada informasi terbaru?”

Jennifer Xia membalikkan badan dengan wajah iseng, Tiffanny Wen mengangkat alis : “Fanny, di aku sini ada versi “President’s Wife Legend” dan “Returns”, kamu ingin tahu yang mana?”

Tiffanny Wen menyeringai dan melambaikan tangan dengan tidak berdaya, “Sudahlah, lupakan, mendengar judulnya saja sudah bisa menebak……”

Jennifer Xia menatap Tiffanny Wen dengan mengejek, “Fanny, ini baru versi selama satu siang ini, menurutmu kalau beberapa hari lagi akan menjadi seperti apa?”

Tiffanny Wen mengusap keningnya, “Maaf, tidak ingin tahu.”

Jennifer Xia mencibir, kemudian kembali ke tempatnya, “Fanny, sebenarnya apa hubungan Caterina Jiang dan CEO Lu? Apakah kamu membiarkan dia gentayangan begitu saja di depan matamu? Lalu membiarkan dia gentayangan sesuka hati di sisi CEO Lu?”

Tiffanny Wen kembali ke tempat duduknya dan memijit kening, “Aku juga tidak bisa apa-apa, yang namanya wanita, dalam hati pastinya tidak nyaman, tapi dia masuk dengan kemampuannya sendiri, Andreas Lu saja tidak bicara apa-apa, aku masih bisa bilang apa?”

Jennifer Xia menengadahkan kepala dari belakang komputer, “Fanny, kalau memang begitu, kamu bisa……”

Tentu saja Tifanny Wen tahu apa yang mau dikatakan Jennifer Xia, dia menggeleng, “Tidak bisa, kalau begitu apa bedanya aku dengan Hanita Gu?”

Tiffanny Wen mengangkat kepala, tatapan matanya penuh keyakinan, “Lagipula aku percaya dengan Andreas Lu, aku juga bukan orang yang gampang dibuli, kalau dia direbut oleh Caterina Jiang begitu saja di depan mataku, berarti kebanyakan adalah aku yang bermasalah.”

Melihat pantang tunduk dari Tiffanny Wen, Jennifer Xia tahu dia sudah membulatkan tekad, “Fanny, semangat! Kami tim gosip adalah tameng kamu yang paling kuat!”

Tiffanny Wen menyeringai, tatapan matanya agak tidak berdaya : kenapa aku tetap tidak bisa senang ada kalian tim gosip yang menjadi tameng?

“Tapi.” Tiffannya Wen tersenyum kecil, nada bicaranya penuh keyakinan, “Tetap harus berterima kasih dengan kalian, tenang saja, aku tidak akan membiarkan Andreas Lu diambil orang segampang itu.”

Jennifer Xia melirik Tiffanny Wen dari celah samping komputer, senyum di wajahnya ada maksud yang dalam, tapi kebanyakan adalah gembira dan lega, sepuluh jarinya menari di atas keyboard untuk mengirimkan pesan, kemudian halaman berkirim pesan itu ditutup olehnya.

“Sudah, Fanny, tekad kamu sudah aku ketahui, tapi jangan mengira sekarang bukan musim ramainya desain jadi kamu bisa bersantai, Fanny, setidaknya kamu itu direktur, pekerjaan direktur tidak sedikit.”

Tiffanny Wen yang masih penuh semangat membara langsung tertawa canggung mendengar peringatan “baik” dari Jennifer Xia, kemudian ia pun membuka komputer dan mulai bekerja.

Sedangkan Jennifer Xia sedang menatap ikon chatting yang sedang kedap kedip di bagian bawah layar komputer, setelah dibuka dan melihat isi dalamnya, ia tersenyum lebar, diam-diam ia melirik ke Tiffanny Wen lagi, kemudian jarinya menari lagi di keyboard, dibalasnya pesan tersebut dengan mengatakan —— “Kita benar-benar cemas tiada tara untuk atasan.”

Di jam pulang kerja, Andreas lu datang ke divisi desain menjemput Tiffanny Wen dengan tepat waktu lagi, dan kebetulan Tiffanny Wen juga tidak terlalu sibuk, jadi ia pun meninggalkan Louise Group bersamanya.

Tentu saja alasannya juga karena Tiffanny Wen tidak ingin Andreas Lu dan Caterina Jiang banyak berkomunikasi.

Sedangkan Andreas Lu bagaimana mungkin tidak menyadari pikiran Tiffanny Wen, tapi dia tetap menatapnya dengan tatapan lembut, kemudian mengungkit topik lain, “Sudah tidak awal, kita makan di rumah Keluarga Lu saja.”

Tiffanny Wen menatap luar jendela dengan diam, pikirannya berkecamuk, terhadap perkataan Andreas Lu dia hanya mendengar akan pergi ke rumah Keluarga Lu, sekarang pikirannya dipenuhi dengan apakah Caterina Jiang dan Melody Tsu punya hubungan atau tidak, meskipun dia mengecualikannya, tapi dalam hatinya tetap merasa aneh, sehingga dia hanya membalas perkataan Andreas Lu dengan singkat.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu